< Previous 473 membuat kamran bekerja secara langsung atau melalui pita atau kabel. x Gerakan pembalik bawah Kamran 11 diangkat oleh pegas 14 melalui tuas 12, 13. Penurunan dilakukan oleh gerakan pembukaan (tidak diperlihatkan) yang mengoperasikan secara tidak langsung kabel 16, dipandu oleh rol 15. 8.11.3 Positif Cam Posistif Cam dioperasikan untuk menurunkan dan menaikan gun secara aktif, misalnya : cam beralur (gambar 8.28). Rol (3) dipandu oleh suatu alur yang dibentuk oleh cam dalam (1) dan cam luar (2). Gambar 8.28 Macam-macam Cam Positif Penghubung (Link) (5) dipasang pada injakan (4), Gerakan diteruskan oleh bar penarik (6) ke kamran (tidak diperlihatkan), sehingga kamran naik turun secara aktif. 8.11.4 Sistem Cam dan Kontra Cam Pembukaan dan pengetekan pada mesin tenun moderen biasanya diperlengkapi dengan sistem ini (gambar 8.28C) yang memiliki dua cam, yaitu (1) dan (2). setiap cam diikuti oleh satu rol, setiap rol (3) dan (4) dipasang pada satu lengan dari tuas (5), yang berlengan (3), jarak antar rol konstan. 8.12.Pembentukan Mulut Lusi dengan Dobby Pembentukan mulut lusi dengan cam hanya cocok untuk 474 menenun kain sederhana yang emnggunakan paling banyak sepuluh kamran, atau dalam satu rapot anyaman paling banyak ada 10 helai lusi. Untuk menenun anyaman yang lebih rumit (1 rapot anyaman terdiri dari 11 s.d. 25 lusi) digunakan peralatan yang lebih canggih yaitu dobby. 8.12.1 Macam-macam Dobby Dobby dibagi atas dua kategori, yaitu : x Dobby Pengangkatan Tunggal Dobby ini merupakan dobby tertua, yang hanya mempunyai satu pisau pengangkat dan satu baris platina pengungkit. Setiap peluncuran pakan semua platina pengungkit, kamran kembali ke posisi awal, maka susunan kamran yang baru harus dipilih untuk peluncuran pakan berikutnya. x Dobby Pengangkatan Ganda Dobby pengangkatan ganda membagi siklus pergantian pembukaan menjadi dua putaran poros engkol atau satu putaran poros pukulan (mengenai dobby ini akan diuraikan lebih lanjut). 8.12.2 Mekanisme Dobby Mekanisme Dobby terdiri dari tiga prinsip dasar : 1. Mekanisme motif (corak), yang selalu ada pada setiap mesin. Mekanisme ini mengoperasikan gerak bolak-balik satu atau dua bar batang baja yang disebut pisau (knives). Pada gambar 94 tercantum Cam1, tuas cam2,2a dan pisau 3,3a. Gambar 8.29 Dobby Pengangkatan Ganda 475 2. Mekanisme penyeleksian, yang mengoperasikan kartu dobby dan pengontrolan transmisi gerakan dari mekanisme motif ke mekanisme pengangkatan kamran. Terlihat pada gambar 8.29, silinder (16), rol corak (17), pasak kartu (11),(11a), tuas engkol (12),(12a), bar penarik (13),(13a) yang dihubungkan dengan rod (14),(14a). Pemilihan corak dilakukan oleh bar (15) dan (15a). 3. Mekanisme pengontrolan kamran, terdiri dari hook (4) dan (4a) yang menyangga pisau (3) dan (3a) dari mekanisme motif. Kedua hook dihubungkan dengan pisau (3),(3a) mekanisme motif. 8.13. Mesin Jacquard 8.13.1. Mekanisme Mesin Jacquard A. Kait dan Jarum Alasan penggunaan jacquard adalah untuk menggerakkan setiap helai benang lusi secara individu dan setiap lusi pada satu rapot anyaman biasanya dikendalikan oleh satu kait (hook). Misalnya 100 helai lusi secara terpisah dikontrol oleh 100 hook. Penyusunan 100 hook dalam satu baris sangat penting Gambar 8.30 Bagian-bagian dalam Mesin Jacquard 476 sehingga mampu mengerakkan setiap helai lusi sesuai rencana anyaman. Gambar 8.30 A memperlihatkan susunan baris hook yang tidak mungkin diperlebar untuk suatu mesin tenun, karena akan menimbulkan beberapa kesulitan pada kontruksi mesin. Untuk mengatasi hal diatas susunan hook dibagi menjadi beberapa baris seperti pada gambar 8.30B. Semua hook pada mesin jacquard terbagi menjadi 1 sampai 3 bagian yang terdiri dari deret dan baris hook, dan setiap deret memiliki 4,6 kait. gambar 8.31 memperlihatkan satu baris terdiri dari 4 hook, dimana (1) mewakili hook ( kait) dan mewakili needle ( jarum ). Jarum (2) terhubung dengan hook secara individu dan apabila jarum tersentuh oleh kartu ( card) pada silinder, maka pisau (knife) akan menyebabkan sebagian knife akan mengangkat hook dan sebagian lagi tidak terangkat. B. Butten, silinder dan kartu Gambar 8.31 Skema Mesin Jacquard Butten (15) (gambar 8.31), yang berayun dari satu sisi kesisi yang lain menggerakkan silinder (14). Silinder 14 biasanya berbentuk prisma sisi empat teratur, tapi ada juga yang bersisi 5, 6 atau 8. Setiap permukaan butten (prisma kartu), agar bisa dimasuki oleh jarum-jarum (2). Sebuah kartu (16) yang berupa empat persegi panjang dan luasnya 477 sama dengan permukaan silinder (14), akan mengoperasikan jarum sesuai dengan gambar pada kertas anyaman yang diwakili oleh lubang kartu. Sebuah kait digunakan untuk setiap peluncuran pakan (setiap silinder berputar) sehingga kartu kartu dapat menyentuh jarum. Jarum-jarum yang berhubungan dengan lubang kartu akan tetap posisinya. Karena itu hook (kait) yang berhubungan dengan jarum tersebut akan terangkat oleh knife (pisau) (3) dan selanjutnya benang lusi akan naik. Dipihak lain jarum yang terdorong oleh bagian kartu yang tak berlubang akan menggeser kait sehingga kait tak terjangkau oleh gerkan pisau pisau yang sedang naik dan akibatnya benang lusi yang dikontrol oleh hook tersebut tidak akan naik. C. Pisau dan Kotak Pisau Pada gambar 8.32 tersebut kotak pisau (3) dan pisau (4) yang terbuat dari pelat metal terpasang tetap dalam kotak pisau. Kotak pisau umumnya bergerak naik turun pada setiap peluncuran pakan dan menaikkan harness (8) yang terkait pada hook bagian bawah. D. Neck cord, carabiner dan tali harness Pada gambar diatas neck cord (6) tergantung pada kaki hook dan melewati lubang pada hook board (papan kait) (5). Carabiner (7) diikat diujung bawah neck cord dan memegang sebundel harness. Sesuai dengan jumlah rapot anyaman, harmess (8) bergantung pada carabiner dan melalui kombeboard (9) (papan sisir) serta coupling, dihubungkan dengan kawat gun (10) atau nail, tempat yang dilewati lusi, agar harness dapat melewati lubang comberboard dan tidak lemah, harness harus kuat dan oleh karena itu digunakan benang tali yang terbuat dari bahan linen. Tali harness dijual dalam bentuk hanks (untai) dengan ketentuan sebagai berikut : 1 hank = 828,50 yds 1 bundel = 10 hank Tinggi dari carabiner bervariasi, sesuai dengan lebar kain, misalnya harus lebih tinggi atau lebih besar dari lebar kain. Dengan kata lain tingginya harus lebih besar dari kelipatan lebar kainnya. Penyetelan panjang tali harness berpedoman pada tabel dibawah ini 478 Tabel 8.1 Penyetelan Panjang Tali Harness Lebar kain (inci) Jarak antara Ujung Bawah Neck Cord Ke mail (inci) 160 90 80 60 50 40 30 107 12/13 - 113 10/32 95 15/12 - 101 13/32 89 15/13 - 95 15/32 77 17/32 - 89 15/32 71 18/32 - 77 17/32 63 7/32 - 71 18/32 43 22/32 - 63 7/32 E. Coupling, Glass Mail dan Lingoe Bagian atas coupling disebut coupling atas dan bagian bawahnya, dibawah glassmail (11) disebut coupling bawah. Coupling panjangnya sekitar 6 sampai 9 inci. Nomor dudukan glassmail, ukurannya dan nomor perbesarannya sesuai dengan besaran mail dan sesuai denga diameter benang dan kerapatan benang lusi. Berikut ini adalah nomor standar untuk - menenun benang sutera no 2 – no 3 - menenun benang kapas no 3 – no 4 - menenun benang wol-worsted no 5 – no 7 Kawat gun yang kuat dan baik, biasanya menggunakan glassmail dan coupling. Lingoes (13) digunakan untuk membebani harness agar dapat turun dan tidak kendor dan juga untuk membuat benang lusi naik oleh hook dan kembali kegaris lusi (warpline). Material yang digunakan adalah kawat timah dicampur besi. Berat lingoes tergantung pada tegangan dan kekuatan benang lusi dan dipilih yang sesuai dengan kontruksi kain yang diharapkan. Apabila lingoes terlalu berat, suatu kekuatan yang cukup dibutuhkan untuk pembukaan mulut lusi dan karenanya benang lusi tidak akan putus. Sebaiknya apabila lingoes terlalu ringan, lingoes akan berayun tidak normal dan pembukaan mulut lusi tidak sempurna. Dibawah ini standar berat lingoes untuk bermacam-macam kain. Tabel 8.2 Standar Berat Lingoes OZ (gr) Tenun sutera 0.246-0.330 7.50 -9.375 Tenun rayon 0.330-0.396 9.375-11.25 Tenun kapas 0.396-0.660 11.25-18.75 Tenun wol 0.660-1.320 18.75-37.50 479 F. Comber Board Pada gambar 8.31, diperlihatkan comberboard (9) yang memandu harness, dimana benang lusi disangga pada posisi yang tepat. Di Jepang bahan untuk coberboard (papan sisir) dibuat dari pohon cherry atau Walnut, dengan ketebalan ¼ inci dan luas 10 inci persegi. Terdapat banyak lubang yang teratur untuk dilewati harness dan sesuai dengan kedekatannya kelubang, diberi nomor urut untuk dipilih yang sesuai dengan kerapatan lusi. Hubungan antara jumlah lubang dan nomor comberboard diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Tabel 8.3 Hubungan antara jumlah lubang dan nomor comberboard Jumlah lubang ke arah lebar 1 inchi 1 cm Jumlah lubang kearah dalam Keterangan No. 0 No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 12,2 10,1 7,9 6,7 5,5 4,8 4,0 3,1 2,6 2,1 44,0 - - 2,6 2,1 Sutra Sutra Rayon Kapas Wol Memasang comberboard pada mesin tenun harus memperhatikan : 1) Apabila terlalu tinggi lingoes akan berayun tidak normal, oleh karena itu disetel pada ketinggian 12 sampai 18 inchi dari lingoes 2) Titik pusat Jacquard dan comberboard harus pada satu garis vertikal 3) Apabila sisir bergerak kebelakang, lade jangan sampai menyentuh comberboard. G. Pengantar Tali Harness (Harness Guide) Pada gambar 8.31 diperlihatkan pemandu sisir (guide reed) (1,)yang terbuat dari kaca atau besi, berbentuk batang silindris yang tersusun sejajar dengan baris/deretan hook dan dipasang diatas harness, dekat dengan carabiner. Digunakan untuk mesin tenun lebar, hal ini disebabkan tinggi mulut lusi pada bagian tengah kain berbeda dengan pada pinggir kain dan pembukaan mulut lusi tidak mungkin sempurna dan selanjutnya tegangan benang lusi pun tidak merata. Akan 480lebih jelas untuk memahami petunjuk yang diperlihatkan pada gambar 8.32. A. Mempelihatkan pemasangan tali harness tanpa harness guide B. Memperlihatkan pemasangan tali harness dengan harness guide. Garis terputus-putus pada A menunjukkan posisi hook diam, sedangkan garis penuh menunjukkan posisi hook waktu naik. M1 = titik pusat kain S1 = pinggir kain Jika : MS = 40” HM = 84” , kenaikan hook4 HS = 0,93844022 Ketika hooks dinaikan dan mulut lusi terbuka, M1S1 = 40” H1M1 = 84” + 4” = 88” H1S1 =6,96884022 Maka perbedaan ketinggian A dan B : 96,6” – 93,0 = 3,6” Ketinggian mulut lusi dibagian tengah 4” sedangkan untuk bagian pinggir kain 3,6” Gambar 8.32 Pemasangan Tali Harness dengan atau tanpa Harness Guide 481 8.13.2. Klasifikasi Mesin Jacquard Mesin jacquard sejak ditemukan telah berkembang dan mesin-mesin baru telah dibuat untuk untuk bermacam-macam tujuan. Tipe-tipe mesin Jacquard saat ini adalah sebagai berikut : 1) Mesin Jacquard Ordinal 2) Mesin Jacquard Cross Border 3) Mesin Jacquard Verdol 4) Mesin Jacquard Leno/Gaoze 5) Mesin Jacquard Carpet Berdasarkan mekanismenya, mesin Jacquard terbagi atas : 1) Jacquard pengangkatan tunggal 2) Jacquard pengangkatan ganda 3) Jacquard khusus A. Mesin Jacquard Pengangkat Tunggal Mesin ini mekanismenya sangat sederhana sekali dalam banyak hal satu pengulangan rapot lusi dikontrol oleh satu hook, dan pembukaan mulut lusi yang terbentuk adalah mulut atas. a) Mesin Jacquard pengangkat tunggal silinder tunggal sistem mulut atas Pada tipe ini, hookboard terpasang tetap dan hook digerakkan hanya oleh satu pisau (knife) Apabila pisau naik, benang lusi naik dari garis lusi dan membentuk mulut atas sesuai dengan anyaman. Apabila pakan telah disisipkan, benang lusi turun ke garis lusi Keuntungan sistem ini adalah : 1) Pembukaan mulut lusi sederhana 2) Benang lusi tegangannya tinggi selama pembukaan, sehingga memungkinkan untuk membuat kain yang rapat Kerugian sistem ini adalah : 1) Setengah putaran poros engkol menghasilkan penutupan mulut lusi yang tidak halus dan beban mesin tenun tidak rata selama penggerakan 2) Karena pembukaan memerlukan waktu lama, penggerakan tidak boleh terlalu cepat. 3) Selama satu putaran poros engkol perbandingan waktu pembukaan lebih besar dari pada waktu penyisipan pakan. Karena itu mesin ini tidak cocok untuk kain lebar. 4) Benang lusi yang ditegangkan saat pembukaan akan mudah putus. 482 Gambar 8.33 Mesin Jacquard 1300 jarum b) Mesin Jacquard pengangkat tunggal silinder tunggal sistem mulut tengah (lihat gambar 8.33) Kotak pisau dan hook board naik dan turun ke arah berlawanan pada saat yang sama. Oleh karena itu benang lusi ada yang naik dan ada yang turun dan mulut tengah terbentuk. Jarak gerakan pembentukan mulut tengah hanya separuh pembukaan mulut atas. Keuntungan dari sistem ini adalah 1) Dalam pembukaan, kerusakan benang lusi sedikit, benang jarang putus 2) Benang naik dan turun pada saat yang sama, sehigga penggunaan tenaga gerak lebih kecil serta ketidak rataan beban kecil Kerugian sistem ini adalah : 1) Ayunan lingoes bertambah 2) Garis sisir sering timbul pada kain. c) Hubungan antara tegangan lusi dengan tinggi mulut lusi Next >