< Previous 493 Gambar 8.45 Mekanisme Pengetekan Link 494 - Mekanisme seperti pada gambar 8.45C digunakan untuk memproduksi kain berat, terutama kain rumah tangga. 8.14.2 Mekanisme Cam Pada beberapa tipe mesin tenun gripper projectil rapier, mekanisme peluncuran ditempatkan tetap pada rangka mesin dan sisir dalam keadaan diam saat peluncuran. Hanya mekanisme cam yang secara tepat dapat menjamin keakuratan posisi lade yang membutuhkan sudut antara 220ºC s.d. 250ºC. Tipe cam yang terbaru diperlihatkan pada gambar 8.46, yang mempe ngaruhi gerak kaki lade dan penyangga sisir 4a. Mekanisme cam memberi suatu keuntungan pemahaman tambahan bahwa untuk berbagai lebar kain cam harus diganti. Gambar 8.46 Mekanisme Cam 495 8.14.3 Mekanisme roda gigi Gambar 8.47 Mekanisme Roda Gigi Mekanisme roda gigi diperlihatkan pada gambar 8.47A, digerakkan oleh roda gigi (2), pada poros pukulan mesin tenun. Roda gigi 3 dibawa oleh paja engkol (4) yang berhubungan dengan roda penghubung (5). Pusat perputaran roda gigi (3) terletak pada kaki lade (6). Roda penstabil, kopling dan rem harus ditempatkan pada poros lain (8), karena akan memerlukan banyak ruang apabila ditempatkan pada roda gigi (2). Hasilnya adalah flywheel (roda penyeimbang) akan terpisah dari kaki lade (6) dengan dua roda gigi. Untuk menghindarkan dampak negatif dalam mekanisme, maka pembuatan roda gigi harus yang akurat. 4968.14.4 Mekanisme Khusus Mekanisme khusus pengetekan dibuat dengan cara menggabungkan gerak kinematik pasangan-pasangan link (mata rantai) seperti cam, roda gigi, atau rocker arm agar cocok dengan benang yang digunakan. 8.15 Penyisipan Pakan 8.15.1 Penyisipan Pakan dengan Teropong Benang pakan disisipkan pada mulut lusi dengan menggunakan shuttle (teropong) (1), yang didalamnya terdapat gulungan benang pada pirn (bobin palet) (2). Benang lusi (3) terulur dari pirn dan direntangkan selebar kain pada saat penyisipan (gambar 8.48) tanpa menggesek benang lusi. I. Jika teropong tidak memantul pada saat tiba dikotak teropong, benang pakan akan tegang sebelum diketek pada kain dan kualitas kain baik. Sebelum pakan diketek pakan harus keluar sama sekali dari mulut lusi, sehingga sehelai pakan yang bebas dengan panjang tertentu diletakkan pada mulut lusi sebelum pakan berikutnya mengganti tempatnya. Pada sisi handel mesin tenun, pakan bebas panjangnya aR, hampir sama dengan 400 mm, dan pada sisi mesin lain pakan bebas yang tertinggal sekitar 150 mm. Jika lebar kain dikurangi, pakan bebas bertambah dan resiko terjadinya lengkungan benang akan bertambah apabila menggunakan pakan dengan twist tinggi. II. Pada saat peluncuran berikutnya, pakan harus tergulung pada pirn, jika tidak jumlah panjang pakan bebas didalam mulut lusi akan ditarik kembali. 497 Gambar 8.48 Penenunan dengan Shuttle Karena teropong bergerak dengan kecepatan penuh, memulai peluncuran dengan pakan tidak tergulung akan menimbulkan dampak pada benang menjadi lebih tegang. Ketika peluncuran pakan telah selesai dan benang pakan tidak memisah dari kain, tetapi melipat dipinggir kain selama peluncuran pakan berikutnya, maka pinggir kain dengan benang pakan yang teranyam akan diproduksi pada kedua sisi. Selama benang pakan tidak tergulung pada sebuah pirn, tidak akan menghasilkan limbah, hanya pirn telah meluncurkan dua benang pakan A yang membentuk pinggir kain pada pergantian sisi mesin. Dasar luncur bersama sistem pengereman teropong bergerak karena ayunan kaki lade. Posisi maksimal teropong L disisi kiri dan L disisi kanan tidak bervariasi, sehingga ketika menenun kain yang lebih sempit melintasi lebar kain b, teropong memerlukan waktu yang lebih lama, karena harus menempuh jalan yang tidak produktif. Seluruh lade yang meliputi dasar luncur, sisir, kotak teropong dan kaki lade beratnya antara 70 kg – 80 kg pada mesin tenun yang lebarnya b =1,20 m dan untuk b = 3 m, beratnya bertambah antara 120 kg – 180 kg. Massa yang besar yang menampilkan gerakan bolak balik, dapat menimbulkan ketidakrataan pada jalan mesin dan menunjukkan salah satu faktor pada penambahan kecepatan mesin. 4988.15.1.1 Teropong (Shuttle) Gambar 8.49 Shuttle Badan teropong (1), terbuat dari kayu keras yang diuapi dan dipres (ditekan) pada kedua ujungnya diberi baja runcing (tip) (9) dengan sekat fibre (10). Dibagian teropong terpasang pada bridge (jembatan) (2), penyisip (3) dan collet (4). Dibagian belakang ditempatkan mata penyalur benang (6), yang kebanyakan dilengkapi dengan penegang (7). Pin (11) dijepit dengan ring baja (11) didalam collet teropong untuk mencegah baloning pada waktu mengulur pakan U didalam teropong. Sisi bagian dalam teropong diberi bulu-bulu atau sikat nylon (5). Dibagian muka terdapat lubang A, untuk dilewati benang. Alur B untuk penempatan pakan yang akan keluar dan C untuk batas pemotong benang. 8.15.1.2 Mekanisme Penyisipan Pakan dengan Cam Teropong yang banyak digunakan adalah mesin tenun yang peluncuran pakannya menggunakan mekanisme cam (gambar 8.50). Poros pukulan (7), berada diatas poros bawah (4) dengan cam pemukul (5), gerakan percepatan diteruskan lewat tuas pemukul (8), bar penarik (9) dan sabuk (10), ke tongkat pemukul (3), dengan pemukul (picker) (2). Picker (2) harus menampilkan pukulan lurus, dan karena efek gerak ini, picking stick (3) dipasang pada empat mata rantai gerak (12),( 13), (14) dan (15). Unit ini bersama picking stick dan dasar luncur dengan sisir yang berayun pada poros (11), yang disebut poros kaki lade atau rocking shaft. 499 Gambar 8.50 Mekanisme Pukulan Susunan mekanisme pukulan (gambar 8.50) memberikan keuntungan, yaitu penyetelan shuttle yang mudah. Dalam penyetelan kecepatan teropong dilakukan dengan mengubah jarak y dan x. Bar penarik (9) dan (10) selalu dalam posisi horizontal,perubahan sudut D dan B tidak terjadi secara praktis. Kecepatan teropong bertambah, tetapi karakter jarak pukulan dalam hubungannya dengan waktu pukulan masih tetap sama. Suatu kekurangan sistem ini adalah tidak mempunyai ruang untuk menambah radius utama cam 5. Posisi poros bawah disesuaikan dengan gerak lurus (12) dan (15) dan tidak tergantung pada ketinggian bracket (12). 8.15.2 Penyisipan Pakan pada Mesin Tenun tanpa Teropong Mesin tenun tanpa teropong atau shuttleless loom ada tiga katagori, yaitu : x penyisipan pakan sistem jet, yang terbagi lagi menjadi dua tipe, yaitu : - Air jet loom, mesin tenun sistem semburan udara - Water jet loom, mesin tenun sistem semburan air x Penyisipan pakan sistem rapier x Penyisipan pakan sistem gripper projectile 5008.15.2.1 Penyisipan Pakan Sistem Jet Pakan disisipkan melalui sebuah llubang kecil yang disebut “nozzle”. Kekuatan untuk meluncurkan pakan berasal dari tenaga semburan air atau udara pakan meluncur karena ada perbedaan kecepatan relatif antara air/udara dengan benang pakan. Prinsip penyisipan pakan sistem jet dapat dilihat pada gambar 8.51. Sistem jet ini dilengkapi dengan alat pengukur panjang pakan yang akan diluncurkan. Gambar 8.51 Sistem Penyisipan Pakan pada Jet Loom Benang pakan (2) ditarik dari cone (1) dan melalui mata pemandu (guide eye) dan tensioner (3). Alat pengukur panjang, mengukur panjang pakan yang akan diluncurkan. Pemegang (holder) (9) memegang teguh benang pakan setelah disisipkan. Air atau udara dipasok lewat nozzle (10) melalui tabung T. Simbol-simbole dibawah ini menyatakan tabung T. Simbol-simbol di bawah ini menyatakan : A = Sisir B = Lembar lusi C = Kain tenun D = Pemotong Pakan E dan F = anyaman leno Untuk pinggir kain 501 Tahap-tahap peluncuran pakan adalah sebagai berikut : I. Sisir A bergerak ke belakang, meteran (7) mempersiapkan panjang pakan yang akan diluncurkan. II. Pemegang (9) dibuka, serentak air/udara disemburkan ke nozzle (10) untuk membawa pakan melintasi mulut lusi. III. Ketika penyisipan pakan selesai, pemegang (9) menjepit pakan, sisir A mengetek pakan ke ujung kain dan pemotong D memotong pakan dekat nozzle. Secara serentak benang pakan dipinggir kain diamankan oleh anyaman leno. 8.15.2.2 Penyisipan Benang Pakan dengan Rapier Suatu keuntungan besar pada mesin tenun rapier adalah mudah dan penyisipan pakannya dapat diandalkan. Tahap-tahap peluncuran pakan adalah sebagai berikut : Gambar 8.52 Transmisi Pakan pada Rapier I. Pakan (1 ) dan (1a) ditarik dari bobin, feeder (2) yang memegang benang pakan (1) bergerak kearah belakang (arah a). Penjepit nipper (4) bergerak ke depan (arah b) dan memegang benang pakan (1) yang kemudian dipotong 502 II. Oleh cutter (5) yang menyatu dengan nipper. III. Nipper (4) menarik pakan ke belakang (arah c). Jari penekan depresor (3) bergerak ke depan (arah d) dan terus berputar (arah e) menekan benang pakan. IV. Depresor (3) terus berputar dan kepala rapier bergerak maju (arah k) mengait benang pakan dengan slotnya. V. Sesaat setelah kepala rapier memegang pakan, nipper (u) membuka dan membiarkan benang pakan ditarik oleh nipper. 8.16. Pemeliharaan Mesin Tenun 8.16.1 Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Cam/ Exentrik Pemeliharaan mesin tenun ini meliputi : 1. Pembersihan frame mesin setiap 1 minggu. 2. Pembersihan bagian sisir setiap 1 hari. 3. Pembersihan bagian gun se tiap 1 hari. 4. Pembersihan bagian drop per setiap 1 hari. 5. Pembersihan bagian beam tenun setiap 1 hari. 6. Pelumasan crank shaft me tal, picking bowl, driving pulley cone lever, setiap 1 hari 7. Pelumasan pada change hozen, let off motion, handle weft, connecting lever, take up,cop rack, end cutter, connecting lever setiap 1 minggu 8.16.2 Pemeliharaan Mesin Tenun Teropong dengan Menggunakan Dobby Pemeliharaan mesin tenun ini meliputi : 1. Pembersihan frame mesin setiap 1 minggu. 2. Pembersihan bagian sisir setiap 1 hari. 3. Pembersihan bagian gun setiap 1 hari. 4. Pembersihan bagian dropper setiap 1 hari. 5. Pembersihan bagian beam tenun setiap 1 hari. 6. Pembersihan pada peralatan dobby setiap 30 hari. 7. Pelumasan crank shaft me tal, picking bowl, driving pulley cone lever, setiap 1 hari 8. Pelumasan pada change hozen, let off motion, handle weft, connecting lever, take up,cop rack, end cutter, connecting lever setiap 1 minggu 9. Pelumasan pada dobby dan top lever setiap 1 minggu. Next >