< Previous xxvii Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan tappet (cam/eksentrik) 1. Merawat mesin tenun teropong dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan tapet 4. Melaksanakan aturan kesehatan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Dobby 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Dobby 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan dobby 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan dobby 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxviii Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun teropong yang menggunakan Jacquard 1. Merawat mesin tenun teropong dengan Jacquard 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun teropong dengan Jacquard 3. Pengoperasian mesin tenun teropong dengan Jacquard 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun Rapler yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun rapier dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun rapier dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun rapier dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja xxix Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi Merawat mekanis mesin tenun Projectile yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun projectile dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun projectile dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun projectile dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja Merawat mekanis mesin tenun Jet yang menggunakan tapet (Cam/Eksentrik) 1. Merawat mesin tenun Jet dengan tapet 2. Perbaikan kerusakan mekanis mesin tenun Jet dengan tapet 3. Pengoperasian mesin tenun Jet dengan tapet 4. Melaksanakan aturan dan keselamatan kerja 5. Membuat laporan kerja 288 BAB VI DESAIN ANYAMAN 6.1 Pengertian Desain Anyaman Selain kehalusan benang, kerapatan benang dan lebar kain, spesifikasi kain tenun ditentukan antara lain oleh anyaman kain tenun. Seperti telah dijelaskan pada pendahuluan kain tenun terbentuk oleh silangan antara dua kelompok benang yang membentuk sudut 90º. Struktur silangan-silangan tersebut membentuk suatu anyaman yang disebut kain tenun. Seorang teknisi pertenunan perlu memahami beermacam-macam anyaman untuk bisa melaksanakan suatu intruksi kerja yang berkaitan dengan anyaman. Dalam teknologi pertenunan, anyaman berhubungan dengan sistem pembukaan mulut lusi, apakah menggunakan sistem pembukaan mulut lusi dengan : - crank - eksentrik/cam/tappet - dobby - jacquard Selain itu pada proses persi apan pertenunan harus sudah mempersiapkan kondisi benang lusi yang sesuai dengan proses selanjutnya dimesin tenun. Langkah-langkah untuk mencapai kondisi tersebut antara lain : - memilih kawat gun yang sesuai - menentukan jumlah kawat gun dalam satu kamran - menentukan jumlah kamran yang akan dipakai - membuat skema pencucukan pada droper, gun dan sisir - memasang, menyetel peralatan pembukaan mulut lusi agar mekanisme gerakannya sesuai dengan rencana tenun atau rencana anyaman Untuk memahami makna suatu desain anyaman perlu diketahui batasan-batasan, simbol-simbol yang lazim tercantum dalam suatu gambar anyaman, yang merupakan salah satu cara untuk membuat suatu desain struktur pada kain tenun. 6.2 Cara Menggambar Desain Anyaman Sebelum pembuatan desain pada kain tenun, perlu dipersiapkan/direncanakan terlebih dahulu rencana tenun yang biasanya dituangkan didalam bentuk gambar-gambar anyaman. x Tanda-tanda Gambar - Benang Lusi 289 Dalam anyaman kain tenun, benang lusi digambarkan dalam bentuk bidang sempit yang panjang dan vertikal (tegak). Bidang sempit ini dibatasi oleh 2 garis vertikal yang sejajar satu terhadap lainnya. Gambar 6.1 Benang Lusi Garis a // b Bidang yang terletak diantara garis a dan b menggambarkan 1 helai benang lusi. Cara memberi angka benang-benang lusi selalu dilakukang dari kiri menuju ke kanan. - Benang Pakan Dalam anyaman kain tenun, benang pakan digambarkan dalam bentuk bidang sempit horisontal (mendatar). Bidang sempit ini dibatasi oleh 2 garis horisontal yang sejajar satu terhadap lainnya. Gambar 6.2 Benang Pakan Garis a // b bidang yang terletak diantara garis a dan b menggambarkan 1 helai benang pakan. Cara memberi angka benang-benang pakan selalu dilakukan dari bawah menuju ke atas. - Silangan Benang Lusi dan pakan membentuk sudut 90º didalam tenunan. Tenunan terjadi karena adanya silangan-silangan antara benang lusi dan benang pakan. Yang dimaksud dengan silangan disini ialah perpindahan dari efek lusi/pakan atas ke efek lusi pakan bawah. Benang lusi yang terletak diatas benang pakan disebut “efek lusi atas”. Tempat persilangan antara benang lusi dan benang pakan disebut “titik silang”. Apabila benang lusi berada diatas benang pakan, titik silangnya disebut “titik silang lusi”. Benang lusi Benang pakan Titik silang lusi Benang lusi Benang pakan Gambar 6.3 Lusi diatas Pakan a b a b 290 Benang pakan yang terletak diatas benang lusi disebut “efek pakan atas” atau efek pakan. Apabila benang pakan berada diatas benang lusi, titik silangnya disebut titik silang pakan. Benang lusi Benang pakan Titik silang pakan Benang pakan Benang lusi Gambar 6.4 Lusi dibawah Pakan x Efek (Float) Lusi dan Efek (Float) Pakan Yang dimaksud dengan efek lusi ialah benang lusi yang berada diatas benang pakan dan terletak diantara 2 silangan benang lusi. Yang dimaksud dengan efek pakan ialah benang pakan yang berada diatas benang lusi dan terletak diantara 2 silangan benang pakan. lusi silangan pakan lusi pakan silangan Gambar 6.5 Efek Lusi dan Efek Pakan - Angka Loncat Efek lusi pada benang-benang lusi sesudah lusi nomor 1 secara berturut-turut selalu dimulai dengan meloncat (pindah) keatas sebanyak 1 helai (atau lebih) benang terhadap efek benang lusi sebelumnya. Banyaknya loncatan atau perpindahan efek lusi tersebut dinyatakan dengan sebuah angka yang disebut angka loncat (“V”). Contoh : Keper 32 - Rapot Anyaman Rapot Anyaman disebut juga pola anyaman. Yang dimaksud dengan rapot anyaman ialah satuan terkecil 291 dari lusi dan pakan didalam suatu jenis anyaman, satuan terkecil ini diulangi dengan cara yang sama didalam tenunan, baik ke arah vertikal (arah lusi) maupun ke arah horisontal (arah pakan). Contoh : Anyaman polos, Keper, Satin dan sebagainya. - Rencana Tenun Yang dimaksud dengan rencana tenun adalah suatu bagan yang memberi petunjuk tentang hubungan antara anyaman tekstil, cucukan gun ikatan gun dan cara pengangkatan gun. Dengan demikian maka rencana tenun terdiri dari : - Gambar anyaman - Cucukan sisir (bagan ini tidak digambarkan) - Cucukan gun - Ikatan gun/rencana pena - Injakan Gambar 6.6 Contoh Rencana Tenun untuk Rol Kerek dan Dobby Desain struktur kain tenun dibentuk pada saat kain ditenun dengan jalan mengolah faktor-faktor konstruksi kain. Desain struktur kain tenun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Menggunakan beberapa macam warna benang : Sering digunakan dalam anyaman polos atau anyaman keper, benang diatur sedemikian rupa untuk membentuk pola seperti strip, kotak-kotak, plaid dan sebagainya. 2. Menggunakan benang yang berbeda jenis seratnya. 292 Setiap jenis serat mempunyai sifat kenampakan yang berbeda, dengan menggunakan benang yang berbeda jenis seratnya, maka akan memberikan efek tertentu pada permukaan kain. 3. Menggunakan benang dengan proses pengerjaan tertentu. Benang yang diberi twist tinggi (benang crepe) Benang novelty Benang teksture dan lain-lain 6.3 Desain dan Motif Kain Pada dasarnya kain tenun tersusun dari anyaman benang lusi dan benang pakan yang letaknya membuat sudut 90º satu sama lain, sehingga desain struktur yang dapat dibuat akan bertitik tolak dari susunan ini. Desain struktur pada umumnya dapat digolongkan sebagai berikut : a. Desain polos (over-all) b. Desain strip, yang terbagi dalam 5 golongan antara lain : 1. Desain Strip Horisontal (Arah Pakan ) Desain strip ini misalnya terdapat pada kain ribs. Pada kain ribs bentuk strip terjadi karena perbedaan tetal antara benang lusi dan pakan. Gambar 6.7 Desain Strip Horisontal 2. Desain Strip Vertikal (arah lusi) Desain strip ini banyak terdapat pada kain lurik, bahan piyama atau kain cele, bentuk strip terjadi karena perbedaan warna pada benang-benang lusi. Gambar 6.8 Desain Strip Vertikal 3. Desain Strip Miring Desain strip terbentuk karena anyaman, terdapat pada kain keper. Gambar 6.9 Desain Strip Miring 293 4. Desain Strip teratur 5. Desain Strip tidak teratur Pembuatan motif strip dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, yaitu dengan : Menggunakan jenis benang yang berbeda Menggunakan jenis anyaman yang berbeda Menggunakan warna benang yang berbeda Menggunakan tetal lusi yang berbeda dan cara lain-lainnya Desain kotak-kotak (check design) Desain kotak dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : - Desain kotak teratur (tiap kotak berukuran sama) Gambar 6.10 Desain Kotak Teratur - Desain kotak tidak teratur (tidak semua kotak berukuran sama) Gambar 6.11 Desain Kotak Tidak Teratur Plaid Desain Yang dimaksud plaid desain adalah kombinasi antara desain strip dengan desain kotak. Gambar 6.12 Plaid Desain Kedua zigzag dan desain bayangan Kedua jenis desain ini terbentuk oleh salah satu jenis anyaman. Desain Zigzag dan Desain Next >