< Previous294 6.4 Cara Pembuatan Desain Anyaman Satu-satunya cara untuk membuat desain anyaman pada kain adalah dengan metode pembuatan gambar anyaman pada kertas desain. Desain anyaman tekstil dapat dibagi ke dalam 5 golongan, yaitu : 6.5 Anyaman Dasar Anyaman dasar merupakan anyaman yang dijadikan dasar atau dalam pengembangannya sehingga diperoleh suatu struktur anyaman yang lebih rumit atau lebih komplek. Suatu anyaman dasar memiliki jumlah benang lusi dan benang pakan yang paling kecil dibandingkan dengan hasil pengembangannya. Anyaman dasar terbagi dalam 3 jenis anyaman, yaitu : 6.5.1 Anyaman Polos (Plain, Platt, Taffeta) Anyaman polos merupakan anyaman dasar yang paling sederhana. Dalam satu rapat anyaman polos terdiri dari 2 helai lusi dan 2 helai pakan. Ciri khusus anyaman ini ialah jumlah titik silang pada kain paling banyak, karena perbandingan antara lusi naik dan lusi turun sama. Gambar 6.14 Anyaman Polos 6.5.2 Anyaman Keper (Twill, Drill) Anyaman keper memiliki ciri khusus yang nampak jelas, yaitu efek garis miring kekiri atau kekanan, baik efek lusi maupun efek pakan. Dalam satu rapot anyaman minimal terdiri dari 3 helai lusi dan 3 helai pakan. Sudut kemiringan garis keper ditentukan oleh angka loncat. Dibawah ini contoh gambar anyaman keper 5 gun yang ditulis dengan rumus 14/ 1. Arti rumus tersebut adalah : 14 menunjukkan jalan lusi dalam 1 rapot, 4 naik – 1 turun. / 1 menunjukkan arah kemiringan dan penggeseran tanda silang pada helai lusi berikutnya. 295 Gambar 6.15 Anyaman Keper 14/ 1 6.5.3 Anyaman Satin Ciri khusus anyaman satin ialah memiliki daya pantul sinar yang lebih kesan karena perbandingan antara lusi naik dan lusi turun relatif lebih besar atau dengan kata lain jumlah titik silang dalam satu rapot relatif lebih kecil. Jumlah benang lusi dan benang pakan dalam satu rapot minimal 5 helai. Dibawah ini salah satu contoh anyaman satin yang terdiri dari 5 helai lusi dan 5 helai pakan. Gambar 6.16 Anyaman Satin 5 Gun 6.6 Anyaman Turunan Anyaman turunan terbagi menjadi 3 jenis anyaman, yaitu : 6.6.1 Turunan Anyaman Polos Langsung Perpanjangan efek lusi (Rib Lusi/Cannele Lusi) Rib Lusi 2/2 Rib Lusi 3/3 Gambar 6.17 Anyaman Rib Lusi Perpanjangan efek pakan pakan (Rib Pakan/Cannele Pakan) Gambar 6.18 Anyaman Rib Pakan Perpanjangan efek lusi dan efek pakan (Panama). 296 Panama 22 Panama 33 Gambar 6.19 Anyaman Panama 6.6.2 Turunan Anyaman Polos Tidak Langsung Gambar 6.20 Anyaman Huckback Gambar 6.21 Anyaman Berlubang (Perforated Fabrics) 6.6.3 Turunan Anyaman Keper x Keper Rangkap (Croise atau Cashmere) Angka diatas dan dibawah garis pada rumus keper jumlahnya sama. Keper 22/1 297 Keper 121211 /1 Gambar 6.22 Anyaman Keper Rangkap x Keper Diperkuat Kalau angka diatas garis pada rumus lebih besar dari dibawah garis, biasa disebut keper diperkuat lusi dan sebaliknya, angka 1 baik diatas ataupun dibawah garis tidak lagi dipakai. Gambar 6.23 Anyaman Keper Diperkuat Keper 23/1, yang biasa disebut keper diperkuat hanya dengan satu buah keper. Gambar 6.24 Anyaman Keper Diperkuat Keper diperkuat lusi dengan 4 buah keper : 11211213/1 298 x Herringbone Twill (Keper Tulang Ikan) Dengan dasar anyaman keper rangkap 33 /1 Cucukan Gun Anyaman Rencana Pasak Gambar 6.25 Rencana Tenun Anyaman Keper Tulang Ikan - Keper Curam Keper curam adalah keper yang mempunyai sudut : Vt = 2 (63º) l = p/v untuk lusi genap, l=p untuk lusi ganjil Vt = 3 (7º) l = p/v bila l habis dibagi 3, l=p jika sebaliknya Vt = 4 (75º) l = p/v bila l habis dibagi 2 dan 4, l=p jika sebaliknya Gambar 6.26 Keper 2215/ 2 (63º) 299 Gambar 6.27 Keper 2235 / 3 (70º) Gambar 6.28 Keper 223216/ 4 (75º) Dengan cara yang sama, bisa dibuat Anyaman Keper landai dengan sudut : Vh = 2 (27º) Vh = 3 (20º) angka loncat arah horisontal Vh = 4 (15º) Gambar 6.29 Anyaman Gabardine Keper 23 / 2 (63º) - Anyaman Krepe Anyaman krepe adalah merupakan tiruan dari kain krepe, yaitu kain yang permukaannya berbutir atau berpasir, biasanya disebut kain krepe imitasi. Ada beberapa metode pembuatan anyaman krepe, diantaranya adalah : Dengan penambahan efek lusi pada anyaman satin. 300 Gambar 6.30 Basis Satin Pakan Teratur 8V3 Gambar 6.31 Basis Satin Pakan Tidak Teratur 8 gun Gambar 6.32 Anyaman Crepe dengan Metode Pembalikan Anyaman Dengan penggabungan dua jenis anyaman keper (Zand Crepe). Gambar 6.33 Anyaman Zand Crepe 301 - Anyaman Armures Istilah armures biasa digunakan untuk jenis anyaman yang permukaan kainnya mempunyai efek yang lebih menonjol jika dibandingkan dengan anyaman crepe. Gambar 6.34 Anyaman Armures 6.6.4 Turunan Anyaman Satin Turunan anyaman satin yang terkenal adalah Venetian dan Bucksin yang merupakan anyaman satin diperkuat 5 dan 8 gun dengan penambahan 1 efek lusi arah horisontal. Gambar 6.35 Satin 5V8 Venetian Gambar 6.36 Satin 8V3 Bucksin Penambahan efek lusi horisontal, vertikal atau kedua-keduanya. Untuk penambahan efek lusi ini rapot anyaman berubah 2 kali rapot dasar sesuai dengan arah penambahan efek lusinya. Gambar 6.37 Anyaman Satin 5V3 Penambahan Efek Lusi 302 Anyaman dasar diatas adalah Satin 5V3, dengan penambahan efek lusi secara horisontal, vertikal dan kedua-duanya kemudian ditambahkan lagi efek lusi sesuai dengan motif yang dikehendaki. Corckscrew Istilah anyaman ini basa digunakan untuk jenis anyaman yang merupakan kombinasi antara yang merupakan kombinasi antara anyaman rib lusi dengan anyaman keper (Twilled ribs) dengan dasar pembuatan menggunakan anyaman satin, anyaman ini biasa dikenal sebagai anyaman rib miring lusi dengan jumlah lusi ganjil atau genap. Gambar 6.38 Satin 7V3 Satin 8V3 (jumlah lusi genap), dengan menggunakan dua angka loncat secara bergantian. Val = 4 (loncat atas ke-1) Va2 = 5 (loncat atas ke-2) Vh = 2 (loncat samping) Penambahan efek lusi = 8/2 = 4 Jumlah lusi dalam 1 rapot = 8 x 2 = 16, jumlah pakan tetap Gambar 6.39 Satin 8V3 Turunan satin ganjil > 7 gun, untuk satin 9,11 dan 13 gun Va = 21P dengan meloncat satu helai lusi, dengan efek lusi, 9 gun 2223, 11 gun 2234 dan 13 gun 2245 Gambar 6.40 Turunan Satin Ganjil > 7 Gun 6.7 Anyaman Campuran Anyaman campuran merupakan kominasi dari berbagai anyaman, baik antar anyaman dasar atau antar kelompok anyaman lainnya. Pencampuran jenis-jenis anaman berorientasi 303 pada keindahan / kenampakan dan teknologi. 6.8 Anyaman untuk Tenunan Rangkap x Kain Rangkap dengan Ikatan Lusi Atas dan Lusi Bawah (Self Stitched Double Cloth) Kain rangkap atau doble cloth atau biasa disebut kain lapis adalah kain tenun yang dibuat dari dua buah benang lusi dan dua buah benang pakan sekaligus, sehingga menyerupai dengan pembuatan 2 buah kain atau lebih sekaligus. Biasanya kedua lapis kain ini diikat atau disatukan baik dengan cara pengikatan lusi, pengikatan pakan atau kedua-duanya. Jika pembuatan kain rangkap dilakukan pengikatan hanya pada satu sisi kain, maka akan terbentuk kain dua kali lebar, apabila pengikatannya dilakukan pada kedua sisi kain maka akan terbentuk kain silindris biasanya kain karung dibuat dengan cara seperti ini. Tujuan utama pembuatan kain dua muka dan kain rangkap adalah untuk membuat kain yang relatif lebih tebal tapi masih mempunyai pegangan kain yang lembut. Gambar 6.41 Anyaman Atas Gambar 6.42 Anyaman Bawah Gambar 6.43 Ikatan Lusi Lusi bawah mengikat pakan atas Lusi atas mengikat pakan bawah Next >