< Previous 351 6.4.7. Membersihkan kikir Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan tertinggal pada mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir. Lama kelamaan ruang antara gigi-gigi pemotong kikir menjadi penuh dengan beram yang padat. Hal ini akan berakibat gigi-gigi pemotong kikir tidak dapat melakukan pemotongan bahan sehingga proses pengikiran menjadi tidak efektif. Di samping itu juga dapat merusak gigi-gigi pemotong-nya akibat adanya penumpukan beram. Guna menghindari kemungkinan tersebut, maka setiap saat hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigi-gigi pemotong kikir selalu di-buang dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan khusus lainnya. Apabila digunakan sikat kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga tidak akan merusak gigi-gigi pemotong kikir. Gambar 6.26. Mengikir radius luar Gambar 6.27. Sikat kikir 352 Gambar 6.28. Cara membersihkan kikir Cara melakukan pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya dan pembersihan satu arah, agar beram bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata ganda maka kedua gigi pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. 6.4.8. Menyimpan kikir Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan menggantungkan kikir di dalam lemari alat. Gambar 6.29. Cara menyimpan kikir 3536.4.9. Keselamatan kerja dalam mengikir Agar tidak menimbulkan keselamatan kerja dalam mengikir maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: Jangan menggunakan kikir yang tidak bertangkai Jangan menggunakan kikir dengan tang kai yang longgar atau pecah/rusak Periksa apakah kikir benar-benar terikat secara kuat pada tangkainya Gunakan kikir sesuai dengan fungsinya Meletakkan kikir jangan ditumpuk dengan benda kerja atau alat/perkakas lainnya. 6.5. Gergaji Tangan Gergaji tangan adalah alat potong yang banyak dipergunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini adalah untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan. Bagian-bagian utama gergaji tangan Bingkai/rangka Pemegang Peregang/pengikat Daun mata gergaji Gambar 6.30. Bagian-bagian gergaji tangan 354 6.6. Pahat Tangan Pahat tangan juga disebut dengan pahat dingin, karena pahat ini digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dalam keadaan dingin. Pahat tangan juga dapat digunakan untuk melakukan pemotongan panas, artinya pahat tersebut khusus dibuat untuk melakukan pemotongan pada saat bahan dalam keadaan panas, seperti pada bengkel tempa. Pahat tangan merupakan alat potong yang sudah lama digunakan, baik dalam kegiatan di bengkel maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pahat tangan tetap digunakan di dalam bengkel kerja bangku untuk melakukan pemotongan bahan, baik bahan berupa logam keras maupun logam lunak. Pahat tangan dibuat dari bahan baja perkakas dengan jalan ditempa untuk membentuknya dan digerinda untuk membentuk mata potongnya, kemudian dikeraskan mata potongnya. Kegunaan mata pahat dikeraskan adalah agar ia dapat melakukan pemotongan terhadap bahan lain tanpa mengalami kerusakan pada mata potongnya. Tidak seluruh bagian pahat tangan dikeraskan , tetapi hanya dikeraskan pada bagian mata potongnya. Badan pahat tidak dikeraskan agar ia dapat menahan gaya pukul dari palu, apabila dikeraskan akan menjadi rapuh. Gambar 6.31. Pahat tangan 355Gambar 6.33. Bentuk Pahat Tangan (cn-goldenharvest.en.alibaba.com) 6.6.1. Bentuk-bentuk pahat tangan Bentuk pahat tangan yang dimaksudkan di sini adalah bentuk mata potongnya. Bentuk mata potong pada umumnya ada 5 (lima), yaitu: pahat rata, pahat alur, pahat radius, pahat intan, dan pahat dam. Gambar 6.32. Macam-macam Pahat Tangan (www.tektastools.com) 356 6.6.2. Besar sudut mata pahat tangan Rata-rata besar sudut mata potong pahat tangan sebesar 65 derajat, tetapi karena jenis bahan yang akan dipotong banyak jenisnya dengan kekerasan yang berbeda, maka dibuatlah sudut mata potong pahat yang bervariasi dari 55 derajat sampai 85 derajat. Makin keras bahan yang dipotong makin besar sudut mata potongnya. Dengan makin besar sudutnya, berarti makin kuat mata potong pahat untuk melakukan pemotongan. Menurut Krar, dkk (1983), besar sudut mata pahat potong adalah seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 6.1 Hubungan besar sudut mata potong dengan jenis bahan yang akan dipotong No. Bahan yang dipotong 1 Baja Tuang 65 derajat 2 Besi Tuang 60 derajat 3 Mild Steel 55 derajat 4 Kuningan 50 derajat 5 Tembaga 45 derajat 6 Aluminium 30 derajat (Sumantri,1989) 6.6.3. Cara memahat Memahat adalah proses membuang bahan yang tidak dipergunakan untuk pembuatan benda kerja dengan cara menyayat atau memotongnya. Pekerjaan penyayatan dilakukan oleh mata pahat. Gaya penyayatan diperoleh dari pukulan palu. Untuk menghasilkan penyayatan yang baik, maka cara memegang pahat, cara memegang palu, cara berdiri, dan cara menjepit bahan/benda kerja harus benar. Cara memegang pahat dan memegang pahat dan memegang palu yang benar dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 357 Posisi kaki pada saat memahat adalah sama dengan posisi saat melakukan pekerjaan mengergaji dengan gergaji tangan, yaitu kaki kiri di depan kaki kanan dibelakang dan membentuk sudut 60 derajat. Penjepitan benda kerja sebaiknya tidak terlalu tinggi permukaannya dari mulut ragum, dan penjepitan benda kerja harus dilapisi, sebab gaya pemotongan yang besar dapat merusak permukaan benda kerja. Gambar 6.34. Cara memegang pahat yang benar Gambar 6.35. Posisi berdiri saat memahat 358 Sebagai pedoman cara memahat yang benar ialah: o Jepit benda kerja pada ragum secara kuat dan benar. o Pegang pahat pada tangan kiri dan palu pada tangan kanan (lihat cara memegang pahat dan palu). o Posisi berdiri kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang membentuk sudut 60 derajat. o Arah pemukulan palu tegak lurus terhadap kepala pahat. o Gerakan palu diayun agar menghasilkan gaya pukulan yang besar. o Mata harus selalu mengawasi mata pahat tidak pada kepala pahat. o Gunakan pahat yang tajam. o Pemahatan dimulai dari bagian ujung benda. o Usahakan pemakanan selalu rata. o Untuk pemahatan permukaan yang luas/lebar gunakan pahat alur terlebih dahulu, untuk membuat batas-batas pemakanan, kemudian potong/sayatlah dengan pahat rata. o Gunakan kaca mata tembus pandang atau transparan pada waktu memahat. o Gunakan pembatas meja, agar supaya beram hasil pahatan tidak mengenai orang lain. o Gunakan pahat yang tidak mengembang kepalanya, agar tidak melukai tangan. Gambar 6.36. Kepala PahatA B 359 6.6.4. Mengasah Mata Pahat Penyayatan atau pemotongan dengan pahat akan berhasil apabila mata pahatnya tajam. Untuk mendapatkan mata pahat yang tajam, maka mata potong tersebut harus diasah dengan menggunakan mesin gerinda. Cara mengasah pahat adalah sebagai berikut: Pakai kaca mata transparan. Periksa kerataan permukaan batu gerinda dan jarak antara permukaan batu gerinda dengan penahan benda kerja (tool rest). Hidupkan mesin gerinda. Pengasahan mata pahat gunakan batu gerinda halus. Pegang kepala pahat dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang bagian badan pahat. Dekatkan mata pahat pada batu gerinda dan letakkan badan pahat pada tool rets. Singgungkan mata pahat pada permukaan batu gerinda dan gerakkan pahat ke arah kiri dan kanan, gerakan pahat harus bebas. Gunakan cairan pendingin untuk mendinginkan pahat, karena pahat tidak boleh terlalu panas. Panas yang berlebihan akan mempengaruhi kekerasan pahat. Gambar 6.37. Pembatas meja kerja 360 Setelah selesai bentuk mata pahat sedikit radius, dan ukur susut mata pahat. Matikan mesin gerinda setelah selesai mengasah. 6.7. Skrap Tangan Skrap tangan digunakan untuk menghasilkan permukaan halus dan rata dengan ketelitian tinggi pada benda kerja, dan menghasilkan gambar-gambar efek yang sangat indah pada permukaan benda kerja tanpa mengurangi kehalusan dan kerataannya. Pemakai skrap tangan hanya apabila mesin-mesin gerinda, freis, skrap dan mesin poles tidak lagi dapat digunakan, seperti pada pekerjaan: o Penghalusan permukaan bantalan-bantalan posos atau tempat kedudukan bantalan atau bearing. o Perbaikan kehalusan dan kerataan permukaan benda kerja yang sulit, dimana mesin-mesin lainnya tidak dapat lagi mencapai kehalusan dan kerataan yang diinginkan. o Pembuatan permukaan cekung yang sangat kecil, dimana tidak ada satu mesin pun yang dapat digunakan. Misalnya tempat penyimpanan minyak pelumas pada bantalan poros. Maksud pembuatan cekungan tersebut adalah agar minyak pelumas dapat selalu tersedia untuk melumasi poros yang meluncur pada bantalan, sehingga gesekan antara poros dan bantalan dapat dihindari. o Membuat efek-efek gambar pada permukaan benda kerja, sehingga penampilan benda kerja lebih menarik. Gambar 6.38. Mengasah mata pahat Next >