< Previous 221x Metoda trianggulasi pembentangan dengan pendekatan permukaan yang mampu dibentangkan. Permukaan yang tak mampu dibentangkan dapat dibentangkan dengan pendekatan apabila permukaannya dimisalkan tersusun dari sejumlah permukaan kecil yang dapat dibentangkan. Metode khusus yang biasanya dipakai untuk permukaan baling (warped surface) dan permukaan kerucut miring dikenal dengan metode triangulasi. Prosedurnya terdiri dari sama sekali menutupi permukaan samping dengan segitiga kecil dengan jumlah banyak, yang akan terletak degan pendekatan pada permukaan. Segitiga ini, apabila disusun dalam uluran sejati dengan rusuk milik bersama disambungkan, menghasilkan gambar bentangan dengan pendekatan yang cukup cermat untuk kebanyakan tujuan praktis. Gambar (4.73) Gambar 4.73. Bagian peralihan pipa yang menyambung pipa bulat dan pipa bujur sangkar 222 Gambar 4.74. Bagian peralihan pipa bulat dan pipa pipa bujur sangkar Gambar 4.75. Bagian peralihan pipa bulat dan pipa lonjong 223x Membentangkan bagian peralihan pipa yang mempunyai permukaan mampu dibentangkan dengan pendekatan lewat metode tringulasi. Gambar 4.76. memperlihatkan separoh gambar bentangan suatu bagian peralihan pipa yang bukan mempunyai permukaan berbentuk kerucut sebagian, melainkan mempunyai permukaan baling. Metode membangun gambar bentangan agak serupa, tetapi gambar bentangan itu terbentuk oleh sejumlah segitiga kecil, dengan ukuran sejati, yang disusun untuk mendekati permukaan. Ukuran sejati perpotongan berbentuk lingkaran dapat dilihat dalam tampang atas, dan ukuran sejati perpotongan berbentuk elips diperlihatkan dalam tampang bantu yang dibangun untuk keperluan itu. Paroh muka lingkaran dalam tampang atas hendaknnya dibagi dalam bagian sama dalm jumlah yang sama seperti parohan tampang bantu. Dengan menyambung titik bagi, permukaan dapat dibagi pada awalnya dalam bentu besisi empat. Sebaiknya bentuk bersisi empat (quadrilaterals) ini dapat dibagi lagi dalam segitiga dengan menarik diagonal yang sekalipun menurut teori berupa garis melengkung, dianggap sebagai garis lurus. Panjang sejati elemen dan panjang sejati diagonal diketemukan dengan membuat dua diagram panjang sejati secara terpisah dengan memakai metode yang dilukiskan dalam gambar 4.76. Gambar 4.76. Pembentangan Bagian peralihan pipa lewat triangulasi 224 4.12. Profil Bola/Membentangkan bola Permukaan bola merupakan permukaan lengkung berganda yang dapat dibentangkan hanya lewat waktu metode pendekatan. Metode pendekatan yang lazim dipakai dilukiskan dalam gambar 4.77. Di (a) penampang dibagi dalam dua bagian meridian silinder yang sama dalam jumlah yang sama. Permukaannya yang dibentangkan merupakan gambar bentangan pendekatan untuk bola. Ketika membuat gambar bentangan perlulah untuk membentangkan permukaan satu bagian (seksi) saja, sebab satu bagian ini dapat dipakai sebagai pola untuk permukaan bentangan untuk masing-masing bagian lainnya. Di (b) bola dipotong oleh bidang sejajar yang membaginya dalam sejumlah bagian mendatar; permukaannya mendekati permukaan bola. Masing-masing bagian ini dapat dianggap sebagai kerucut lurus terpancung yang puncaknya bertempat pada perpotongan tali busur yang dipanjangkan. Gambar 4.77. Pembentangan bola dengan pendekatan Gambar 4.78. Pembentangan bola dengan sambungan pipa tegak Gambar 4.79. Pembentangan bola dengan sambungan pipa datar 226 4.13. Perpotongan 4.13.1. Garis perpotongan permukaan geometric Garis perpotongan dua permukaan adalah garis yang dimiliki bersama oleh kedua bidang itu. Garis ini dapat dianggap sebagai garis yang akan ditempati oleh titik-titik diamana elemen suatu permukaan akan menembus permukaan lainnya. Hampir semua garis pada gambaran ortografik praktis merupakan garis perpotongan; karena itu, pembicaraan berikut ini dapat dianggap studi yang diperluas menganai subjek itu juga. Metode yang disajikan dalam bab ini adalah prosedur yang dikenali dengan mudah untuk menemukan garis perpotongan yang lebih rumit, yang diciptakan oleh perpotongan permukaan giometrik. Guna membuat lengkap suatu tampang gambar kerja atau suatu tampang yang perlu untuk membentangkan permukaan bentuk geometrik yang berpotongan, serengkali harus diketemukan garis perpotongan antara permukaan. Pada gambar kerja biasa, garis permotongan dapat “dipalsukan” (faked in) melalui beberapa titik kritis. Tetapi pada gambar logam lembaran harus ditempatkan titik dalam jumlah yang cukup untuk memperoleh garis perpotongan yang cermat dan gambar bentangan yang pada akhirnya harus cermat. Garis perpotongan dua permukaan diketemukan dengan menentukan sejumlah titik yang dimilliki bersama oleh kedua permukaan itu melalui titik ini menarik garis atau garis-garis dalam urutan yang tepat. Garis perpotongan yang dihasilkan dapat lurus, melengkung atau lurus dan melengkung. Soal menemukan gais yang serupa itu dapat dipecahkan dengan salh satu metode umum, tergantung dari tipe permukaan yanng bersangkutan. Dengan maksud menyederhanakan pembicaraan tentang perpotongan ini hendaknya dimisalkan bahwa semua soal dibagi dalam dua kelompok umum ini: Kelompok 1: soal yang melibatkan dua bentuk geometri, yang kedua-duanya tersusun dari permukaan bidang. Kelompok 2: soal yang melibatkan bentuk geometrik yang atau mempunyai permukaan lengkung tunggal atau mempunyai permukaan lengkung berganda. Menentukan titik tembus lewat pemeriksaan (Gambar 4.80) adalah mudah untuk menentukan di mana garis yang diketahui menembus permukaan, apabila permukaan itu tampak sebagai tampang tepi (garis) dalam salah satu tampang yang diketahui. Misalnya, apabila garis AB yang diketahui diperpanjang seperti 227diperlihatkan di (a) tampang F untuk titik tembus C didapati CF, dimana tampang depan garis AB yag diperpanjang itu berpotongan dengan tampang garis permukaan. Kalau kedudukan CF dikenal, tampang H untuk titik C dapat diketemukan dengan cepat dengan meproyeksikan ke atas pada tampang H untuk AB yang diperpanjang. Di (b) tampang H (fH) untuk titik tembus F diketemukan lebih dahulu dengan memperpanjang dHeH samapai berpotongan dengan tampang tepi untuk permukaan yang ditembus oleh garis. Dengan memproyeksikan ke bawah, f Fditempatkan pada d Fe F yang diperpanjang. Di (c) tampang untuk titik tembus K diketemukan dengan cara yang sama seperti di (b), yang membedakan adalah bahwa tampang tepi untuk bidang yang ditembus oleh garis tampak sebagai bususr lingkaran dalam tampang H dan bukan sebagi garis lurus. Harus diperhatikan bahwa sebagian dari garis dapat dilihat pada tampang F, sebab titik tembusnya berada pada sisi belakang silinder. Tampang F dan tampang H untuk titik R di (d) dapat diketemukan dengan mudah dengan memproyeksikan setelah tampang P di (r P) untuk R sekali ditetapkan dengan memperpanjang pPqP untuk perpotongan dengan tampang garis permukaan. Gambar 4.80. Menentukan titik tembus lewat pemeriksaan 228 4.13.2. Menentukan titik tembus dengan memakai bidang proyektor garis (line proyekting plane ) Apabila garis menembus bidang miring yang diketahui dan tampang tepi tidak diketahui, seperti dalam gambar 4.81, bidang proyektor garis (bidang potong) dapat dipakai untuk menetapkan garis perpotongan yang akan ditempati garis tembus. Dalam lukisan, dipilih bidang proyeksi vertikal yang akan ditempati garis RS yang diketahui dan yang memotong bidang ABC yang diketahui sepanjang garis DE, seperti yang dilukiskan oleh gambar pelukisan. 4.13.3. Menemukan tempat dimana garis menembus benda Padat geometrik-silinder-kerucut-bola dengan memakai bidang proyeksi (gambar 4.79). Titik dimana garis menembus silinder, kerucut atau bola dapat diketemukan dengan mudah melalui pemakaian bidang proyekor (proyektor plane) (bidang potong) yang ditempati oleh garis yang diketahui seperti dilukiskan di (a), (b) dan (c). Gambar 4.81. Pemakaian bidang yang memproyeksikan garis 4.13.4. Menentukan titik di mana garis menembus kerucut-hal umum. Titik tembus untuk garis dan kerucut merupakan titik perpotongan antara garis dan kedua elemen spsifik pada kerucut yang terletak dalam bidang proyektor yang ditempati oleh garis dan oleh titik puncak kerucut. Ini menyingung suatu kondidsi istimewa yang unuk keperluan itu dapat dipakai bidang proyektor garis. Untuk hal ini, berlaku pernyataan sebagi berikut: titi tembus antara garis dan sembarang permukaan harus terletak pada garis perpotongan antara permukaan yang diketahui dan bidang potong yang ditempati oleh garis. Teranglah bahwa bidang potong yang tak terhigga banyaknya dapat diambil untuk dapat ditempati oleh gari AB dalam gambar 4.80, tetapi kesemuanya itu akan menghasilkan garis perpotongan melengkug, kecuali dalam hal satu bidang yang dipilih untuk lewat melalui titik puncak O kerucut Gambar 4.82. Menentukan tempat dimana garis menembus benda pada geometrik 230 4.14. Contoh Aplikasi Gambar Teknik Berikut ini diberikan contoh-contoh aplikasi hasil teknik gambar bentangan untuk membuat ornament (hiasan) mesjid. Pada gambar 4.84. adalah gambar pictorialnya. Kemudian pada gambar 4.85 contoh gambar bentangan yang cukup rumit dengan menggunakan sistem proyeksi siku. Pada gambar 4.86. adalah contoh gambar bentangan ornament mesjid dengan sistem proyeksi 450 . Kedua sistem proyeksi ini dapat dipakai untuk membuat gambar bentangan. Dengan melihat contoh-contoh tersebut akan mendorong semangat dan menambah wawasan dalam menguasai teknik menggambar bentangan. Dan sesungguhnya masih banyak contoh-contoh gambar bentangan yang complicated (rumit) untuk dipelajari dan dikembangkan agar mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan desain yang diinginkan. Gambar 4.83. Menentukan titik dimana garis menembus kerucut – hal umum. Next >