< Previous yang berupa: a) tas, b) koper, c) dompet, d) tempat alat tulis, e)-tempaf kacamata, f) tempat tembakau. Cara merakit penggabungan/rangkaian dengan sistem dikeling misalnya barang yang berupa:a) tas, b) koper, c) dompet Cara penggabungan/rangkaian dengan sistem di lem, misalnya barang yang berupa: a) dompet lipat, b) hiasan kunci, c) tempat kartu. Dalam pembuatan barang kerajinan kulit sering diterapkan cara merakit yang dikombinasikan. yang serlu diperhatikan ialah dari penerapannya cara merangkai harus rapi, kuat tetapi tidak mengurangi keindahan bentuk dan kesulitan dalam penggunaannya.. Demikian pekerjaan merakiti/rnenggabungkan bagian barang sehingga bentak barang yang dimaksudkan dapat dipergunakan sebagamana direncanakan semula 4). Pengecekan akhir produk Langkah pengecekan akhir produk non sepatu yaitu memeriksa kualitas produk antara lain : 1). Bersihkan atau potong sisa kelebihan benang, merapikan tonjolan-tonjolan kulit yang tidak berguna 2). Beri warna pada bagian tepi/penampang dan bagian bawah produk. 3). Bersihkan kotoran sisa lem dan warna 4). Beri semir kalau menginginkan produk mengkilap dan tahan lama 315BAB XIIIPenyelesaian akhir (Finising) produk kulit1)Menyiapkan tempat, bahan, dan peralatanA. MEMPERSIAPKAN KULIT1.Kulit hewan sebagai bahan untuk membuat kriya kulitperkamenKulit adalah bagian tubuh yang terdapat pada permukaan tubuh yang berguna untuk melindungi diri dari pengaruh luar. Kemampuanmelindungi diri pada kulit berbeda antara hewan satu dengan lainnya. Perbedaan kulit masih tampak pada hewan setelah dilepas dari tubuhnya yang telah di potong. Bahan untuk membuat karya dari dari perkamen antara lain dari kulit sapi, kulit kerbau dan kulit kambing, yang masing-masing mempunyai sifat yang berbeda. a Kulit SapiKulit sapi sering digunakan sebagai bahan pembuat karya kulit perkamen baik untuk wayang, kipas, mascot, kap lampu, hiasan dinding, sekat halaman buku dan atau sebagainya. Kulit sapi sebagai bahan terbagi menjadi dua jenis yaitu kulit sapi split dan kulit sapi kerok. Kulit sapi split yaitu jenis kulit dari hasil pembelahan kulit dari satu kulit dibelah menjadi dua atau lebih belahan dengan alat mesin split, sehingga bahan ini lebih tipis bila dibangdingkan kulit sapi kerok. Kulit sapi split ini banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat kipas, kap lampu, sekat buku atau wayang. Bahan ini lebih murah dari pada kulit kerok. Kulit sapi kerok adalah bahan untuk kriya kulit perkamen hasil dari proses kerokan artinya ditipiskan melalui kerokan dengan pisau kerok. Dari dua jenis ini apabila diletakkan di lingkungan panas mudah melengkung dan sebaliknya bila diletakkan di lingkungan yang lembap mudah mengedor karena mudahpenyerapan air dan mudah melepaskan air. Kulit sapi lebih ulet bila dibandngkan dari kulit kerbau.316Gambar 1. Kulit sapi sebagai bahan produk kriya kulitb . Kulit KerbauKulit kerbau sebagai bahan kriya kulit perkamen banyak digunakan untuk membuat wayang melalui proses penipisan dengan cara dikerok. Bahan ini lebih mahal dibanding kulit sapi karena cocok untuk bahanpembuat wayang yang sifatnya kaku, tidak mudah melengkung bila kena suhu panas dan tidak mudah kendor bila lena suhu dingin.Kelemahannya tidak ulet dibandingkan kulit sapi tidak pada produkwayang, sehingga lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan wayang. Jadi lebih tepat bahan utama membuat wayang karena kekuatan fisik kulit kerbau lebih kuat, khususnya kekakuan dan suhu kerut.Kekakuan penting berhubungan dengan ketahanan kulit terhadap suhu lingkungan dan kulit kerbau menyerap maupun menguapkan uap air ternyata lebih rendah, sehingga dalam waktu yang lama tidak mudahkendor. Ketebalannya lebih tebal dari pada kulit sapi.Gambar 2. Kulit kerbau bahan yang bagus untuk kriya kulitc Kulit KambingKulit kambing biasanya digunakan untuk bahan pembuatan hiasandinding yang masih ada bulunya dengan penyelesaian akhir dipentang pada pigura sehingga konsumen tinggal memilih warna bulu yangdisukai, kulit ini juga bisa dikerok untuk bahan sekat halaman buku, kartu nama dan kipas renteng. Ketebalan kulitnya rata-rata sama, kulit kambing gembel lebih ulet dari pada kulit kambing jawa. Kulit kambing warnanyadari olahan prabrik kebanyakan putih karena sudah diberi obat pengawetan sedang bila kulit segar langsung pengeringan dan proses pengerokan lebih bagus warnanya yaitu bening transparan.317Gambar 3. Kambing gembel dan kambing jawa sebagai bahan kriya kulit terutama kipas ganda, sekat buku dan produk yang lain2. Menipiskan kulitPara pembuat karya kriya kulit perkamen biasanya beli bahan kulit dari produsen pembuat krecek yang sudah dikeringkan dan diperusahaan pembuat krecek cukup ditumpuk di atas lantai. Perajin kulit membeli di tampat itu kemudian dilipat atau digulung, kulit kambing yang sudah kering dipakai untuk kerajinan kipas, kap lampu, dan produk asesorislainnyaGambar 4. Kulit sapi kering318Gambar 5. Kulit kerbau keringGambar 6. Kulit split kering Peralatan Penipisan Kulit a PenthenganAlat ini terbuat dari kayu bulat berbentuk segi empat dapat juga dari bambu. Fungsinya untuk merentangkan kulit dalam proses pengeringan319kedua dan penipisan kulit (pengerokan kulit). Ukuran penthengandisesuaikan dengan kulit yang akan dipentheng atau bahan lain. Gambar 7. Penthanganb. TaliTali terbuat dari plastik yang dipintal Fungsinya untukmerentangkan kulit pada penthangan, tali juga bisa dari bahan ijuk atau bahan lain yang sejenis. Gambar 8. Tali untuk mementheng kulitc. PethelPethel (kapak Jawa kecil) digunakan untuk menipiskan(mengerok) kulit terbuat dari baja, tangkai kayu, sebelum digunakan ditajamkan dengan cara mengasahnya, tangkai dan pisau bisa dilepas agar mempermudah menajamkannya. Pethel yang tajam akan320menghasilkan kerokan kulit yang halus, serta mempercepat prosespengerokan. Gambar 9. Pethel pengerok kulit Gambar 10. Tangkai dan mata pethelGambar 11. Menajamkan mata pisau pethelCara mengasah mengasah pethelMata pisau dengan batu asah mempunyai sudut kurang lebih 10 sampai 15 derajat, sehingga mata pisaunya mempuyaiketajaman lebih lebar, bagian yang diasah pada bagian dalam mata pisau, gerakan cukup maju dan mundur yang berulang-ulang hingga tajam dengan pelicin air.321d. Batu AsahBatu asah ada dua jenis yaitu batu asah halus yang digunakan untuk menajamkan pethel. Batu asah gerenda untuk mempercepatpengasahan, apabila pethel rusak atau membuat kemiringan tajaman mata pisaunya. Gambar 12. Batu asah halus dan batu asah gerinda4Proses Penipisan Kulita.PerendamanKulit yang kering dan kaku direndam dalam bak/kolam kira-kira 12 jam. Maksud dari perendaman ini untuk menjadikan kulit dari kering dan kaku menjadi lunak seperti baru, sehingga mudahdipenthang. Kulit baru segar tidak usah direndam langsungdipenthang.Gambar 13. Perendaman kulit322b.PerentanganSetelah perendaman dilakukan selanjutnya perentangandipenthang pada papan penthangan. Langkah pertama kulit dilubang pada tepi diawali pada tengan atas dan sudut-sudut dengan jarak 10 sapai 15 centimeter atau sesuai dengan bahan kulit yang akandipenthang. Kulit ditali tetapi belum dikencangkan sampai semua keliling kulit terpenthang baru dikencangkan dengan urut dengan kekencangan yang merata. Perentangan sebaiknya dilakukan pagi hari, bila dilakukan pada siang hari pada pagi berikutnya akan kendor.Gambar 14. Memethang kulit sapi/kerbauGambar 15. Pethengan kulit split sapi323c.PengeringanPengeringan/Pengawetan Kulit dengan Sinar Matahari dilakukandua tahapan Pengeringan pertamaSetelah kulit selesai dipenthan selanjunya dijemur di bawah terik matahari sekitar 2-3 hari diusahakan kedua belah permukaan kering merata, dapat dilakukan bibalik permukaannya.Pengeringan kulit dengan sinar matahari memiliki beberapakeuntungan antara lain murah, karena dalam menggunakan sinarmatahari tidak mengeluarkan biaya; mudah diperoleh, terutama di daerah tropis serta dapat menggunakan peralatan yang sederhana.Proses pengawetan kulit dengan sinar matahari dilakukan dengan cara sebagai berikut. Setelah kulit dilepas dari tubuh binatang, kelebihan daging yang menempel pada subcutisdibersihkan dengan menggunakan pisau seset. Dalam menghilangkan sisa-sisa daging ini, diperlukankecermatan yang baik, karena kesalahan dalam penggunaan alat dapat merobek kulit tersebut. Kulit kemudian dicuci agar bersih dari kotoran-kotoran yang melekat, baik yang ada di bagian dalam maupun yang ada di luar (bagian bulu). Kulit ditiriskan pada kuda-kuda dari kayu selama 30 menit. Kemudian, dilakukan peracunan dengan menggunakan larutan natrium arsenal (warangan) sebanyak 3 g per liter air, dan kulit direndam selama5-10 menit. Setelah direndam, kulit digantungkan pada bakperacunan, agar sisa racun dari kulit yang menetes dapat tertampung. Untuk keperluan peracunan ini dapat pula digunakan obat lain, misalnyaantimusin CP sebanyak 0,5 g per liter air, atau dapat digunakan pulacortimolsebanyak 1 g- 2 g per liter air. Obat lain yangmemungkinkan untuk digunakan adalah atlassebanyak 3 g - 5 g per liter air. Namun, masyarakat perajin kulit di pedesaan ada yang melakukan pengawetan dengan pengeringan saja, tanpa pemakaian racun.Obat-obatan yang digunakan dalam pengawetan kulit harusmemenuhi persyaratan, antara lain tidak merusak jaringan-jaringan kulit dan tidak bereakbat terhadap kulit itu sendiri, tidak menimbulkangangguan baik fisik maupun kimiawi dalam proses pengolahanselanjutnya, dapat bekerja dalam konsentrasi yang rendah sebagaiantiseptik, mudah diperoleh, dan harganya murah.Setelah proses peracunan selesai, kulit direntangkan pada/mra(pen-tangan) yang terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m bagi kulit binatang besai. dan sekitar 1,5 m x 1,5 m bagi kulit binatang kecil.Kulit diikat pada bagian tepinya secara langsung dengan tali, atau dapat pula dengan menggunakan sambungan dari besi yang telahdibentuk huruf S sebagai alat kait antara kulit dengan tali pengikat.Next >