< Previous 527 Gambar 8.47. Standar hasil pemotongan las gas (Agarwal, 1981) 528 8.11. Keselamatan kerja dalam pemotongan Api sering terjadi pada kerja pemotongan disebabkan oleh tindakan pencegahan yang tidak dilakukan. Juga sering seorang pekerja lupa bahwa nyala api (spark) dan terak yang jatuh dan melewati celah penglihatan kaca mata pekerja. Tanggung jawab pekerja untuk supervisi atau kinerja pemotongan seharusnya mengobservasi hal-hal berikut: Jangan menggunakan pembakar dimana nyala api akan menimbulkan bahaya seperti dekat kamar yang berisi material yang mudah terbakar, khususnya kamar mandi (dipping room) dan penyemprotan (spraying room). Jika pemotongan dilakukan di atas lantai kayu, maka bersihkan lantai sebelum dimulai pemotongan. Sediakan sebuah bucket (ember) dan pan (panci) yang berisi air atau garam untuk menampung tetesan terak (dripping slag). Letakkan sebuah tabung pemadam api dekat dengan tempat kerja pemotongan. Apabila memungkinkan lakukan pemotongan di tempat terbuka yang cukup luas, sehingga nyala api dan terak tidak menjadi mengendap dalam bagian yang retak (crevice) dan celah (crack). Jika pemotongan dilakukan dekat material yang mudah terbakar, dan material ini tidak dapat dipindahkan, maka pilihlah api yang cocok dengan layar partisi yang digunakan. Pada tempat ada kotoran atau gas, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari ledakan (explosion) yang berasal dari nyala api listrik atau api terbuka selama pemotongan atau pekerjaan mengelas. 8.12. Rangkuman Pre cutting atau pemotongan awal dilakukan untuk pemotongan pelat menurut bagian gambar dan ukurannya.Proses pemotongan pelat-pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing. Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelat mempunyai jangkauan atau kemampuan pemotongan tersendiri. Teknik-teknik pemotongan pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik pemotongan pelat dengan peralatan tangan, mesin-mesin potong manual, mesin gunting putar, pemotongan dengan batu gerinda dan pemotongan degan gas. Kemampuan potong suatu mesin potong dikelopokkan menjadi tiga kelompok utama yakni; pemotongan lurus, melingkar, dan bentuk profil. 529Sistem pemotongan yang digunakan dikelompokkan menjadi beberapa sistem pemotongan diantaranya: sistem geser ( gunting), sistem reaksi kimia pemotongan dengan gas, sistem sayatan dengan gergaji, pahat, sistem goresan dengan batu gerinda dan sebagainya. Ditinjau dari segi temperaturnya proses pemotongan pelat dikelompokkan menjadi dua bagian yakni pemotongan dingin (pada temperatur ruang) seperti pada sistem geser yang digunakan untuk pemotongan pelat tipis, dan pemotongan panas seperti pemotongan dengan gas oksigen yakni untuk pemotongan pelat-pelat tebal. Alternatif pemilihan metode pemotongan yang tepat harus disesuaikan berdasarkan faktor-fator berikut: Jenis bahan, bentuk profil bahan yang akan dipotong seperti lembaran, bulat, segiempat dll, tebal bahan, bentuk pemotongan (lurus atau melingkar), jumlah yang akan dipotong, alat potong yang tersedia, toleransi hasil pemotongan yang dibutuhkan. Hasil pemotongan yang baik dapat diperoleh dengan mengukur secara tepat sesuai dengan gambar kerja dan harus dipertimbangkan kehilangan ukuran akibat proses pemotongan tersebut. 8.13. Soal Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan pre cutting? 2. Pemotongan pelat-pelat tipis sangat baik digunakan gunting, apa alasannya? 3. Jelaskan yang dimaksud dengan clearence pada pemotongan dengan gunting! 4. Jika jarak antara pisau potong besar, apa yang terjadi pada hasil potong? 5. Gergaji merupakan salah satu alat potong, Jelaskan jika penggunaan mata gergaji terbalik! 6. Apa yang menyebabkan gergaji pita dapat digunakan untuk proses pemotongan yang mempunyai radius atau kelengkungan tertentu? 7. Lukislah skema pemotongan pelat tebal dengan menggunakan proses pemotongan oxy acetylene! 8. Pemotongan dengan gas oksigen sangat menguntungkan jika digunakan untuk pemotongan pelat tebal, Jelaskan alasannya! 9. Jelaskan prinsip kerja mesin potong gulotine machine hydraulic! 10. Jelaskan salah satu teknik pemotongan pelat baja khusus! 11. Untuk pemotongan apakah digunakan mesin gerinda potong? 12. Terangkan keuntungan pemotongan dengan menggunakan gerinda potong tersebut! 530 531BAB. 9 ___________________________________________________________ ____________________________________________________________ Prinsip dasar pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis. Aplikasi pembentukan logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging), ekstrusi (extruding), penarikan kawat (wire drawing), penarikan dalam (deep drawing), dan lain-lain. Dalam proses pembentukan logam inipun digunakan perkakas (tooling) yang fungsinya memberikan gaya terhadap benda kerja, serta mengarahkan perubahan bentuknya. Secara makroskopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan bentuk yang terjadi dapat dibedakan atas deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang bekerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan. Dengan kata lain bila beban ditiadakan, maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Sedangkan deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya dihilangkan maka kondisi benda akan tetap berbah bentuknya sesuai dengan bentuk yang dikenakan pada benda tersebut. Kemampuan untuk menghasilkan berbagai bentuk dari lembaran logam datar dengan laju produksi yang tinggi merupakan kemajuan teknologi pembentukan pelat yang sedang mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditandai dengan digunakannya sistem hidrolik sebagai penggerak untuk proses pembentukan. Penggunaan sistem hidrolik sebagai PROSES PEMBENTUKAN 532 alat penekan atau (press) dalam proses pembentukan ini sangat menguntungkan. Keuntungan ini diantaranya adalah sistem hidrolik yang digunakan dapat dengan mudah dikontrol, baik tekanannya maupun langkah-langkah penekan. Sistem hidrolik menggunakan katup-katup kontrol dengan selenoid dan manual. Katup selenoid ini memudahkan sistem hidrolik untuk dikontrol sehingga pemanfaatan untuk proses pembentukan sangat mendukung. Apalagi untuk proses yang digerakan secara otomatis dan berkelanjutan. Peralihan dari proses pembentukan dengan tangan ke metode produksi besar-besaran menjadi faktor penting dalam meningkatkan standar kehidupan selama periode perkembangan tersebut. 9.1. Proses Pengerjaan Dingin Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah suhu rekristalisasi pada umumnya dilakukan disuhu kamar jadi tanpa pemanasan benda kerja. Suhu rekristalisasi yang dimaksud adalah suhu pada saat bahan logam akan mengalami perobahan struktur mikro. Perobahan struktur mikro ini akan mengakibatkan perobahan karakteristik bahan logam tersebut. Cold working sangat baik untuk produksi massal, mengingat diperlukannnya mesin-mesin yang kuat dan perkakas yang mahal. Produk-produk yang dibuat biasanya harganya sangat rendah. Selain itu material yang menjadi sampah relatif lebih kecil daripada proses pemesinan. Pada kondisi ini logam yang dideformasi mengalami peristiwa pengerasan regangan (strain-hardening). Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecilnya deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. Proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan yang khusus, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langkah deformasi yang awal biasanya adalah pada temperatur tinggi. Misalnya proses pengerolan panas. Balok ingot, billet ataupun slab di rol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan relatif besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjutkan pada pelat yang relatif tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu pada tungku sampai temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi bila pelat tersebut di rol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai di bawah temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan temperatur dari pada pelat yang tebal. 533Proses deformasi yang dilakukan pada benda kerja yang luas permukaan spesifikasinya besar (luas spesifik adalah luas permukaan dibagi dengan volume) hanyalah proses pengerjaan dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis (sheet) dengan pengerolan dingin, proses pembuatan kawat dengan proses penarikan kawat (wire drawing) serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming). Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Keunggulan lainnya adalah naiknya kekerasan dan kekuatan logam sebagai akibat pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi dingin. Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan pada (heatreatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat dilunakkan dan diuletkan kembali dengan proses anil (annealing). Suatu bentuk dihasilkan dari bahan lembaran datar dengan cara perentangan dan penyusutan dimensi elemen volume pada tiga arah utama yang tegak lurus sesamanya merupakan proses pembentukan logam. Bentuk yang diperoleh merupakan hasil penggabungan dari penyusutan dan perentangan lokal elemen volume tersebut. Usaha telah dilakukan untuk menggolongkan bermacam ragam bentuk yang mungkin pada pembentukan logam menjadi beberapa kelompok tertentu, tergantung pada kontur membagi komponen-komponen logam lembaran menjadi 5 kategori. Komponen lengkungan tunggal. Komponen flens yang di beri kontur—termasuk komponen dengan flens rentang dan flensut. Bagian lengkungan. Komponen ceruk dalam—termasuk cawan, kotak-kotak dengan dinding tegak atau miring. Komponen ceruk dangkal—termasuk pinggan, alur (beaded), bentuk-bentuk timbul dan bentuk-bentuk berkerut. Selanjutnya dapat diketahui bahwa berbeda dengan proses deformasi pembentukan benda secara keseluruhan, pembentukan lembaran biasanya dilakukan dalam bidang lembaran itu sendiri oleh tegangan tarik. Gaya tekanan pada bidang lembaran hendaknya dihindari karena ini akan menyebabkan terjadinya pelengkungan, pelipatan dan keriput pada lembaran tadi. Tujuan proses pembentukan secara keseluruhan adalah mengubah tebal atau dimensi lateral benda kerja, pada proses pembentukan lembaran, susut tebal hendaknya dihindarkan karena 534 dapat terjadi penciutan dan kegagalan. Perbedaan pokok lainnya ialah bahwa lembaran logam mempunyai rasio luas terhadap tebal yang tinggi. Gambar 9.1 Hasil Produk Pelat Tipis dan Pelat Tebal untuk Konstruksi alat pengolahan Hasil Pertanian dan Turbin air Skala Kecil Pada gambar 9.1 di atas diperlihatkan suatu produk yang dihasilkan dari bahan lembaran pelat tipis. yakni alat pengolahan hasil pertanian mesin perontok dan penggiling jagung. Pada gambar disebelahnya merupakan produk yang dihasilkan dari proses pembentukan lembaran pelat tebal yaitu: rumah turbin. Proses pembentukan logam jika dibandingkan dengan proses-proses lainnya mempunyai kedudukan yang berbeda dari beberapa proses pembentukan logam lainnya . Pendekatan secara teori teknik pembentukan logam perlu dikaji dari tiga bidang utama, yaitu: bidang teknologi proses yang menyangkut geometri dan kondisi serta parameter proses. Bidang mekanika yang diperlukan untuk memperkirakan gaya, daya serta energi pem-bentukan. Bidang metalurgi yang membahas perubahan-perubahan sifat material akibat proses pembentukan. Pembahasan pada bab ini lebih dititik beratkan pada bidang pertama dan ke dua yaitu teknik pembentukan pelat yang di kaji melalui bidang geometri dan kondisi serat bidang mekanika yaitu tentang gaya, daya serta energi pembentukan. Tujuan proses pembentukan pelat yang utama adalah mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang dikehendaki. Di industri jenis proses pembentukan logam sangat banyak ditemukan. Pengkajian proses-proses pembentukan tersebut diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu: berdasarkan daerah 535temperatur pengerjaan, berdasarkan jenis gaya pembentukan, berdasarkan bentuk benda kerja, dan berdasarkan tahapan produk. Berdasarkan temperatur pengerjaan temperatur pengerjaannya, proses pembentukan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold working) 9.2. Keuntungan Proses Pengerjaan Dingin Keuntungan dari pembentukan dingin diantaranya: x Tidak dibutuhkan pemanasan x Permukaan yang lebih baik x Ketelitian yang lebih baik x Ukurannya bisa seragam x Kekuatan tariknya akan lebih baik dari bahan asalnya Alasan terpenting pada pengerjaan pembentukan dengan cold working ini yaitu: untuk menghasilkan hasil permukaan yang lebih baik dan ketepatan ukuran yang lebih baik dibutuhkan beberapa persiapan spesial yang diberikan pada logam sebelum proses cold working. Yang pertama logam harus bebas dari kerak. Ini untuk menghindari keausan dari perkakas yang digunakan dalam cold working. Kerak dihilangkan dengan pickling dimana logam dicelupkan ke dalam asam dan kemudian dicuci. Persiapan kedua, dalam pesanannya untuk mendapatkan ukuran tebal pelat yang seseragam mungkin (toleransi kecil) dilakukan proses cold rolling ringan, perlakuan ketiga yaitu diberikannya pada logam dengan proses annealing ini sesuai keperluan, terutama kalau prosesnya mengadakan deformasi yang besar. Kadang-kadang logam harus dilakukan padanya proses straightening yaitu proses pelurusan dengan rol bila pelat atau kawat yang digunakan kurang lurus. Beberapa contoh proses pembentukan logam untuk pengerjaan dingin dapat dilihat pada gambar berikut: Pada gambar berikut memperlihatkan mulai dari proses pemotongan yang aplikasinya tidak ahanya pada proses pemotongan pelat (pre cutting) tetapi juga proses ini terjadi pada proses blanking. Proses blanking ini cukup dikenal dikalangan industri yang berarti penembukan atau pelobangan. Penembukan sederhana ini dapat dicontohkan pada pembuatan ring pelat untuk pemasangan baut dan mur. Ring pelat yang dihasilkan dari proses blanking ini menggunakan dies dan punch sesuai dengan bentuk ring pelat yang diinginkan. 536 Gambar 9.2 Pemotongan Gambar 9.2 di atas memperlihatkan proses pemotongan pelat dengan gaya geser, pemotongan ini aplikasinya dapat dilihat pada gunting tangan maunpun gunting mesin tenaga hidrolik. Gambar 9.3 Penembukan Pada gambar 9.3 merupakan gambar pada proses blanking atau penembukan. Penembukan dilakukan dengan menggunakan punch dan dies. Gambar 9.4 Penembukan dengan penahan pegas Gambar proses blanking dengan sistem penembukan lobang melalui penahan pegas pada dies. Proses ini menggunakan penekan stopper untuk menahan pelat pada saat proses penembukan berlangsung. Next >