< Previous27810.1.5.8.4. Memindahkan Gambar ke Kasa /Screen (Expossure)Kasa dipasang pada alat afdruk, tekanan alat mula-mula 0,3 kg/cm2, film dipasang pada screen, kemudian tekanan dinaikan 0,7 kg/cm2, selanjutnya lampu afdruk dinyalakan selama 10 menit. 10.1.5.8.5. Membangkitkan Gambar pada Screen (Developing)setelah selesai penyinaran screen direndam dalam bak air , motif akan timbul. Untuk mempertajam motif, screen disemprot air memakai alat semprot khusus (mistral), kemudian didirikan dan dikeringkan. Langkah kerjanya adalah : o Memberikan ring endring pada kedua ujung bagian dalam screen o Merendan screen dalam bak developing selama 10 – 15 menit, kemudian ditempatkan pada stand light. o Screen digosok gosok perlahan dengan busa, penggosokan yang terlalu keras dapat menyebabkan screen bocor atau motif rusak. o Menyemprot screen dengan alat semprot (cprayer) sehingga diperoleh motif yang rata. o Screen dikeringkan pada mesin curing. Gambar 10 – 41 Penampang Rakel untuk Pelapisan Zat Peka Cahaya pada Rotary 27910.1.5.8.6. Pemasangan Ring (Ring Endring)Pemasangan ring endring dilakukan dengan cara merekatkan ring endring pada kedua ujung screen dengan memberikan lem pada kedua ujung screen. o Ujung screen dibersihkan terlebih dulu dengan amplas dan dibersihkan dengan kain. o Kedua ujung screen diolesi lem, demikian juga pada 2 buah ring bagian luar.o Memasang ring endring pada kedua ujung screen bagian dalam secara siku.o Screen dipanaskan selama 40-45 menit (lihat gambar 9 – 42). 10.1.5.8.7. Perbaikan Gambar pada Screen Setelah screen dipasangi ring endring kemudian dilakukan pemeriksaan/ pengecekan screen (final cheking). Pemeriksaan bertujan untuk mengetahui kesempurnaan hasil. Bila ditemukan screen berlubang maka dilakukan perbaikan dengan cara screen ditutup dengan lack blue, dan bila ditemukan screen mampat, lubangi dengan jarum.Gambar 9 – 42 Ring Endring 10.2. Metoda Pencapan Pelekatan zat warna pada bahan tekstil melalui proses pencapan dapat dilakukan dengan berbagai metoda, pemilihan metoda bergantung pada tujuan pencapan, peralatan yang tersedia, dan pertimbangan biaya. Berdasarkan hal tersebut di atas pencapan dapat dilakukan dengan metoda sebagai berikut. 28010.2.1. Pencapan Langsung (Direct Printing)Pencapan langsung adalah proses pelekatan satu atau beberapa zat warna pada bahan putih, dan hasilnya berwarna sesuai dengan warna yang dicapkan. Pada proses fiksasi tidak terjdi perubahan warna sehingga warna yang dicapkan merupakan hasil akhir. 10.2.2.Pencapan Tumpang (Over Printing) Pencapan tumpang merupakan proses pelekatan zat warna yang dilakukan di atas bahan tekstil berwarna, pencapan tumpang termasuk pencapan langsung. Zat warna yang dicapkan menutup warna bahan yang dicap tanpa merusaknya, oleh karena itu warna bahan harus lebih muda dari warna yang dicapkan, pencapan tumpang disebut juga pencapan etsa palsu (imitation discharge). 10.2.3. Pencapan Etsa (Discharge Printing)Pencapan tumpang dapat dilakukan pada bahan yang memiliki warna lebih muda dari warna yang dicap, tetapi pada bahan berwarna tua atau yang memiliki intensitas warna lebih gelap pencapan tumpang tidak bisa dilakukan karena warna hasil pencapan akan terpengaruh oleh warna dasar bahan tekstil. oleh karena itu warna dasar perlu dirusak/dihilangkan lebih dulu dengan pencapan etsa. Pada pencapan etsa, pasta cap mengandung zat pembantu yang berfungsi merusak warna dasar pada bagian yang dicap. Zat pembantu tersebut bekerja merusak warna dasar pada saat proses fiksasi, dan fiksasi yang umum dilakukan dalam pencapan etsa adalah fiksasi penguapan (steaming). Ada dua cara pencapan etsa yaitu : 1. Pencapan etsa putih, pasta cap hanya mengandung zat pembantu yang bekerja merusak warna dasar sehingga pada bagian yang dicap menghasilkan corak putih. 2. Pencapan etsa warna, pasta cap mengandung zat pembantu dan zat warna sehingga pada bagian yang dicap menghasilkan corak berwarna. Dalam pencapan etsa pemilihan jenis pengental dan zat warna merupakan faktor penentu keberhasilan pencapan etsa, prinsipnya warna dasar bisa dihilangkan oleh zat perusak dan zat warna yang ditambahkan pada pasta cap harus tahan terhadap zat perusak. 10.2.4. Pencapan Rintang (Resist Printing)Zat perintang dicapkan pada bahan, kemudian bahan dicelup dengan zat warna, zat perintang bekerja secara fisika maupun kimia menghalangi pengikatan antara zat warna dan kain sehingga fiksasi zat warna pada tempat tempat yang dicap terhalang. 281Jenis zat perintang : 1. Zat perintang yang bekerja secara fisika misalnya malam, lilin Zat perintang malam dan lilin banyak dipakai dalam pembuatan kain batik 2. Zat perintang yang bekerja secara kimia, misalnya ZnO2, TiO2, BaSO4,asam, alkali, zat pengoksi, dan zat pereduksi. Untuk mengurangi waktu kontak dan menghindari bleeding zat perintang, setelah dicap dengan zat perintang, proses pencelupan dilakukan pada mesin padder.Gambar 10 – 43 Mesin Padder Hasil yang diperoleh dalam pencapan rintang berupa motif corak putih (rintang putih) dan motif corak warna (rintang warna). 10.3. Prosedur Pencapan Secara umum prosedur pencapan meliputi tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan pengental 2. Persiapan pasta cap 3. Persiapan mesin 4. Pencapan 5. Pengeringan 6. Fiksasi zat warna 7. Pencucian 8. Pengeringan 10.3.1. Persiapan Pengental Pengental berfungsi untuk melekatkan zat warna pada bagian bahan tekstil yang akan diwarnai selama proses pencapan berlangsung, sehingga dipeoleh 282batas gambar yang tajam, warna yang rata, dan penetrasi zat warna yang cukup baik. Pengental digunakan dalam proses pencapan sebagai medium untuk melekatkan zat warna pada permukaan kain, medium air seperti halnya pada pencelupan tidak bisa dipergunakan karena sifat air yang menyebar sehingga menyebabkan gambar blobor. Medium untuk membawa zat warna pada pencapan harus memiliki viskositas atau kekentalan yang cukup agar zat warna yang dicapkan tidak keluar motif yang sudah ditentukan. Viskositas yang sesuai sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Viskositas yang terlalu tinggi menyebabkan pata cap hanya mewarnai permukaan kain saja, sedangkan viskositas yang rendah berakibat hasil pencapan pastanya menyebar sehingga gambar tidak tajam.Selain fungsi utama pengental untuk melekatkan zat warna, fungsi lain dari pengental adalah : 1. Untuk membawa zat warna dan zat pembantu 2. Untuk melawan kapilaritas dari kain 3. Untuk mencegah migrasi selama pencepan berlangsung 4. Untuk meningkatkan daya adesi zat warna yang belum terfiksasi dalam serat5. Untuk mengikat air dari hasil kondensasi uap pada prosres fiksasi 6. Bertindak sabagai koloid pelindung agar zat warna tidak mengendap selama pencapan berlangsung. Viskositas pengental ditentukan oleh jenis pengental, kemampuan pengental untuk menggelembung atau mengembang sehingga dapat mengikat molekul air sebanyak mungkin menentukan banyaknya zat padat yang digunakan untuk mencapai suatu tingkat viskositas tertentu. Pengental yang membutuhkan kadar zat padat tinggi untuk memperoleh suatu tingkat viskositas tertentu disebut pengental dengan viskositas rendah, sebaliknya pengental yang hanya sedikit membutuhkan kadar zat padat untuk mencapai viskositas tertentu disebut pengental dengan viskositas yang tinggi. 10.3.1.1. Pemilihan Pengental Dalam memilih pengental, selain viskositas ada beberapa persyaratan lain yang menjadi pertimbangan yaitu : 1. Stabilitas pasta pencapan Pengental harus stabil dalam segala suasana baik asam, basa dan zat pembantu yang digunakan.2. Sifat sifat dari film pengental kering Setelah pencapan pada umumnya kain akan melewati proses pengeringan, selama proses pengeringan kain mengalami lipatan-lipatan dan tekanan-tekanan selama melewati rol rol pada proses pengeringan tersebut sebelum 283fiksasi, pengental dan zat warna serta zat-zat pembantu berada di permukaan kain sebagai lapisan film kering. Perlakuan mekanik sebelum fiksasi dapat menyebabkan partikel dsri zat warna lepas dari lapisan film. Untuk menghindari hal tersebut, maka lapisan film harus mempunyai daya lekat dan fleksibilitas yang baik. 3. Pengaruh pada hasil warna Pengental dengan kandungan zat padat lebih rendah memberikan hasil warna yang lebih tinggi dibandingkan pengental dengan kandungan zat padat yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pengental dengan kandungan zat padat yang rendah membetuk lapisan film tipis sehingga jalur difusi zat warna lebih pendek dibandingkan dengan pengental kandungan zat padat tinggi.4. Kemudahan persiapan dan penghilangan Proses persiapan pengental lebih mudah, waktu lebih singkat dan proses penghilangan kembali dalam pencucian setelah pengukusan menjadi bahan pertimbangan.5. BiayaHarga pengental menjadi pertimbangan dalam perhitungan biaya produksi. 10.3.1.2. Persyaratan Pengental Pengental untuk proses pencapan harus memiliki syarat – syarat tertentu yang cocok sehingga tidak mengganggu dalam proses pencapan, untuk memperoleh standar yang diinginkan penggunaan pengental dapat dilakukan percampuran jenis pengental sehingga diperoleh sifat-sifat pengental yang sesuai dengan bahan yang dicap,kualitas yang dihasilkan, cara fiksasi, dan proses pencucian. Pengental untuk pencapan harus memiliki syarat-syarat tertentu antara lain : 1. Harus sesuai dengan bahan yang dicap 2. Tidak membentuk busa pada pasta pencapan 3. Tidak berwarna, karena bahan pengental yang berwarna akan mempengaruhi warna zat warna yang digunakan dalam pencapan. 4. Tidak berubah viskositasnya, baik selama penyimpanan maupun selama proses pencapan berlangsung, tidak terjadi perubahan fisis maupun chemis.5. Viskositasnya dapat diatur 6. Tidak mengadakan reaksi dengan zat warna dan zat pembantu 7. Lapisan film yang terbentuk memiliki fleksibilitas, tidak kaku setelah kering. 8. Tidak menimbulkan migrasi warna yang disebabkan oleh kontak dengan serat setelah pengeringan 9. Dapat mengikat air dengan baik, sehingga dapat menghindari bleeding (blobor) pada waktu pengukusan 10. Mempunyai daya reduksi yang rendah 11. Mudah dihilangkan kembali dalam proses pencucian 12. Memberikan nilai warna yang baik, serta ketajaman garis-garis motif. 28410.3.1.3. Jenis Pengental Zat pengental pada umumnya terdiri dari polimer polisakarida dengan rantai polimer yang panjang. Monomer penyusunnya biasanya glukosa,maltosa, galaktosa, dan arabinosa. Selain pengental alam yang terbuat dari bahan baku seperti di atas ( golongan polisakarida), jenis pengental lain adalah modifikasi pengental alam, emulsi, semi emulsi, dan pengental sintetik. Pengental emulsi dibuat dari campuran minyak dan air yang ditambah zat pengemulsi (emulgator). Pengental emulsi banyak digununakan untuk pencapan pigmen sedangkan untuk zat warna lain penggunaannya dicampur dengan pengental alam dari jenis alginat atau guar. Campuran pengental emulsi dengan pengental alam sering disebut dengan pengental setengah emulsi. Pengental ini memberikan keuntungan yaitu lebih tinggi tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu pengeringan lebih cepat dari pada pengental alam. Pengental emulsi dibagi 2 jenis yaitu : 1. Emulsi air dalam minyak (W/O), yaitu air merupakan fasa terdispersi dan minyak sebagai medium pendispersi 2. Emulsi minyak dalan air (O/W), yaitu minyak merupakan fasa terdispersi dan air sebagai medium pendispersi Kekentalan emulsi dipengaruhi oleh zat terdispersi dalam sistem emulsi, sedangkan kestabilannya dapat dipengaruhi oleh kenaikan suhu, gerakan mekanik, elektrolit, dan pH. Modifikasi pengental alam antara lain : 1. Derivat kanji, yaitu gom Inggris (dekstrin) dan karboksimetil kanji 2. Derivat selulosa, yaitu karboksimetil selulosa dan hidroksietil selulosa 3. Derivat gom, yaitu meyprogum dan indalka Yang termasuk pengental sintetik antara lain : Akrilat, yaitu asam poliakrilat, polimetakrilat dan poliakrilamida Vinil, yaitu polivinil alkohol Sifat sifat dari beberapa pengental untuk pencapan dapat diperlihatkan pada tabel 9 – 4 . Tabel 10 – 3 Jenis-Jenis Pengental Untuk Pencapan PENGENTAL ALAM MODIFIKASI PENGENTAL ALAM DAN PENGENTAL SINTETIS DiperolehdariNamapengentalNamadagangDiperolehdariNamapengentalNamadagangPohonGom arab Gomsenegal GomKanjiDekstrinGom Inggris Eter kanji Ester kanji Solvitex,dan285BijitanamanRumputlauttragacanth Gomkaraya Gomlocust beamGom guar KanjiNatrimalginat Gom gattoCesalpiniaManutex,Lamitex,Gomkarayaatau gato Gomlocust beamGomGuarSelulosaGom kristal atauGom industri MetilselulosaEtil selulosa KarboksimetilselulosaPolivinilalkoholPoliakrilatPolimetakrilatEmulsi.solvitoseNafkacrystal gom IndalkaMeyprogumTylose,CMC,PVATabel 10 - 4Sifat-Sifat Pengental Untuk Pencapan SifatJenis Pengental PewarnaanKerataanPenetrasiKetajamanAliran PencucianKanji Gom arab Gom tragacant Locust beam gom Na. Alginat Metil selulosa Hidroksietil selllosa Karboksimetil selulosa Gom Inggris BCjSjCjCjBCjCjJBJSjCjBBBBBJBBBBJJJJJBBCjBBBJBPNNNNPPPP-PSJBBBBJCjCjCjKeterangan : B : Baik J : Jelek Cj : Cukup jelek S : Sedikit jelek P : Plastik PS : Pseudo plastik N : Newton 10.3.1.4. Pembuatan Pengental 1. British Gum D dan British Gum No. 5 286Untuk pencapan dengan zat warna bejana dan teknik etsa. British Gum No. 5 kurang mengandung dekstrin dibanding dengan British Gum D, dan campuran dengan perbandingan yang sama menghasilkan pasta yang lebih kental. Resep : 500 g British Gum D 500 g Air 1000 g 250 g British Gum No. 5 750 g Air 1000 g Bubuk British Gum D atau No. 5 diaduk dengan air/diencerkan. Pasta yang diperolah didihkan dengan pengadukan tetap selama 20 – 30 menit dan dinginkankan. Isi diatur menjadi 1000 g dan akhirnya pengental disaring. 2. Locust Bean Gum (Gum Gatto) Go mini diendapkan oleh alkali, dan sifat ini dimanfaaatkan dalam proses pad-uap zat warna bejana. Pengental ini juga dipakai untuk pencapan dengan zat warna lain yang kondisi pencapannya tidak alkalis. Resep : 0,5 g Borax 1000 g bagian air 20 g bagian Gum Gatto Borax dilarutkan dalam air, kemudian sambil diaduk dengan taratur bubuk Gum ditambahkan. Pasta dibuat sedikit asam dengan asam asetat dan dipanaskan sampai 80 – 900C. Akhirnya dinginkan dan diencerkan menjadi 1000 g dan disaring. Pengental ini tidak dapat disimpan lama dan harus segera dipakai. 3. Gum Tragacant Pengental ini banyak dipakai, sendiri atau dicampur dengan kanji. Resep : 70 g Gum Tragacant 1000 g Air Gum tragacant dicampur dengan air dingin, dibiarkan selama 2 – 3 hari dengan pengadukan sekali-kali. Campuran kemudian dipanaskan sampai garam larut. Pemanasan harus dilakukan dalam penangas uap atau air (bejana berlapis), biasanya memerlukan waktu 8 – 12 jam. Pendidihan lebih lanjut menghasilkan pasta yang encer. Setelah didinginkan, pengental diencerkan menjadi 1000 g dan disaring. 4. Kanji Gandum-Tragacant Resep : 140 g kanji gandum 400 g air 600 g pengental fum Tragacant 287Kanji gandum dimasukkan ke dalam air dingin, kemudian pengental gum tragacant (7%) yang telah disiapkan ditambahkan ke dalam pasta yang dididihkan selama 30- 40 menit dengan pengadukan tetap. Akhirnya pasta didinginkan, diencerkan menjadi 1000 g dan disaring. 5. Gum Senegal (Gum Arab) Merupakan pengental dengan kaadar zat padat tinggi yang mudah dihilangkan, dan terutama dipakai untuk pencapan sutera. Resep : 600 g Gom Senegal dimasukkan ke dalam 400 g Air dan diaduk Campuran tersebut diencerkan menjadi 1000 g dan kemudian dididihkan dengan pengadukan tetap selama 3 jam. Kemudian didinginkan, diencerkan menjadi 1000 bagian dan disaring. 6. Indalca U (eter carob-seed gum) Indalca U adalah pengental untuk pencapan dengan berbagai macam zat warna dan memberikan hasil pencapan yang rata. Resep : 45 g Indalca U ditambahkan berangsur-angsur dengan pengadukan tetap pada 1000 g air dingin Campuran kemudian dididihkan selama 30 menit. Setelah pendinginan, diencerkan menjadi 1000 g. Penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan. 7. Nafka Crystal Gum Supra Pengental ini banyak dipakai untuk pencapan asetat selulosa, nylon dan poliester.Resep : 200 g Nafka Crystal Gum Supra diaduk dengan cepat ke dalam 1000 g air dingin dan pasta Dibiarkan satu malam Next >