< Previous288Setelah disaring, pengental langsung dapat dipakai. Apabila diinginkan untuk segera dipakai, suspensi gom dapat dididihkan selama beberapa menit, didinginkan dan disaring. 8. Celacol MM 10 (metil selulosa) Pengental ini dapat dipakai untuk pencapan zat warna reaktif pada wol dan sutera.Resep : 150 g Celacol MM 10 ditaburkan pada 850 g air mendidih Campuran didinginkan tanpa pengadukan dan diencerkan menjadi 1000 g pasta diaduk untuk mendapatkan pasta yang halus. Penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan. 9. Neypro Gum CRX (eter carob-seed gum) Pengental ini dapat dipakai untuk berbagai macam pencapan. Stabil terhadap asam dan alkali. Resep : 50 g Meypro Gum CRX ditaburkan perlahan- lahan ke dalam 950 g air dingin dan campuran diaduk selama 15 menit Kemudian didihkan selama 15 – 20 menit dan didinginkan sampai 500C dan diencerkan menjadi 1000 g. Untuk menghindarkan gelembung-gelembung udara, pengental dibiarkan dingin tanpa diaduk. Penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan. 11. Meypro Gum AC (eter carob-seed gum) Pengental ini sesuai untuk pencapan serat buatan. Resep : 80 g Meypro Gum AC ditaburkan perlahan-lahan ke dalam 900 g air dingin dan campuran diaduk selama 15 menit Kemudian dididihkan selama 5 menit dan didinginkan sampai 500C dan diencerkan dengan air dingin menjadi 1000 g. 28912. Solvitose C.5 (eter kanji) Pengental ini dipakai untuk pencapan zat warna bejana, zat warna bejana larut dan teknik etsa. Menghasilkan warna yang tua. Resep : 100 g Solvitos C 5 ditambahkan dengan cepat sambil diaduk ke dalam 1000 g air dingin Pengadukan diteruskan hingga diperoleh campuran yang halus dan homogen, penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan. 13. Manutex RS dan Lamitex L (natrium alginat, kekentalan tinggi) Pengental ini adalah pengental natrium alginat dan sesuai untuk pencapan zat warna reaktif, langsung, dan asam. Resep : 12,5 g Calgon S* dilarutkan dalam 137,5 g air pada suhu 600C dan 800 g air dingin ditambahkan 50 g pengental ditaburkan pada larutan dan pengadukan diteruskan selama 5 – 10 menit. Akhirnya campuran diencerkan menjadi 1000 g * natrium heksametafosfat Setelah dibiarkan semalam pengental siap untuk dipakai dan biasanya penyaringan tidak perlu dilakukan. 14. Manutex F (natrium alginat, kekentalan rendah) Manutex F adalah natrium alginat dengan kadar zat padat tinggi, terutama untuk pencapan zat warna reaktif, dimana diperlukan gambar yang tajam. Resep : 12,5 g Calgon S dilarutkan dalam 137,5 g air pada suhu 600C 700 g air dingin ditambahkan 150 g pengental ditaburkan 290 pada larutan dan pengadukan diteruskan selama 5 – 10 menit. Akhirnya campuran diencerkan menjadi 1000 g 14. Pengental emulsi Untuk membuat pengental emulsi diperlukan zat pengemulsi misalnya Dispersol PR. Zat pengemulsi ini terutama sesuai untuk membuat pengental emulsi minyak dalam air untuk pencapan zat warna reaktif. Resep : 8 – 15 g Dispersol PR dilarutkan dalam 195 – 185 g air pada 60 – 700C kemudian setelah pendinginan 800 g spritus atau destilat ditambahkan dengan pengadukan putaran tinggi, yang diteruskan sampai campuran diemulsikan sempurna 1000 g Pengental emulsi induk tersebut mudah disiapkan dengan pengaduk putaran tinggi (1000 putaran/menit atau lebih). Pengental emulsi biasanya stabil dalam kondisi penyimpanan yang normal. Penyimpanan lebih lama dapat mengakibatkan pemisahan fasa minyak dan pengadukan kembali perlu dilakukan. Pemanasan cederung memecahkan emulsi. Penyimpanan sebaikanya ditempat yang dingin dalam bejana yang tidak berpori dan dilengkapi dengan tutup. 15. Pengental setengah emulsi Untuk pengental setengah emulsi resepnya sebagai berikut Air dingin 150 g Zat pengemulsi 20 g Minyak tanah 430 g Pengental alginat 400 g (2 – 12%) _____ Jumlah 1000 g Cara mencampurnya sebagai berikut : Air dingin dicampur dengan zat pengemulsi diaduk-aduk, Masukkan minyak tanah sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan kecepatan tinggi (2000 – 3000 rpm). 291 Setelah terbentuk emulsi, ditambahkan ke dalam pengental alginat. 16. Meypro Gum KN (Gom Carob-Seet) Pengental ini tidak tahan alkali. Menghasilkan pengental yang baik pada konsentrasi 25 g per 1000 g dan cara pembuatannya sama dengan Meypro gum CRX. 10.3.2. Persiapan Pasta Cap Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan pasta cap adalah memilih zat warna untuk proses pencapan. macam zat warna yang digunakan untuk pencapan sama dengan zat warna untuk pencelupan.Pemilihan zat warna disesuaikan dengan bahan atau kain yang dicap, alat cap, sifat tahan luntur warna, dan sifat-sifat lain yang diinginkan seperti kestabilan dalam pasta cap, kepekaan terhadap zat-zat kimia, ketahanan terhadap suhu tinggi dan sebagainya. Macam zat warna yang digunakan untuk pencapan sama seperti zat warna yang digunakan untuk pencelupan. Dalam perdagangan terdapat zat warna dalam bentuk bubuk atau bubuk halus yang larut dalam air dan yang tidak larut dalam air tetapi mudah didispersikan. Zat warna yang banyak digunakan untuk pencapan bahan selulosa yaitu zat warna direk, zat warna bejana larut, zat warna naftol, zat warna reaktif, dan pigmen.Untuk poliester digunakan zat warna dispersi dan pigmen, serat nilon digunakan zat warna dispersi, zat warna asam, dan pigmen. Sedangkan untuk serat protein digunakan zat warna asam, zat warna reaktif. Kesesuaian jenis zat warna dengan jenis serat dapat dilihat pada tabel 9 – 5. Pengental yang dipakai untuk pencapan dipilih sesuai dengan kain yang dicap, jenis zat warna dan alat atau mesin yang digunakan. Pengental mempunyai viskositas, daya rekat, daya penetrasi, dan elastisitas tertentu yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga kadang dalam pemakaian untuk pencapan dilakukan percampuran beberapa jenis pengental untuk mendapatkan sifat yang diingginkan dan mengurangi biaya produksi. Viskositas pasta induk sebagai pengental dibuat lebih tinggi viskositasnya dari pada viskositas pasta cap, setelah pembuatan pengental sebaiknya didiamkan selama waktu tertentu utnuk menghilangkan gelembung udara. Untuk menjaga kestabilan pengental induk agar tahan dalam jangka waktu lama ditambahkan pengawet 0,5% (anti septik) dan zat pembantu lainnya. Kerusakan pengental sebelum digunakan menyebabkan pengental menjadi bau, daya rekat berkurang sehingga warna hasil pencapan terjadi bleeding. Penambahan zat pengawet dilakukan waktu persiapan pasta cap atau pada saat pasta akan digunakan tergantung dari sifat pengental. 292Pengental induk perlu disimpan ditempat yang sesuai agar tidak mengering, atau ditutup dengan plastik. Bila akan digunakan kembali perlu dilakukan pengadukan dan pengukuran viskositas. Tabel 10 – 5 Kesesuaian Jenis Zat Warna dengan Jenis Serat Tekstil Serat Alam Serat buatan SelulosaProtein Selulosa diregenerasi Zat warna KapasLinen Wol Su teraViskosaKuproDia setat TriasetatPoliamida poliesterPoliakrilatElastoerAsam + + * * + + Naftol + + + + Basa * * + Direk * * * * * * Dispersi + + + + + KomplekLogam * * * Pigmen + + + + + + + + + + + + Oksidasi + + + + + Reaktif + + + + + + Bejana Larut* * * * * * Belerang + + + + Bejana + + + + Keterangan : + sesuai x dapat dipakai Pembuatan pasta cap disesuaikan dengan resep yang telah ditentukan, kesesuaian warna, dan urutan warna motif. Jumlah pasta cap dibuat sesuai dengan jumlah bahan yang dicap. Prinsip pembuatan pasta cap adalah percampuran sejumlah zat warna yang telah dilarutkan atau dipastakan dengan air atau dengan bantuan zat pelarut zat warna kedalam pengental induk yang telah dicampur dengan zat-zat pembantu secara sedikit demi sedikit sambil diaduk, setelah pengadukan selesai kemudian diukur viskositasnya. Pasta yang digunakan dalam proses pencapan terdiri dari : - Zat warna - Pengental induk - Zat pembantu - Air (sebagai pelarut dan balance ) -Secara mudah pengukuran viskositas dilakukan dengan cara pasta diambil dengan sendok kemudian dituang, bila pasta mengalir deras berarti pasta cap encer sebaliknya bila pasta cap mengalir terputus putus berarti pasta terlalu kental. Disamping itu, di pasar juga telah tersedia alat pengukur viskositas. 293Fungsi air selain sebagai pelarut juga sebagai pengatur kekentalan pasta, di industri, pembuatan pasta dapat dilakukan dengan mesin khusus, atau menggunakan bak dengan pengaduk menggunakan mixer, sehingga hasilnya lebih homogen.Viskositas pasta tergantung pada proses pencapan, jenis dan bentuk bahan yang dicap ataupun besar kecilnya motif, tetapi secara umum dipengaruhi pula oleh jenis alat atau mesin yang digunakan yaitu : - Pencapan rol (roller printing) besarnya viskositas 300 – 1.500 cps - Pencapan kasa datar (flst screen printing ) besarnya viskositas 6000 – 15.000 cps - Pencapan kasa putar (rotary screen printing) besarnya viskositas 4.000 – 8.000 cps - Pencapan kasa datar tangan (hand screen printing) besarnya viskositas 1.0000 – 20.000 cps 10.3.3. Persiapan Mesin Persiapan mesin dan alat pencapan dilakukan untuk memperlancar proses pencapan, meningkatkan efisiensi, dan hsil pencapan bermutu baik. Pekerjaan persiapan mesin meliputi pembersihan mesin, meja/blngket,mengatur kedudukan screen, mengatur raport, mengatur kedudukan dan kemiringan rakel, ruang pengering, dan pengaturan bagian lainnya10.3.4. Pencapan Pencapan pada kain dapat dilakukan dengan bermacam–macam alat pencapan baik secara manual maupun dengan mesin, mesin yang banyak digunakan adalah mesin pencapan kasa datar ( flat screen printing ) dan mesin pencapan kasa putar (rotary screen printing), secara manual dapat digunakan kasa screen. 10.3.5. Pengeringan Pengeringan setelah kain dicap mutlak dilakukan untuk menghilangkan kandungan air pada lapisan pasta cap atau menghilangkan kelembaban lapisan pasta sehingga mencegah zat warna blobor (bleeding), selain itu pengeringan bertujuan untuk memudahkan penanganan kain hasil cap untuk proses fiksasi. Proes pengeringan perlu memperhatikan faktor – faktor jenis kain (hidrofob atau hidrofil), jenis pasta cap alkali/asam, tegangan kain. Kain yang memiliki regain rendah atau sifat hidrofob pengeringan harus dilakukan sesegera mungkin.Jenis pengeringan yang bisa dilakukan antara lain : 2941. Pengering udara panas Sumber panas berasal dari oil panas, uap panas, dan elemen listrik dengan suhu100 –125oC2. Pengering silinder Kain dilewatkan pada silinder panas dengan suhu 95-110 oC, silinder terbuat dari logam baja tahan karat. 3. Pengering di udara Kain dijemur atau digantung pada ruang terbuka. Kondisi pengeringan berpengaruh terhadap hasil fiksasi zat warna, namun standar pengeringan yang baik akan memberikan efek hasil pewarnaan yang baik pula. Pengeringan yang berlebihan akan menyebabkan retak dan pecahnya lapisan pasta cap sehingga fiksasi tidak sempurna dan terjadi penodaan warna. Demikian pula pengeringan yang tidak merata akan menyebabkan ketidakrataan warna hasil pencapan. 10.3.6. Fiksasi Zat Warna Fiksasi pada kain yang telah dicap bertujuan agar lapisan zat warna dalam pasta cap masuk dan berikatan dengan serat membentuk ikatan seperti ikatan hydrogen, gaya van der wals, ikatan elektrovalen, dan ikatan kovalen sehingga hasil cap memiliki ketahanan luntur warna. Fiksasi dapat dilakukan dengan beberapa metoda fiksasi, seperti metoda perangin–angin, metoda pengukusan (Steaming), udara panas (Thermofiksasi), dan pengerjaan dalam larutan kimia (Wet Development ). Pemilihan metoda fiksasi bergantung pada jenis zat warna, pengental, dan peralatan yang tersedia.10.3.6.1. Metoda Perangin-anginan (Air Hanging)Proses fiksasi metoda ini biasanya dilakukan untuk proses pencapan dengan skala kecil, kain digantung di udara selama 12 jam. Fiksasi metoda ini sesuai untuk zat warna reaktif tepapi hasilnya kurang maksimal dibandingkan metoda lain.10.3.6.2. Proses Penguapan (Steaming)Dalam proses penguapan, uap terkondensasi pada permukaan lapisan pasta cap, kondensat membantu pelarutan zat warna untuk masuk kedalam serat (difusi), agar tidak terjadi blobor (bleeding) atau migrasi zat warna keluar dari motif, pada proses fiksasi kondisi penguapan perlu dikontrol sesuai dengan sifat absorbensi. Bleeding dapat terjadi pada kain yang bersifat menolak penyerapan air (hidrofob) menerima suplai uap yang berlebih atau bleeding dapat pula terjadi karena uap terlalu lembab dan pasta cap mengandung zat higroskopis seperti urea, gliserin, dan sebagainya. Sebaliknya jika uap terlalu kering, lapisan pasta 295cap tidak bisa masuk kedalam serat sehingga tidak terjadi fiksasi, dan hasil pencapan luntur. 1. Penguapan uap normal Sistem ini dapat dilakukan dengan cara kontinyu, suhu dan waktu penguapan berpengaruh teradap hasil pencapan. Mesin yang dapat digunakan adalah mesin Flash Ager, fiksasi dengan mesin ini dilakukan pada suhu 100 oC selama 15-50 detik. Mesin Rapid Ager, fiksasi dilakukan pada suhu 100 oC selama 1-3 menit, dan fiksasi denga mesin Festoon steamer dilakukan pada suhu 100 oCselama 5-30 menit. Gambar 10 – 45 Skema Mesin Pengukusan Rapit Ager Keterangan mesin Pengukusan Rapit Ager : 1. Kain 2. Pembuangan uap 3. Ruang pengukusan 4. Pembuang air Gambar 10 – 46 Skema Mesin Pengukusan Temperatur Tinggi Festoon296Keterangan gambar 9 – 45 : 1. Kain 2. Ruang pengukusan 3. Pemanas Gambar 10 – 47 Skema Mesin Pengukusan StarKeterangan gambar 9 - 47 : 1. Penutup 2. Katup pengaman 3. Ruang pengukusan 4. Pemanas 5. Katrol penarik rangka dan kain 6. Pembuangan udara 7. Rangka untuk kain 8. Alat pengontrol uap Gambar 10 – 48 Skema Mesin Pengukusan Single Spiral297Keterangan : 1. Kain 2. Ruang pengukusan Gambar 10 – 49 Skema Mesin Pengukusan Double Spiral Keterangan 9 - 49 : 1. Kain 2. Ruang pengukusan 3. Rol pembelok kain Gambar 10 – 50 Skema Mesin Pengukusan Arc atau Rainbow Keterangan :1. Kain 2. Ruang pengukusan 3. Padder 4. Bak pencucian Next >