< Previous308Untuk warna dasar dari zat warna direk yang baik tahan lunturnya, maka sudah pembilasan dapat dikerjakan iring dengan larutan sopamine Ms sebanyak 3 – 4 g/L. 10.4.2. Pencapan Kain Kapas dengan Zat Warna Reaktif Pencapan kain kapas dengan zat warna reaktif banyak digunakan karena di samping pilihan warna yang banyak juga dapat dikerjakan dengan kondisi yang sederhana.Dengan ukuran molekul yang kecil dan larut dengan baik di dalam air maka zat warna reaktif memiliki kemampuan cepat berdifusi ke dalam serat dan hasil pencapannya mempunyai kilau yang tinggi. Zat warna reaktif dapat mengadakan reaksi dengan serat selulosa (kapas) membentuk ikatan kovalen sehingga ketahanan lunturnya sangat baik. alkali D – SO2 – CH = CH2 – Sel – OH D – SO2 – CH2 – CH2 – O – Sel zat warna serat zat warna dan serat selulosa selulosa (kapas) Berdasarkan kereaktifannya dikenal dengan dua jenis zat warna reaktif yaitu zat warna reaktif dingin dan zat warna reaktif panas. Zat warna reaktif dingin lebih reaktif (misal dikhlorotriazin) dari pada zat warna reaktif panas (misal monokhlorotriazin).Faktor penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan zat warna rekatif adalah kestabilan pasta capnya dan kemungkinan terjadinya penodaan warna dasar saat pencucian. Oleh karena zat warna reaktif bersifat reaktif terhadap beberapa jenis senyawa, maka dalam pencapan harus dipakai pengental yang tidak mengadakan reaksi dengan zat warna tersebut. Bahan pengental yang memenuhi syarat adalah senyawa natrium alginat yakni pengental yang dibuat dari agar-agar rumput laut dan dalam perdagangan dikenal dengan nama manutex. Pengental sintetik dari jenis asam poliakrilat dapat digunakan sebagai pengganti natrium alginat serta dapat memberikan hasil pewarnaan yang lebih memuaskan dan lebih mudah dihilangkan. Pengental emulsi penuh dan setengah emulsi juga dapat digunakan. Pemilihan jenis alkali berdasarkan pada kereaktifan zat warna yang digunakan serta kestabilan pasta capnya adalah natrium bikarbonat selain harganya murah juga memberikan kestabilan pasta cap yang tinggi. Penambahan alkali pada pasta cap sebaiknya dilakukan pada saat pasta cap digunakan untuk menghindari hidrolisa zat warna. Jika digunakan zat warna reaktif yang mempunyai kestabilan yang cukup tinggi dapat digunakan natrium karbonat atau soda kostik karena akan memberikan hasil pewarnaan yang lebih tinggi. 309Untuk menjaga kestabilan zat warna ke dalam pasta cap dapat ditambahkan zat anti reduksi dan sebagai zat higroskopis dapat juga digunakan urea. Urutan proses pencapan dengan zat warna reaktif dapat digambarkan dengan berbagai macam cara fiksasi yaitu : Proses fiksasi sangat penting karena terjadi ikatan kovalen antara serat selulosa dengan zat warna reaktif. Waktu proses fiksasi yang terlalu lama dari ketentuan akan menyebabkan turunnya hasil pewarnaan yang disebabkan ketidakstabilan ikatan kovalen serat dengan zat warna di bawah kondisi alkali. Oleh karena itu kondisi fiksasi yang tepat sangatlah penting baik ditinjau dari segi ekonomis juga hasil pewarnaan yang tinggi, penentuan kondisi fiksasi tersebut bergantung pada tingkat kereaktifan zat warna. Selama proses fiksasi berlangsung selain terjadi ikatan kovalen juga terjadi hidrolisa zat warna oleh air, sehingga tidak ada lagi zat warna tersisa dalam bentuk reaktif. Zat warna yang terhidrolisa tersebut harus dihilangkan secara sempurna dari kain pada proses pencucian. Pencapan zat warna reaktif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Pencapan satu tahap (all in method)Pada cara ini pasta cap yang digunakan mengandung alkali, contoh resep : Zat warna reaktif 10 – 80 g Urea 50 – 200 g Air panas x g Zat anti reduksi 10 g Pengental (2 – 12%) 500 g atau pengental setengah emulsi Soda abu 25 g Air / pengental y g Jumlah 1000 g pasta cap PencapanPengeringanFiksasi : Penguapan Padd alkali Diangin-angin Thermofik PembilasanPengeringan310Persiapan pasta cap dilakukan dengan mencampur zat warna dengan urea dan air panas, urea akan membantu melarutkan zat warna. Setelah ditambahkan zat anti reduksi (digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya reduksi zat warna terutama zat warna yang mempunyai inti azo), pengental alginat ditambahkan diaduk-aduk hingga homogen dan dibiarkan dingin. Alkali ditambahkan terakhir (bisa digunakan soda kue, soda abu atau campuran kalium karbonat dan sedikit soda kostik) Pasta pengental setengah emulsi dapat dipersiapkan sebagai berikut : Air dingin 150 g Zat pengemulsi 20 g Minyak tanah 430 g Pengental alginat 400 g (2 – 12%) _____ Jumlah 1000 g Penggunaan pengental setengah emulsi ini untuk memperoleh hasil pencapan dengan motif-motif yang halus dan tajam, hal ini sulit diperoleh pada pengental aglinat. Konsentrasi pengental alginat dipersiapkan tergantung pada viskositas alginat yang digunakan. Berikut adalah beberapa konsentrasi pengental yang mengacu pada viskositas masing-masing.Alginat dengan viskositas tinggi 2-4% Alginat dengan viskositas medium 4-8% Alginat dengan viskositas rendah 2-4% Alur pencapan satu tahap dapat digambarkan sebagai berikut : Pencapandengan pasta alkaliPengeringanFiksasipenguapan/udara panas PembilasanPenyabunan PencucianPengeringan311Fiksasi pencapan zat warna reaktif Fiksasi dapat dilakukan dengan beberapa metoda fiksasi, seperti metoda perangin–angin, metoda pengukusan (steaming), udara panas (Thermofiksasi), dan pengerjaan dalam larutan kimia (Wet Development ). x Dengan cara penguapan / pengukusan Fiksasi dengan pengukusan /penguapan untuk zat warna reaktif efektif dilakukan dengan uap jenuh (saturated steam) pada 100- 1030C selama 3 – 10 menit. Waktu penguapan bergantung pada tingkat kereaktifan zat warna, fiksasi dapat dpercepat dengan suhu lebih tinggi 130 – 1600C selama 1 – 5 menit. Penambahan urea sebanyak 50 – 200 g/kg sebagai zat higroskopis sangat penting untuk menjaga kelembapan pasta cap dan reaksi zat warna dengan serat terjadi sesuai yang diinginkan. x Dengan udara panas Fiksasi dengan udara panas sesuai diterapkan untuk zat warna reaktif yang memiliki kereaktifan dan afinitas yang rendah (zat warna reaktif panas). Penambahan urea 100 – 200 g/kg pada pasta cap sangat penting untuk menjaga kelembaban pasta cap. Temperatur udara panas antara 140 – 1600Cselam 3 - 6 menit atau 1 menit pada suhu 1800C.x Dengan pengangin-angin Cara ini dilakukan jika zat warna reaktif yang digunakan mempunyai reaktifitas yang tinggi (zat warna reaktif dingin). Dalam hal ini jumlah soda abu di atas diganti dengan campuran soda abu 5 g dan 20 g soda kue, setelah dicap kain diangin-anginkan selama 24 – 48 jam. 2. Pencapan dua tahap Pada proses pencapan dua tahap, pasta cap yang digunakan adalah netral, tidak mengandung alkali dan pemberian alkali dilakukan dengan proses tambahan dengan cara : - Benam peras – pengukusan (pad-steam)- Fiksasi – basah (wet- fixation) - Pengerjaan awal alkali (alkali pretreAtment) - Benam peras – bacam (Padd – batch) 1). Benam peras – pengukusan (Padd steam)Pasta cap terdiri dari : Zat warna 10 – 80 g Urea 0 – 50 g Air 200 g Zat anti reduksi 10 g Pengental alginal 400 – 500 g (2 – 12%) Air/pengental x gJumlah 1000 g Untuk larutan padd alkali sebagai berikut : 312Elektrolit (Natrium 150 g/l khlorida)Soda abu 150 g/l Potas (KOH) 50 g/l Soda Kontik 380Be 40 g/l Setelah kain dicap dengan pasta netral dan keringkan kemudian dilakukan proses pengerjaan dalam larutan alkali. Pemasukan dalam larutan alkali dapat menggunakannip – padder setelah pengerjaan larutan alkali kemudian diangin-anginkan sebentar. Dilanjutkan dengan pengukusan pada suhu 120 – 1300C selama 30 – 60 detik. Pencucian harus segera dilakukan untuk menghilangkan sisa zat warna yang tidak terfiksasi. 2). Fiksasi basah (Wet fixation)Untuk prosesnya dan zat yang digunakan sama dengan proses benam peras hanya fiksasinya di dalam bak yang mengandung : Elektroli 100 g/l Soda abu 150 g/l Kalim bikarbonat 50 g/l Soda kostik 380Be 50 g/l Pengerjaan di dalam larutan alkali selama 10 – 20 detik pada suhu 95 – 1030C, dan proses tersebut tidak cocok untuk kain rayon viskosa. 3). Pengerjaan awal alkali (Alkali pretreatment)Pencapan dua tahap dengan pengerjaan awal alkali (alkali pretreatment) dengan cara pemberian alkali sebelum kain dicap dengan pasta netral. Hal ini dikerjakan pada produksi dengan skala kecil dengan larutan alkali sebagai berikut : Soda abu 50 – 100 g/l Elektrolit 50 g/l Efek peras 70% Urea 200 g/l Setelah kain dibenam peras larutan alkali dan ditambah urea kemudian dikeringkan. Setelah kering kain dicap dengan pasta cap netral, dikeringkan dan selanjutnya difiksasi dengan pengukusan pada suhu 105oC selama 3 – 10 menit. Perlu diperhatikan bahwa pengeringan setelah benam peras dalam larutan alkali tdak boleh terlalu kering . 4). Benam peras – bacam (Padd batch)Setelah kain dipadd dengan larutan natrium silikat pada suhu 400C dengan WPU 70 – 80% untuk membantu penetrasi dan mengurangi viskositas kain digulung pada rol batching dan dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan oleh udara. Proses bacam dilakukan selama 6 – 12 jam. 313Pencapan etsa putih Proses pengetsaan zat warna reaktif dapat dikerjakan dengan suatu asam atau zat pereduksi, misalnya asam sitrat, asam laktat atau formaldehid sulfoksilat (ronggalit) dengan contoh resep sebagai berikut : Resep:50 – 150g Ronggalit 50 – 100 g Indigosol Resist A 350 – 150 g Air dingin 500 – 500 g Gom arab 1 : 1 50 – 100 g Seng oksida 1 : 1 1000 g Pasta cap Cara prosesnya sebagai berikut : Bahan dipadd dengan zat warna reaktif yang tidak mengandung alkali Dikeringkan Dicap dengan pasta etsa dan keringkan lagi Dipadd dengan zat fiksasi Diuap selama 2 – 10 menit Dibilas dengan air dingin Disabun, dibilas dan keringkan 10.4.3. Pencapan Zat Warna Bejana Pencapan bahan selulosa dengan zat warna bejana pada umumnya mempunyai ketahanan luntur warna yang tinggi. Zat warna bejana merupakan pigmen organik yang dapat dilarutkan dengan zat-zat reduksi dalam suasana alkali. Zat warna yeng telah direduksi dapat terserap oleh serat dan pemakaian zat pereduksi begantung pada zat warna yang dipakai. Dalam pemakaiannya terdapat dua jenis zat warna menurut struktur kimianya yaitu golongan indigoida dan golongan antrakinon. Golongan zat warna bejana indigoida dapat direduksi oleh reduktor lemah dan dalam suasana alkali yang lemah, sedangkan zat warna bejana golongan antrakinon harus direduksi menggunakan zat reduktor yang kuat dalam suasana alkali kuat, menjadi bentuk leuko yaitu zat warna bejana yang larut. Setelah leuko zat warna terserap oleh serat, bentuk leuko tersebut harus dikembalikan ke dalam bentuk zat warna semula melalui proses oksidasi. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki ketahanan luntur warna di dalam serat. Pengental dipilih pengental yang tahan terhadap alkali konsentrasi tinggi yang terkandung di dalamdpasta cap yaitu campuran starch – eter dengan gom atau sejenisnya. Karena pengental campuran tersebut memiliki kelebihan-kelebihan antara lain hasil pewarnaan yang tinggi, tahan terhadap alkali konsentrasi tinggi mudah dihilangkan dalam pencucian. 314Zat higroskopis sekaligus sebagai zat pembantu pelarutan zat warna juga membantu penetrasi zat warna ke dalam serat dan fiksasi zat warna. Jenis zat yang bisa digunakan antara lain gliserin, dietilen glikal, teodietilen glikal (glycine A, glydote B), urea dan lain-lain, karena di samping memberikan warna yang tua juga kerataan yang baik. Zat pendispersi seperti solution salt B atau solution salat SV, diperlukan untuk membantu migrasi penetrasi, peralatan dan fiksasi zat warna ke dalam serat. Alkali yang bisa digunakan pada pencapan zat warna bejana adalah kalium karbonat, soda abu, sodal kostik dan kalium hidroksida dan jenis lain seperti soda kue, sodium bisulfit, trisodium fosfat, amonium hiroksida dan boraks. Alkali lemah digunakan dalam pereduksian zat warna bejana yang mudah tereduksi (golongan indigoida) seperti kalium karbonat karena memiliki sifat kelarutan yang lebih tinggi dan sant membantu dalam proses reduksi. Zat pereduksi zat warna bejana banyak digunakan adalah natrium sulfaksilat formaldehida (NaHSO2, CH2O, 2H2O) diperdagangkan dengan nama Ronggalit C, Formusul 6. Sedangkan natrium hidrosulfit, glukosa dan dekstrim digunakan dalam skala yang terbatas. Prosedur pencapan dengan zat warna bejana dapat diklasifikasi ke dalam dua cara, yaitu cara satu tahap, yaitu pasta cap mengandung zat pereduksi, biasa dikenal dengan cara alkali karbonat.Cara dua tahap yaitu pasta cap netral tidak mengandung alkali kemudian zat pereduksi diaplikasikan pada tahap kedua, yaitu cara padding dikenal dengan nama benam peras penguapan (Padd steam).1. Pencapan satu tahap (cara alkali karbonat) Natrium sulfoksilat formaldehid (Ronggalit C) stabil pada temperatur rendah dan akan teraktivasi pada temperatur 1000C dan reaksi reduksi berlangsung dengan adanya suasana alkali. Hal ini terjadi pada saat proses pengukusan (steaming) oleh karena itu dimungkinkan pencapan zat warna bejana satu tahap.Pasta cap mengandung alkali reduktor tersebut dapat stabil dalam penyimpanan sebelum digunakan dalam proses pencapan dan pengeringan hanya sedikit menurunkan kekuatannya saja. Resep satu tahap sebagai berikut : Pengental induk terdiri : Pengental starchgun 400 gKalium karbonat 150 gGliserin 50 gNatrium sulfoksilat 150FormaldehidaAir/pengental x gJumlah 1000 g Pasta cap : 315 Zat warna bejana 100 – 200 g Zat pendispersi 30 gPengental induk 650 gAir/pengental x gJumlah 1000 g Pengental GD (Campuran gom dan dekstrin) terdiri dari : Gom Inggris atau 450 g dekstrinAir 250 gGom peregal 300 g Jumlah 1000 g Pasta pengental Pasta cap pengental GD 1. Zat warna bubuk 40 g Gliserin 60 g Air 100 g Pengental GD 530 g Ronggalit C 60 g Air 210 g Jumlah 1000 g Pasta cap 2. Zat warna pasta 120 g Staroksida pasta 50% 30 g Glecine A 60 g Pengental GD 150 g Air 190 gKostiksoda 380Be 450 g Jumlah 1000 g Pasta cap Pengental Induk TTV (Campuran Tapioka, Tragan, Olif) Kanji tapioka 120 g Air 650 gTragan 65/1000 200 g Minyak olif 30 g Jumlah 1000 g Pasta pengental Pasta cap pengental TTV 1. Zat warna pasta150 – 400 g Glycine A 50 – 80 g TTV 60 g Natrium karbonat 60 – 60 g Minyak 30 – 40 g Ranggalit C1:1 140 - 140 g Jumlah 1000 g 316 Pasta cap 2. Zat warna pasta 300 g Gliserin 80 g TTV 350 g Kalium karbonat 120 g Ronggalit C 1 : 1 1500 g Jumlah 1000 g Pasta cap Cara kerja : Oksidasi yang kurang sempurna akan menghasilkan ketahanan luntur yang rendah, sedang oksidasi yang berlebihan akan terjadi perubahan arah warna yang dioksidasi. Sebaiknya sebelum oksidasi kain dibilas dengan air dingin untuk mengurangi alkali karbonat dari kain serta melunakkan lapisan pasta cap. Contoh resep oksidasi : Natrium perborat 2 – 4 g/l Asam asetat (30%) 5 g/l Waktu 5 – 15 menit Suhu 60 – 700C2. Cara dua tahap (padd steam)Cara ini dapat disebut juga metode tradisional dimana zat reduktor dalam alkali diaplikasikan pada kain secara terpisah dengan pasta cap. Dengan cara ini maka oksidasi prematur zat warna dapat dihindari. Tahap pertama pencapan pada kain di mana pasta cap hanya berisi zat warna dan pengental. sedang reduktor alkali diaplikasikan pada kain dengan cara benam peras (padding) tahap berikutnya adalah pengukusan (steam), proses PencapanPengeringanFiksasipenguapanPembilasanPenyabunan PencucanPengeringanOksidasi317ini harus segera dilakukan setelah benam peras mengingat reduktor natrium hidrosulfit penguraiannya oleh udara berjalan lebih cepat. Selanjutnya bahan dilakukan oksidasi, pencuaian dan pengeringan. Resep pencapannya sebagai berikut : x Zat warna bejana 50 – 250 g x Pengental starch- 350 g tragacantx Pengental metil 250 g selulosa (4%) x Air/pengental (balance) x g Jumlah 1000 g Larutanpadd alkali reduktor antara lain : 1). Dengan natrium sulfoksilat formaldehid-kalium x Natrium sulfoksilat 100 g/l formaldehidx Kalium karbonat 100 g/l x Gliserin 100 g/l x Zat pembasah anionik 3 g/l x Elektrolit (garam 50 g glouber)Cara di atas setelah kain benam peras alkali reduktor dengan efek peras 70%. Kain dibiarkan dalam udara terbuka + 1 menit Kemudian dilanjutkan proses pengukusan (steam) pada temperatur 110 – 1150C selama 8 – 20 menit, proses oksidasi, pembilasan, penyabunan, pencucian dan pengeringan. 2). Dengan natrium hidrosulfit-soda kostik x Natrium hidrosulfit 200 g/l x Gliserin 15 g/l x Zat pembasah anionik 3 g/l x Elektrolit (garam 40 g glouber)Setelah pencapan, pengeringan, benam peras alkali reduktor dengan efek peras 70%. Kain dibiarkan dalam udara terbuka selama beberapa detik Kemudian dilanjutkan proses pengukusan (steam) pada temperatur 110 – 1150C selama 4 – 10 menit, setelah pengukusan dilanjutkan proses oksidasi, pembilasan, penyabunan, pencucian dan pengeringan. Pencapan etsa1. Etsa putih Pengetsaan zat warna bejana jarang dikerjakan karena sukar. Pengetsaan tersebut biasanya dikerjakan dengan Ronggalit C ditambah zat pembantu Leucotrop atau Antrakinon untuk menambah daya pereduksinya. Dalam perdagangan telah dikenal Ronggalit CL yang merupakan campuran Ronggalit Next >