< Previous318C dan Leucotrop. Zat warna bejana yang sering dietsa ialah indigo dan zat warna jenis indigoida.Zat warna jenis antrakinoida jarang dietsa karena tahan terhadap zat pereduksi.Beberapa contoh resep pasta pereduksi (etsa putih) adalah sebagai berikut : 435 g pengental gom 1 : 1 152 g seng oksida 15 g antrakinon 15 48 g gliserin 200 g Ronggalit CL 50 g Rongalit C 100 g Air 1000 g pasta cap 160 g gom Inggris 600 g alumunium khlorat 220Be 140 g natrium khlorat 20 g kalium ferosianida 80 g air 1000 g pasta cap 375 g pengental tapioka 200 g natrium khlorat 200 g kaolin 50 g kalium ferosianida 100 g asam nitrat 75 g air 1000 pasta cap 250 g natrium bikhromat 430 g air 70 g soda kostik 250 g gom Inggris 1000 g pasta cap Setelah dicap, kain dikeringkan kemudian diuap selama 5 menit. Bagian yang dicap setelah keluar dari steamer harus berwarna kuning dan setelah dicuci tidak boleh berubah menjadi warna aslinya. Apabila terjadi perubahan warna, maka berarti waktu penguapan kurang dan harus diulangi lagi. 2. Etsa warna Untuk pengetsaan berwarna dipakai zat warna bejana yang tahan terhadap pasta etsa. Contoh resep pencapan etsa berwarna yaitu : - 100 g seng oksida 80 g air 20 g gliserin 319 40 g antrakinon 30% 70 g Leucotrop O 150 g Ronggalit CL 540 g pengental gom 1 : 1 1000 g pasta cap - 60 g seng oksida 60 g air 160 g Ronggalit C 350 g pengental gom 35 g zat warna bejana umpama Oxamin Gelb 3 G 60 g gliserin 235 g pengental gom 1 : 1 40 g antrakinon 30% 1000 g pasta cap - 336 g pengental tapioka 36 g Ronggalit C 96 g Ronggalit CL 24 g antrakinon 30% 60 g air 48 g seng oksida 75 g pasta zat warna bejana 90 g ferrosulfat 15 g garam timah 220 g pengental gom 1000 g Pasta cap Jika warna yang digunakan untuk bont etsa warna kuning, maka tidak perlu menggunakan ferrosulfat. Kain yang telah dicap, kemudian diuap (seperti pada pencapan etsa putih), dikerjakan dengan larutan soda kostik 200Be pada mesin cuci lebar selama 20 detik, dinetralkan dan akhirnya dicucu bersih. Pencapan rintang Pencapan rintang dengan zat warna bejana adalah pencapan dengan menggunakan suatu zat yang dapat menghalang-halangi tercelupnya bagian yang dicap rintang oleh suatu zat warna bejana. Kain lanjutnya dipad dengan larutan zat warna. Beberapa contoh resep pasta rintang : 500 g gom peregal 1 : 1 120 g mangan khlorida 240 g seng khlorida 120 g kaolin 20 g asam nitrat 1000 g pasta rintang 270 g pengental gom 1 : 1 320 200 g timah nitrat 320 g timah sulfat 160 g seng sulfat 50 g pasta timah asetat 1 : 1 1000 g pasta rintang Kain putih yang telah dicap rintang dan dikeringkan, dipadd dengan larutan zat wana I. Setelah itu dikerjakan dengan larutan zat warna II pada suhu 800Cselama 30 menit.Resep kedua larutan tersebut adalah sebagai berikut : 200 g zat warna bejana II 150 cc glukosa 1 : 1 500 cc air 35 cc soda kostik 400Be 125 g hidrosulfit 1000 cc larutan padd 30 g zat warna bejana 375 cc glukosa 1 : 1 100 cc air 800C 375 cc air dingin 30 cc soda kostik 400Be 17,5 g hidrosulfit Selanjutnya diasamkan dengan larutan 1 – 1,5 ml/l asam khlorida 200Be dan 0,5 – 1,0 g/l kalium Rhodanida. Akhirnya dibilas, disabun, dibilas lagi dan dikeringkan.10.4.4. Pencapan Selulosa dengan Zat Warna Bejana Larut Zat warna bejana larut adalah zat warna bejana dalam bentuk terlarut (leuko) yang distabilkan dalam bentuk garam natrium dari ester asam sulfat dan diperdagangkan dalam bentuk powder. Zat warna bejana larut (a) larut dalam air dan mempunyai afinitas terhadap selulosa, setelah pencapan dioksidasi dalam kondisi asam menjadi leuko asam zat warna bejana (b), untuk merubah bentuknya menjadi bentuk zat warna bejana asal yang tidak larut dalam air (c).Afinitas zat warna bejana larut terhadap serat rendah sehingga sulit memperoleh warna tua. Oleh karena itu pada umumnya digunakan untuk warna-warna muda. Dalam penggunaan zat warna bejana larut, beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum diaplikasikan pada serat antara lain adalah : 1). Sifat kelarutannya, hal ini penting dalam persiapan pasta cap 2). Kepekaannya terhadap sinar, karena dapat mengakibatkan oksidasi prematur3213). Substantifitas terhadap serat, hal ini penting dalam pencapan rintang 4). Kepekaannya terhadap proses oksidasi Metode pencapan untuk selulosa antara lain : metoda steaming (khlorat), metoda nitrit, metoda khromat, metoda feri khlorida, metoda alumunium khlorat, metoda tembaga sulfat dan metoda natrium khlorit. Tetapi metoda yang sering digunakan adalah metoda nitrit dan metoda khlorat. Gambar 10 - 56 Reaksi Perubahan Zat Warna Bejana Larut Menjadi Zat Warna Bejana 1) Metoda nitrit Metoda ini disebut juga metoda wet development. Pasta cap mengandung zat warna dan garam nitrit, karena tidak adanya asam maka kestabilan pasta cap sangat baik. Setelah zat warna terserap ke dalam serat, diperlukan asam yang berfungsi untuk merubah bentuk ester menjadi bentuk asam leuko (enol) yang tak larut, selanjutnya dioksidasi oleh nitrit menjadi bentuk zat warna asalnya. Selain ditambahkan zat higroskopis dan zat pelatur, ke dalam pasta cap perlu ditambahkan natrium karbonat untuk meningkatkan kestabilan pasta cap. Pasta cap dapat dipersiapkan sebagai berikut : Resep 1 Zat warna 50 g Gliserin 50 g Zat pelarut jenis etilena 30 g glikol Natrium karbonat 2 g Pengental starch/gom 450 g tragacant Natrium nitrit (33%) 30 g 322 Air atau pengental x g Jumlah 1000 g Resep 2 Zat warna 10 - 40 g Natrium karbonat 30 g Pengental starch/gom 500 g tragacant Natrium nitrit (33%) 50 g Urea 80 g Air atau pengental x g Jumlah 1000 g Pengental dapat dipersiapkan sebagai berikut :Resep pengental 1. Gom tragant 7 % 968 g Natrium nitrit kristal 30 g Natrium karbonat 2 g Jumlah 1000 g 2. Kanji 90 g Tragant 80 : 1000 870 g Minyak olif 20 g Gliserin 20 g Jumlah 1000 g Setelah kain dicap dengan pasta cap di atas, dan dikeringkan kemudian dikerjakan dalam larutan yang sering disebut sebagai proses pembangkitan zat warna dengan komposisi sebagai berikut : Asam sulfat (95%) 20 ml/l atau 660Be 20 ml/l Garam glauber 20 g/l (elektrolit)Proses pembangkitan tersebut lamanya tergantung pada daya adsorbsi dari kain, antara 6-8 detik, kemudian dilakukan penganginan selama 20-25 detik dimaksudkan untuk meningkatkan hasil pewarnaan atau pembangkitan warna. Zat warna bejana larut yang mempunyai kelarutan di dalam air yang rendah seperti indigosol orange HR, Pink IR, Brown IRRD, Red Violet IRRH dan sebagainya dan tidak perlu penambahan elektrolit. Untuk jenis zat warna 323bejana larut tertentu, di mana proses pembangkitan dilakukan pada tau di bawah temperatur 300C, sodium nitrit bisa disatukan dengan asam sulfat dalam larutan pembangkitan. 2) Metode amoniumkhloratMetoda ini dapat diterapkan pada hampir semua jenis zat warna bejana larut. Pada metoda ini, pasta cap berisi semua zat-zat pembantu yang diperlukan, selain zat warna dan pengental juga mengandung zat asam dan zat pengoksidasi. Zat asam yang digunakan adalah garam-garam amonium (misalnya : sulfat, khlorida, nitrat, sulfosianida dan sebagainya), dimana garam tersebut akan mengurai membentuk asam pada temperatur tinggi, yaitu selama proses pengukusan berlangsung. NH4 X NH3 + HX Asam yang terbentuk akan merubah zat warna bejana larut yang telah terserap di dalam serat dari bentuk ester menjadi bentuk asam leuko. Selanjutnya bentuk asam leuko (enol) tersebut dioksidasi oleh zat oksidator (natrium khlorat) menjadi bentuk zat warna bejana asalnya yang tidak larut. Semua proses tersebut terjadi selama proses pengukusan berlangsung. Untuk menjaga kestabilan garam amonium agar tidak mengurai mengeluarkan asam sebelum waktunya, maka ditambahkan amonium hidroksida. Sejenis katalisator seperti amonium vanadat ditambahkan ke dalam pasta dengan maksud sebagai akselerasi proses pembangkitan selama pengukusan berlangsung. Pasta cap yang dapat dipersiapkan adalah sebagai berikut : Zat warna bejana larut 60 g Gliserin 50 g Amonium sulfosianida 40 g (50%) Amonium hidroksida 10 g (25%) Amonium klorat 40 g Amonium vanadat 10 g Pengental starch- 340 g tragacant Air atau pengental x g Jumlah 1000 g Setelah pencapan dengan pasta cap tersebut, pengeringan dan pengukusan pada temperatur 100 – 1200C selama 5 menit. Kemudian pembilasan, penyabunan pada temperatur mendidih, pencucian dan pengeringan. Kain yang ciap dengan pasta cap tersebut dapat ditunda waktu pengukusannya selama beberapa hari tanpa menurunkan tingkat pewarnaannya. 3243) Metoda alumunium khlorat Proses ini tidak perlu diuap dan pembangkitannya memerlukan waktu yang capat. Kain pertama kali dipadd dengan larutan vanadat yang resepnya sebagai berikut : 1 g amonium vanadat dalam 200 g air panas 5 g asam batu anggur kristal dalam 2000 g air panas dan 600 g air dingin Kain setelah dipadd, dikeringkan dan selanjutnya dicap dengan pasta cap dengan resep sebagai berikut : 30 – 80 g zat warna bejana larut 50 – 10 g Dehapon O 150 – 60 g Glyezin A 240 – 230 g air 500 – 550 g pengental tapioka – tragan 10 – 20 g asam batu anggur 10% 20 – 50 g aluminium khlorat 250Be __________ 1000 g pasta cap Resep pasta reduksi : 900 g tragan 80 : 1000 50 g Glyezin A 20 g air 10 g asam batu anggur 10% 20 g aluminium khlorat 250Be 1000 g pasta reduksi Setiap 10 gram aluminium khlorat 250Be ekivalen dengan 6,6 gram aluminium khlorat 1 : 1 dan 3,3 gram natrium khlorat. Larutan alumunium khlorat 250Be dapat dibuat dengan cara mencampurkanlarutan 7900 gram barium khlorat dalam 8000 gram air denganlarutan 5280 gram alumunium sulfat dalam 5500 gram air panas. PencapanbejanalarutPengeringanPengukusan 100-1200CPembilasanPenyabunan PencucianPengeringan325Barium sulfat yang terbentuk disairng dan filtratnya merupakan alumunium khlorat.Setelah dicapkan, kain dikeringkan kemudian digantungkan selama 24 jam agar zat warnanya terbangkitkan. Setelah itu dibilas, dimasak dengan sabun, dibilas lagi dan dikeringkan. 4) Metoda sulfosianida Dalam pasta cap proses sulfosianida terdapat zat pengoksida, katalis oksidasi dan zat yang dapat menyebabkan bangkitnya warna. Beberapa contoh resep capnya yaitu : - 50 g zat warna, dilarutkan dalam campuran 50 g Glucose B atau BN 150 g air; campuran dapat dipanaskan sampai 800C 50 g urea 550 g pengental tragan 7%, yang telah mengandung 50 g amonium sulfosianida 50% 80 g natrium khlorat 10% 20 g amonium vanadar 1% _______ 1000 g pasta cap Pengental dapat dibuat agak alkali sebelum ditambah zat warna, umpama dengan resep : - 230 - 80 g zat warna 200 – 100 g Dehapon O 500 – 500 g pengental tapioka – tragan netral 40 – 48 g natrium rodnida 1 : 1 60 – 70 g amonium vanadat 3% 20 – 20 g amonia 25% 150 – 182 g air _________ 1000 g pasta cap Resep pengental tapioka – tragan : 200 g tapioka 1 : 5 600 g tragan 1 : 5 50 g amonia 25% 150 g air ______ 1000 g pengental Setelah pencapan, kain dikeringkan kemudian diuap, dibilas, disabun, dibilas lagi dan akhirnya dikeringkan. Pembangkitan zat warna bejana larut dalam proses sulfosianat seringkali digunakan uap asam, sehingga zat warna ini dapat dipakai bersama-sama 326dengan zat warna Rapid. Untuk pembangkitan, kain diuap selama 5 – 10 menit dalam uap asam.Bahan rayon viskosa perlu diuap selama 10 – 15 menit sehingga oksidasinya dapat sempurna dan warnanya rata. Sedangkan jumlah pemakaian Glucose B atau Dehapon O dua kali lebih banyak dari pada resep di atas. 10.4.5. Pencapan Selulosa dengan Zat Warna Naftol Zat warna Naftol adalah zat warna yang tidak larut, terbentuknya warna di dalam serat sebagai hasil reaksi komponen Naftol dengan garam diazonium. Komponen Naftol yang terkenal adalan Naftol AS yang merupakan perbaikan ENaftol.Naftol As adalah hasil subsitusi dari asam beta – oksinaffoat dengan anilena menjadi 2 hidroksi – 3 asam naftoat yang memiliki tahan sinar dan sosok lebih baik dan warna yang dihasilkan lebih banyak. Naftol As mempunyai afinitas seperti halnya zat warna direk, maka penambahan elektrolit dalam pencelupan akan memperbesar penyrapan. Dengan berat molekul yang besar sehingga tidak larut, untuk melarutkan diperlukan natrium hidroksida. Naftol digolongkan menjadi 2, yaitu : 1) Golongan poligenetik yaitu memberikan bermacam-macam warna dengan berbagai garam diazonium. Yang termasuk jenis ini antara lain : Naftol As, As D, As OL, As E, As GR, As, LB, As SR, As SG, As BT dan lain-lain. 2) Golongan Naftol yang monogenetik, yaitu yang memberikan satu arah warna saja yaitu kekuningan dengan berbagai macam garam dozonium. Yang termasuk jenis Naftol ini, yaitu : As G, As LG, As L3G, As L4G. Garam diozanium lebih dikenal dalam praktek sebagai garam Naftol adalah hasil reaksi diazotasi senyawa basa Naftol yang merupakan turunan dari anilina yang selanjutnya distabilkan dalam kondisi tertentu. Reaksi kopling merupakan reaksi antara E Naftol (Naftol As) dengan garam diozonium. Jika komponen kopling adalah natol As poligentetik, maka warna yang dihasilkan sesuai dengan jenis garam diozonium yang dipakai, dan nama dagang menunjukkan jenis warnanya. Dalam praktek pencapan dikenal dengan 2 cara, yaitu metoda padd Naftol dan pencapan Naftol. Dari kedua cara ini mempunyai keuntungan dan kerugian, misal : cara padd Naftol memerlukan waktu yang lama, karena kain setelah dipadd memerlukan pengeringan, dalam bentuk Naftolat kurang stabil, mudah rusak dan sulit dibangkitkan, bisa mendapatkan warna yang banyak dalam satu bahan. Sedangkan cara cap Naftol hanya satu garam Naftol atau basa. 3271) Cara padd Naftol Urutan proses pada cara ini adalah sebagai berikut : Benam peras (pad) larutan Naftol, diangin-anginkan suhu + 800C Pencapan dengan pasta cap yang mengandung garam diazonium Pembilasan dan penyabunan Berbagai kombinasi warna hasil pencapan dengan cara padd naftol dapat dicapai lebih bervariasi dianding dengan cara cap naftol, yaitu hanya dengan menggunakan satu jenis naftol poligenetik dan berbagai macam warna garam diazonium. Karena larutan naftol diaplikasikan pada seluruh permukaan kain dan hanya pada bagian motif saja yang terkena reaksi kopling, maka daerah naftol yang tidak bereaksi harus dihilangkan dengan pencucian alkali pada suhu mendidih.Jika diinginkan warna dasar yang benar-benar putih bersih maka perlu dilakukan pemilihan naftol yang memiliki substantifitas rendah. Oleh karena itu metoda ini hanya cocok untuk naftol yang memiliki substantifitas rendah. Reaksi formaldehid pada larutan naftolat dapat digambarkan sebagai berikut. OH ONa NaOH CONH CONH Naftol As Natrium Naftolat (tidak larut) (larut) CH2OH ONa ONa HCHO CONH CONH Natrium Naftolat Formaldehid (larut)Gambar 10 – 57 Reaksi Formaldehid pada Larutan Naftolat Berikut ini adalah contoh-contoh Naftol berdasarkan tingkat substantifitasnya terhadap selulosa : Naftol dengan substantifitas rendah : Naftol As, AsD, AsOL, AsPN, AsG, AsL4G, AsIRG dan sebagainya. Naftol dengan substantifitas sedang Next >