< Previous328Naftol As RL, As BG, As LT, As VL, As PTR Naftol dengan substatifitas tinggi Naftol TTR, As BI, As Bs, AS BO, As RS, As SW, As LC, As E Naftol dengan substatifitas tertinggi Naftol As.S, As LB, As BT, As SG, As SR, As BR, As LG, As L3G, As LR, As GR dan sebagainya. Pelarutan Naftol ada 2 cara : Cara panas Naftol dibuat Pasta dengan TRO, penambahan soda kostik dan air panas selanjutnya dipnaskan jika perlu. Cara dingin Naftol dibuat Pasta dengan spiritus, soda kostik dan air dingin. Dalam proses pelarutan ini, bentuk naftol akan berubah menjadi naftolat yang larut. Di dalam proses ini ada kemungkinan naftolat akan bereaksi dengan karbondioksida dan udara kemudian berubah kembali menjadi bentuk naftol yang tidak larut. Naftol ini mempunyai afinitas yang rendah terhadap selulosa dan tidak dapat bereaksi kopling dengan garam diazonium mengakibatkan hasil pewarnaan yang lebih muda. Untuk mencegah hal ini dapat ditambahkan formaldehid ke dalam larutan naftolat sebelum diaplikasikan pada kain. Penambahan formaldehid akan terbentuk komponen metikol yang lebih sulit terhidrolisa daripada bentuk naftolat. Penambahan tersebut pada temperatur kamar untuk mencegah terjadinya komponen metilena yang dapat menghambat reaksi kopling antara naftolat dengan garam diazonium. Beberapa naftol mempunyai ketahanan yang bagus terhadap karbondioksida dari udara tanpa penambahan formaldehia, antara lain Naftol AS-OL, AS-ITR, AS-BS, AS-BG, AS-Bl, AS-LB, AS-PT, dsb. Beberapa naftol ini asetoasil-acrilamida, akan berkurang reaksi koplingnya dengan garam diazonium jika ditambahkan formaldehida, antara lain Naftol AS-BR, AS-BT, AS-GR, AS-S dsb.Setelah larutan Naftol diaplikasikan pada kain dengan cara padding, pengeringan segera dilaksanakan untuk menghindari kontak dengan karbondioksida udara seminimal mungkin. Pengeringan sebaiknya tidak dilakukan pada silinder pengering karena akan mengakibatkan pengeringan yang tidak rata, Naftolat tidak rata sehingga hasil pewarnaan juga tidak rata. Setelah pengeringan kain harus dihidari dari cahaya matahari, kelembaban, gas alam dan percikan air yang dapat menyebakan ketidakrataan hasil pewarnaan. Penyimpanan setelah Naftolat yang terlalu lama dapat menyebabkan difusa Naftolat yang terlalu dalam ke serat sehingga sulit dilakukan pencuccian pada bagian dasar motif yang tidak terjadi reaksi kopling. 329Pasta cap yang mengandung pengental dan garam, jumlah garam/basa Naftol tergantung dari jumlah kandungan Naftol yang digunakan dalamlarutan padding. Penambahan asam asetat dapat meningkatkan hasil pewarnaan. Resep padding Naftol : Naftol As 20 g/l R\TRO 20 ml/l Soda kostik 380Be 20 ml/l Zat pendispersi 6 ml/l Resep pasta cap garam diozonium Garam diozonium 30 – 60 g Asam asetat 50% 10 – 20 g Zat pendispersi 1 g Pengental starc- 500 g tragalant Air/pengental x g Jumlah 1000 g Resep pasta cap basa Naftol Basa Naftol 15 g Asam khlorida 15 g Natrium nitrit 6 g Natrium asetat 12 g Asam asetat 8 g Pengental starch - 500 g tragalant Air / pengental x g Jumlah 1000 g Setelah pencapan, pengeringan, pencucian, penyabunan dengan sabun dan soda abu pada temperatur mendidih, selanjutnya dilakukan pengerjaan dengan natrium bisulfit (38 0Be) untuk menghilangkan garam atau basa naftol yang tidak terkoplingkan di daerah sekitar motif. Selanjutnya proses cuci sabun dan pengeringan. 2) Cara cap Naftol Pada cara ini untuk menghasilkan dengan berbagai kombinasi warn amenggunakan sejumlah jenis Naftol yang dilapkan pada kain, kemudian dibangkit/dikopling dengan satu jenis garam diozonium melalui proses padding. Beberapa keuntungan dari cara ini : Karena naftolat hanya diaplikasikan pada kain hanya di daerah motif saja sehingga warna dasar tetap bersih dan pencucian lebih sederhana Pemakaian Naftol bisa hemat Jika diinginkan hasil pewarnaan dengan variasi ketuaan warna, kombnasi tersebut bisa dicapai dengan cara ini. 330Resep pasta cap Naftol sebagai berikut : Naftol As 15 - 20 g TRO 30 g Spiritus 50 g Soda Kostik 380Be 25 Pengental starch - 500 g tragalant Air / pengental x g Jumlah 1000 g Resep garam diazonium Garam diasonium 50 g Air 920 g Natrium klorida 25 – 30 g/l Jumlah 1000 g Cara prosesnya adalah sebagai berikut : Setelah pencapan dengan pasta cap Naftol, dilakukan pengeringan. Kain hasil pencapan dengan Naftolat dapat disimpan dalam keadaan terhindar dari sinar, udara dan gas yang bersifat asam. Selanjutnya dilakukan pengerjaan padding dalam larutan garam diozonium, dalam hal ini kemungkinan terjadi bleeding naftolat dari daerah motif masuk ke dalam bak larutan padding yang dapat menodai daerah yang tidak bermotif (dasar).Setelah dipadding dilakukan pengangin-anginan beberapa saat guna memberikan kesempatan pada reaksi koopling terjadi secara sempurna untuk menghilangkan sisa-sisa Naftolat maupun garam diazonium yang tidak bereaksi bahan dikerjakan dalam larutan natrium bisulfit (380Be).Akhirnya pencucian dengan sabun yang mengandung sabun dansoda abu pada suhu mendidih selanjutnya dibilas dan keringkan. Di samping garam diazonium dapat pula dengan basa Naftol (metoda cap Naftol – nitrit). Naptol As 25 - 30 g TRO 30 - 40 g Kostiksoda 40 - 40 g (380Be) Air panas 250 - 250 g Pengental - 550 - 550 g starchtragalant Natrium nitrit 105 - 110 g Jumlah 1000 g pasta cap 331Resep basa Naftol : Basa Naftol 15 g Asam asetat 50 g Air dingin 935 g Jumlah 1000 g larutan Prosesnya sebagai berikut : Bahan dicap dengan pasta cap Dikeringkan Diuap (steaming) Dibangkitkan (padding) dengan larutan basa Naftol Dibilas, disabung, dibilas dan keringkan Cara lain yang bisa digunakan untuk pencapan naftol dengan pembangkitan basa naftol. 1. Metoda padd naftol – nitrit Pertama dilakukan padd larutan naftolat yang mengandung natrium nitrit dan dikeringkan. Kemudian pencapan dengan pasta cap yang mengandung basa naftol dan asam organik serta pengental. Reaksi pertama kali terjadi diazotasi antara basa naftol dengan asam organik dan natrium nitrit membentuk garam diazonium, kemudian garam diazonium bereaksi kopling dengan naftolat membentuk pigmen naftol pada bagian bermotif. Selanjutnya proses pencucian dan pengeringan. 2. Metoda pencapan naftol – nitrit Pada metoda ini mirip dengan di atas, dimana pertama kali dilakukan pencapan dengan pasta cap yang mengandung natrium naftolat dan natrium nitrit. Setelah pengeringan, padding larutan basa naftol yang mengandung asam organik. Pada daerah motif terjadi reaksi diazotasi basa naftol oleh natrium nitrit dan asam organik, garam diazonium yang terbentuk bereaksi kopling dengan naftolat membentuk pigmen naftol di dalam serat. Pencapan rintang naftol Maksud perentangan adalah untuk membudi corak putih pada kain yang telah dicelup dengan komponen Naftol. Senyawa Naftolat tidak stabil terhadap sinar karena karbondioksida di udara akan bekerja aktif sehingga dapat menetralkannya.Oleh karena itu dalam perentangan digunakan asam atau garam yang dapat merubah atau merusak naftolat yang telah melekat pada bahan. Pada cara ini bahan yan telah dipadd dengan naftolat dicap dengan zat yang dapat merusak naftolat. Bahan dibangkitkan dengan garam diazonium, pada bagian yang tidak terbangkit dihilangkan dengan proses penyabunan. Sebaiknya bahan diuap agar perusakan naftol dapat terjadi dengan sempurna. Sebagai zat perintang dapat digunakan asam oksalat, asam palnutat atau deduktor ronggalit C, ronggalit CL, hidrosulfur dan sebagainya. 332Contoh resep dengan asam: Oksalat kristal 20 g Asam nitral 10 g Pengental tragan- 600 g tapioka Gliserin 50 g Air/pengental 320 g Jumlah 1000 g Pasta rintang Contoh resep dengan ronggalit : Ronggalit CL 50 g Ronggalit C 25 g Kostiksoda 380Be 10 g Gliserin 50 g Pengental trogan- 600 g tapioka Air/pengental 265 g Jumlah 1000 g Pasta rintang Urutan prosesnya : Bahan dipadd dengan Naftolat, keringkan Diuap selama 1 – 5 menit Dibangkit dengan senyawa diazonium Dibilas Diproses penyabunan Dibilas lagi dan keringkan 10.4.6. Pencapan Zat Warna Naftol yang Distabilkan Komponen naftol dan garam diazonium yang distabilkan dapat diaplikasikan dalam suatu pasta pencapan, sehingga memberikan beberapa keuntungan. Produk pertama yang diperkenalkan di bawah nama dagang zat warna Rapid Fast, produk berikutnya dengan nama dagang Rapidogen. 1. Zat warna Rapid Fast Adalah garam diazonium yang distabilkan dalam suasana alkali berlebih sehingga berubah menjadi bentuk alkali diazonat, sangat stabil dan dapat disimpan dalam jangka waktu yanglama dalam kondisi yang sesuai sehingga disebut antidiazotat. Senyawa antidiazotat tersebut tidak akan berkopling dengan naftolat, tetapi dalam pengasaman dengan asam asetat atau bahkan asam yang terkandung di dalam udara akan merubahnya kembali menjadi bentuk senyawa diazotasi yang aktif. Prinsip kestabilan tersebut digunakan dalam pembuatan zat warna Rapid Fast, di mana merupakan campuran antara antidiazotat dengan naftol. Pada umumnya zat warna tersebut adalah warna-warna muda. 333Sebagai pengental lebih baik digunakan jenis starch eter. Adalah penting untuk memastikan bahwa pengental yang akan digunakan tidak bersifat asam, jika demikian halnya maka harus dinetralkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pasta cap dapat dipersiapkan sebagai berikut : - Zat warna Rapid Fast 50 – 80 g - Soda kostik (380Be) 17 – 25 g - TRO 20 – 30 g - Pengental starch-tragacanth actral 500 g - Air x g _________ Jumlah 1000 g Alkali diperlukan untuk melarutkan naftol menjadi bentuk naftolat. Setelah pencapan dan pengeringan, dilakukan pembangkitan atau reaksi kopling. Proses pembangkitan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada penjelasan berikut ini : 1). Penganginan selama 12 jam dalam ruangan lembab atau benam peras dalam larutan yang mengandung : Asam asetat (50%) 50 ml/l Garam glauber 50 g/l Kondisi asam akan merubah antidiazotat menjadi senyawa diazonium dan segera bereaksi kopling dengan naftolat membentuk pigmen. Garam glauber ditambahkan untuk mencegah bleedingnya naftolat dari area cap/motif ke dalam larutan pembangkit yang dapat membentuk pigmen naftol/azo dan pada akhirnya dapat mempengaruhi ketahanan gosok hasil pencapan. Selanjutnya dilakukan proses pembilasan, penyabunan pada temperatur mendidih, pencucian dan pengeringan. 2). Pengukusan dengan uap yang mengandung asam (asam asetat atau asam formiat) selama lima menit. 3). Pengukusan dengan uap netral pada temperatur 100 – 1020C selama 5 – 10 menit. Untuk memperoleh berbagai arah warna, zat warna Rapit Fast dapat dicampur antara satu dengan lainnya, misalnya campuran antara Rapid Fast Orange GH dengan Rapid Fast Red 2GH, dsb. 2. Zat warna Rapidogen Di samping senyawa anti-diazotat tersebut di atas, terdapat pula senya diazonium yang telah distabilkan, cukup penting digunakan secara luas, yaitu senyawa diazoamino. Senyawa tersebut dicampur dengan naftol yang sesuai dan diperdagangkan dengan nama dagang zat warna Rapidogen. Senyawa diazoamino tidak akan bereaksi kopling dengan naftolat selama dalam kondisi netral atau alkali. 334Zat warna Rapidogen dilarutkan dengan alkali agar naftol larut menjadi naftolat, berikutnya dalam pengasaman, senyawa diazoamino kembali berubah menjadi senyawa diazonium yang aktif dan bereaksi kopling dengan senyawa naftolat. Tidak seperti halnya zat warna Rapid Fast, dalam proses pembangkitan, zat warna Rapidogen memerlukan kondisi asam yang lebih kuat. Pasta cap dapat dipersiapkan sebagai berikut : - Zat warna Rapidogen 50 g - Soda kostik (380Be) 25 g - TRO 30 g - Pengental starch-tragacant 500 g - Air x g _______ Jumlah 1.000 g Setelah pencapan dan pengeringan, pembangkitan dapat dilakukan dengan beberapa metoda sebagai berikut : 1). Benam peras larutan asam Asam asetat (50%) 20 ml/l Asam formiat (85%) 5 ml/l Garam glauber 25 ml/l Pengerjaan dilakukan pada temperatur 800C selama 20 detik. Kemudian proses penganginan selama beberapat waktu untuk memberi kesempatan senyawa-senyawa bereaksi sempurna membentuk hasil akhir pigmen naftol. Selanjutnya proses pembilasan, penyabunan pada temperatur mendidih, pencucian dan pengeringan. 2). Pengukusan dengan uap panas Pengukusan dengan menggunakan uap asam pada temperatur 100 – 1020Cselama 5 menit. Kemudian proses pembilasan, penyabunan pada temperatur mendidih, pencucian dan pengeringan. 3). Pengukusan dengan uap netral Sebelum dilakukan pencapan, terlebih dahulu kain dibenam peras dengan larutan yang mengandung zat pembangkit asam (amonium asetat, oksalat, dsb) dan dikeringkan. Selanjutnya dicap dengan pasta cap zat warna Rapidogen, dikeringkan dan dilakukan pengukusan dengan uap netral pada temperatur 100-1020C. Dalam pengukusan garam amonium mengurai menjadi asam organik dan gas amonia, pengasahan di daerah motif terjadi dan komponen diazoamino berubah menjadi garam diazonium yang aktif sehingga terjadi kopling dengan adanya naftolat membentuk pigmen azo. 10.5. Pencapan Serat Sintetik10.5.1. Pencapan Kain Poliester 335Kain poliester sebelum dikerjakan pencapan perlu dilakukan proses persiapan, seperti penghilangan kanji dan pemasakan untuk menghilangkan kanji dan pelumas atau kotoran lain, kemudian dikerjakan proses pemantapan panas (heat setting) untuk memperoleh kestabilan dimensi kain serta memperoleh kain yang permukaannya rata. Apabila diperlukan dapat dikerjakan proses pemutihan optik lebih dahulu atau dilakukan pencelupan dulu sebagai warna dasar muda.Zat warna yang digunakan dan paling sesuai adalah zat warna dispersi. Zat warna ini memiliki sifat tahan luntur warna yang baik dan warnanya cerah. Zat warna dispersi yang digunakan bermacam – macam dengan nama dagang masing-masing zat warna berbeda sehingga pemberian namanya biasanya dengan mencantumkan nama, warna yang dihasilkan dan kode masing-masing zat warna.Nama-nama dagang zat warna dispersi antara lain : Dianic HRCF Dianic Violet ARSFS Dyspanyl Black D2DF Dyspanil Black D2GR Dyspanil Navy D3GR Dyspanil Yellow GG Foron Navy D3GR Foron Scarlet 5BWFL Foron Brown 5LS Miketon Yellow 5GF Coralene 3REL Navilene Black 5RL Navilene Blue BGG Navilene Blue Yellow FFL Navilene Gold Yellow GG Navilene Red 2B Navilene Red B2L Palanil Yellow 5GLKF Lumacton Blue BBLS Resdine Blue Terasi Blue BGG Terasiul Bold Yellow 2 BS Violet HBL DSB Pengental yang digunakan harus mempunyai viskositas tertentu, daya lekat kuat, film terbentuk elastis, rata dan mudah dihilangkan. Pengental yang dipilih tergantung kasa yang digunakan, metode fiksasi dan jenis kain. Pengental dengan kandungan zat padat tinggi (high solid content) misalnya gom kristal atau gom Inggris, akan memberikan batas motif yang tajam dan rata. 336Pengental dengan kandungan zat padat rendah (low solid content) misalnya natrium alginat atau locust bean eter terbentuk film yang tipis dan mudah dihilangkan dalam pencucian tapi motif kurang tajam. Saat ini banyak digunakan pengental campuran dengan eter kanji. Pengental semi emulsi dapat juga digunakan tetapi memberikan ketajaman motif yang kurang. Selain itu dipakai pula pengental campuran eter kanji dan alginat. Metoda Fiksasi Metoda fiksasi yang dapat digunakan antara lain : 1) Pengukusan tekanan normal Pada metode fiksasi pengukusan tekanan normal ini tidak diperlukan tekanan tinggi, dengan uap jenuh 100 – 1020C. untuk mendapatkan hasilyang rata dan baik digunakan zat warna dalam bentuk pasta dan ditambahkan carrier, misalnya jenis orto atau para fenil fenol 30-60 g/kg pasta cap. Waktu pengukusan selama 20 - 30 menit dengan pemilihan tingkat sublimasi rendah zat warna dispersi. 2) Pengukusan tekanan tinggi Pengerjaan fiksasi cara pengukusan bertekanan tinggi (high pressure steaming) 2,5 – 3,0 Atm dengan temperatur 128oC – 1300C selama 20 - 30 menit dapat meningkatkan zat warna terfiksasi sampai 90% dengan pemilihan zat warna dispersi, yang tidak dapat diperoleh dengan suhu yang lebih rendah dengan waktu lama khususnya untuk warna-warna tua. Pengerjaan dengan uap bertekanan tidak dapat dilakukan secara kontinyu. Zat warna dispersi dengan sublimas cukup atau baik yang digunakan. 3) Pengukusan suhu tinggi Pengerjaan fiksasi cara pengukusan suhu tinggi untuk mendapatkan kecepatan fiksasi zat warna yang tinggi. Pasta cap perlu ditambahkan urea untuk membantu pemindahan/penyerapan zat warna ke serat poliester. Kondensat uap mengenai kain sehingga terjadi penggelembungan film pengental, tapi pengental tidak terbakar seperti fiksasi kering sehingga hasilnya pada cara ini lebih lembut. Pengental dengan kandungan zat padat tinggi lebih dari 12% akan menyebabkan kesulitan penghilangan pengental dalam pencucian. Campuran alginat dan eter kanji (4:1) dapat mencegah hal tersebut. Suhu pengerjaan antara 160 – 1850C selama 8 -1 menit, tergantung jenis zat warnanya sedangkan zat warna dispersi dengan sublimasi rendah tidak dapat dipakai.4) Udara panas/termofiksasi Pengerjaan fiksasi cra udara panas dapat dilakukan pada mesin stenter atau mesin lain. Suhu yang digunakan antara 180 – 2100C selama 120 40 detik. Zat warna dispersi yang digunakan dipilih dengan sublimasi tinggi dengan zat warna terfiksasi antara 50 – 70%. Untuk serat poliester yang berefek gelombang seperti poliester tekstur, fiksasi cara ini tidak dianjurkan sebab dapat mengurangi efek gelombang tersebut satau suhu dibatasi antara 150 – 1700C. Dalam pasta cap dapat ditambahkan urea 10% dan disarankan menggunakan pengental emulsi. 337Contoh resep : Fiksasi pengukusan tekanan tinggi Pasta pengental induk - Locust beam 600 g gum 15% - CMC 10% 200 g - Carbaxy methyl 200 g Starch 10% Jumlah 1.000 g Pasta cap - Zat warna dispersi 1 – 200 g - Air hangat 500C 200 g - Pengental induk 500 g - Asam sitrat 1 – 3 g - Natrium khlorat 2 – 5 g - Anti busa/perata 5 – 10 g - Pelunak air 0 – 5g - Balance x g Starch 10% Jumlah 1.000 g Zat warna dispersi dilarutkan atau didispersikan dalam air dan diaduk rata, kemudian masukkan ke dalam pengental yang telah mengandung zat-zat pembantu lainnya. Donor asam (asam sitrat) diperlukan karena banyak zat warna dispersi terpengaruh oleh kondisi alkali pada waktu fiksasi, pH pasta cap sekitar 5 – 6. Dianjurkan menggunakan Na dihidrogen fosfat karena tidak menyebabkan korosi pada screen nikel dan cocok apabila digunakan pengental alginat. Kerusakan zat warna dapat dicegah dengan penambahan zat pengoksidasi atau pencegah reduksi seperti natrium khlorat atau nitro benzena sulfonat. Balance adalah penambahan air atau pengental induk untuk mengatur kekentalan pasta cap. Urutan pengerjaan : Pencapan Pengeringan Pengukusan tekanan tinggi 1300C selama 30 menit Cuci air dingin Cuci air hangat 600C Cuci sabun dengan sabun 2 g/l, suhu 700C selama 5 – 10 menit. Untuk warna tua dilakukan cuci reduksi (reduction clearing) dengan Na hidroksida 380Be 2 – 4 ml/l, Na hidrosulfit 2 – 4 g/l dan deterjen 1 ml/l. Suhu 50 – 700Cselama 10 menit. Bilas air hangat 600C. Bilas air dingin Pengeringan Next >