< Previous3883). Pembersihan screen / kasa Setelah selesai screen dilepas dari penjepit , ambil sisa pasta dengan rekel, oleskan sabun colek, dan selanjutnya siram dengan air. Gambar 10 – 74 Pencetakan4). Penghapusan gambar Kasa bermotif yang tidak dipakai lagi, dapat dihilangkan motif/gambarnya untuk dibuat motif yang baru. Kasa bermotif yang menggunakan ulano, exel, super x dan sebagainya dihilangkan dengan zat penghapus khusus dari pabrik yang mengeluarkan zat pada cahaya tersebut, atau dapat perlu digunakan larutan kaporit/hypochlorit. Untuk peka cahaya dari jenis chromatine dihilangkan dengan larutan NaOH (soda api) pekat. 389BAB XI PENGUJIAN HASIL PROSES PENCELUPAN DAN PENCAPANKain yang telah mengalami proses pencelupan dan pencapan perlu dilakukan evaluasi untuk menentukan mutu kain. Evaluasi dilakukan untuk mengambil tindakan–tindakan yang diperlukan guna menentukan perencanaan produksi selanjutnya.Pengujian terhadap kain hasil pencelupan dan pencapan dilakukan pada setiap tahapan proses seperti evaluasi hasil penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, pencelupan, dan pencapan sehingga kesalahan yang terjadi dapat segera diambil tindakan yang tepat guna perbaikan mutu hasil proses. Untuk memperoleh data evaluasi dilakukan dengan cara pengujian. 1. Penghilangan kanji meliputi evaluasi : - Tes hilang kanji - Kekuatan tarik 2. Pemasakan kain meliputi evaluasi : - Daya serap - Kekuatan tarik kain - Kekakuan kain 3. Pengelantangan - Daya serap - Kekuatan tarik kain - Kekakuan kain - Grading kain 4. Pencelupan - Kekuatan tarik kain - Kesepadanan warna - Ketahanan luntur warna - Grading kain 5. Pencapan - Kekuatan tarik kain - Kesepadanan warna - Ketahanan luntur warna - Grading kain 11.1 Daya Serap Kain Beberapa kain harus mempunyai daya penyerapan yang baik seperti kain handuk, kain pembalut dan kain–kain yang akan dilakukan proses penyempurnaan tekstil. Zat warna dan zat pembantu dalam proses penyempurnaan untuk dapat masuk kedalam serat, maka kain harus memiliki kemampuan untuk menyerap. 390Adanya kanji dan lemak yang bersifat menolak air (hidrofob) menyebabkan hasil proses kurang baik, warna tidak rata. Daya serap kain dievaluasi berdasarkan lamanya kain terbasahi oleh air atau lamanya waktu pembasahan. Faktor–faktor yang mempengaruhi pembasahan kain yaitu apabila setetes air dijatuhkan pada permukaan dari 3 jenis benda padat yang rata, maka tetesan air tersebut mungkin berbentuk bulat, pipih atau bulat dan pipih. Gambar 11 – 1 Sudut Kontak Dari gambar di atas menunjukan bahwa makin besar sudut kontak (gambar a) makin kecil kemampuan penyerapan kain. 11.1.1 Cara Pengujian Waktu Pembasahan Kain (The Wetting Ttime Test)Pengujian dilakukan dengan jalan memasukan kain yang dipotong memanjang kedalam gelas piala kemudian menarik perlahan-lahan dari permukaan air. Air yang dipakai air suling pada suhu 20oC dengan kecepatan penarikan 8 mm/menit. Pada awal penarikan terlihat sudut kontak yang akan besar dan setelah beberapa menit mengecil kembali. Waktu mengecilnya sudut kontak menjadi 90oC dicatat dengan stop watch dan dinyatakan sebagai waktu pembasahan. Cara ini lebih sesuai untuk kain wol, sedangkan untuk kapas selain waktu pembasahan juga perlu dilakukan uji penetrasi air dan daya tahan air terhadap curah hujan. 391Gambar 11 - 2 Uji Waktu Pembasaan 11.1.2 Cara Pengujian Daya Serap Kain (Wet Ability Test)Daya serap adalah merupakan salah satu faktor yang menentuka keberhasilan dalam proses penyempurnaan baik pencelupan maupun dalam pencapan. Prinsip pengujiannya adalah mengamati setetes air yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu pada permukaan kain contoh uji yang ditegangkan. Waktu menghilanya pantulan langsung tetesan air di atas kain contoh uji, diukur dan dicatat sebagai waktu pambasahan. Kain dipasang pada lingkaran penyulam, sehingga permukaan tegang, kemudian dipsang 1 cm di bawah ujung tetesan buret dan setes air dijatuhkan pada contoh uji, buret yang berisi air suling sedemikian rupa sehingga kira – kira setiap 5 detik menjatuhkan setetes air pada suhu 27 oC + 3 oC. waktu menghilangnya pantulan langsung dari tetesan air diukur dengan stop watch. Waktu pembasahan kurang dari 5 menit menunjukan daya serap kain baik. Percobaan dilakukan 10 kali. 11.1.3 Cara-cara Pengujian Pembasahan Pain dengan Cara Penyerapan Kapiler (Wetting Testby Wicking ) Kemampuan kain untuk menyerap dengan cara penyerapan kapiler, dapat diukur dengan menghitung kecepatan penetrasi air yang mengarah ke atas pada sepotong kain yang memanjang dengan ujung bawah kain dicelupkan dalam air. Kain contoh uji dipotong dengan ukuran 5 cm x 15 cm dicelupkan ke dalam air pada suhu 20 oC selama 20 detik, diambil dan ditimbang. Banyaknya air yang terserap. Banyak air terserap dihitung dengan rumus BB – Bk x 100 BK Dimana392BB = Berat basah BK = Berat kering / berat awal 11.1.4 Cara Pengujian Pembasahan Kain dengan Uji Penenggelaman (Sinking Test)Sepotong kain dengan ukuran 2,5 cm x 2,5, cm dijatuhkan pada permukaan air yang berada pada gelas piala. Waktu antara jatuhnya contoh uji menyinggung air sampai contoh uji tenggelam di bawah permukan air dicatat sebagai waktu pembasahan. Makin cepat waktu tenggelam, daya basah kain makin baik. 11.2 Cara Uji Kekuatan Tarik dan Mulur Kain Tenun (SII. 016-75)1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi, cara pengambilan contoh dan cara uji kekuatan tarik dan mulur kain tenun, baik yang terbuat dari kapas, sintetis ataupun campurannya.2. Definisi 2.1. Kekuatan tarik kain ialah beban maksimal yang dapat ditahan oleh suatu contoh uji kain hingga kain tersebut putus. 2.2. Mulur kain ialah pertambahan panjang pada saat kain putus dibandingkan dengan panjang kain semula, dinyatakan dalam persen (%). 3. Cara pengambilan contoh 3.1. Cara pita tiras 3.1.1. Contoh bahan pengujian digunting sejajar dengan arah benang dengan panjang tidak kurang dari 15 cm dan lebar : 3,00 cm untuk kain yang tetalnya 20 helai/cm atau lebih, 3,75 cm untuk kain yang tetalnya kurang dari 20 helai/cm. 3.1.2. Benang-benang pada sisi panjang kain ditiras dengan bantuan jarum, sehingga lebar kain menjadi tepat 2,5 cm. 3.1.3. Contoh uji sekurang-kurangnya 5 buah untuk jurusan lusi dan 5 buah untuk jurusan pakan dan diambil pada tempat-tempat yang berbeda. 3.2. Cara pita potong Sama dengan cara 3.1. di atas kecuali bahwa lebar kain tepat 2,5 dan tanpa ditiras benang-benang pinggirnya. 3.3. Cara cekau Sama dengan cara 3.1. di atas kecuali bahwa lebar kain tepat 10 cm dan tanpa ditiras benang-benang pinggirnya. 4. Cara uji 393Pengujian dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1) Cara pita tiras 2) Cara pita potong 3) Cara cekau Perbedaan dari ketiga cara ini ialah bahwa persiapan contoh ujinya berbeda-beda sedangkan alat pengujiannya sama. Apabila tidak disebutkan makan pengujian dilakukan dengan cara pita tiras sedangkan cara lainnya dipakai apabila kain yang akan diuji sukar ditiras. 4.1. Peralatan Peralatan berupa : (1) Mesin penguji kekuatan tarik dengan spesifikasi sebagai berikut : Jenis : ayunan Kecepatan tarik : 30 + 1 cm per menit Penggerak : motor atau tangan Waktu putus : 20 + 3 seko sejak penarikan Jarak jepit : 7 cm Ukuran penjepit : - untuk cara pita tiras : 2,5 cm x 3,75 cm atau lebih - untuk cara pita potong : 2,5 cm x 3,75 cm atau lebih - untuk cara cekau permukaan I = 2,5 cm x 2,5 cm permukaan II = 2,5 cm x 5,0 (2) Gunting (3) Jarum 4.2. Persiapan contoh uji Contoh uji dikondisikan menurut ketentuan pada SII.0090-75, Kondisi Contoh Uji untuk Pengujian Serat, Benang dan Kain Kapas.4.3. Pelaksanaan pengujian 4.3.1. Contoh uji dijepit simetris pada jepitan atas, dengan arah bagian yang panjang searah dengan arah tarikan. 4.3.2. Ujung bawah contoh uji diberi tegangan awal sebesar 170 gram, lalu dijepit simetris pada jepitan bawah. 4.3.3. Mesin dijalankan dan contoh uji mengalami tarikan hingga kain putus. 4.3.4. Mesin dihentikan dan besarnya kekuatan serat mulur kain dibaca pada skala.4.3.5. Jumlah pengujian lima kali dan pengujian harus diulangi apabila contoh uji putus pada penjepit, pada batas jepit atau terjadi slip. Catatan : Kondisi ruang pengujian sesuai dengan SII. 0089-75, Kondisi Ruangan untuk Pengujian Serat, Benangdan Kain Kapas.4.4. Pengujian kekuatan tarik basah 394Apabila diminta kekuatan tarik basah maka kondisi contoh uji (butir 4.2.) adalah dalam keadaan basah dan pengerjaannya sebagai berikut : 4.4.1. Contoh uji yang telah siap kemudian dibenamkan air suling yang mengandung , tidak lebih dari 0,05% zat pembasah non elektrolit, pada suhu kamar, sehingga betul-betul basah 4.4.2. Kemudian contoh uji yang telah basah ditarik sama seperti butir 4.3. dengan catatan bahwa pengujian/penarikan harus telah selesai 2 menit setelah contoh uji diambil dari air. 4.4.3. Kekuatan tarik/basah adalah rata-rata dari harga kelima hasil pengujian. 4.5. Laporan hasil uji Hasil pengujian dilaporkan mengenai : 4.5.1. Cara pengujian yang dipergunakan. 4.5.2. Hasil/harga rata-rata dari kelima pengujian merupakan kekuatan/mulur kain.11.3 Cara Uji Tahan Sobek Kain Tenun dengan Alat Pendulum (Elmendorf) (SII.0248 79) 1. Ruang lingkup 1.1. Standar ini meliputi definisi, cara pengambilan contoh dan cara uji tahan sobek kain tenun dengan alat pendulum (elmendorf).1.2. Standar ini digunakan untuk menentukan gaya impak rata-rata yang diperlukan dalam melanjutkan penyobekan contoh uji bentuk lidah sobekan tunggal dari kain tenun yang telah diberi sobekan awal dengan panjang tertentu, menggunakan alat pendulum, 1.3. Standar ini dapat digunakan untuk kain tenun, baik mentah maupun yang telah disempurnakan, dengan syarat bahwa dalam pengujian tersebut kain tidak sobek ke arah melintang pada arah gaya yang dikenakan. Jika sobekan tidak dalam arah gaya yang dikenankan, kain harus dinyatakan tidak dapat diuji dengan cara ini. 1.4. Cara pengujian ini tidak dapat digunakan untuk kain rajut, felt, atau kain tanpa anyaman, dengan kemungkinan untuk beberapa jenis kain tanpa anyaman ringan (tipis) yang dapat sobek ke arah gaya yang dikenakan. 2. Definisi 2.1. Panjang sobek adalah panjang bagian contoh uji yang akan disobek. 2.2. Gaya sobek atau kekuatan sobek adalah gaya impak rata-rata yang diperlukan untuk menyobek contoh uji yang telah diberi sobekan awal. Gaya ini sama dnegan kerja yang dilakukan untuk menyobek contoh uji dibagi dua kali panjang sobek. 2.3. Energi sobek adalah kerja yang dilakukan untuk menyobek contoh uji. 2.4. Uji pakan adalah pengujian sobek terhadap benang pakan pada kain. 2.5. Uji lusi adalah pengujian sobek terhadap benang lusi pada kain. 3953. Cara pengambilan contoh 3.1. Contoh uji harus mewakili induk contoh yang akan diuji. 3.2. Untuk uji sobek pakan, contoh uji harus diambil dari kain dengan pakan yang letaknya berbeda; dan untuk uji sobek lusi, contoh uji harus diambil dari kain dengan lusi yang letaknya berbeda. Bila pengambilan contoh uji tidak memungkinkan mengikuti ketentuan ini, harus dilaporkan. Sepersepuluh lebar kain dari pinggir kain tidak boleh diambil untuk contoh uji.3.3. Jika tidak ada persyaratan lain atau hal-hal yang disetujui sebelumnya, dan bila variasinya diketahui, jumlah contoh uji yang diperlukan dengan eror + 5 persen, tingkat kepercayaan 90 persen, seperti berikut : Jumlah contoh uji, n = 0,108 V2V = Koefisien variasi 3.4. Jika tidak ada persyaratan lain atau hal-hal yang disetujui sebelumnya, dan bila variasinya tidak diketahui, contoh uji diambil minimu 5 (lima) buah untuk masing-masing arah. 4. Cara uji 4.1. Prinsip Gaya impak rata-rata yang diperlukan untuk menyobek contoh uji yang telah diberi sobekan awal, diperoleh dengan mengukur kerja yang dilakukan dalam penyobekan pada jarak yang sudah ditentukan. Alat uji ini terdiri dari pendulum terbentuk sektor yang dilengkapi dengan penjepit. Bila pendulum dinaikkan sampai kedudukan siap ayun, kedudukan penjepit pada pendulum harus satu garis dengan penjepit yang kedudukan tetap. Kedudukan ini mempunyai energi potensial maksimum. Contoh uji dipasang pada kedua penjepit, kemudian diberi sobekan awal diantara kedua penjepit tersebut. Pendulum dibebaskan mengayun sehingga penjepit pada pendulum bergerak menyobek contoh uji. Kekuatan sobek dapat dibaca langsung pada skala yang dipasang pada pendulum. Skala tersebut menunjukkan gaya dalam satuan gram atau persen dari energi potensial pendulum yang digunakan sehingga kekuatan sobek dapat dihitung. 4.2. Peralatan (1) Pendulum (Elmendorf) penguji sobek Alat ini mempunyai 3 kapasitas, yaitu 0 – 1600 gram, 0 – 3200 gram dan 0 – 6400 gram. Untuk memudahkan pembacaan hasil, setiap kapasitas dinyatakan dalam satuan skala hekto gram. (2) Alat potong contoh uji Pada dasarnya alat tersebut mempunyai bentuk dan ukuran seperti terlihat pada gambar 10 – 3 (a) atau 3 (b). Kedua bentuk alat tersebut masing-masing mempunyai bentuk dasar empat persegi panjang, dengan panjang 100 + 2 mm dan lebar 63 + 0,19 mm, tetapi pada bagian sisi terpanjang terdapat kelebihan 396ukuran untuk menjaga agar benang-benang terakhir yang akan diputus tidak terurai waktu pengujian. Panjang sobek contoh uji adalah 43 +0,15 mm.4.3. Persiapan contoh uji 1. Contoh uji dikondisikan dalam atmosfir standar, RH 65 + 7% dan suhu 27 + 20C sampai tercapai keseimbangan lembab. 2. Contoh uji lusi maupun pakan dipotong seperti pola pada gambar 10 – 3 (a) atau (b). Contoh uji lusi dipotong sedemikian rupa sehingga lebarnya sejajar arah lusi dan contoh uji pakan lebarnya sejajar arah pakan. 4.4. Prosedur dan cara uji 4.4.1. Sebelum pengujian, alat harus diatur sedemikian rupa sehingga dasar alat terletak datar dan garis indeks berimpit dengan penunjuk. 4.4.2. Pendulum dipilih sedemikian rupa, sehingga kekuatan sobek terbaca antara 20 – 60% dari skala maksimum. 4.4.3. Pengujian dilakukan di ruangan dengan kondisi atmosfir standar RH + 2% dan suhu 27 + 20C,4.4.4. Pendulum dinaikkan sampai kedudukan siap ayun, kemudian jarum penunjuk diatur sehingga berimpit dengan garis indeks yang terdapat pada pendulum. 4.4.5. Contoh uji dipasang pada sepasang penjepit sedemikian rupa sehingga terletak di tengah-tengah dan tepi bawah contoh uji segaris dengan dasar penjepit. Pada kedudukan ini, tepi atas contoh uji akan sejajar dengan permukaan atas penjepit dan benang-benang yang sejajar lebar contoh uji akan tegak lurus padanya. Kedua penjepit dirapatkan dengan memutar sekrup pengencang, sehingga tekanan jepitan kedua penjepit sama besar. Contoh uji hendaknya terpadang bebas dengan bagian atasnya diatur melengkung searah ayunan pendulum. 4.4.6. Bila penyobekan awal contoh uji tidak dilakukan dengan alat potong contoh uji, dapat digunakan pisau seperti pada gambar 10 – 4. 4.4.7. Penahan pendulum ditekan sampai pendulum berayun mencapai lintasan penuh sehingga kain sobek sempurna. Pada saat ayunan balik, pendulum ditangkap dengan tangan tanpa mengubah kedudukan jarum penunjuk.4.4.8. Kekuatan sobek dibaca sampai skala terkecil yang terdekat. 4.4.9. Hasil pembacaan tidak berlaku, bila contoh uji pada penjepit slip atau bila sobekan menyimpang dari arah sobekan awal lebih besar dari 6 mm. Bila terjadi pengerutan pada contoh uji, harus dicatat. 397 Semua jari-jari 3 (a) (b) Bentuk yang sudah dikembangkan Gambar 11 – 3 Bentuk yang Sudah Dikembangkan Keterangan gambar 10 -3 : C = Celah untuk sobekan awal P = Panjang sobek 4.5. Laporan hasil uji Laporan meliputi : 1. Kekuatan sobek rata-rata untuk setiap arah yang dinyatakan dalam gram. Bila skala uji yang digunakan merupakan persen dari energi potensial awal pendulum untuk menyobek contoh uji, maka untuk menunjukkan kekuatan sobek dalam gram, hasil pembacaan dari skala harus dikalikan dengan faktor perkalian yang tercantum pada tabel. 2. Kapasitas alat yang digunakan. 3. Pengerutan, bila terjadi pengerutan selama pengujian. 4. Jumlah pengujian yang ditolak karena arah sobek yang menyimpang. Next >