< Previous4083. Cara uji Prinsip pengujian Contoh-contoh uji yang terpisah dari bahan tekstil berwarna direndam dalam larutan keringat buatan bersifat basa atau asam, kemudian diberikan tekanan mekanik tertentu dan dikeringkan perlahan-lahan pada suhu yang naik sedikit demi sedikit. Pereaksi,peralatan dan bahan-bahan Pereaksi Larutkan keringat buatan bersifat asam Natrium khlorida : 10 gram Asam laktat : 1 gram Dinatrium ortofosfat non hidrat : 1 gram Histidin mono hidroklorida : 0,25 gram Ditambah air suling sehingga seluruhnya harus menjadi satu liter. pH larutan harus 3,5 gram Larutkan keringat buatan bersifat basa : Natrium khlorida : 10 gram Amonium karbonat : 4 gram Dinatrium ortofosfat non hidrat : 1 gram Histidin mono hidroklorida : 0,25 gram Ditambah air suling sehingga seluruhnya harus menjadi satu liter. pH larutan harus 8. Peralatan(1). AATCC Perspiration Tester atau alat lain yang sejenis (gambar 125). (2). Alat pemeras jenis mangel yang diperlengkapi dengan pengatur tekanan. (3). Gelas Piala 500 ml dan pengaduk gelas yang ujungnya dipipihkan. (4). Gray Scale dan Staining Scale. (5). Lempeng-lempeng kaca atau plastik. (6). Tungku pengeringan listrik yang diperlengkapi dengan pengatur suhu. Bahan-bahanDua helai kain putih dimana yang sehelai dari serat yang sejenis dengan bahan yang diuji, sedang yang sehelai lagi dari serat menurut pasangan seperti yang disebut di bawah ini : Bila yang sehelai: Maka helai yang kedua: Kapas Wol Wol Kapas Sutera Kapas Linen Wol Viscose Rayon Wol Asetat Viscose Rayon Poliamida Wol atau Viscose Rayon Poliester Wol atau Kapas Poliakrilat Wol atau Kapas 409 Cara uji 3.3.1. Sebuah contoh uji ukuran 6 x 6 cm dijahit diantara kain putih kemudian direndam dan diaduk-aduk dalam larutan keringat buatan bersifat asam selama 15 – 30 menit untuk mendapatkan pembasahan sempurna.Apabila kain sukar dibasahi, contoh uji direndam, diperas dengan mangel, direndam lagi, diperas lagi demikian dilakukan berulang-ulang, sampai mendapatkan pembasahan yang sempurna. Kemudian contoh uji tersebut diperas, sehingga beratnya menjadi 2,5 sampai 3 kali berat contoh semula.Untuk contoh –contoh uji yang sama, kadar larutan dalam contoh uji setelah pemerasan harus sama, karena derajat penodaan bertambah dengan beratnya kadar larutan yang tertinggal dalam contoh uji. 3.3.2. Contoh uji diletakkan diantara 2 lempeng kaca, lalu uji tersebut dipasang pada perspiration tester dengan diberi tekanan 10 pound (60 gram/cm²), dan diatur sedemikian rupa sehingga contoh uji dalam kedudukan tegak pada waktu diletakkan dalam tungku. 3.3.3. Contoh uji yang telah dibebani tersebut dimasukkan dalam oven 38r 1qC selama 6 jam bila sudah kering contoh uji dilepaskan dari perpiration tester. Keringkan di udara tidak lebih dari 60qC.3.3.4. Pengujian sekurang-kurangnya dilakukan 3 kali dan dihitung rata-rata prosentasi hasil pengujian. 3.3.5. Evaluasi perubahan warna dilakukan dengan membandingkan grey scale dengan hasil penodaan warna dan pada kain putih terhadap staining scale. 4. Cara evaluasi hasil uji Tidak tahan lunturnya warna terhadap keringat dapat disebabkan oleh migrasi warna (bleeding) atau perubahan warna contoh uji. Perubahan warna dapat terjadi tanpa bleeding, sebaiknya mungkin pula terjadi bleeding tanpa perubahan warna atau dapat terjadi kedua – duanya. 4.1. Evaluasi perubahan warna contoh uji dilakukan dengan membandingkan contoh uji terhadap Gray Scale. Nilai 5 -- tak ada perubahan warna seperti yang ditunjukkan tingkat ke 5 dalam Gray Scale Nilai 4 -- perubahan warna sesuai dengan tingkat ke 4 dalam Gray ScaleNilai 3 -- perubahan warna sesuai dengan tingkat ke 3 dalam Gray ScaleNilai 2 -- perubahan warna sesuai dengan tingkat ke 2 dalam Gray ScaleNilai 1 -- perubahan warna sesuai dengan tingkat ke 1 dalam Gray Scale4104.2. Evaluasi penodaan warna Evaluasi dilakuakn dengan membandingkan penodaan warna pada kain putih terhadap Staining Scale. Nilai 5 -- tak ada penodaan seperti yang ditunjukkan oleh tingkat ke 5 dalam Staining Scale. Nilai 4 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 4 dalam Staining Scale. Nilai 3 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 3 dalam Staining Scale. Nilai 2 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 2 dalam Staining Scale. Nilai 1 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 1 dalam Staining Scale. Apabila derajat perubahan warna atau penodaan terletak diantara kedua tingkat dalam Gray Scale atau Staining Scale, maka diberi nilai antara misalnya : 1 – 2, 2 – 3, 3 – 4, atau 4 – 5. Laporkan nilai perubahan warna contoh uji dan nila penodaan pada kain putih yang telah ditentukan pada 3.3.4. dan 3.3.5. 11.4.5.Cara Uji Tahan Luntur Warna Terhadap Gosokan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi cara uji penodaan dari bahan berwarna pada kain lain yang disebabkan karena gosokan. Cara ini dapat dipakai untuk bahan tekstil berwarna dari segala macam serat baik dalam bentuk benang maupun kain. Pengujuian dilakukan dua kali yaitu gosokan dengan kain kering dan gosokan dengan kain basah. 2. Cara persiapan contoh uji Diambil dua contoh uji, satu untuk pengujian kering, dan lainnya untuk pengujian basah. Kain Bila bahan yang diuji berupa kain, maka contoh uji dipotong dengan ukuran 5 x 15 cm, dengan panjangnya miring terhadap lusi dan pakan. Bila bahan yang diuji berupa benang, maka hendaknya dirajut lebih dahulu lalu dipotong dengan ukuran 5 x 15 cm atau boleh juga dibelitkan sejajar pada suatu karton menurut arah panjangnya dan berukuran 5 x 15 cm. 3. Cara uji Prinsip pengujian Contoh uji dipasang pada crockmeter, kemudian padanya digosokkan kain putih kering dengan kondisi tertentu. Penggosokan ini diulangi dengan kain putih basah. Penodaan pada kain putih dinilai dengan mempergunakan Staining Scale. Peralatan dan bahan – bahan Peralatan dan bahan – bahan Crockmeter yang mempunyai jari dengan diameter 1,5 cm yang bergerak satu kali putaran, dengan gaya tekanan pada kain sebesar 900 gram. Staining Scale 411Bahan – bahan Air suling untuk membasahi kain penggosok seperti tersebut pada 3.2 Kain kapas dengan konstruksi 100 x 96/inchi2 dan berat 135,3 gram/m2 yang telah diputihkan, tidak dikanji dan tidak disempurnakan dipotong dengan ukuran 5 x 5 cm. Gambar 11– 5 Crockmeter Cara uji Gosokan kering Contoh uji diletakkan rata diatas alat penguji dengan sisi yang panjang searah dengan arah gosokan. Jari crockmeter dibungkus dengan kain putih kering dengan anyaman miring terhadap arah gosokan. Kemudian digosokkan 10 kali maju mundur ( 20 kali gosokan ) dengan memutar alat pemutar 10 kali dengan kecepatan 1 putaran/detik. Kain putih diambil dan dievaluasi. Gosokan basah Basahi kain putih dengan air suling, kemudian diperas diantara kertas saring, sehingga kadar air dalam kain menjadi 65 + 5% terhadap berat kain pada kondisi standar kelembapan relatip 65% + 2% dan suhu 27 + 20C. kemudian dikerjakan seperti pada cara gosokan kering 3.3.3.1 secepat mungkin untuk menghindarkan penguapan. Kain putih dikeringkan di udara sebelum dievaluasi. Pengujian kering dan basah dilakukan 3 kali dan hasil rata – rata dari ketiganya merupakan hasil pengujian. 4. Cara evaluasi hasil uji Evaluasi dilakukan dengan membandingkan penodaan warna pada kain putih terhadap Staining Scale. Dalam membandingkan penodaan warna, kain penguji diberi alas tiga lapis kain putih yang sama. 412Nilai 5 -- tak ada penodaan seperti yang ditunjukkan oleh tingkat ke 5 dalam Staining Scale. Nilai 4 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 4 dalam Staining Scale. Nilai 3 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 3 dalam Staining Scale. Nilai 2 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 2 dalam Staining Scale. Nilai 1 -- penodaan ekivalen dengan tingkat ke 1 dalam Staining Scale. Apabila derajat penodaan terletak diantara kedua tingkat dalam Staining Scale maka diberi nilai antara, misalnya : 1 – 2, 2 – 3, 3 – 4, atau 4 – 5. 11.4.6. Cara Uji Tahan Luntur Warna Terhadap Panas Penyeterikaan 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi cara uji tahan luntur warna dari segala macam bentuk bahan tekstil terhadap penyetrikaan. Pengujian dilakukan terhadap bahan tekstil dalam keadaan basah, lembab dan kering. 2. Cara persiapan contoh uji Contoh uji dibuat berukuran ( 5 x 10 ) cm 3. Cara uji Prinsip pengujian Contoh uji disetrika dalam keadaan kering, panas lembab atau panas basah dalam kondisi tertentu dan dievaluasi perubahan dan penodaan warnanya. Penggunaan dan batas – batasnya Macam dan penggunaan akhir bahan tekstil biasanya menentukan cara pengujian mana yang dipakai. Kain – kain yang dapat dicuci dengan cara “dry cleaning” harus dikerjakan dengan cara 3.4.2. dan 3.4.3. Kain – kain tersebut dapat dikerjakan langsung dengan setrika kering dan kemudian disetrika baik dengan dilapisi diatasnya dengan kain yang lembab atau dengan setrika uap.Kain – kain yang dapat dicuci harus dikerjakan dengan cara 3.4.2 dan 3.4.4. Kain – kain tersebut dapat dikerjakan langsung dengan setrika kering atau dalam keadaan basah. Peralatan Kain kapas putih dengan berat + 118 g / cm2.Setrika tangan yang mempunyai berat sedemikian sehingga memberi tekanan 36 g / cm2. Kebanyakan setrika listrik tidak memberikan tekanan 36 g / cm2sehingga perlu ditambah pemberat. Press pad, permeable terhadap uap. Gray Scale Staining Scale. Alat pengukur suhu ( Pirometer Permukaan, Kertas Penguji Panas atau Tempil Stick ) 413 Cara Uji Contoh uji yang telah dikerjakan terhadap pemanasan atau pengeringan harus dikondisikan dalam suhu kamar dan kelembaban (65% RH, 27oC)sebelum pengujian. Penyeterikaan kering. Perubahan warna Contoh uji diletakkan diatas sepotong kain kapas putih 3.4.1 pada permukaan halus dan horizontal. Setrika tangan dengan suhu yang telah ditentukan ( lihat tabel 1 dan 2 ) diletakkan diatas contoh uji dan biarkan selama 10 detik. Penodaan warna Ikuti cara 3.4.2.1 kecuali contoh uji ditutup dengan kain putih kering. Tabel 11– 7Suhu yang Diijinkan untuk 4 Cara Penilaian yang Terpisah I. 1210C - 1350CII. 1490C - 1620CIII. 1770C - 1910CIV. 2040C - 2180CTabel 11- 8 Petunjuk Suhu Penyeterikaan yang Sesuai Kelas 0 Dibawah 1210CKelas I 1210C - 1350CKelas II 1490C - 1620CKelas III 1770C - 1910CKelas IV 2040C - 2180CPoliakrilat yang dimodifikasi (930C - 1210C) Poliofelin (poli-etilena) (790C - 1210C) Karet(820C - 930C)Saran(660C - 930C)Vinyon (540C)Wol(930C - 1070C) AsetatPoliofelin (polipropilena) SuteraTriasetat (tidak di heat set)AkrilatAzlonNilon 6 Spandek Nyion 66 PoliesterKapasFluorocarbon GelasHenep,Jute,RamiLinen(Flax) Rayon, Viscose Triasetat (dieat set) Penyeterikaan lembab Contoh uji kering diletakkan diatas kain putih kering. Kain putih yang kering dibasahi dengan air suling pada suhu kamar dan diperas 414sehingga penyerapan basahnya 100%, kemudian diletakkan diatas contoh uji. Setrika tangan yang telah ditentukan suhunya ( lihat tabel I dan II ) diletakkan selama 10 detik diatas contoh uji yang telah ditutup dengan kain putih lembab. Penyetrikaan basah Contoh uji dan kain putih dibasahi dengan air suling pada suhu kamar dan diperas sampai mencapai penyerapan basah 100%. Contoh uji kemudian diletakan di atas kain putih ditutup dengan kain putih basah dan seterika tangan dengan suhu yang telah ditentukan (lihat tabel I dan II) diletakan di atasnya selama 15 detik. Cara pengujian yang dipergunakan (kering,lembab atau basah), suhu penyeterikaan dan nilai Gray Scale dan Staining Scale dibuatkan laporannya.4. Cara evaluasi hasil uji Golongkan perubahan warna dari contoh uji dengan Gray Scale, segera setelah pengujian,dan setelah dikondisikan menurut kondisi kamar, lebih baik pada kelembaban relatip 65% dan suhu 270C selama 2 jam. Golongkan penodaan warna pada kain putih bagian atas dengan Staining Scale.11.4.7. Cara Uji Tahan Luntur Warna Terhadap Cahaya (Cahaya Matahari dan Cahaya Terang Hari) (SII.0119-75) 1. Ruang lingkup 1.1. Standar ini meliputi cara uji tahan luntur warna pada segala macam dan bentuk bahan tekstil terhadap cahaya matahari dan cahaya terang hari. 1.2. Cara pengujian asli yang telah dipakai bertahun-tahun adalah cara cahaya matahari di mana contoh uji disinari bersama-sama standar untuk sejumlah radiasi tertentu. Dalam cara ini pengujian dilakukan hanya pada siang hari yang cerah antara jam 9.00 sampai dengan 15.00. Cara cahaya matahari dimana penyinaran hanya dilakukan dengan intensitas radiasi tinggi yang berarti suhu uji tinggi dan kadar air rendah dikenal sebagai pengujian kering dan merupakan pengujian dengan sinar matahari yang paling dapat direproduksi. 1.3. Cara cahaya terang hari di mana contoh uji dibiarkan di daloam kota pengujian selama 24 jam sehari. Cara ini lebih sesuai dengan kondisi penyinaran dalam pemakaian yang sesungguhnya. Di dalam pengujian ini contoh uji juga mendapat penyinaran dengan intensitas radiasi rendah di mana suhu contoh uji rendah dan kadar air tinggi. 1.4. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik biasanya penyinaran contoh uji dilakukan dengan kedua cara cahaya matahari dan cahaya terang hari di berbagai daerah. Dalam menginterpretasikan hasil-hasil pengujian 415dengan cahaya matahari harus diketahui bahwa jumlah dan sifat-sifat perubahan warna yang terjadi bergantung pada faktor-faktor seperti distribusi spektra dan kerapatan radiasi yang jatuh pada contoh uji, suhu dan kadar air dari contoh uji dan pengaruh zat-zat yang terkandung di udara.Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh ini disarankan untuk melakukan pengujian tambahan dengan cara meletakkan contoh uji lain dalam kondisi yang sama tanpa penyinaran langsung. 2. Definisi 2.1. Yang dimaksud dengan “tempat berubah” dalam cara berikut ini adalah perubahan warna dalam berbagai bentuk (baik perubahan dalam corak, kejenuhan atau kecerahan), yang segera dapat terlihat dengan membandingkan bagian yang disinari dengan bagian yang tidak disinari dari contoh uji apabila dilihat dengan kuat penerangan 50 foot candle atau lebih. Apabila untuk memastikan bahwa warna berubah, diperlukan pengamatan yang lebih teliti atau dengan mengubah letak contoh uji maka dianggap tidak “tepat berubah”. 2.2. Tepat berubah juga merupakan derajat perbedaan warna antara bagian contoh uji yang disinari dan yang tidak disinari yang secara visuil sesuai dengan nilai 4 pada Gray Scale. 2.3. Penyinaran dari bermacam-macam standar dan contoh uji dengan corak-corak kecerahan-kecerahan dan kejenuhan yang berbeda secara visual mungkin menunjukkan tepat berubah sesuai dengan nilai 4 dari Gray Scale. Tetapi apabila diukur dengan alat pengukur warna, besar perbedaan warna dalam satuan NSB Judd yang dihasilkan mungkin berbeda dari nilai 4 Grey Scale. 3. Cara persiapan contoh uji 3.1. Jika contoh uji berupa kain, tiap pengujian diperlukan satu potong kain dengan ukuran 3 x 6 cm dengan bagian yang pendek ke arah panjang kain (arah lusi untuk kain tenunan). 3.2. Jika contoh uji berupa benang, maka hendaknya dirajut terlebih dahulu, kemudian untuk setiap pengujian diperlukan sepotong kain dengan ukuran 3 x 6 cm, atau benang tersebut digulung pada karton putih membentuk suatu lapisan yang rata dengan ukuran 3 x 6 cm dan arah penggulangan ke arah panjang. 3.3. Jika contoh uji berupa serat, maka serat tersebut terlebih dahulu dibuat lapisan yang rata di atas karton putih dengan ukuran 3 x 6 cm dan panjang karton. 4. Cara uji 4.1. Prinsip pengujian Contoh uji dan standar celupan bersama-sama disinari dengan sinar matahari dengan syarat-syarat tertentu sehingga warna contoh uji dan atau standar celupan tepat berubah. Nilai tahan luntur warna terhadap sinar matahari dinyatakan sebagai tahan luntur relatif dari contoh uji dan standar celupan. 4164.2. Peralatan 4.2.1. Gray Scale, untuk menentukan perubahan warna. 4.2.2. Lempeng penutup yang tidak tembus sinar, dapat dibuat dari karton, alumunium atau bahan lainnya. 4.2.3. Rak untuk menempatkan contoh uji yang diuji. Rak ini dibuat dari kayu, logam atau bahan-bahan lainnya diperlengkapi dengan kaca jendela sebagai pelindung terhadap hujan dan kotoran-kotoran lainnya. Apabila tempat pengujian berada di sebelah utara khatulistiwa, maka rak tersebut dihadapkan ke selatan, sedang jika berada di sebelah selatan khatulistiwa, rak dihadapkan ke utara dan diatur sedemikian sehingga letak contoh uji membentuk sudut dengan bidang horizontal yang besarnya kruang lebih sama dengan besarnya derajat garis lintang tempat di mana pengujian dilakukan. Rak harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak ada bayang-bayang yang menutupi contoh uji dan standar celupanyang sedang disinari. Jarak antara kaca dengan contoh uji sekurang-kurangnya 5 cm. Konstruksi rak harus sedemikian hingga memungkinkan adanya sirkulasi udara yang cukup. 4.2.4. Kaca jendela yang dipergunakan harus bermutu baik, jernih, tidak ada gelembung-gelembung udara dan sebagainya. Ketentuan-ketentuan lainnya adalah sebagai berikut : - tebal kaca 2 – 2,5 mm. - tidak meneruskan cahaya dengan panjang gelombang kurang dari 310 m.U dan transmitasinya makin lama makin meningkat dengan makin besarnya panjang gelombang sampai mencapai kira-kira 90% pada panjang gelombang 370 – 390 m.U. dan tetap untuk seluruh panjang gelombang daerah tampak 700 m.U. Kaca harus dibersihkan sekurang-kurangnya sekali sehari. Kaca harus diganti setelah satu tahun kerja. 4.2.5. Standar celupan dibuat dari kain tenunan wol yang dicelu dengan zat warna seperti tersebut di bawah ini : Nilai Zat warna yang dipakai 12345678C.I. Acid Blue 104 C.I. Acid Blue 109 C.I. Acid Blue 83 C.I. Acid Blue 121 C.I. Acid Blue 47 C.I. Acid Blue 23 C.I. Solubilized Vat Blue 5 C.I. Solubilized Vat Blue 8 Daya tahan luntur warna terhadap sinar matahari dari zat warna ini bertingkat-tingkat dari yang paling rendah (nilai 1) sampai dengan yang paling tinggi (nilai 8). Masing-masing standar tahan luntur warnanya terhadap sinar matahari standar di bawahnya. Atau contoh standar yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan. 4174.2.6. Alat pengukur kelembaban relatif dan suhu udara yang dpat mencatat sendiri secara kontinyu. 4.3. Cara uji 4.3.1. Cara I 4.3.1.1. Dengan standar celupan 4.3.1.1.1. Standar-standar celupan dan contoh uji diletakkan pada karton dengan tutup yang buram dari bahan karton yang sama, yang menutupi setengah bagian dari pada standar celupan dan contoh uji. Sebagai bahan pembanding setiap standar celupan dan contoh uji harus mempunyai daerah penyinaran yang sama. 4.3.1.1.1.1. Tahan luntur warna terhadap cahaya matahari Sinari standar celupan dan contoh uji secara terus menerus terhadap cahaya matahari pada kondisi tersebut di atas. Penyinaran contoh uji dan standar celupan di dalam kotak penyinaran hanya dilakukan pada hari cerah antara jam 9.00 sampai 15.00 (waktu setempat). Contoh uji standar celupan tidak boleh ditinggal di dalam kota penyinaran sebelum jam 9.00 dan sesudah 15.00 atau kalau hari mendung tapi dipindahkan ke dalam ruangan penyimpanan yang gelap dan kering pada suhu kamar.4.3.1.1.1.2. Tahan luntur warna terhadap cahaya terang hari Cara penguian sama dengan cara pengujian untuk cahaya matahari, kecuali contoh uji dan standar tetap dalam kotak penyinaran selama 24 jam tiap hari dan hanya diangkat untuk tiap pemeriksaan.4.3.1.1.2. Amati pengaruh penyinaran terhadap standar celupan denan seringkali membuka tutupnya. Teruskan penyinaran antara daerah yang disinari dan yang tertutup sesuai dengan nilai 4 Gray Scale. Apabila hal ini terjadi, buka tutup pada contoh-contoh uji dan pindahkan standar nilai 1 dan semua contoh uji yang mempunyai perubahan warna yang sesuai dengan atau lebih besar dari nilai 4 pada Gray Scale. 4.3.1.1.3. Sisa standar dan contoh ji ditutup lagi dan penyinaran dilanjutkan sampai terjadi perubahan warna pada standar berikutnya sesuai dengan nilai 4 pada gray Scale. Buka tutup pada contoh dan standar uji dan pindahkan standar dan semua contoh uji yang mempunyai perubahan warna yang sesuai dengan atau lebih besar dari nilai 4 pada Gray Scale. 4.3.1.1.4. Teruskan penyinaran, pisahkan contoh uji dan standar yang mempunyai nilai lebih tinggi dan mempunyai perubahan yang sama dengan nilai 4 pada Gray Scale sampai semua standar contoh uji Next >