< Previous TEKNOLOGI LAS KAPAL 478 4. Pekerja harus merawat kedua matanya dengan meneteskan obat tetes mata dan menggunakan kompres pendingin. Kedua mata bisa menderita pendarahan yang parah dengan air mata berlinang-linang akibat terkena sinar ultraviolet. Gejala ini disebut optalmia listrik. Walaupun hal ini merupakan gejala sesaat, dianjurkan agar penderitanya berobat ke dokter spesialis mata. VI.3 BAHAYA ASAP DAN GAS LAS SERTA PENCEGAHANNYA PercikanPemercikAsapAsapLogam las-lasanOksidasi,KondensasiKawatBusurlasGas Cogas CO 2oUap air bertemperaturtinggi Gambar VI .5 Sebab-sebab timbulnya asap (contoh dari las MAG) VI.3.1. Akibat Asap Las terhadap Tubuh Manusia Temperatur busur las tingginya kira-kira 5000-60000C, yang berarti sama dengan temperatur permukaan matahari, sedangkan temperatur nyala api oksiasetilin adalah kira-kira 32000C. Penguapan logam peleburan terjadi dari ujung batang elektrode las atau kawat las, tetesan-tetesan kecil yang berpindah dan permukaan genangan yang meleleh, sehingga uap air logam bertemperatur tinggi disemburkan ke sekeliling titik pengelasan. Uap air itu cepat menjadi dingin dan melebur di dalam partikel-partikel kecil berdiameter 0,1-10μm. Walaupun kelihatannya seperti asap biasa, asap gas las ini sebenarnya mengandung partikel-partikel murni. TEKNOLOGI LAS KAPAL 479 Ukuran dan unsur-unsur di dalam partikel-partikel ini bergantung pada material yang terkandung di dalam batang las, kawat las dan jenis material dasarnya. Karena ukuran partikel-partikel ini memungkinkan untuk mudah masuk ke dalam paru-paru, maka alat-alat perlindung harus digunakan. Menurut Tabel VI.3, apabila pengelasan dengan gas CO2 menggunakan kawat padat dan elektrode terbungkus ilmenit (oksida besi dan titanium), maka unsur utama asapnya adalah oksida besi, tetapi asap las pada umumnya bergantung pada kandungan material pembungkusnya dan kawat lasnya. Tabel VI.3 Komposisi kimia asap las Jenis Fe2O2 SiO2MnO TiO2 Al2O3 CaO MgO Na2O K2O F Jenis hidrogen rendah 13.69 3.70 3.82 0.25 0.32 12.25 0.97 10.11 25.20 17.50 Jenis hidrogen rendah tidak berbahaya 19.55 5.95 4.49 0.57 0.36 13.35 6.76 24.90 3.65 11.54 Jenis ilmenit 46.54 19.35 11.24 2.14 0.41 1.72 0.53 6.20 6.44 -- Pengelasan dengan gas CO2 75.47 10.69 12.57 -- -- -- -- -- -- -- Peneglasan tanpa gas 16.22 1.33 2.14 -- 7.83 18.30 42.10 0.30 tr 11.12 Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut yang disebut “demam logam” dapat terjangkit, ditandai dengan sakit kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektrode las hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit sesaat, dan pasien akan pulih kembali kesehatannya setelah beberapa jam. Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikel-partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat menyebabkan kondisi kronis yang disebut “pneumokoniosis” (radang paru-paru). Radang paru-paru pada tahap awal hampir tidak menunjukkan gejala penyakit yang subyektif, tetapi fungsi paru-paru semakin memburuk seiring dengan berkembangnya gejala penyakit itu, ditandai dengan kesulitan bernapas. Sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang dapat mengembalikan paru-paru seperti dalam kondisi kesehatan semula, selain itu dalam beberapa kasus pasien meninggal dunia karena berbagai komplikasi. TEKNOLOGI LAS KAPAL480 Di Jepang, pengelasan di dalam ruangan digolongkan sebagai pekerjaan pembersih debu, sehingga upaya pencegahan asap las dan juga pemeriksaan kesehatan wajib dilakukan secara teratur untuk mencegah radang paru-paru . Bila material baja berlapis seng dilas, maka penghisapan asap seng menyebabkan demam dan panas-dingin yang tinggi. Walaupun gejala penyakit ini terjadi sesaat, perlu dilakukan perawatan kesehatan. Tabel VI.4 Pengaruh asap logam terhadap tubuh manusia Oksida besi Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan Mangan Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, terutama cabang tenggorokan Gangguan syaraf sebagai akibat kronis Peningkatan refleks urat kulit, pengerasan otot dan tremor Oksida kadmium Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, radang paru-paru, gangguan ginjal dan tumor paru-paru Kobalt Radang paru-paru karena zat kimia Nikel Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, penyakit kulit Khrom Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, penyakit kulit, bisul-bisul di kulit, radang hidung, bisul-bisul pada sekat hidung Tembaga Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, terutama cabang tenggorokan, radang selaput lendir pada hidung dan batang tenggorokan, diare dan demam Oksida seng Demam akibat asap Molibdenum Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan TEKNOLOGI LAS KAPAL 481 Oksida besi Demam akibat asap Timah Keracunan di seluruh tubuh, bisul-bisul di perut, kelumpuhan syaraf, anemia, tumor paru-paru, insomnia, sakit perut, sembelit dan nyeri persendian Florida Radang mata, hidung, tenggorokan selaput lendir mulut, masalah gigi, gangguan ginjal, masalah tulang, pendarahan berkepanjangan, dan gangguan liver Titanium Enzim Aluminium Rangsangan terhadap organ-organ pernapasan, jaringan serabut paru-paru Sumber : Jurnal teknologi pengelasan “ Keselamatan dan kesehatan” VI.3.2. Pengaruh Gas-gas yang Timbul selama Pengelasan Selama pengelasan, gas-gas yang beracun bagi tubuh manusia bisa timbul selain asap-asap las. Misalnya: (a) Bila 100% gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung untuk las MAG, maka gas CO2, yang dipanaskan dengan temperatur tinggi pada busur las, akan larut dengan formula sebagai berikut untuk menghasilkan CO (karbon monoksida): 2CO2 Æ 2CO+O2 Kepadatan CO ini bergantung pada jarak dari titik kejadian seperti tampak pada Gb. VI.6, dan 700ppm di luar helm serta 50ppm di dalam helm pada titik 30 cm dari titik kejadian. TEKNOLOGI LAS KAPAL 482 Batas asap yang kasat mataBatas luar daerah yang disinari busur lasKawat: 1,6mmØ 350A, 35VVolume arus CO: 201/menit2HelmTitik penyalaanbusur las Gambar VI.6 Kepadatan berbagai titik selama las MAG (b) Oksigen dan nitrogen bereaksi dengan busur las panas terhadap oksigen dan dikonversikan menjadi Nox (NO-NO2). (c) Sinar ultraviolet yang ditimbulkan dari reaksi busur las terhadap oksigen, menghasilkan ozon (O2). (d) Oli dan cat yang melekat pada daerah las-lasan, yang dilarutkan oleh busur las dan nyala api gas, menghasilkan gas-gas organik. VI.3.3. Cara Mengatasi Asap dan Gas Las a. Asap las harus dibuang dengan alat lebih dari sekadar ventilasi alami; seperti tampak pada Gb.VI.7, alat penyedot asap las lokal dan alat pembuang gas harus dipasang untuk melenyapkan secara paksa gas dan asap las. Walaupun kepadatan CO yang dapat ditolerir adalah 50ppm, hindari pengelasan dengan wajah dekat dengan titik pengelasan, sebagaimana penghisapan CO 200ppm selama beberapa jam juga harus dihindari apabila terlihat ada gas CO beracun. TEKNOLOGI LAS KAPAL 483 Gambar VI.7 Contoh penggunaan alat penyedot asap las local dan alat pembuang gas b. Jika alat penyedot asap dan pembuang gas tidak dapat dipasang, maka gunakanlah alat bantu pernapasan seperti tampak pada Gb. VI.8. Bila pengelasan dilakukan pada lokasi yang sempit dan kurang ventilasi, gunakanlah masker pengisi udara (oksigen). Gambar VI.8 Contoh penggunaan alat bantu pernafasan c. Gunakanlah metode pengelasan,elektrode las atau kawat las yang menghasilkan sedikit asap las. Misalnya, jika campuran gas Ar+Co2 digunakan untuk las MAG sebagai las pelindung, maka jumlah asap lasnya dapat dikurangi banyak seperti tampak pada Gb. VI.9 TEKNOLOGI LAS KAPAL 484 Belakangan beberapa pabrik pembuat elektrode las telah mulai memasarkan elektrode terbungkus dan kawat tanpa fluks di bagian tengah yang dapat menghasilkan jauh lebih sedikit asap daripada produk-produk konvensional. Lampiran berikut menunjukkan uraian tentang paket-paket produk tersebut. MG-50 1.6350Amp EXT. 25mm GAS. 251/minVolume asap yang ditimbulkanVolume asap yang ditimbulkan (mg/mnt)Volume percikan yang ditimbulkan (rasio) Gambar VI.9 Volume asap las jika menggunakan gas campuran d. Sedapat mungkin gunakanlah mesin las otomatis, sehingga operator mesin dapat mengambil jarak lebih jauh dari daerah pengelasan.G VI.4 BAHAYA LETUPAN DAN TERAK SERTA PENCEGAHANNYA VI.4.1. Bahaya Letupan atau Terak Letupan yang disebabkan oleh percikan selama pengelasan, serta terak yang ditimbulkan oleh alat potong las atau alat ukur udara busur las, menimbulkan berbagai risiko, antara lain cedera pada mata, luka bakar, kebakaran, dan percikan. Alat-alat pencegahan yang dapat digunakan dapat dipelajari dari alat pelindung diri bidang las. TEKNOLOGI LAS KAPAL 485 VI.4.2. Cara untuk Mengatasi Letupan dan Terak a. Jangan menggulung lengan baju dan jangan mengeluarkan kulit lengan Anda. Hindari pemakaian katelpak dari bahan campuran poliester; lebih baik memakai katelpak dari bahan katun yang tidak terlalu mudah terbakar. Hal ini juga penting untuk menghindari ledakan karena adanya letupan listrik statis. Seperti tampak pada Gb. VI.10, pastikan bahwa Anda memakai alat-alat pelindung seperti kaus tangan kulit, penutup lengan, katelpak, penutup kaki (striwel), dan kacamata pelindung. b. Jangan menaruh di dekat tempat kerja pengelasan atau pemotongan, barang-barang yang mudah terbakar atau dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan. Misalnya, ketika bekerja menggunakan tabung gas, jauhkan semua benda cair dari tabung itu dan cuci bersih serta bersihkan udaranya sebelum mulai mengelas atau memotong tabung itu. Juga efektif jika membilas gas di dalam tabung dengan nitrogen atau argon setelah bejana itu diisi air. Gambar VI.10 Perlengkapan pelindung untuk dipakai pada waktu mengelas TEKNOLOGI LAS KAPAL 486 VI.5. BAHAYA TABUNG GAS DAN CARA PENANGANANNYA VI.5.1. Cara Menangani Tabung Gas Gas-gas yang digunakan untuk mengelas biasanya disebut gas bertekanan tinggi, dan biasanya terkandung didalam tabung gas bertekanan. Misalnya, gas oksigen yang digunakan untuk las gas atau pemotongan dengan gas dan gas argon yang digunakan untuk las busur listrik logam dengan pelindung gas, terkandung di dalam tabung gas bertekanan 35oC dan 150kg/cm2 (15MPa), sedangkan gas asetilin larut terkandung di dalam gas bertekanan 15oC dan 15,5kg/cm2 (1,55MPa). Dilarang keras menyalakan api di dalam ruangan di tempat penyimpanan gas-gas yang mudah terbakar seperti asetilin atau hidrogen atau gas yang mendukung kebakaran seperti oksigen. Walaupun gas-gas yang lamban seperti argon, nitrogen dan CO2 serta gas-gas yang tidak mudah terbakar jauh lebih aman, semuanya cenderung dapat menggantikan udara apabila disimpan di dalam ruangan tertutup yang kurang ventilasi, sehingga oksigen menjadi cepat habis. Peringatan tentang cara penggunaan gas, penyimpanan tabung gas dan tempat penyimpanannya dapat dirangkum sebagai berikut. 1. Jangan meletakkan tabung gas yang mudah terbakar dan tabung yang mendukung kebakaran di dalam ruangan yang sama. 2. Simpan atau jagalah tabung gas di dalam ruangan yang berventilasi baik, yang dibangun dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar. 3. Ruangan tersebut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan temperatur tabung gas yang disimpan tidak boleh melebihi 400C. 4. Pada waktu memindahkan tabung gas, jangan menarik, menumpahkan, mendorong atau menggelindingkannya dengan kaki atau membiarkannya bertabrakan dengan benda-benda lain yang dapat menyebabkan goncangan pada tabung gas. 5. Ketika menggunakan gas, gunakanlah gas tersebut di tempat yang berventilasi baik, dan jagalah jangan sampai merobohkan tabung gas. 6. Ketika membuka katup tabung gas, lakukanlah perlahan-lahan untuk mengindari desakan gas tiba-tiba dan usahakan agar kunci Inggris atau kunci pas tetap melekat pada katup tabung gas. 7. Gunakanlah tabung gas yang sesuai untuk gas-gas yang mudah terbakar seperti untuk gas gas asetilin larut atau gas LP 8. Tutuplah katup tabung gas apabila gas tidak digunakan. 9. Gantilah tabung gas dengan tekanan tertentu yang masih tersisa. TEKNOLOGI LAS KAPAL 487 10. Periksalah kebocoran yang mungkin ada sebelum mulai mengelas dan pasangkan penahan tekanan balik pada tabung gas asetilin yang sesuai. Penting untuk diketahui bahwa juru las sendiri harus memahami risiko-risiko sinar busur las listrik, asap dan gas las, letupan atau percikan las; memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai melakukan pengelasan. VI.5.2. Penyimpanan Tabung Gas Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan botol gas antara lain : 1. Semua botol gas harus dilindungi dari penyerapan panas yang berlebihan. 2. Semua botol gas yang digunakan harus diletakan dengan mantap atau dimasukan dalam rak besi yang dapat dipindah agar tidak jatuh atau terguling. 3. Saat pengangkatan botol gas harus dimasukan kedalam rak besi dan tidak boleh diangkat memakai magnit , tali, kabel atau rantai. 4. Botol gas tidak boleh diletakan ditempat yang memungkinkannya menjadi bagian dari pengantar listrik. 5. Oksigen atau botol gas lain tidak boleh disimpan didekat tempat yang sangat mudah terbakar atau berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar. 6. Botol harus diletakan dalam posisi tegak dan pelindung katup harus terpasang ditempatnya. 7. Perlengkapan harus selalu bersih , bebas dari minyak dan dalam keadaan yang baik. Katup, kopling , pengatur tekanan, pipa dan perlengkapannya tidak boleh dimampatkan karena akan mudah terbakar. 8. Pemadaman api bahan kimia kering atau karbon dioksida harus selalu berada didekat tempat kerja yang menggunakan gas pembakar dalam botol. 9. Penahan nyala balik (flashback arrestor ) harus dilengkapi pada setiap saluran oksigen dan acetylene untuk menghindari nyala Next >