< Previous TEKNOLOGI LAS KAPAL 488 VI.6. KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP VI.6.1. Keselamatan Kesehatan Kerja Bekerja dengan menggunakan media pengelasan semakin berkembang , sehingga disetiap kesempatan kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja bidang pengelasan. Keselamatan kesehatan kerja paling banyak membicarakan adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya. Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja dan mengetahui tindakan tindakan yang harus diambil agar keselamatan kesehatan kerja dapat berperan dengan baik. Untuk membahas hal tersebut faktor yang paling dominan adalah kecelakaan, perbuatan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman. 1. Kecelakaan Faktor yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah adanya kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan : (1) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cidera fisik seseorang bahkan fatal sampai kematian / cacat seumur hidup dan kerusakan harta milik (2) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan (3) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi : (1) Kecelakaan dapat terjadi setiap saat ( 80 % Kecelakaan akibat kelalaian ) (2) Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi (3) Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian. (4) Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan (5) Kecelakaan selalu mempunyai sebab (6) Kecelakaan dapat dicegah / dieliminir 2. Perbuatan tidak aman (berbahaya) (1) Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standard yaitu : Helm dengan tali, sabuk pengaman, stiwel dan sepatu tahan pukul, pakaian kerja, sarung tangan kerja dan APD sesuai kondisi bahaya kerja yang dihadapi saat bekerja pengelasan. TEKNOLOGI LAS KAPAL 489 (2) Melakukan tindakan ceroboh / tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku bidang pengelasan. (3) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. (4) Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang diembannya 3. Kondisi tidak aman (berbahaya) (1) Lokasi kerja yang kumuh dan kotor (2) Alokasi personil / pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja. Sangat berpotensi bahaya (3) Fasilitas / sarana kerja yang tidak memenuhi standard minimal, seperti scafolding/perancah tidak aman, pada proses pekerjaan dalam tangki tidak tersedia exhaust blower (4) Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal debu, tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan beracun) Aman / selamat merupakan : Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka Tindakan tidak aman merupakan :Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan Kondisi tidak aman merupakan : Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 4. Waspadai kondisi berbahaya sebagai berikut : (1) Saat berada didalam ruang tertutup / tangki waspadailah gas hasil pengelasan; (2) Gas mulia / Inert gas : gas yang mendesak oksigen sehingga kadar oksigen berkurang dibawah 19,5 % sehingga berbahaya bagi pernapasan manusia. Gas tersebut yaitu; Argon (Ar) hasil las TIG, Co2 hasil las FCAW. TEKNOLOGI LAS KAPAL Tabel VI.5 Jenis – jenis alat pelindung diri No Jenis APD Jenis pekerjaan Welder Fitter Brander Op. Gerinda 1 Helm Pengaman Dengan Tali Terikat Kuat X X X X 2 Ketelpak Kerja X X X X 3 Sabuk Pengaman Untuk Ketinggian >2M X X X X 4 Stiwel X X X X 5 Sepatu Tahan Pukul X X X X 6 Sarung Tangan Kulit Panjang X X 7 Sarung Tangan Kulit Pendek X X 8 Apron Kulit X X X 9 Jaket dan Celana Las X 10 Welding Respirator X 11 Selubung Tangan X 12 Toxid Respirator X X X VI.6.2. Lingkungan Hidup : 1. Definisi Kesatuan ruang dengan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lainnya TEKNOLOGI LAS KAPAL 491 2. Sistim Manajemen Lingkungan Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktik, prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan. 3. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup (1) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup (2) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. (3) Terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup. (4) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan. (5) Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan negara lain yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan 4. Pencemaran lingkungan hidup Pencemaran lingkungan hidup sangat mempengaruhi kesehatan, untuk itu perlu diwaspadai dan dicegah hal-hal sebagai perikut : (1) Pengaruh perubahan pada Lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan / atau kegiatan (2) Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. TEKNOLOGI LAS KAPAL 492 1. Bahaya pengelasan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain : a) Manusia sebagai pelaku pengelasan b) Mesin sebagai media perantara c) Lingkungan sebagai faktor pendukung d) Alat / kelengkapan pengelasan sebagai faktor penunjang 2. Bahaya pengelasan terjadi dikarenakan adanya sumber energi panas dan nyala api gas yang bertemperatur tinggi. 3. Keadaan ketika terjadi kejutan listrik bergantung pada : Nilai arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia Jalur arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia Jenis-jenis sumber tenaga listrik (AC atau DC) 4. Sebab-sebab utama terjadinya kejutan listrik adalah c Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las maka tegangan listrik AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi, d Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel las, e Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang pengisian pada terminal penghubung kabel mesin las, f Isolasi yang tidak efektif pada gagang batang las, g Pengelasan busur listrik pada lokasi yang dikelilingi oleh material konduksi. 5. Cara-cara untuk mencegah kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik : Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti pakaian kerja yang kering, sarung tangan kulit yang kering dan sepatu karet yang seluruhnya terisolasi. Memastikan mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis, sedangkan mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah. Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik. RANGKUMAN TEKNOLOGI LAS KAPAL 493 6. Apabila seorang pekerja mengalami kejutan listrik, maka matikanlah sumber tenaga listrik sesegera mungin dan panggillah dokter atau ambulan. Jangan pernah mencoba mengangkat korban, karena Anda pun dapat terkena kejutan listrik 7. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan nyala api las memancarkan sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared menimbulkan kerusakan pada mata 8. Alat – alat pelindung dari sinar yang berbahaya antara lain : Kaus tangan, masker pelindung wajah sejenis helm dan kaca mata pelindung dengan plat-plat baja anti-cahaya Layar pelindung cahaya Pakaian kerja lengan panjang dan menutupi leher Pekerja harus merawat kedua matanya dengan meneteskan obat tetes mata dan menggunakan kompres pendingin 9. Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut yang disebut “demam logam” dapat terjangkit, ditandai dengan sakit kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektrode las hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit sesaat, dan pasien akan pulih kembali kesehatannya setelah beberapa jam. Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikel-partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat menyebabkan kondisi kronis yang disebut “pneumokoniosis” (radang paru-paru). 10. Seorang juru las harus memahami risiko-risiko sinar busur las listrik, asap dan gas las, letupan atau percikan las; memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai melakukan pengelasan. TEKNOLOGI LAS KAPAL A1DAFTAR PUSTAKA 1. Harsono Wiryosumarto , Prof.Dr. Ir,dan Toshie Okumura,Prof.Dr. Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta 2000. 2. Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba , Welding Textbook , Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba 261-0021 Jepang 1990. 3. Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual Welding Techniques ,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985, 4. Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop Manual Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985. 5. A.C. Suhardi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Las Busur Listrik Terendam, Surabaya 1990.,6. Trisno, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Pedoman untuk Inspektur Las, Surabaya 1990. 6. Sentot Rahardjono, M.H. Achmaniar Parathon, M. Husni Sohar, Konstruksi Bangunan Kapal Baja, Jakarta 1998. 7. Anonim, Biro Klasifikasi Indonesia, Peraturan Las (Lambung), Jakarta 1998.8. R. L. Soehita, Penggunaan Las dalam Konstruksi Bangunan Kapal, Jakarta 1990. TEKNOLOGI LAS KAPAL B1DAFTAR ISTILAH AAlur (Groove)Alur las(Welding groove)Ambang palka(Head coaming) BBaja bangunan (Steel Structure) Baja cor(Cast steel)Baja kuat(High tension steel)Baja paduan(Alloy steel)Baja tahan karat(Stainless steel)Balok geladak(Deck beam)Batang uji(Speciment)Batas las(Weld bound)Besi tempa (Wrought iron)Besi tuang(Cast iron) Bilah hadap(Face Plate) CCacat las(Weld defect)Cor(Cast)DDaerah las (Weld Zone)Dasar ganda (Double bottom) Deformasi las(Weld deformation) Dok kolam (Graving Dock) EElektroda(Electrode)Elektroda pejal(Solid electrode)Elektroda terbungkus(Covered electrode)Elektrode terumpan(Nonconsumable electrode)FFluks(Flux)GGading(frame)Gel agar samping (Side Girder)Geladak kedua (Second deck)TEKNOLOGI LAS KAPAL B2Gelagar(Girder)Gelagar tengah (Certre Girder) HHaluan kapal(Fore)Hidrogen rendah(Low hydrogen)Hidrostatik(Hydrostatic)IInspektur Las (Welding Inspector) Instruktur Las (Welding Instructor) JJuru Las (Welder)KKaki Las (Throat)Kampuh(Groove)Kawat batangan (Wire Rod) Kawat elektroda(Electrode wire Kawat gulungan (Wire Roll) Kawat inti (Wire Core Kawat padat (Wire Solid) Kawat pengumpan (Wire Feeder) Kekentalan (Viscositas)Kekuatan fatik(Fatique strength)Kekuatan luluh(Yield strength)Kekuatan tarik(Tensile strength)Kekuatan tekuk(Buckling strength)Ketangguhan(Toughness)Kurang penembusan (Lack of Penetration)LLajur atas(Sheet Strake) Lajur bilga(Bilge strick)Lajur sisi atas(Side stringer)Lambung (Hull)Landasan pembangunan kapal(Building Berth) Lapis(Layer)Lapis banyak(Multi layer)Lapis tunggal(Single layer) Las berselang seling (Staggered Weld)Las busur(Arc welding)Las busur gas(Gas shielded arc welding)TEKNOLOGI LAS KAPAL B3Las busur listrik(Electric arc welding)Las busur pelindung gas(Gas shielded arc welding)Las busur rendam(Submerged arc welding Las cair(Fusion welding)Las ikat(Tack welding)Las oksi asetilen(Oxy acetylen welding)Las putus-putus (Intermitten Weld))Las rantai (Chain Weld)Las sudut(Fillet welding) Las tumpul(Butt welding)Lasan(Welded)Leher(Throat)Linggi buritan(Stern)Linggi haluan(Stem)Lipatan(Overlap)Logam besi(Ferro metal)Logam las(Weld metal) Logam pengisi (Filler Metal)Lubang cacing(Blow hole) Lubang tembus las(Schalop)Lunas(Keel)Lunas bilga(Bilge keel)Lutut(Bracket)MMaju (Forehand) Mampu las(Weldability)Manik(Bead)Merakit(Assembly) Muka akar (Root Face) Muka galur (Groove Face) Mundur (Backhand) NNaik (Upward)Nyala pemotongan(Flame cutting) PPaduan(Alloy)Pagar lambung (Bulwork) Panas (Thermal Pelat (Plate) Pelat geladak ( Deck plate)Pelat lambung (Sheel plate) Pelintang geladak (Transversal deck beam) Next >