< PreviousLampiran : D D - 3 Maka Rumus dari Simpson I adalah Luas simpson I = k.h.6, dimana k = 1/3 dan semua angka yang dipakai dalam perhitungan hendaklah dibuat desimal. 2. Cara Simpson III. A1B1C1ACBFhhYoY1Y2 Sebuah bidang lengkung seperti pada gambar diatas,dimana bagian bidang sebelah kiri dapat dihitung dengan menggunakan rumus simpson III ( delapan lima kurang satu ). Untuk ini maka bidang lengkung tadi dibagi menjadi sebuah trapesium dan sebuah parabola. Luas AFB’A’ = ½ h ( y0 + FB ). = ½ h ( y0 + ½ y0 + ½ y2 ). = 1/12 h ( 6y0 + 3y0 + 3y2 ). = 1/12 h ( 9y0 + 3y2 )......................( I ). Luas ABF = 2/3 h .BF = 2/3 h ( y1 – B’F ). = 2/3 h ( y1 – ½ ( y0 + y2 ). = 2/3 h ( y1 – ½ y0 – ½ y2 ). = 1/3 h.2 ( y1 - ½ y0 – ½ y2 ). = 1/12h ( 8y1 – 4y0 – 4y2 ).............( II ). Luas I + II = luas ABB’A’ = 1/12 h ( 5y0 + 8y1 – y2 ). Maka faktor luas dari rumus ini adalah : FL Simpson III = 5 + 8 – 1 Sedangkan k = 1/12. Lampiran : D D - 4 Dengan demikian tadi ternyata bahwa rumus ini mampu menulis luas suatu bidang lengkung tanpa mengadakan pembagian. Sebaliknya diperlukan ordinat bantuan ( y2 ) yang jaraknya juga sejauh dari ordinat akhirnya ( y1 ). Tanpa adanya bantuan dari ordinat yang lain itu, rumus tadi tidak dapat digunakan. 3. Cara Simpson II hYoYYYYY12345Y6BAA1B1hhhhhIIIIIIIVVVI Rumus simpsons II merupakan gabungan dari rumus Simpsons I dan Simpson III sehingga dapat diuraikan sebagai berikut : Luas I = 1/12 h ( 5y0 + 8y1 – y2............... ( I ). Luas I + II = 1/3 h ( y0 + 4y1 + y2 ). = 1/12 h ( 4y0 + 16y1 + 4y2..........( II ). Luas II + III = 1/3 h ( y1 + 4y2 + y3 ). = 1/12 h ( 4y1 + 16y2 + 4y3..........( III ). Luas III = 1/12 h ( 5y3 + 8y2 – y1..............( IV ). + ( I + II + III ) = 1/12 h ( 9y0 + 27y1 + 27y2 + 9y3 ) = 9/12 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ). = ¾ h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ). Maka : Luas I + II + III = ¾ h ( y0 – 3y1 – 3y2 – y3 ). 2 Jadi luas I + II + III = 3/8 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ). Disini ternyata bahwa : Fl simpson II = 1 3 3 1. Sedangkan angka perbanyakan adalah k = 3/8. Dengan kenyataan seperti diatas dapatlah dihitung luas seluruh bidang lengkung ABBA yaitu sebagai berikut : Luas I + II + III = 3/8 ( y0 + 3y1 + 3y2 + y3 ). Luas IV + V + VI = 3/8 ( y3 + 3y4 + 3y5 + y6 ).+ Lampiran : D D - 5 Luas ABBA = 3/8 h ( y0 + 3y1 + 3y2 + 2y3 + 3y4 + 3y5 + y6 ). Dengan demikian bahwa faktor luas dari rumus Simpsons II adalah : Fl simpson II = 1 3 3 2 3 3 2.........................3 3 1. Pada umumnya untuk melaksanakan rumus ini juga dipakai sebuah daftar perhitungan yang bentuknya serupa dengan daftar perhitungan dari Trapesium, dengan catatan sebagai berikut : a. Bagilah seluruh panjang dari bidang lengkung menjadi beberapa bagian masing – masing sepanjang H dan jumlahnya merupakan kelipatan dari 3. b. Berilah pada tiap – tiap tiga ( 3 ) bagian nomor romawi yang urut yang dimulai dari kiri. Jadi I, II, III, IV, V, dan seterusnya. c. Tentukan dulu susunan faktor luasnya, berdasarkan : 1, 3, 3,1. Lampiran : E E - 1 Lampiran 3 : Pengendalian Mutu padaTeknik Konstruksi Kapal BAGIAN BAHAN Unit :mm SEKSI SUB SEKSI HAL KETERANGAN Cacat Permukaan Lubang Tingkat cacat lubang 1. Kelas A ialah dengan pertimbangan hanya cacat kecil sehingga tidak diperlukan perbaikan. Kelas B ialah cacat menengah dan harus diperbaiki jika diperlukan .Kelas C ialah yang sama sekali tidak teratur dan memerlukan beberapa kali perbaikan 2. Batas alur kelas B terhadap kelas A termasuk kelas A. Batas alur kelas B terhadap kelas C termasuk kelas C. 3. Rasio kelulusan adalah prosentase dari jumlah luasan lubang dimana tampak permukaannya tidak memuaskan untuk digunakan. Untuk pelat kulit jumlah luasan lubang Rasio luasan = luas pelat 4. Cara memperbaiki cacat permukaan adalah sbb: d < 0,07 t…digerinda (tidak berlaku untuk d < 3mm) 0,07 t < d < 0,2 t… digerinda dulu kemudian dilas. Dimana : d = kedalaman cacat T = tebal pelat Lampiran : E E - 2 Jonjot /serpih Tingkat cacat jonjot/serpih 1. Kelas A ialah dengan pertimbangan hanya cacat kecil sehingga tidak diperlukan perbaikan. Kelas B ialah cacat menengah dan harus diperbaiki jika diperlukan. Kelas C ialah yag sama sekali tidak teratur dan memerlukan beberapa perbaikan . 2. Batas alur kelas B terhadap kelas A termasuk Kelas A Batas alur kelas B terhadap kelas C termasuk kelas C. 3. Cara memperbaiki cacat permukaan adalah sebagai berikut : d < 0,07 t…digerinda (tidak berlaku untuk d < 3mm) 0,07 t < d < 0,2 t… digerinda dulu kemudian dilas. Dimana : d = kedalaman cacat T = tebal pelat Baja Tuang Cacat pada Baja tuang Bila cacat ;ebih dari 20 % tebalnya, atau kedalamannya lebih dari 25 mm dan panjangnya lebih dari 150 mm. Bila retak kapitasi dan cacat lain yang merugikan didapatkan, setelah cacat-cacat dihilangkan kemudian diperiksa oleh dye penetrant (DP), magnet penetrant (MPI) atau ultrasonic dan selanjutnya diperbaiki dengan cara yang memadai. Lampiran : E E - 3 BAGIAN BAHAN Unit : mm SEKSI SUB SEKSI HAL KETERANGAN Laminasi Lokal (a)(b) Bilamana luasan laminasi terbatas,dapat dihilangkan dan siisi dengan las seperti gambar (a). Juga laminasi yang dekat dengan permukaan pelat baik diisi las seperti gambar (b) Dan ini harus diperiksa secara seksama apakah prosedurnya disetujui atau tidak dalam hal dimana tingkat laminasi bertambah besar dan meluas. Laminasi Laminasi yang membesar perlu penggantian setempat pada pelat tersebut DIsarankan untuk mengganti setempat pada pelat tersebut, dimana luasan laminasinya terus bertambah. Standar minimum lebar pelat yang harus diganti : - Pelat kulit dan geladak kekuatan Dibawah beban besar……..1600 mm Tidak dibawah beban besar 800mm Untuk struktur lain…300mm Seluruh pelat harus diganti apabila tingkat laminasinya sangat besar dan cepat meluas. Lampiran : E E - 4 BAGIAN PENANDAAN Unit : mm SEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGAN + 2 + 3 Ukuran dan bentuk, dibandingkan dengan salah satu yang benar + 1,5 +2,5 Khususnya untuk tinggi lantai dan pembujur pada dasar ganda Sudut pojok, dibandingkan dengan salah satu yang benar + 1,5 + 2 Lengkungan + 1 + 1,5 Lokasi dari bagian dan tanda untuk pemasangan. Dibandingkan dengan salah satu yang benar + 2 + 3 Penandaan blok (blok panel). Dibandingkan dengan salah satu yang benar + 2,5 + 3,5 Garis potong dan garis pemasangan dibandingkan dengan salah satu yang benar Umum Lokasi dari bagian untuk pemasangan pada blok. DIbandingkan dengan salah satu yang benar. + 2,5 + 3,5 Lampiran : E E - 5 BAGIAN PEMOTONGAN DENGAN GAS Unit : mm SEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGAN Bagian kekuatan : - Di bengkel - Di lapangan 100 P (klas 2) 150 P (klas 3) 200 P (klas 3) 300 P (diluar klas) Ujung bebas Lain-lain : - Di bengkel - Di lapangan 100 P (klas 2) 500 P (diluar klas) 200 P (klas 3) 1000 P (diluar klas) Bagian kekuatan : - Di bengkel - Di lapangan 100 P (klas 2) 400 P (diluar klas) 200 P (klas 3) 800 P (diluar klas) Kekasaran Kampuh las Lain-lain : - Di bengkel - Di lapangan 100 P (klas 2) 800 P (diluar klas) 1500 P (diluar klas) 1500 P (diluar klas) Tanda klas yang tertera di dalam kurung sesuai dengan definisi yang diterbitkan oleh Welding Engineering Standart (WES) < 50 P ……....klas 1 50 P - 100 P...klas 2 100 P- 200 P..klas 3 > 200 P .di luar klas - Tindakan pencegahan khusus, diperlukan dalam hal mana penghalusan (grinding) atau perlakuan lain dikehendaki Untuk sudut pemotongan sama halnya dengan pekerjaan lapangan . Lampiran : E E - 6 1. Ujung atas pelat lajur. 2. Geladak kekuatan 0,6 L dan ujung bebas dari bukaan pelat kulit 3. Bagian kekuatan membujur utama. 0 Bagian kekuatan melintang dan membujur Cekungan < 1 Ujung bebas Lain-lain Cekungan < 3 Dalam hal mana takikan diperhalus dengan gerinda, maka harus dilas kembali. (hati-hati, hindari pembentukan manik sesaat) Pelat kulit dan geladak antara 0,6 L Cekungan < 2 Takikan diperbaiki dengan gerinda atau pahat. (Hati-hati, hindari kerusakan pengelasan) Las rata (buttweld) Lain-lain Cekungan < 3 Kampuh Las Las sudut ( Fillet weld ) Cekungan < 3 Takik Cekungan dianggap takik, dalam hal mana kedalamannya lebih dari tiga kali batas toleransi kekasarannya. BAGIAN PEMOTONGAN DENGAN GAS Unit : mm SEKSI SUB SEKSI HAL Standar Toleransi KETERANGAN Ukuran Kelurusan Ujung pelat Las busur rendah pada kedua sisinya + 0,4 + 0,5 Lampiran : E E - 7 Las manual Las semi otomatis + 0,1 + 2,5 Kedalaman kampuh + 1,5 + 2,0 Sudut kampuh + 2O + 4o Panjang kemiringan kampuh Ɛ dibandingkan dengan ukuran yang benar. + 0,5d + 1,0d Umum. Dibandingkan dengan ukuran yang benar + 3,5 + 5,0 Khusus untuk tinggi lantai dan pembujur pada dasar ganda (double bottom). Dibandingkan dengan ukuran yang benar + 2,5 + 4,0 Ukuran bagian Lebar permukaan pelat hadap. Dibandingkan dengan ukuran yang benar. + 2,0 -3,0 - +4,0 Next >