< Previous 222 Peralatan Listrik Rumah Tangga 3. PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA 3.1 Alat-alat Laundry 3.1.1 Seterika Listrik 3.1.1.1 Pendahuluan Seterika listrik adalah alat yang dipanas-kan dengan menggunakan daya listrik dan digunakan untuk menghilangkan ke-rut-kerut pada pakaian atau baju atau lainnya yang terbuat dari kain sehingga licin dan rapi. Pada saat ini ada banyak jenis seterika, dari yang untuk keperluan rumah tangga sampai industri seperti hotel, rumah sa-kit, dan lain-lain. a) Seterika kering b) Seterika uap Gambar 3.1. Jenis-jenis seterika Bagian panas dari seterika pada awal-nya dibuat dari besi sehingga ada masa-lah dengan kebersihannya akibat karat pada besi. Hasil perbaikannya, pada saat ini, bagian pemanasnya dibuat dari alumunium atau stainless steel. Panas dari seterika modern dikendalikan deng-an termostat yang fungsinya untuk mengendalikan suhu relatif konstan sesuai dengan kebutuhan, jenis kain dan tingkat kehalusan hasil setrikaan. 3.1.1.2 Bagian-Bagian Utama dan Fungsinya Bagian-bagian utama seterika bervariasi tergantung dari jenis fitur yang ditawar-kan. Namun pada umumnya, seterika terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut. 1. Kabel daya: Kabel daya ini terbuat dari kabel fleksibel (dengan inti serabut) yang dibungkus dengan bahan isolasi kain menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman dari bahaya sengatan listrik. Gambar 3.2. Kabel daya Kabel daya pada seterika ada yang arahnya bisa diatur sehingga memu-dahkan dalam proses penyetrikaan-nya. 2. Elemen pemanas: Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan membangkitkan panas bila dialiri arus listrik. Dari elemen pemanas inilah sumber energi panas dibangkitkan. Peralatan Listrik Rumah Tangga 223 Gambar 3.3 Jenis-jenis Elemen pemanas Elemen pemanas diletakkan antara besi pemberat dan alas seterika. 3. Alas: Alas seterika adalah bagian seterika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang diaturerika. Alas seterika dibuat dari bahan anti karat seperti alumunium, stainless steel atau minimal dengan lapisan bahan anti karat dan anti lengket (Teflon) agar tidak mudah kotor dan mengotori kain yang diaturerika. Gambar 3.4. Jenis-jenis alas seterika 4. Lampu indikator: Hampir semua seterika listrik dilengkapi dengan indikator lampu. Indikator lampu diguna-kan sebagai tanda bahwa seterika telah tersambung dengan sumber tegangan atau tidak (ON atau OFF). Bila lampu menyala berarti ada arus listrik yang mengalir ke seterika (ON) dan sebaliknya bila lampu mati berarti tidak ada arus listrik yang mengalir (OFF). Matinya lampu indikator juga menunjukkan bahwa seterika telah mencapai suhu maksimumnya. 5. Penutup dan pemberat: Penutup atau selungkup seterika dibuat dari bahan isolasi untuk mencegah bahaya sengatan listrik. Di samping itu, penutup juga yang anti panas guna men-cegah bahaya sentuhan ke bagian tubuh manusia. Pemberat biasanya terbuat dari besi dan sesuai dengan nama-nya, fungsinya sebagai pemberat seterika agar memudahkan da-lam pemakaiannya. Gambar 3.5. Penutup dan pemberat Bentuk penutup dan pemberat tergantung pada model seterika. 6. Pengatur On-Off dan suhu: Hampir semua seterika dileng-kapi dengan pengatur suhu se-hingga tinggi rendahnya suhu dapat disesuaikan dengan jenis 224 Peralatan Listrik Rumah Tangga tekstil/kain yang akan diaturerika. Pengatur suhu ini biasanya menggunakan prinsip bimetal. Gambar 3.6. Saklar dan pengatur suhu 7. Reservoir air dan slang uap Seterika dengan fitur semburan uap dilengkapi dengan reservoir air dari mana uap diproduksi. Reservoir air ini dapat diisi air kembali dengan mudah. Bila tidak diperlukan semburan uap, reservoir air dibiarkan kosong (tidak perlu diisi). Hal ini tidak menjadi masalah. Setelah selesai pemakaian, reservoir air ini harus dalam keadaan kosong untuk menghin-dari korosi. Untuk merk tertentu reservoir dibuat transparan dan dilengkapi dengan lampu dengan warna cahaya tertentu sehingga level air dalam reservoir dapat terlihat dengan jelas. 8. Tangkai pemegang seterika Tangkai pemegang seterika terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini dimaksudkan apabila ada kebocoran arus listrik tidak membahayakan pemakaianya. Gambar 3.7. Tangkai seterika 3.1.1.3 Prinsip kerja seterika listrik Bila seterika dihubungkan ke sumber tegangan listrik dan dihidupkan (ON), maka arus listrik mengalir melalui elemen pemanas. Dengan adanya arus listrik yang mengalir ini, elemen pemanas membangkitkan panas. Panas ini kemudian disalurkan secara konduksi pada permukaan dasar seterika (permukaan yang digunakan untuk melicinkan pakaian). Panas yang dibangkitkan ini akan terus meningkat bila arus listrik terus mengalir. Oleh karena itu, bila seterika tidak dilengkapi dengan pengatur suhu, untuk mencegah terjadinya panas lebih seterika harus diputuskan dari sumber listriknya dan disambungkan kembali bila suhu mulai kurang. Demikian kondisi ini terjadi secara berulang. Namun, bila seterika sudah dilengkapi dengan pengatur suhu, maka seterika akan memutuskan aliran listriknya secara otomatis bila suhu telah mencapai maksimal. Sebaliknya bila suhu menurun sampai harga tertentu, seterika juga akan secara otomatis menghubungkan aliran listrikya. Demikian siklus kerja otomatis ini berulang. 3.1.1.4 Catatan penggunaan x Beberapa seterika komersial mem-punyai boiler yang terpisah dari seterikanya dan dilengkapi dengan katup pengatur jumlah semburan uap. x Penyeterikaan pada umumnya dila-kukan di atas meja seterikaan yang Peralatan Listrik Rumah Tangga 225 yaberukuran kecil, ringan, dan dapat dilipat yang bagian atasnya dilapisi dengan bahan anti panas. x Meja seterikaan jenis tertentu dilengkapi dengan elemen pemanas dan pedal vakum untuk menyedot air melalui permukaan meja sehingga kain/bahan yang diaturerika dalam keadaan kering. x Pada loundry komersial, biasanya menggunakan tekanan uap untuk menyeterika tidak seperti seterika biasa. x Seterika seringkali menyebab-kan kebakaran dan luka akibat dari panas dan beratnya. Hal ini terjadi bila seterika terjatuh dari atas meja dan menimpa orang. 3.1.1.5 Bagaimana memilih seterika x Pilih model yang membuat penyeterikaan bisa dilakukan dengan mudah. x Sesuaikan seterika dengan tangan anda. Sangatlah penting memilih seterika yang mempunyai tangkai pemegang sesuai dengan tangan anda. Berat seterika juga perlu dipertimbangkan. x Bila bahan yang akan diaturerika bermacam-macam maka perlu dipilih seterika dengan uap yang cukup banyak. Misalnya, kalau bahan terdiri dari bahan serat alami (linen, cotton) perlu uap cukup banyak. Untuk bahan-bahan sintetik cukup dengan uap yang lebih sedikit. x Pilih yang ada saklar pengaturanya yang terlihat jelas dan dapat digunakan dengan mudah. Misalnya pengaturan untuk jenis-jenis bahan yang akan diaturerika kelihatan jelas dan tidak membingungkan. 3.1.1.6 Perawatan seterika Ada banyak jenis dan fitur seterika, ma-ka dari itu, cara pemeliharaan dan pera-watannya juga berbeda antara satu dan lainnya. Berikut ini adalah contoh peme-liharaan dan perawatan seterika yang bertenaga listrik. 1. Kabel daya: Kabel daya merupakan saluran daya listrik dari sumber ke seterika. Seterika biasanya dalam pemakaiannya akan bergerak ke segala arah sesuai dengan kebutuhan. Akibat dari pergerakan ini seringkali membuat kabel tergulung dan melintir dan gulungan/pelintiran yang berjalan dalam waktu lama bisa meng-goyahkan sambungan dan dudukan terminal, merusakkan isolasi dan bahkan bisa memutuskan kabel penghubungnya. Kontak yang tidak kuat/longgar akan mengakibatkan pemanasan setempat atau percikan api listrik yang bisa menyebabkan bahaya kebakaran. Kabel yang isolasinya mengelupas atau rusak akan menimbulkan bahaya sengatan listrik bagi manusia. Untuk mence-gah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan perlu dilakukan penge-cekan dan pengencangan terminal-terminal sambungan, pengisolasian kembali bagian kabel yang meng-alami kerusakan isolasinya atau mengganti kabel dayanya. 2. Seterika tidak panas Bila setelah dihubungkan ke sumber listrik, seterika tidak panas, semen-tara lampu indikator mati, maka per-lu diperiksa sumber tegangan. Jika sumber ada tegangannya maka per-lu diperiksa saklar/saklar On/Off. Jika saklar/saklar belum di”On”kan maka “On”kanlah. Jika setelah 226 Peralatan Listrik Rumah Tangga di”On”kan, seterika masih tetap tidak panas, maka lakukan langkah 3. 3. Periksalah dan kencangkan koneksi-koneksi terminal dan kemudian pe-riksalah apakah kabelnya masih da-lam keadaan baik dengan meng-gunakan multitester pada posisi Ohmmeter. Pemeriksaan dilakukan pada ujung tusuk kontak kabel daya. Jika berdasarkan hasil pengecekan ternyata terhubung maka seterika siap untuk dioperasikan. Namun jika ternyata tidak ada hubungan maka dilakukan langkah 4. 4. Lepas terminal sambungan antara kabel daya dan elemen pemanas. Kemudian periksa kondisi kabel dan elemen pemanasnya seperti yang dilakukan pada langkah 3. Jika dite-mukan bagian yang putus pada ka-bel maka gantilah/sambunglah ka-belnya, namun jika ditemukan bah-wa yang terputus adalah elemen pe-manasnya maka gantilah dengan yang baru. 5. Bila pengaturan panas yang tidak berfungsi dengan baik, seperti sete-lah dilakukan pengaturan pada suhu atau untuk jenis kain tertentu seteri-ka tidak memberikan respon seba-gaimana yang seharusnya, berarti perlu penggantian komponen kon-trolnya. 6. Dalam penggantian kabel atau ele-men yang baru, spesifikasinya harus disesuaikan dengan yang lama. 3.1.1.7 Pemeriksaan dan pelapo-ran hasil kerja perawatan Setelah selesai perawatan harus dilaku-kan pemeriksaan terhadap kerja seteri-ka. Pemeriksaan meliputi: 1. Panas seterika Beberapa saat setelah seterika dihi-dupkan harus timbul panas pada permukaan bagian bawah seterika. Semakin lama waktu maka panas akan semakin meningkat. 2. Pengaturan suhu Seterika akan mati secara otomatis bila suhunya mencapai suhu yang diatur pada saklar pengatur suhu-nya. Sebaliknya, seterika akan hidup kembali ketika suhunya lebih rendah dari pengaturan suhunya. 3. Untuk seterika uap, selama masih terdapat air pada reservoirnya dan seterika dalam keadaan cukup pa-nas, maka uap akan selalu keluar dari rongga-rongga uap seterika. 4. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini kemudian dibuat laporan hasil peme-riksaan dan kerja sebagai bukti bahwa telah dilakukan pengujian terhadap kinerja seterika. Disamping itu, harus dilaporkan pula tentang jenis kerusakan, bagian/komponen yang diperbaiki dan atau diganti. Laporan ini sangat diperlukan pada perawatan berikutnya, yaitu bila alat yang sama mengalami kerusakan lagi. Peralatan Listrik Rumah Tangga 227 3.1.1.8 Ikhtisar bagian-bagian utama seterika Model 1 2 Alas Penutup dan pemberat Elemen pemanas Pemegang Kontrol Gambar 3.8. Ikhtisar bagian-bagian utama seterika 228 Peralatan Listrik Rumah Tangga 3.1.2 Mesin Cuci Pakaian 3.1.2.1 Pendahuluan Mesin cuci pakaian merupakan salah satu mesin yang bekerja sangat berat guna membantu kita dalam mencuci pa-kaian. Pakaian yang kotor dimasukkan, mesin dihidupkan, kemudian mesin akan bekerja mencuci pakaian sampai dengan proses pengeringan. Menjadi suatu hal yang menarik bila kita ingin masuk lebih dalam lagi tentang bagai-mana mesin beroperasi, bagian-bagian penting apa saja yang ada di dalam me-sin dan lain-lain. Pada saat ini demikian banyak jenis dan merk mesin cuci yang beredar di pasaran yang setiap saat bi-sa diperoleh dari para agen dan toko di sekitar kita. Berikut ini akan dijelaskan tentang mesin cuci pakaian yang relatif lengkap fungsinya. 3.1.2.2 Prinsip Kerja Mesin Cuci Pakaian Prinsip kerja mesin cuci pakaian adalah sebagai berikut: x Sebelum atau setelah memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu: - berat pakaian yang akan dicuci (ringan, medium, berat, sangat berat), - berapa suhu air yang dikehenda-ki untuk pencucian dan pembi-lasan (dingin, hangat, panas), Gambar 3.9. Mesin cuci pakaian - seberapa berat mesin memutar pakaian (ringan, sedang, berat), dan - seberapa lama mesin menye-lesaikan pencucian (berapa me-nit tergantung pada tingkat pengotoran pada pakaian). x Setelah memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, kemudian mesin dihidupkan (di ”on” kan). x Kemudian mesin akan membuka katub sehingga air mengisi tabung, dan setelah jumlah air mencukupi mesin kemudian bekerja dengan memutar bolak-balik/membolak-balik pakaian dengan menggunakan ”agitator”. x Setelah beberapa waktu mesin membolak-balik pakaian, air bekas cucian dibuang keluar kemudian mesin berputar kencang (spin) sehingga air bekas pencucian terbuang keluar. x Setelah itu, mesin kembali mengisi air, menambahkan sabun/detergen seperlunya dan membolak-balik pakaian, membuang air, kemudian Peralatan Listrik Rumah Tangga 229 melakukan spin lagi. Demikian pro-ses berlanjut sampai dengan batas waktu pencucian yang telah diatur. 3.1.2.3 Bagian-bagian Utama Mesin Jika kita perhatikan secara seksama ba-gian dalam mesin, kita akan mengetahui mengapa mesin cuci sangat berat. Di dalam mesin ini terdapat motor peng-gerak, pemberat (dari beton) yang digu-nakan sebagai penyeimbang berat mo-tor, roda gigi (gear box) dan tabung pen-cucian yang terbuat dari baja (perha-tikan Gambar 3.10). Bagian-bagian itu-lah yang menyebabkan mesin cuci sangat berat. Gambar 3.10 Motor dan beban pemberat Mesin cuci mempunyai dua tabung baja, yaitu: tabung bagian dalam dan tabung bagian luar. Tabung bagian dalam ber-fungsi sebagai tempat pakaian. Tabung ini mempunyai agitator pada tengah-tengahnya dan pada dinding samping terdapat lubang-lubang kecil sehingga ketika tabung diputar cepat (spin) air bisa keluar. Tabung bagian luar, yang bertindak se-bagai wadah air, menempel di badan mesin. Karena ketika mesin bekerja ta-bung-dalam selalu bergerak dan bergetar, tabung ini harus dipasang se-demikian rupa sehingga dapat bergerak secara bebas dan tidak bergesekan atau bersentuhan dengan bagian-bagian mesin yang lain. Tabung bagian dalam dipasang pada ro-da gigi, yang dipasang pada kerangka logam hitam seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.11. Kerangka ini meme-gang motor, roda gigi dan beton pem-berat. Gambar 3.11 Sistem penyangga pulley Gambar 3.11. memperlihatkan frame lo-gam hitam tanpa tabung dan roda gigi. Ada tiga pulley, bila pulley sisi yang satu bergerak ke atas, yang pada sisi lain bergerak ke bawah. Sistem ini meno-pang bagian-bagian mesin yang berat, yang memungkinkan mereka bergerak sedemikian rupa sehingga tidak meng-guncang mesin secara keseluruhan. Tetapi, bila bagian-bagian ini hanya menggantung pada kabel, mengapa tidak bergoyang ke kanan-ke kiri? 230 Peralatan Listrik Rumah Tangga Mesin cuci mempunyai sistem peredam (damper) yang menggunakan friksi untuk meredam gaya-gaya dari vibrasi (getaran). Gambar 3.12. Sistem peredam getaran Pada masing-masing sudut dari mesin ada mekanik yang bekerja seperti cak-ram-rem (disc brake). Bagian yang dipa-sang pada kerangka mesin berupa se-buah pegas (Gambar 3.12). Pegas ini menahan dua bantalan ke lempeng-logam yang dipasang pada kerangka hitam. Kita bisa melihat dimana ban-talan-bantalan menjaga lempeng agar tidak bergerak selama mesin bervibrasi. 3.1.2.4 Pemipaan Pipa pada mesin cuci mempunyai bebe-rapa tugas: x Pipa mengisi air ke mesin cuci dengan suhu yang sesuai. x Mensirkulasikan air cuci dari bawah tabung cuci kembali ke atas, selama proses pencucian. x Memompa air keluar drain, selama proses spinning. Mesin cuci mempunyai pengait untuk dua saluran air pada bagian belakang mesin, satu untuk air panas dan satunya lagi untuk air dingin. Kedua saluran ini dikaitkan ke bodi dari katup solenoid. Gambar 3.13 memperlihatkan bagian belakang dan depan dari katup solenoid. Ada dua katup, tapi mereka masuk ke satu slang (hose). Katup dingin atau katup panas yang bekerja, tergantung dari temperatur yang dipilih. Sebelum slang mengalirkan air ke da-lam tabung cuci, slang mengalirkan air melalui piranti anti-siphon (pipa pemin-dah). Gambar 3.13. Bagian belakang mesin dan katup solenoid Peralatan Listrik Rumah Tangga 231 Gambar 3.14. Piranti anti-siphon Piranti ini mencegah air cucian yang disedot kembali ke saluran suplai air menyembur keluar langsung sehingga bisa mengotori rumah atau lingkungan sekitar. Piranti plastik berwarna putih mempunyai saluran masukan yang besar untuk memudahkan air mengalir masuk (Gambar 3.14). Air dari slang menyembur masuk ke da-lam piranti ini dan berbelok ke bawah, kemudian keluar melalui tabung pada sisi yang lain. Ketika air ada di dalam-nya, piranti anti-siphon ini terhubung dengan tekanan atmosfir sehingga keti-ka ada pengisapan pada saluran suplai air, air yang ada di dalam mesin cuci ti-dak ikut tersedot, kecuali udara. Gambar 3.15. saluran masuk (inlet) air dan tempat limpahan air Gambar 3.15 memperlihatkan inlet, yang merupakan jalan air masuk ke me-sin. Nosel sebelah kanan adalah saluran aliran lebih, yang terhubung ke sebuah pipa yang menghalangi air keluar dari bawah mesin ke lantai, namun mence-gah meluapnya air dari tabung yang bi-sa membasahi motor. 3.1.2.5 Pompa Bagian terakhir dari sistem pipa air, ba-gian yang mensirkulasikan air dan ba-gian yang membuang air, yaitu pompa air. Gambar 3.16. Pompa dan saluran air Dari Gambar 3.16 terlihat bagian pompa dipasang. Pompa ini sebenarnya dua pompa yang terpisah. Separoh bagian bawah pompa dikaitkan ke saluran pem-buangan (drain), separoh bagian atas-nya mensirkulasikan air cuci. Apakah pompa akan memompa air ke pembuangan atau memompa balik air ke tabung cuci? Inilah yang menjadi trik dalam mesin cuci. Motor yang memutar pompa dapat berbalik arah. Motor berputar pada satu arah ketika proses pencucian dan men-sirkulasikan air ke dalam mesin dan mo-tor akan berputar pada arah berlawanan ketika proses spinning dan pembuangan air. Next >