< PreviousTari Tunggal dan Kelompok NonetnikBab 8Sumber: www.swaberita.comBiasakanlah diri Anda untuk selalu belajar. Kemampuan seseorang dapat ber kembang apabila membiasakan diri untuk selalu belajar. Dengan demikian, Anda akan terbiasa dan menjadikan kebiasaan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. Hasil nya akan menunjukkan sebuah hasil yang memuaskan.Dalam bab ini, Anda akan mempelajari jenis tari tunggal dan kelompok nonetnik, mulai dari jenis, peran, dan perkembangannya. Di samping itu, Anda dapat mengekspresikan diri melalui tari tersebut.Kata Kunci• Tari Tunggal Nonetnik• Tari Kelompok Nonetnik125Kelas XII Semester 1Alur PembelajaranTari NonetnikPertumbuhan Karya Seni Tari Kreasi NonetnikTema TariSinopsisPerkembangan Tari NusantaraTari Kreasi Tunggal NonetnikTema LitererTari Kreasi kelompok NonetnikTema NonlitererPerubahan sosio kulturalPerubahan fungsi karena faktor internalPerubahan fungsi karena faktor eksternalTari Tunggal dan Kelompok Nonetnikmeliputiolehberdampakterdiri atasterdiri atasPraktis Belajar Seni Tari untuk SMA/MA126A Pertumbuhan Karya Seni Tari Kreasi NonetnikKarya seni tari di Indonesia dewasa ini berkembang pesat. Hal tersebut ditandai dengan buku tarian yang sangat banyak "tumbuh bak jamur di musim hujan". Munculnya karya tari "baru" merupakan angin segar yang membanggakan bagi para pencinta dan aktivis seni, tetapi perlu sikap dewasa dalam menyikapi, menggeluti, dan mewadahi bentuk baru tersebut. Perubahan norma dan adat istiadat di era globalisasi akan menggiring pula perubahan sikap dan cara berpikir masyarakatnya. Perubahan sikap, mental, dan cara berpikir dapat menyebar ke segala aspek kehidupan. Seni tari sebagai bagian dari budaya tentu akan mendapat imbasnya. Bentuk kreativitas pada seni tari bermunculan di manamana. Semua pihak mengekspresikan diri dengan berkarya seiring dengan kebebasan berekspresi yang diberikan pemerintah. Hal tersebut melahirkan pembinaan dan pengem bangan seni budaya yang kian positif. Namun, dengan semakin banyaknya karya dibuat, perlu adanya sebuah aturan yang berfungsi memberi kesadaran untuk tetap memelihara seni tradisional kita. Apabila terjadi kreativitas yang berlebihan, akan membawa citra buruk bagi budaya bangsa dan kelangsungannya.B Tari NonetnikBerdasarkan pola garapannya, sebuah karya seni tari dapat dibedakan ke dalam tari yang berpijak pada tari tradisional daerah masingmasing dan tarian yang digarap tanpa berpijak pada sumber tari tradisi.Untuk membedakan keduanya secara jelas, mungkin mudah. Akan tetapi, jika kita mengembalikan pada prinsip bentuk seni dan aspek pembentuk sebuah karya seni tari, mungkin dari sekian ribu judul tari dan bentuk tariannya akan terpecahpecah menjadi beberapa kategori. Benarkah itu adalah tari tradisi? Apakah yang ini tari nonetnik? Tari nonetnik memiliki kriteriakriteria ter tentu, yaitu sebagai berikut.1. Lebih mengutamakan repertoar pola gerak hasil eksplorasi;2. Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan ekspresi pribadi;Gambar 8.1Kreativitas seni tari bermunculan di manamana.Sumber: www..multiply.comInfo TariPada pertengahan 1971, Didik Nini Thowok berhasil mencipta kan koreografitari sendiri, yang diberinya judul Tari Persembahan, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan tari Jawa. Inilah tarian pertama yang diciptakan Didik dan menjadi awal dari sekian banyak kreasi tari yang telah diciptakannya.Tari Tunggal dan Kelompok Nonetnik1273. Menunjukkan kebebasan kreativitas secara koreografi;4. Tidak menunjukkan identitas kultural.Tari nonetnik, jika dijabarkan berdasarkan arti kata, adalah ungkapan ekspresi jiwa manusia melalui media gerak dan ritme. Nonetnik berarti bukan termasuk jenis tari yang mentradisi, bukan termasuk jenis tari yang kehidupannya menjadi lekat dengan adat istiadat masyarakatnya. Misalnya, tari yang berfungsi upacara dan bersifat sosial kemasyarakatan yang jelas menunjukkan identitas masyarakat yang berbudaya. Tari nonetnik dapat hadir setiap saat. Tapi nonetnik tidak bergantung kepada sebuah ikatan, atau keharusan, atau peraturan tertentu yang disepakati bersama dengan lingkungan sosial budayanya. Kapan pun orang ingin menyajikannya, tidak ada larangan untuk itu. Selama penyajiannya mendapat izin, tidak mengganggu ketenangan umum, maka tari nonetnik dapat hadir di mana pun. Fenomena menjamurnya tari kreasi nonetnik ini dilatar belakangi pula oleh adanya faktor "ekonomi". Oleh karena itu, ketika semua persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sulit diperoleh, maka kompetensi individu melahirkan berbagai bentuk keterampilan dan kreativitas dengan ide inovatif yang menjadi modal dalam memperoleh sisi finansial bagi pelaku seni di dunia entertainment. Banyak orang menyebut tari nonetnik dengan beberapa sebutan, seperti Modern Dance, Tari Kontemporer, Tari Latar, Komposisi Tari. Semua sebutan itu menunjukkan sebuah karya seni tari yang baru, sesuai dengan zaman. Adapun sifatnya berbau modern karena menampilkan sajian tari yang menonjolkan bentuk baru. Namun, bagaimanakah tarian yang tumbuh di masyarakat, apakah tarian berpola garapan nonetnik ini masih memakai prinsip dasar seni dan unsur serta kaidahkaidah pembentuk sebuah karya seni? Para penari yang bergerak lincah mengikuti irama musik di belakang salah seorang penyanyi sering disebut penari latar. Entah siapa yang mulai menggunakan sebutan itu, tetapi semakin lama menjadi sebutan lazim bagi penari yang bergerak mengikuti irama dari lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi. Istilah penari latar dapat disebutkan sebagai istilah untuk penari yang mengiringi penyanyi. Gerakan penari yang menari di belakang penyanyi didesain harmoni dengan syair lagu, atau gerakan tari hanya didesain berdasar irama lagu. Gerak tari membutuhkan dinamika gerak dan gerak merupakan media dalam mengungkapan ekspresi jiwa.Gambar 8.2a. Tari Break Danceb. Penari latarSumber: www.wordpress.comSumber: media.photobucket.comabPraktis Belajar Seni Tari untuk SMA/MA128Pernahkah Anda menyaksikan sebuah pertunjukan tari yang menggunakan bantuan alat teknologi canggih dalam penyaji annya, sehingga kesan yang akan Anda tangkap adalah betapa canggihnya tarian itu? Kekaguman tersebut bukan karena gerakan yang canggih atau sajian yang tinggi nilai artistiknya, tetapi karena desain koreografi, setting panggung, penataan lighting, semuanya menggunakan alat yang dikategorikan sebagai “teknologi”.Pada sebuah pertunjukan tari di Jakarta terdapat sebuah tarian dari Australia. Tarian tersebut di bawa kan oleh seorang penari di atas sebuah besi yang lentur seperti tongkat lembing. Pemain bergerak dari satu lembing ke lembing yang lain dengan efek desain ruang gerak yang ditimbulkan oleh lengkungan lembing, menjadi bentuk yang aneh. Hal yang lebih menarik lagi dari pentas tersebut adalah tarian disajikan di alam terbuka di pinggir jalan raya. Apakah karya tersebut termasuk kategori tari bentuk modern karena menggunakan alat canggih? Sajian berbagai karya tari yang menggunakan alat “Slink”, seperti yang terdapat di Teater Tanah Airku (TMII), atau semburan dry ice pada para penari belum tentu dikategorikan sebagai sajian tari modern. Di negeri asalnya Amerika, istilah modern digunakan untuk hal yang berbau memberontak atau lepas dari aturan, seperti yang dilakukan Isadora Duncan dalam membuat karyakarya tari modernnya. Tari kontemporer merupakan sebutan yang lain untuk tari modern. Pada dasanya, tarian ini menyajikan kreasi tari yang mengandalkan berbagai pola gerak dan dirangkai menjadi sebuah tarian yang mempunyai bentuk lain (baru). Dalam bahasa Indonesia, istilah komposisi bisa berarti mengatur, menata, dan mendesain sebuah karya tari. Sebenarnya, semua sajian yang diberi judul karya seni tari harus didasarkan pada kaidah prinsip dasar seni, yaitu unity, balance, harmoni, transisi, repetisi, kontras, dinamika, dan klimaks. Tari juga merupakan media bahasa ungkap, berupa ekspresi pribadi (bagi koreografer) atau merupakan ekspresi ungkapan masyarakat sosial budaya setempat, yang hanya akan membatasi fungsi dan kebutuhannya bagi manusia. Nonetnik dapat pula diartikan sebagai yang "bukan tradisi", yang bukan ciri daerah tertentu, tidak bersifat kedaerahan, dan bisa pula disebut tari nonetnik.1. Tari Kreasi Tunggal NonetnikBentuk sajian tari tunggal hasil kreasi koreo grafer dapat mewujudkan kemampuannya dalam menggerakkan tu buh nya Info TariKata kontemporer yang berasal dari “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Dengan demikian, istilah tersebut menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang dilalui.Tari Tunggal dan Kelompok Nonetnik129secara luwes, kuat, seimbang, dan menunjukkan sifat bebas. Hal itu dapat dijumpai pada beberapa pertunjukan tari nonetnik, seperti pada acara "Lets’ Dance". Penyajian tari tunggal hanya dilakukan pada saat tertentu, ketika satu grup dance menantang grup yang lain untuk beradu kemampuan menari dengan energik dan menarik minat penonton. Tarian tersebut harus didukung kekuatan fisik dan mental. Artinya, tidak menjadi pesimis ketika grup lain menari dengan lebih baik dari pada grupnya sendiri. Namun, berbeda dengan sajian komposisi tari “Ambigu” karya Lena Guslina, atas ulasan oleh F.X. Widaryanto tentang seorang penata tari muda dari Jawa Barat. Karya tarinya ini menyajikan tarian sendiri, hanya dibantu sebuah layar putih dan sebuah kain bermotif batik di sisi lainnya. Dia mengolah gerakan menjadi rangkaian gerak tari yang tidak melepaskan diri dari kaidah seni. 2. Tari Kreasi Kelompok NonetnikMengelompokkan sesuatu berarti terdapat beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan dan perhatian. Demikian sistem yang dipakai dalam mewujudkan tari kelompok. Pertimbangan dinamika kelompok pada sajian tari harus disusun berdasarkan hal yang melibatkan pertimbangan bagi hal lainnya. Berikut halhal yang harus diperhatikan dalam tari kreasi kelompok.a. Penari pada tari kelompok harus berlatih bersama secara teknik.b. Penari kelompok harus memiliki kemampuan teknis dan praktis dalam menari sejajar dan tidak kacau. c. Membuat beberapa komposisi gerak berdasarkan:1) Garis lantai simetris maupun asimetris2) Level penari, baik rendah, sedang, dan tinggi3) Pola gerak, serempak, berurutan, berselang, dan imbang4) Tempo gerakan: lambat, sedang, dan cepat5) Intensitas penggunaan tenaga, yang sama kuat, sedang dan lemah6) Iringan yang digunakan untuk mengiringi tari, baik yang dibuat kontras maupun harmoni dengan gerakan7) Ansambel bisa berbentuk perkusi, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan bunyi untuk diaransemen8) Busana dan rias tari kelompok nonetnik tidak menunjuk kan spesifikasi baku.Gambar 8.3Lena Guslina, koreografer Tari AmbiguSumber: www.tamanismailmarzuki.comPraktis Belajar Seni Tari untuk SMA/MA130C Perkembangan Tari NusantaraDalam catatan sejarah, bangsabangsa dari India, Arab, Cina, dan Barat (dataran Eropa) memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembangnya seni budaya, khususnya seni tari di Indonesia. Sentuhan pengaruh budaya bangsa lain menjadi sangat meng"Indonesia" ketika paduannya lahir dari ide kreatif para seniman bangsa ini. Dengan demikian, tidak terlihat lagi ciri budaya asing yang kita tangkap secara jelas dari bentuknya yang dikenal sekarang.Perubahan bentuk sajian hingga ke hal terkecil seperti pada perubahan gerak secara koreografiterjadi karena di butuhkan kemasan yang menarik untuk sebuah pentas seni menjadi sebuah tontonan yang menghibur dan penataan artistik untuk mencapai nilai estetik. Jika sebuah tarian berlangsung selama satu jam disajikan utuh, dipastikan penonton akan berangsurangsur meninggalkan tempat duduknya karena menjemukan. Hal itu bertolak belakang dengan faktor kebutuhan pada tarian yang berfungsi sebagai media upacara atau hiburan. Hal tersebut memungkinkan terjadi karena tari upacara ataupun tari hiburan seringkali melakukan gerakan secara berulangulang dan tidak mendapat penataan secara artistik. Dengan struktur koreografisemacam itu, diperlukan sedikit pemotongan durasi waktu pertunjukan. Apabila hal itu dilakukan, otomatis ada sebagian yang hilang. Cara menghilangkannya dilakukan pada bagian yang berulangulang tadi. Jika terdapat 8 kali gerakan, diambil 4 saja dari gerakan berulang. Kemudian, pemilihan busana tari pertunjukan. Pada umumnya, busana tidak seutuhnya diambil dari bentuk yang asli dan biasa dikenakan pada tari upacara maupun tari hiburan. Selain karena faktor seadanya, juga aslinya busana tari tersebut sangat sederhana. Hal itu tidak menimbulkan efek gemerlap atau ketika disorot cahaya lampu (lihgting of stage) warna jadi tidak menonjol. Dengan demikian, warna dibuat seharmonis mungkin dengan pilihan bahan yang menimbulkan efek jika diberi lighting. Lihat saja busana Tari Ronggeng Gunung (Ciamis, Jawa Barat) dewasa ini, busananya lebih mirip busana Jaipongan (tari pertunjukan dari Jawa Barat) daripada busana aslinya.Info TariRonggeng gunung adalah sebuah tarian khas yang terdapat di Ciamis, Jawa Barat. Tarian tersebut memiliki kesamaan dengan karakter renggong secara umum. Bentuk kesenian tradisi onal tersebut biasanya ditampil kan oleh seseorang atau lebih penari dan biasanya diiringi dengan gamelan atau nyanyian (kawih).Sumber: www.images.aligufron.multyply.comTari Tunggal dan Kelompok Nonetnik131Sumber: www.farm4.static.flickr.com1. Perubahan Sosio KulturalDengan berubahnya kebiasaan manusia yang dipengaruhi kebutuhan hidup dan cara berpikir, maka perubahan itulah yang melatarbelakangi perubahan sebuah sajian tari menuju arah yang berbeda. Hal itu dapat berubah karena faktor internal dan faktor eksternal. Ada yang berubah ke arah berkembangnya jenisjenis tari. Ada yang berubah ke arah stagnasi kreativitas karena masuknya unsur teknologi modern yang terlalu dominan. Hal itu bergantung pada latar belakang dan lingkungan masyarakat tempat tumbuh nya tari tersebut. Ketika suatu masyarakat mengalami perubahan sosial sehingga norma dan gaya hidup berubah, maka seni budaya yang menjadi bagian seharihari manusia dalam sebuah komunitas tidak lagi menjadi kesepakatan bersama di dalam komunitas itu.a. Perubahan Fungsi karena Faktor EksternalFaktor eksternal menjadi salah satu penyebab perubahan sebuah karya seni tari tradisonal. Pengaruh eksternal berarti pengaruh yang datang dari luar diri manusia dan juga pengaruh dari luar komunitas yang telah menyepakati sebuah seni budaya tadi. Akulturasi sering disebut sebagai salah satu bentuk perubahan itu. Ketika seni tari tradisional kurang diminati, berbagai upaya dilakukan agar bangsa ini mau berpaling pada seni tradisional. Oleh karena itu, dibuatlah kreasi tari yang mengolaborasikan gerak adopsi dari negeri Barat ke dalam tari tradisional. Sekitar tahun 80an, Tari "Break Dance" atau Tari Kejang merambah bilik kawula muda dengan menjadi tari yang paling trend saat itu. Tarian tersebut dipelajari dan terdapat di setiap penjuru kota, hingga ke pelosok desa. Gambar 8.4Ronggeng GunungPraktis Belajar Seni Tari untuk SMA/MA132Demam Tari Kejang dimanfaatkan untuk mendongkrak Tari Tradisional Jaipongan (dari Jawa Barat) dengan mengolaborasi kannya menjadi "Tari Brikpong". Gerakan Break Dance di sisip kan pada serangkaian gerak jaipongan, tetapi dengan tabuhan gendang khas gendang Sunda. Itulah contoh akulturasi yang tidak terasa menyusup ke dalam jiwa pemuda Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, sesuatu yang bukan ciri khas dan kepribadian sendiri, perlahan pudar dan hilang. Akan tetapi seni budaya yang benarbenar refleksi kehidupan masyarakat, tidak akan lekas punah. Kita adalah aset dalam lestari atau tidaknya seni tradisional tersebut. Pernahkah Anda menonton "Lomba Penari Indonesia" pada salah satu stasiun televisi swasta? Fenomena festival tari menjadi ajang aktualisasi diri yang positif. Kemampuan menari dengan teknik tari yang baik dapat dicapai dengan kondisi tubuh kita yang memadai bagi standar seorang penari. Kelenturan, keseimbangan, fleksibilitas tubuh, kekuatan kaki, fisik yang sehat dan prima serta penampilan yang menarik menjadi faktor penentu lolosnya calon sang penari Indonesia. Sekarang, orang menari tidak lagi sekedar hobi atau mengisi waktu luang, tetapi menjadi sebuah profesi, bahkan prestise jika mampu menjadi yang terbaik bagi sebagian orang. Perubahan kedudukan tari serta fungsinya terjadi karena era globalisasi menciptakan persaingan hidup sehingga pekerjaan sulit didapat. Dahulu, menari sekadar menghibur hati. Menonton pertunjukan tari juga banyak sekadar berapresiasi untuk menghibur hati dan menambah wawasan bagi penonton "terbatas". Namun sekarang, kedudukan tari dan penghargaan orang terhadap pertunjukan tari lebih maju dan tinggi. Ukurannya tidak selalu dalam bentuk material, tetapi yang jelas terlihat dan dirasakan oleh seniman alami ataupun seniman hasil pematangan disiplin ilmu seni. Karena dengan semakin terpenuhinya kebutuhan primer, dengan rileks kita dapat mengejar kesenangan batin sebagai pemenuhan kebutuhan sekunder. Ketika masyarakat menganggap sesuatu yang baru sebagai sebuah kemajuan atau modern, serbuan budaya asing menjadi penting untuk membaur dengan budaya negeri sendiri. Pembauran tersebut dianggap sebagai sebuah kreasi baru sepanjang waktu. Namun, ketika datang hal yang lain, kreasi baru menjadi sesuatu yang lama dan menjadi sebuah tradisi. Gambar 8.5Tari JaipongSumber: Dokumentasi PenerbitTari Tunggal dan Kelompok Nonetnik133Dahulu Jaipongan dianggap sebagai sebuah karya baru yang malah mendapat berbagai macam kritik tajam dari para pengamat dan praktisi seni tari. Kemudian, tarian dari Jawa Barat ini menjadi ”booming” dan digemari masyarakat secara luas. Semua orang berbondongbondong ingin mempelajari tarian ini dan hampir pada setiap acara seni hiburan di daerah dan kota mengundang dan menampilkan Tari Jaipongan. Kini, tari ini menjadi sebuah kreasi yang lama, meski bentuk kreativitas dan gaya masih berkembang dan digemari masyarakat secara luas. 1) Pengaruh gerak tari dari bangsa lain Sikap jemari tangan ngruji, nyempurit, dan ngiting terdapat pada tari Jawa gaya Yogyakarta dan Solo. Sikap ini merupakan pengaruh sikap tangan paham India. Ketiganya mengandung arti yang berbeda pada kitab seni tari India, Natya Sastra, karya Baratha Muni. Pengaruh ini sejalan dengan proses perkembangan budaya menjadi larut dalam kultur masyarakat setempat. Sebagai contoh kecil pembauran terdapat pada bentuk gerak tari yang satu sama lain menyerupai, tetapi dengan nama yang berbeda. Pada tari gaya Yogyakarta, gerak seperti ngruji yang dipakai untuk bentuk gerak tangan dipakai untuk salah satu gerak tari Bali, sedangkan bentuk gerak yang sama dipakai istilah ngruyung untuk gaya Solo, di Sunda digunakan istilah nanggre. Pada ajaran yang bersumber dari Natya Sastra, istilah mudra pataka atau ngruji, atau ngruyung, mengandung arti sebagai berikut:a) hutan,b) sungai atau laut,c) kuda,d) waktu malam,e) bulan purnama,f) hari hujan,g) sinar matahari,h) bulan atau tahun.Pada umumnya, pemakaian sikap tangan mudra mengutama kan segi estetisnya dibanding ekspresi secara simbolis. Dengan kata lain, meski bentuk gerak sama dengan simbol ajaran Hindu di India, tetapi gerakan yang dilakukan tidak mengandung arti tertentu bagi kita. Gerakan dipakai dan ditempatkan dalam koreografidengan alasan hanya karena bentuknya yang dinilai indah. Setelah melewati fase feodalisme, kondisi sosial ekonomi di Indonesia membaik dan perkembangan seni tari tradisional mendapat tempat yang "membaik" pula. Masyarakat tidak lagi ragu untuk berkreasi menuangkan ide dan karya yang inovatif Kegiatan SeniCarilah foto atau pertunjukan tarian khas di daerah Anda. Perhatikan busana yang dikenakan penari tersebut. Bagaimana keharmonian warna busananya? Adakah kemiripan dengan warna tarian dari daerah lain? Gambar 8.6Salah satu bentuk sikap tangan (mudra)Sumber: www.z.about.comPraktis Belajar Seni Tari untuk SMA/MA134Next >