< PreviousSejarah Masa Pra Aksara dan Aksara31semekan atau pintu solok, gadung melati, gadung jinggo, udorogo, banguntulak masing-masing satu lembar, sela (batu), ratus, lisah (minyak), yatra (uang)tindih dan lain-lain.Pelaksanaannya diawali dengan diadakannya upacara sugengan yangdiselenggarakan dalam keraton, setelah kelengkapannya diperiksa, dan setelahmendapat izin dari Sri Sultan rombongan upacara siap diberangkatkan. Sesampai-nya di sana rombongan diterima oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II besertastafnya yang kemudian diserahkan kepada juru kunci yang akan memimpin jalannyaupacara labuhan.c.Upacara Gerebeg dan Sekaten Keraton YogyakartaGerebeg (gerbeg atau grebeg berarti desakan/embusan tetapi anggerebegberarti pengawalan terhadap seorang, pembesar yang penting, seorang rajaatau seorang pengantin wanita; gerebegan menampakkan diri pada hari gerebeguntuk mengambil bagian di dalam pesta itu). Sri Sultan di Yogyakarta dan SriSunan di Surakarta menampakkan diri di Sitinggil dikelilingi para pengikut-pengikutnya (punggawa) yang berada di pagelaran untuk memberikan peng-hormatan kepada penguasa.Upacara grebeg dilakukan tiga kali setiap tahun baik di Keraton Yogyakartamaupun Keraton Surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW(Gerebeg Maulud tanggal 12 Mulud), hari Raya Idul Fitri (Gerebeg Pasa) padatanggal 1 Syawal setelah umat Islam menjalankan puasa selama satu bulan danhari Idul Adha/Kurban (Gerebeg Besar) pada tanggal 10 besar.1)Perayaan SekatenPerayaan ini berbentuk pasar malam yang biasanya dimulai 1 atau 2 minggusebelum upacara tradisional Sekaten yang dilangsungkan di alun-alun utaradengan beraneka ragam macam-macam jajanan, juga ada berbagai pertunjukan,permainan, dan pameran yang digelar untuk menghibur masyarakat.Aktivitas dan KreativitasSetelah peserta didik memerhatikan salah satu bentuk upacara labuhan diKeraton Yogyakarta, apakah di sekitar daerah Anda juga ada tradisi upacaralabuhan. Jika ada coba kerjakan tugas di bawah ini!1)Apa nama upacara labuhan tersebut?2)Kapan dilaksanakan?3)Coba sebut perlengkapan upacara tersebut!4)Bagaimana pelaksanaannya?5)Apa maksud atau makna dilaksanakan upacara labuhan tersebut?32Sejarah SMA/MA Kelas X2)Gerebeg MauludGerebeg Maulud adalah pesta yang diadakan untuk memperingati harikelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul awal. Dalam mem-peringati hari kelahiran tersebut ada macam perayaan : (1) Keramaian Sekaten(pasar malam ), (2) Upacara Sekaten pada tanggal 5 sampai 11 Maulud, GerebegMaulud tanggal 12 Mulud.d.Tradisi Hari RayaAda lima macam agama yang diakui oleh pemerintah di Indonesia sampaidengan masa akhir pemerintahan Orde Baru, yaitu agama Islam, Protestan,Katholik, Hindhu, dan Buddha. Ketika Indonesia memasuki era reformasi tahun1999 maka tradisi, adat istiadat dan juga agama orang-orang Tionghoa yakniKonghuchu diakui. Dengan demikian sekarang ini ada enam agama yang diakuipemerintah Indonesia. Dari keenam agama tersebut terdapat hari penting (hariraya) yang selalu dilaksanakan dengan tradisi pola budaya masyarakat setempat,sehingga tradisi budaya menghiasi pelaksanaan hari raya tersebut. Dengandemikian dalam pelaksanaan hari raya agama masing-masing mempunyai tatacara sendiri-sendiri.Tradisi-tradisi tersebut adalah/sebagai berikut.1)Tradisi Perayaan Lebaran (Idul Fitri)Tradisi perayaan Lebaran (Idul Fitri)bagi umat yang beragama Islam. Hari rayadiselenggarakan setelah umat Islam selamasatu bulan penuh menjalankan ibadahpuasa. Perayaan lebaran jatuh pada tang-gal 1 Syawal, di mana umat Islam mela-kukan salat Idul Fitri di masjid atau dilapangan dan setelah itu melakukan kun-jungan ke orang tua, keluarga, tetangga dansanak saudara untuk saling memaafkan.Sumber: foto HaryanaGambar 2.5 Umat Islam salat Idul Fitri di tanah lapangSumber: Ensiklopedi Populer AnakGambar 2.4 Gunungan diusung keluar keraton dalam upacara GerebegSejarah Masa Pra Aksara dan Aksara332)Tradisi Perayaan NatalTradisi perayaan Natal ini dilak-sanakan pada tanggal 25 Desember,setelah umat Kristen (Protestan danKatholik) melakukan Ibadat Natal/Misa Natal di Gereja. Tanggal 25Desember bagi umat Kristiani diyakinisebagai hari kelahiran Juru Selamat(penyelamat dunia) yakni Yesus Kristus(Nabi Isa) yang turun ke dunia untukmenebus dosa-dosa manusia.3)Tradisi Perayaan Nyepi (bagi umat Hindu)Perayaan hari raya Nyepi di Indo-nesia dilaksanakan dengan serangkaianupacara yang mempunyai tujuan men-jadikan alam semesta bersih, serasi,selaras, dan seimbang yang disebutmemarisudha bumi. Dengan perayaanini mengharap dunia terbebas dari mala-petaka, kekacauan dan perang sehinggamanusia hidup sejahtera, dan terbebasdari kebodohan dan kemiskinan.4)Tradisi Perayaan WaisakWaisak ialah hari raya umatBuddha yang biasanya jatuh padahari purnamasidi (bulan purnama) dibulan Mei. Karena pada hari tersebutada tiga peristiwa penting yakni:kelahiran Sang Buddha Gautama,tercapainya penerangan oleh SangBudha Gautama dan wafat SangBudha Gautama. Itulah sebabnya,Waisak disebut juga Trisuci Waisak.Menurut tradisi Waisak di Boro-budur, rangkaian upacara biasanyadiawali dengan pengambilan apialam di Merapen dan pengambilan air dari sumber mata air Jumprit untukdisucikan dalam upacara di Candi Mendut. Upacara dilanjutkan dengan prosesiagung oleh para anggota Sangha dan umat mulai dari Candi Mendut, menujuCandi Pawon dan diakhiri di Candi Borobudur tempat upacara suci Waisakdiselenggarakan.Sumber: foto RobertGambar 2.6 Ibadat/Misa Natal di GerejaSumber: Garuda, Juni 2007Gambar 2.8 Upacara Waisak di Candi BorobudurSumber: Garuda, Juni 1994Gambar 2.7 Upacara Perayaan Nyepi di Bali34Sejarah SMA/MA Kelas X5)Tradisi Perayaan ImlekTradisi perayaan Imlek dila-kukan oleh umat Konghuchu (seba-gian besar dianut oleh warga ketu-runan Cina/Tionghoa). Imlek adalahpergantian tahun menurut kalenderCina, yang dimaksud ialah pergan-tian dari musim dingin ke musimsemi. Dalam tradisi dan kepercayaanmereka, Imlek juga berkaitan denganharapan baru yang lebih baik. JadiImlek tidak sekedar pergantian tahunnamun juga perubahan sikap, pergantian rezeki menuju ke arah kehidupanyang lebih baik.Berbagai hal yang berkaitan dengan tradisi perayaan Imlek ialah barongsai,angpau, kue keranjang, lampion, dan tradisi pay kui (sungkeman).e.Adat dan Tata Cara PenguburanSetiap daerah di Indonesia memiliki adat dan tata cara penguburan berbeda-beda yang mempunyai corak dan ragam sendiri-sendiri. Hal ini wajar mengingatbangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dengan adat-istiadatyang berbeda pula.Ada berbagai cara penguburan misalnya jenazah harus dibakar (kremasi),dibiarkan hancur di alam terbuka, disimpan di gua atau disimpan di bangunankhusus. Ada yang menentukan jenazah harus segera dikuburkan pada harikematian, yang diyakini di kalangan pemeluk agama Islam. Ada juga yangmengharuskan orang menanti berhari-hari atau berminggu-minggu sebelumjenazah dikuburkan dalam hal ini upacara penguburan terdapat beberapa tahap.Sambil menunggu tahapan upacara berikutnya jenazah disimpan dalam ruangankhusus. Dalam upacara itu biasanya disertai dengan pengorbanan sejumlahhewan ternak sesuai dengan tingkat sosial ekonomi pada masyarakatnya. Adatpenguburan seperti ini dikenal pada suku Nias, Batak, Sumba, dan Toraja.Sumber: Garuda, Juni 1994Gambar 2.10 Penguburan Mayat di TorajaSumber: Tempo, 22 Agustus 2004Gambar 2.9 Tradisi Upacara ImlekSejarah Masa Pra Aksara dan Aksara35Dalam masyarakat Jawa yang sebagian besar beragama Islam upacara adatkematian dan penguburan masih diwarnai oleh tata cara Hindhu, Buddha ataukejawen. Sebagian penduduk yang menganut ajaran Islam Muhammadiyahmenghilangkan tata upacara selain yang diajarkan dalam agama Islam. Namunsecara umum tradisi yang berupa campuran berbagai tata upacara itu masihberlaku.Seperti halnya kelahiran dan perkawinan, pada kematian pun tata cara inidiikuti dengan rangkaian selamatan. Rangkaian upacara tersebut adalahselamatan pada hari kematian yang disebut hari geblak, selanjutnya diadakanselamatan pada hari ketiga, seratus sampai hari ke seribu (nyewu).Bagi masyarakat Bali yang sebagian besar menganut agama Hindu adatupacara kematian dan penguburan sangat dipengaruhi agama Hindu. Upacarakematian didasari oleh kepercayaan bahwa manusia yang mati dapat menitiskembali. Untuk mempercepat kesempurnaan jazad orang yang meninggal,jenazah harus dibakar. Upacara pembakaran mayat tersebut dinamakan Ngaben.Setelah pembakaran selesai, abu mayat dihanyutkan dalam sungai atau laut,sedangkan bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah juga melakukanupacara pembakaran mayat yang dikenal dengan sebutan Tiwah.f.Adat Perkawinan Pada dasarnya adat perkawinan suku di Indonesia bertolak dari anggapanmasyarakat bahwa perkawinan adalah suatu hal yang luhur, bukan sekedar ikatanantara seorang laki-laki dan seorang perempuan, tetapi merupakan prosesmenyatukan dua keluarga, dan istilah orang Jawa disebut kadang katut. Upacaraperkawinan dilakukan dengan cara gotong royong. Semua keluarga ikut mem-berikan sumbangan demi terselenggaranya upacara perkawinan itu, demikianjuga para tetangga dan kenalan lain.Upacara perkawinan biasanya dilakukan secara terbuka, yang dihadiri paraundangan dengan maksud untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwakedua pengantin telah sah menjadi suami istri. Adat dan upacara perkawinanpada umumnya diawali dengan tahap perkenalan dilanjutkan dengan meminang.Setelah itu, menentukan hari yang baik untuk melangsungkan perkawinan.Sumber: Insight GuidesGambar 2.11 Upacara pembakaran mayat di Bali36Sejarah SMA/MA Kelas XHampir semua urutan upacara adat perkawinan mengandung pemikiranfilsafat dan perlambang tertentu. Oleh karena itu, kalau ada bagian upacara yangtidak dapat diselenggarakan, maka harus ada syarat yang menjadi penggantinya.Hal tersebut dimaksudkan agar kedua mempelai terlindung dari marabahaya.Adat perkawinan di Indonesia banyak sekali ragamnya, setiap sukumempunyai adat perkawinan sesuai dengan agama dan tradisi upacara yangada di daerah masing-masing, antara lain sebagai berikut.1)Adat perkawinan Suku BatakPada masyarakat Batak ada ketentuan seorang pemuda dalam memilihcalon istrinya, dianggap ideal apabila menikah dengan anak perempuandari saudara laki-laki ibunya. Mereka tidak boleh mengadakan perkawinandalam satu marga atau mengambil anak perempuan dari saudaraperempuan ayah untuk dijadikan istri.Proses perkawinan dimulai dengan penjajakan tidak resmi antarakeluarga pria terhadap keluarga wanita. Setelah ada kecocokan pihak laki-laki melamar dengan mengirimkan utusan untuk marhusip atau mungkuni.Apabila keluarga wanita menerima marhusip itu, tahap berikutnya adalahngembah manuk, yaitu perundingan antara dua keluarga guna menentukanmas kawin atau tukur/tuhor. Mas kawin ini dapat berupa perhiasan dandapat pula berbentuk babi atau kerbau.Ditentukan pula berapa jumlah harta yang akan diterima oleh saudaralaki-laki ibu gadis. Ini disebut tulang, upa atau bere-bere. Juga ditentukanjumlah harta yang akan diterima oleh saudara nenek si gadis dari pihak ibu(perempuan). Masih banyak lagi kewajiban pemberian harta dari pihakkeluarga calon pengantin pria kepada keluarga pihak si gadis. Semuadilakukan dengan perundingan dan pembicaraan terakhir, yaitu menentukanperkawinan yang akan dilaksanakan.Upacara perkawinan umumnya dilakukan secara meriah denganberbagai nyayian dan tarian serta pemotongan kerbau atau beberapa ekorbabi untuk keperluan pesta. Adat Batak juga mengenal adanya kawin lariyang disebut mangalua. Jika kawin lari terpaksa dilakukan dalam tempo 1hari 1 malam harus ada utusan dari pihak keluarga laki-laki yang datangpada orang tua si gadis untuk melaporkannya. Selang beberapa waktukemudian, apabila diperkirakan keluarga pihak wanita sudah mulai redamarahnya di adakan upacara manuruk-nuruk sebagai cara minta maaf. Kawinlari pada suku Batak boleh dipestakan sesudah upacara permintaan maaf.2)Adat perkawinan di AcehPada masyarakat Aceh dalam mencari jodoh dipertimbangkan soalkeserasian dan keseimbangan kedudukan antara keluarga pihak pria danwanita. Kalau keluarga dan pemuda sudah menetapkan gadis pilihannya,maka diutus seorang seulangke (utusan) untuk menemui keluarga pihakSejarah Masa Pra Aksara dan Aksara37Sumber: Insight GuidesGambar 2.12 Adat perkawinanAcehwanita. Apabila lamarannya diterima saulangke dibekali dengan kongnarit(berbagai perhiasan) tanda ikatan untuk diberikan kepada keluarga pihakwanita.Seorang seulangke harus mempunyaikepandaian bicara, luas pengetahuannya,ramah, dan bijaksana karena merupakan wakildari pihak laki-laki. Pada hari perkawinan saatijab kabul, pemuda harus menyerahkan maskawin yang disebut jeunamee. Besar kecilnyamas kawin biasanya disesuaikan dengan tinggirendahnya si wanita dalam masyarakat. Setelah perkawinan si pemuda akantinggal dengan mertuanya. Selama ia tinggalbersama mertua, walaupun telah sah menjadisuami ia tidak mempunyai tanggung jawabterhadap keluarganya, yang bertanggung jawabialah mertuanya sebagai kepala keluarga.Seorang suami baru memikul tanggung jawab terhadap rumah tangganyakalau sudah diberi sawah atau rumah oleh mertuanya. Pemberian tersebutdisebut peunulang.3)Adat perkawinan suku DayakSeorang gadis Dayak boleh menikah dengan pemuda suku bangsa lainasal pemuda itu bersedia dengan tunduk dengan adat Dayak. Pada dasarnyaorang tua suku Dayak berperanan penting dalam memikirkan jodoh bagianak mereka, tetapi cukup bijaksana dengan menanyakan terlebih dahulupada anaknya apakah ia suka dijodohkan dengan calon yang mereka pilih-kan. Kalau sudah ada kecocokan, ayah si pemuda datang meminang gadisitu dengan menyerahkan biaya lamaran yang disebut hakumbang Auh. Padaorang Dayak Ngaju umumnya mas kawin berbentuk uang atau perhiasan.Mas kawin di kalangan suku Dayakbiasanya tinggi sekali, karena besarnyamas kawin dianggap sebagai martabatkeluarga wanita.Upacara perkawinan suku Dayaksepenuhnya ditanggung oleh keluargapihak wanita. Untuk pelaksanaan upa-cara perkawinan dipotong beberapa ekorbabi, sedangkan memotong ayam untukhidangan dianggap hina. Pada upacaraperkawinan pengantin pria biasanyamenghadiahkan berbagai tanda kena-Sumber: Garuda, Juni 1994Gambar 2.13 Adat perkawinan Dayak38Sejarah SMA/MA Kelas Xngan berupa barang antik kepada abang mempelai wanita. Sebagaipernyataan terima kasih karena selama ini abang telah mengasuh calonistrinya. Tanda kenangan yang oleh orang Dayak Ot Danum disebut sapputitu berupa piring keramik Cina, gong antik, meriam kecil kuno, dan lain-lain.4)Adat perkawinan di JawaSuku Jawa mempunyai banyak aturan adat dan tata cara perkawinan.Adat perkawinan pada suku Jawa dibagi menjadi dua bagian besar, yaituadat pesisiran (adat loran) dan adat pedalaman (adat kidulan). Adatperkawinan Jawa pesisiran dipengaruhi budaya Arab dan Cina, sedangkanadat perkawinan Jawa di daerah kidulan sangat dipengaruhi oleh budayaHindu, Buddha, dan Kejawen. Selain itu, tata tertib, tata ras, pakaian,upacara perkawinan di kalangan suku Jawa terutama dipengaruhi oleh adatKeraton Solo dan Yogyakarta. Hal ini disebabkan pada masa penjajahan,kedua keraton itulah yang menjadi pusat adat dan panutan budaya upacara.Pada masyarakat Jawa pertimbangan dalam memilih calon menantuberdasarkan bibit, bebet, dan bobot. Pertimbangan bibit, bebet, dan bobotmerupakan dasar pertimbangan apakah si calon menantu berasal darikeluarga baik-baik, berperangai baik, dan berada pada kondisi sosial ekonomikeluarga yang setara. Kalau perhitungan dari segi ini telah memenuhikeinginan, hal berikutnya yang dilakukan adalah nontoni, artinya kesempatanmelihat wajah si gadis. Apabila sudah terdapat kecocokan, keluarga pemudamengirim utusan untuk mengajukan lamaran dan penyerahan paningset(tanda ikatan) berupa seperangkat pakaian terdiri atas kebaya/bahannya,kain batik, selendang, selop, dan juga perhiasan. Upacara memberikanpaningset disebut srah-srahan.Langkah berikutnya adalah menentukan hari baik dan bulan baik danumumnya diserahkan kepada keluarga wanita karena sebagai penyelenggaraupacara perkawinan. Selama menunggu upacara perkawinan, si gadis harusmembatasi pergaulan dengan pria lain karena pada saat itu sudah dalamkeadaan terikat.Tiga hari menjelang upacara perkawinan, keluarga calon pengantinpria datang ke rumah orang tua calon pengantin wanita untuk menyerahkanasak tukon (barang-barang keperluan peralatan perkawinan). Penyerahanasak tukon ini umumnya dilakukan bersama dengan upacara pasang tarub(tanda penutup halaman) untuk para undangan. Pemasangan tarub dimulaidengan memasang bleketepe, yakni semacam tirai terbuat dari anyamandaun kelapa. Yang memasang bleketepe harus orang tua dari keluargapengantin wanita. Upacara pemasangan tarub hampir selalu dilakukan ber-sama dengan sesaji tulak udan (sesaji untuk menolak hujan). Sementara itu,si calon pengantin wanita sejak lima hari atau sepasar sebelum haripernikahan sudah harus dipingit. Selama dipingit si gadis harus berpantangSejarah Masa Pra Aksara dan Aksara39terhadap makanan tertentu. Gadis itu harus minum ramuan jamu-jamukhusus demi kebahagiaan pada malam pertamanya. Ia tidak boleh makanumbi mentah, pisang ambon, mentimun, dan mengurangi makan pedas.Si gadis juga harus selalu mandi dengan lulur serta mangir agar kulitnyahalus dan wangi. Selama lima hari dianjurkan agar tidak tidur sebelum pukul12 malam dan harus bangun pagi sebelum ayam jantan berkokok. Semuadilakukan dalam rangka tirakat agar kelak hidupnya mendapat keberuntu-ngan dan kemuliaan.Sehari sebelum upacara perkawinan, pengantin wanita dimandikandengan air bunga (upacara siraman). Untuk mengguyur air kembang kekepala dan tubuh calon pengantin wanita, dipilih tujuh orang tua dari pihakkeluarga wanita. Selama menjalani upacara adat siraman, calon pengantinitu memakai kain telesan yang dililitkan sampai sebatas dada. Malam harinyadiselenggarakan upacara selamatan yang dihadapi oleh keluarga pihakwanita dan keluarga calon pengantin pria, juga tetangga terdekat.Dalam upacara selamatan tersebut calon pengantin wanita dirias olehjuru rias manten, yakni juru rias merangkap pimpinan upacara temu esokharinya. Selesai selamatan diadakan upacara midodareni, di mana calonpengantin putri sudah kelihatan cantik bagaikan bidadari, ia duduk sendiriandi kursi pelaminan. Setelah upacara midodareni selesai pemuda dan kerabatcalon pengantin wanita tetap tinggal untuk mengikuti acara lek-lekan yaknitidak tidur semalam suntuk dengan membuat hiasan-hiasan janur.Pada hari perkawinan pagi-pagi sekali calon pengantin wanita sudahharus mandi keramas dengan londo (air larutan merang dan jerami), sesudahitu rambut yang masih basah diberi wewangian, lalu diasapi dengan asapratus (dupa wangi yang terdapat dari kemenyan dan serbuk kayu gaharuditambah beberapa ramuan lain). Selanjutnya calon pengantin wanita diriasdengan diawali pemotongan rambut sinom (rambut tipis di dahi) beberapasaat sebelum ijab kabul dilaksanakan. Pengantin pria datang diiringi olehkerabatnya, tetapi orang tuanya sendiri tidak boleh hadir. Orang tua pengantinpria baru boleh hadir kalau upacara ijab kabul dan temu selesai. Ini sebagaiperlambang bahwa seorang pemuda yang berani menikah harus beranimenikah sendiri tanpa ditunggui orang tuanya. Orang tua baru hadir setelahkedua pengantin didudukkan di pelaminan.Upacara temu dilaksanakan di pintu masuk ruangan pelaminan. Sebelum-nya kedua pengantin dibekali dengan sadak (gulungan daun sirih yang diikatdengan benang lawe). Sadak ini harus dilemparkan pada calon istri atausuami pada saat mereka ketemu dalam upacara panggih. Orang Jawa per-caya, siapa yang paling dahulu melempar sadak akan dominan atau menangdalam kehidupan rumah tangganya. Kalau yang menang pengantin putri,anak sulung mereka mungkin sekali perempuan begitu pula sebaliknya.Pihak yang kalah selama hidup berumah tangga kelak akan selalu mengalahterhadap pasangannya.40Sejarah SMA/MA Kelas XDi pintu upacara panggih dipasang seuntai benang warna-warni yangdisebut lawe. Pengantin pria harus memotong benang itu, lalu menginjakkankaki kanannya ke sebuah telur ayam kampung sampai pecah dan pengantinputri berjongkok membasuhnya dengan air kembang. Ini adalah sebagaiperlambang bakti istri dalam melayani suami. Sesudah itu, pengantin wanitaberdiri mendampingi suaminya, tangan kanan pengantin wanita meng-gandeng tangan kiri pengantin pria. Saat itu pula ibu pengantin wanitamenyelimuti punggung kedua pengantin dengan kain sindur atau selindurdan memegang erat sindur itu di bahu keduanya. Sementara itu, ayahpengantin wanita berdiri di depan ke dua pengantin. Tangan kanan pengan-tin pria dan tangan kanan pengantin wanita memegang ujung beskap sangbapak, kemudian melangkah perlahan dengan membimbing kedua pengan-tin menuju kursi pelaminan. Langkah-langkah mereka diiringi oleh gendingKodok Ngorek atau Monggang.Setelah kedua pengantin duduk di pelaminan, barulah orang tuapengantin pria datang. Kedatangan orang tua pengantin pria ini disebutdengan besan mertui. Kedatangan mereka disambut kedua orang tuapengantin wanita dengan diiringi gending Kebo Giro, yakni lagu peng-hormatan bagi tamu agung. Setelah mereka duduk, dilakukan upacarasungkem dimulai dari kedua orang tua pengantin kemudian kerabat lainnya. Di kiri dan kanan kursi pelaminan diletakkan kembar mayang yangdibuat dari daun kelapa muda serta beberapa jenis buah-buahan. Iniperlambang kedua mempelai adalah jejaka dan gadis. Sebelum memasukike peraduan ayah pengantin wanita memberikan keris pertanda pengakuansebagai anggota kerabat dari keluarga pihak wanita diberikan kepadapengantin pria. Keris yang dinamakan kancing gelung itu merupakan tandaikatan batin antara mertua dan menantu, tetapi jika kelak terjadi perceraiansi menantu berkewajiban mengembalikan keris itu kepada mertuanya.Hari kelima setelah upacara perkawinan dilakukan upacara boyongan,pengantin pria membawa istrinya ke rumah orang tuanya. Sebelumboyongan dilaksanakan, pihak keluarga wanita membuat jenang sumsumyang harus dimakan semua orang yangikut aktif dalam penyelenggaraan upacaraitu. Menurut kepercayaan orang Jawa,jenang sumsum ini dapat menghilangkanrasa lelah dan letih akibat pekerjaan yangmereka lakukan. Sementara itu, di rumahorang tua pengantin pria diselenggarakanpersiapan ngunduh mantu, suatu upacarayang mirip resepsi pengantin masa kini.Upacara ngunduh mantu tidak selengkapupacara perkawinan, karena tujuanutamanya hanyalah memperkenalkankedua pengantin kepada pada tetanggadi lingkungan pengantin pria.Sumber: Joko WaluyoGambar 2.14 Adat perkawinan JawaNext >