< Previous366Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKsebagai acuan. Pengertian lainnya yang dapat dijadikan acuan, bahwa secara etimologis, kritik berasal berasal dari kata Yunani ‘Krinei” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti, dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975:12). Dari kedua pendapat di atas, dapat dimaknai secara sederhana beberapa esensi dari penjelasannya bahwa kegiatan kritik adalah suatu aktivitas menilai dan merinci. Kedua kata kunci ini dapat memberikan sedikit gambaran umum tentang pengertian kritik tari itu sendiri. Pada umumnya, kritik tari selalu dimaknai sebagai suatu proses menilai atau aktivitas melaporkan ulang pada publik tentang terjadinya suatu peristiwa pertunjukan tari. Dengan begitu, orang yang tidak berada pada saat pertunjukan berlangsung dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang peristiwa seni tari yang telah dipertunjukan pada saat itu. Ulasan ini pun mampu memberikan manfaat bagi seniman pelaku untuk dijadikan sebagai bagian evaluasi dan koreksi untuk kemudian lebih ditingkatkan kembali mutu karya seni yang dibuatnya kedepan. Apabila digambarkan secara sederhana proses terjadinya suatu aktivitas kritik tari, sebagai berikut.2. Fungsi Kritik TariPerlu ditegaskan kembali bahwa kegiatan kritik tari tidak diartikan sebagai aktivitas menilai kelemahan dan kelebihan dari sebuah peristiwa karya tari yang telah dipentaskan. Akan tetapi, perlu dimaknai positif sebagai sarana penyampaian informasi yang mampu memberikan manfaat besar Event, & Tempat Peristiwa BerkesenianProses Terjadinya Kritik TariSenimanKarya Seni TariPenonton/KritikusInteraksi & Komunikasi367Seni Budayabagi berbagai pihak baik seniman sebagai pelaku seni utamanya maupun penonton sebagai penikmat karya seni tersebut. Kedua pihak ini akan terjadi timbal balik positif pula terhadap kelangsungan hidupnya. Timbal balik yang diharapkan adalah positif, yakni sebagai peningkatan atau perbaikan pola hidupnya. Melalui karya seni yang dipentaskan, diharapkan seniman mampu mendapatkan masukan berharga demi kemajuan profesinya dalam berkarya tari. Sebaliknya masukan bagi penonton, dapat mengambil nilai dan pesan positif bagi perbaikan pola hidupnya setelah melalui proses perenungan diri pada saat dan setelah menyaksikan karya seni tari yang dipersembahkan seniman atau koreografer.Apabila memperhatikan bagan di atas, proses timbal balik atau interaksi dalam karya seni dapat digambarkan seperti bagan tersebut. Karya seni itu dapat diibaratkan sebagai pesan moral, pesan etika, pesan sosial, pesan kehidupan, dan lain sejenisnya. Sementara di posisi awal, koreografer adalah si pembuat pesan tersebut. Adapun pesan yang dibuatnya, karena terinspirasi oleh suatu keadaan emosional sebagai refleksi dari kemampuan sensibilitasnya terhadap menanggapi keadaan sekelilingnya. Di posisi lain terdapat penonton, penikmat seni, pemerhati seni, atau kritikus seni tari yang turut serta membaca, menyimak, merasakan dan merenungkan nilai pesan yang disampaikan seniman melalui karyanya. Proses interaksi ini yang mampu memicu terjadinya sebuah kegiatan kritik tari. Secara rinci kegiatan kritik tari memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut.1. Media informasi bagi publik.2. Media evaluasi diri bagi seniman dan penonton.3. Media peningkatan kualitas produk karya tari.4. Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.PesanProses Intraksi & KomunikasiPengirim PesanSeniman/Penari/KoregraferKarya TariApresiator/Penikmat SeniPengirim Pesan368Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK3. Tujuan Kritik TariSiapapun seniman atau koregrafernya, dalam proses berkarya tari pasti akan mengharapkan adanya tanggapan atau respon dari penikmatnya. Semakin karya itu dikenal oleh banyak orang, akan semakin terkenal juga sang penciptanya dalam dunia seni. Semakin banyak dipublikasikan karyanya pada penikmatnya, akan semakin sering pula seniman tersebut mendapat kritikan dan penilaian. Akan tetapi, semakin terbiasa dengan kritikan yang diberikan, akan semakin meningkat juga kualitas karya yang diciptakannya. Siklus ini menjadi keharusan yang terjadi dalam dunia seni pertunjukan, karena kritikan dan penilaian dari publik sudah dipastikan tidak dapat dihindarkan.Ketika seniman sudah terbiasa dan mampu bertahan dengan berbagai kritikan dari publik, dirinya akan semakin mampu membuktikan kualitas terbaiknya. Oleh karena dari kritikan-kritikan tersebut kreator menjadi lebih tahu akan kelemahan atau kelebihan dari karya yang dibuatnya. Intinya, seorang kreator seni yang diprediksi akan berhasil adalah seorang seniman yang sudah mempersiapkan dirinya dengan kuat ketika karya yang dipresentasikannya dikritik oleh publik dengan berbagai makna bahasa kritikan. Karena dalam hal ini, kritik tari memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:1. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.4. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.5. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa memiliki kompetensi sebagai berikut.a. Mampu memahami prinsip dasar dalam melakukan kritik tari. b. Mampu mengindentifikasi masalah tari berdasarkan pendekatan nilai estetika.c. Mampu mengidentifikasi tari berdasarkan unsur-unsur pendukungnya.B. Menilai Karya TariTujuan Pembelajaran369Seni Budayad. Mampu mendeskripsikan tari berdasarkan pendekatan nilai estetika.e. Mampu melakukan kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses melakukan kritik tari.f. Mampu mengomunikasikan kritik tari melalui bahasa tulisan dan lisan. Kegiatan menilai karya tari tidak akan terlepas dari pendekatan nilai estetika dalam tari. Secara konsepsi keilmuan, nilai estetika dalam seni adalah suatu ukuran subjektivitas yang hanya berkaitan dengan masalah keindahan dari karya seni tersebut. Hal ini seperti yang ditegaskan Hegel dalam Sutrisno Muji, (2005), menegaskan bahwa filsafat keindahan (estetika) hanya berkaitan dengan keindahan karya seni yang dihasilkan manusia. Seperti diketahui bersama, media utama dari tari adalah gerak tubuh manusia. Pada persoalan gerak saja akan banyak hal yang akan dibahas pada saat melakukan kritik tari, seperti kualitas gerak yang ditampilkan penari, kekompakan gerak, keseragaman gerak, harmonisasi gerak, teknik gerak, makna dan simbolik gerak, dan banyak lagi fokus masalah lainnya.Nilai estetika pada gerak tari, akan sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai kearifan lokal dari masing-masing daerah tempat tarian tersebut berkembang. Contoh sederhananya, pada konsep estetika gerak tari tradisional di Jawa Barat yang mengenal adanya ukuran estetika penyajian tari yang dikenal dengan istilah aspek wiraga, wirahma dan wirasa. Aspek wiraga lebih difokuskan pada kualitas teknik gerak yang dilakukan. Aspek wirahma lebih difokuskan pada ketepatan rasa musikalitas penari dalam melakukan teknik gerak sesuai dengan pola iringan yang dibawakan. Sementara aspek wirasa lebih difokuskan pada kemampuan penjiwaan penari dalam membawakan tarian sesuai dengan tema atau karakter tarian yang dibawakan.Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan hanya terfokus pada pembahasan masalah gerak saja. Akan tetapi, akan dibahas pula masalah lainnya yang menjadi bagian integral dari penyajian karya tari. Banyak hal yang akan dibahas, diantaranya masalah musik, tata busana, tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai dan pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan pertunjukan tari. Informasi Guru370Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKDalam menganalisis sebuah karya tari, tidak hanya cukup didekati oleh ilmu estetika seni tari, tetapi akan memerlukan pendekatan ilmu lainnya dalam menganalisis persoalan nilai etis dan nilai sosial yang banyak tersirat pada karya-karya tari yang ditampilkan. Fokus pembahasan ini sudah banyak dibahas di buku pelajaran kelas XI, jadi untuk mengingatkannya kembali dapat membuka kembali buku pelajaran tersebut.Setiap karya tari, baik karya tari tradisional, kreasi baru, maupun modern akan selalu memiliki nilai etis dan nilai sosial di dalamnya. Seperti yang mudah kita cermati dari beberapa penyajian karya tari tradisi yang syarat akan nilai etis sebagai cerminan masyarakat penyangganya. Salah satu contohnya, di Jawa Barat terdapat tari Keurseus, tarian ini sebagai aktualisasi dari gambaran para priyayi atau bangsawan Sunda tempo dulu. Dengan pola gerak yang sistematis dan beraturan, menunjukan karakter bangsawa tempo dulu yang mencerminkan sebagai kalangan masyarakat berpendidikan yang penuh dengan etika kehidupan.Nilai etika dan sosial ini tidak hanya terdapat pada karya-karya tari tradisional. Dalam karya-karya tari kreasi baru, kontemporer dan modern pun makna ini akan senantiasa melekat seiring dengan semangat zaman yang mendukung terciptanya karya tari tersebut.Melakukan Kritik TariAspek Tekstual- Aspek Gerak- Aspek Musik- Aspek Busana- Aspek Rias- Aspek Artistik- Tata Pentas- Tata LampuSenimanAspek yang diamati, dinilai, dianalisis, dievaluasi, dintrepretasiKarya Seni TariPenontonAspek Kontekstual- Penyelenggaraan- Tema/Judul- Nilai Estetis, etis, Sosial,- Pesan dan Kesan371Seni BudayaSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa memiliki kompetensi sebagai berikut.a. Mampu memahami prinsi dasar dalam menulis kritik tari. b. Mampu mengindentifikasi masalah-masalah penting dalam menulis kritik tari.c. Mampu mengidentifikasi tari berdasarkan unsur-unsur pendukungnya dalam kegiatan menulis kritik tari.d. Mampu mendeskripsikan pertunjukan tari berdasarkan pendekatan nilai estetika, nilai etis dan nilai sosial.e. Mampu melakukan menulis kritik tari berdasarkan tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses menulis kritik tari.f. Mampu mengomunikasikan kritik tari melalui bahasa tulisan dan lisan. Kegiatan belajar menulis kritik tari sudah dilakukan pada kesempatan kegiatan pembelajaran di kelas X dan XI. Pengetahuan dasar tentang cara menulis kritik tari pun sudah banyak dibahas pula di kesempatan kegiatan pembelajaran di kelas X dan XI. Oleh karena itu, perlu dibuka kembali ingatan pengetahuan dan segala pengalaman pembelajaran yang sudah dilakukan siswa pada kesempatan sebelumnya sehingga pada kesempatan pembelajaran saat kemampuan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mencoba menulis kritik tari hanya perlu ditingkatkan.Beberapa pembahasan di awal bab ini sudah dijelaskan tentang pengertian, fungsi, tujuan, dan cara menilai karya tari. Selain itu, dibahas pula tentang masalah-masalah apa saja yang perlu diperhatikan pada saat menulis karya tari. Oleh karena menulis karya tari, tidak hanya mendeskripsikan tentang gerak saja, tetapi perlu dideskripsikan secara menyeluruh tentang apa yang terjadi pada saat pertunjukan tari dilaksanakan. Adapun masalah-masalah yang dibahas terkait dengan masalah aspek tekstual dan aspek kontekstual Tujuan PembelajaranInformasi Guru B. Menulis Kritik Tari372Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKyang diterjemahkan menurut poin-point penting di dalamnya. Pembahasan aspek tekstual akan difokuskan dalam bentuk atau wujud karya tari itu sendiri, sedangkan aspek kontekstul lebih difokuskan pada persoalan yang melalarbelakangi terjadinya karya tari tersebut. Termasuk masalah pesan moral, nilai etis, proses terjadinya peristiwa pertunjukan, kesan dan pesan dalam karya tari yang dipentaskan, dan lain sebagainya. Dalam menulis kritik tari, perlu dilakukan dalam beberapa tahapan secara teknis dan prosedural. Meskipun tahapan-tahapan ini tidak sepenuhnya mutlak dilakukan secara berurutan. Akan tetapi, tahapan-tahapan ini dapat dijadikan acuan atau pola dasar dalam mengembangkan tulisan kritik tari. Terdapat beberapa tahapan umum dalam melakukan menulis kritik tari, sebagai berikut.1. Tahapan pendeskripsian atau penguraian secara rinci tentang peristiwa pertunjukan secara menyeluruh berbadasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan.2. Tahapan analisis peristiwa pertunjukan karya tari yang sudah dideskripsikan.3. Tahapan evaluasi tentang bagaimana sebaiknya kualitas karya tari yang dianggap ideal menurut kita. Kalau dalam tahapan analisis ditemukan kelemahan pertunjukan.4. Tahapan interpretasi adalah tahapan mencoba memberikan makna dari simbol-simbol yang teramati dari peristiwa pertunjukan dari semua aspek pendukung pertunjukan. 5. Tahapan terakhir dapat ditambahkan tentang pernyataan sikap yang menyangkut kesan dan pesan dari penulis dari apa yang telah dilihat dan dideskripsikan ke dalam tulisan kritik tari.Dari beberapa tahapan penulisan kritik tari di atas, dapat kita kembangkan beberapa pertanyaan mendasar untuk memudahkan kita dalam menuangkannya ke dalam tulisan.1. Tahapan Pendeskripsian Dalam tahapan ini dapat dikembangkan beberapa pertanyaan untuk dijadikan sebagai bahan dasar awal dalam menuliskan peristiwa pertunjukan. Adapun pertanyaan tersebut di antaranya sebagai berikut.a. Apa judul karyanya?b. Siapa koregrafernya?c. Siapa panitia penyelenggaranya?d. Tempatnya dimana?e. Tanggal berapa pertunjukannya?f. Apa tema kegiatannya?373Seni Budayag. Berapa penari yang telibat?h. Apa nama/jenis tarian yang dibawakan?i. Bagaimana gerak yang dilakukan?j. Dari daerah mana tarian tersebut?k. Bagaimana konsep musik yang ditampilkan?l. Bagaimana tata pentas yang ditmpilkan?m. Bagaimana tata cahaya yang ditampilkan?n. Bagaimana kostum yang dibawakan?o. Riasa apa yang digunakan?p. Bagaimana kualitas penari?q. Bagaimana kekompakan penari?2. Tahapan Analisisa. Bagaimana konsep gerak yang ditampilkan berdasarkan pendekatan nilai estetika gerak?b. Bagaimana konsep musik yang ditampilkan berdasarkan pendekatan nilai estetika musik?c. Apa kelemahan dan kelebihan dari karya tari yang disaksikan?3. Tahapan Evaluasia. Apa yang perlu diperhatikan dari bentuk dan struktur penyajian secara keseluruhan?b. Bagaimana sebaiknya untuk menutupi kelemahan bagian pertunjukan?4. Tahapan Interpretasi a. Simbol apa saja yang terdapat dalam pertunjukan?b. Nilai apa saja yang ditemukan dalam pertunjukan?c. Pesan Moral apa yang diperoleh dari penyajian?5. Tahapan Memberikan Kesan atau Pernyataan Sikapa. Bagaimana kesan yang diperoleh setelah pertunjukan tari diapresiasi?b. Kesan apa yang diperoleh dari karya tari yang diamati?374Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKLangkah-langkah yang dilakukan oleh para siswa dalam proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanyakan, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan temuan-temuan yang mereka peroleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.• Siswa diminta untuk mengamati pertunjukan tari berdasarkan media yang ditayangkan (video atau gambar) sesuai dengan arahan dari guru tentang masalah yang perlu diamati oleh siswa.• Siswa diminta untuk mengamati setiap presentasi hasil kerja oleh siswa.• Siswa diminta untuk melihat dengan baik setiap contoh yang diperagakan oleh siswa dan guru.• Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terhadap guru atau antarsiswa tentang masalah yang tidak diketahuinya atau masalah yang perlu ditanyakan tentang bagaimana proses melakukan kritik tari.• Siswa diberikan kesempatan untuk mendikusikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan tentang masalah proses pembuatan kritik tari dari hasil pergelaran karya tari dengan konsep penggunaan tata pentas.• Siswa distimulus untuk berusaha mencari referensi lain sebagai sumber data atau materi yang menjadi topik pelajaran saat itu, yakni tentang proses pembuatan tulisan kritik tari dari berbagai media sumber teknologi.Proses PembelajaranMengamatiMenanyaPengumpulan Data375Seni Budaya• Siswa dibimbing untuk dapat membandingkan beberapa jenis pertunjukan tari tradisional, kreasi baru dan modern yang di dalamnya terdapat beberapa unsur pendukung tari untuk dikembangkan ke dalam tulisan kritik tari.• Siswa diminta untuk dapat mengidentifikasi perbedaan dan persamaan karya-karya tari yang didalamnya menggunakan tata pentas untuk dikembangkan ke dalam tulisan kritik tari.• Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya baik dalam bentuk gerak, tulisan maupun lisan.• Siswa diminta untuk dapat membuat tulisan kritik tari dari hasil apresiasi dalam berbagai pengalaman menonton pergelaran tari.Kekeliruan : Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa menulis kritik tari hanya menulis tentang gerak yang dibawakan si penari saja, tidak perlu memerhatikan unsur-unsur penyajian lainnya yang terdapat dalam penyajian. Pembahasan :Perlu dijelaskan dengan rinci terhadap siswa bahwa menulis kritik tari tidak hanya mengamati pada aspek gerak dari penari saja. Akan tetapi perlu diperhatian aspek-aspek lainnya yang menjadi bagian utuh dari penyajian tari yang dibawakan. Aspek yang dimaksud adalah aspek musik, busana, rias, tata pentas, tata lighting, artistik, pesan, nilai-nilai estis dan sosial, aspek penyelenggaraan, dan lain sebagainya. Semua aspek tersebut perlu dibahas dalam tulisan kritik tari sehingga isi tulisan mencakup pembahasan secara menyeluruh. Pengetahuan dasar ini perlu dipahami oleh siswa sehingga mereka dapat menulis kritik tari dengan baik. MengasosiasiMengomunikasikanKonsep UmumNext >