< Previous406Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK WS Rendra Arifin C.Noer Putu Wijaya N. Riantiarno Sumber: httpid.wikipedia.orgGambar 4 Tokoh Dramawan merangkap Pengarang IndonesiaA. Naskah Drama Naskah drama dibuat oleh pengarang (sastrawan) sebagai karya sastra. Naskah atau teks lakon drama memuat pesan-pesan pengarang tentang pengalamannya untuk mendapat tanggapan dari pembacanya atau penggarapnya. Pesan-pesan itu berupa nilai-nilai yang terhimpun dalam ide-ide. Sementara tema lakon merupakan seperangkat ide-ide yang dikomunikasikan kepada publik. Sungguh banyak naskah drama yang kita jumpai dari karya berbagai pengarang. Namun kita kesulitan untuk mengidentifikasi naskah mana dan karya siapa yang paling bagus? Jawabannya sangat relatif.407Seni BudayaSiswa diberi fotokopi teks narasi untuk dianalisis kemudian mengubahnya menjadi teks dialog. Gaya bahasa diserahkan pada gaya masing-masing. Hal penting yang harus ada dalam hasil kerja siswa adalah berapa tokoh yang dihadirkan dalam adegan itu. Kemudian seperti apakah dialog-dialog yang diucapkan para tokoh cerita untuk mengusung nilai-nilai yang dipesankan pengarang. Seperti apakah karakter tokoh yang ada dalam cerita dan suasana adegan seperti apakah yang diinginkan? Kemusian perkakas apa saja yang dibutuhkan untuk memperkuat adegan?Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok mencari ruang senidiri di luar ruangan kelas sekaligus diskusi kelompok. Setiap kelompok dituntut satu teks dialog dan dipresentasikan di depan kelompok lain secara bergantian. Usai presentasi dilanjutkan dengan diskusi untuk saling memberi tanggapan atas karya yang dibuat.B. Pergelaran TeaterUntuk memahami bagian ini siswa diharuskan membuka kembali materi pembelajaran bab VII yang membahas teknis pergelaran teater. Khusus bab ini akan dibahas hal-hal yang bersifat konseptual yang meliputi konsep pemilihan lakon, konsep pementasan, pemilihan pemain, konsep penyutradaraan, dan konsep penggunaan properti. Konsep-konsep ini muncul sebagai realisasi atau jawaban atas pertanyaan kenapa kita menggelar pertunjukan teater. Setiap kegiatan selalu ada motivasi dibelakangnya. Apakah karya teater itu untuk kebutuhan festival, politis, dan pelestarian atau hanya untuk kebutuhan presentasi saja? Jika siswa telah menentukan bahwa garapan Anda dilatar belakangi oleh salah satu kebutuhan tertentu, maka akan berimplikasi kepada penentuan seluruh unsur pendukung pergelaran dimaksud. Contoh disebuah kota besar dimana masyarakatnya telah terpengaruh oleh produk-produk seni industri, tidak punya pilihan lagi untuk mencari alternatif tontonan selain televisi dan konser dangdut. Sementara itu tidak ada karya dan tidak ada peristiwa pertunjukan lain yang dapat diapresiasi selain dua hal tersebut di atas. Jika ingin membuat sebuah pergelaran teater harus melakukan publikasi besar-besaran. Selain teknik publikasi yang besar-besaran, maka yang dipublikasikan juga harus membuat masyarakat calon penonton merasa penasaran untuk menonton. Kita pernah dengar dan nonton pertunjukan ludruk yang dimainkan oleh para artis terkenal? Itu salah satu contoh kecil dalam upaya memperkenalkan kembali pertunjukan teater tradisional yang ada di Indonesia. Di Bali ada event yang namanya “Bali Agung Show” kerap menggelar pertunjukan teater yang dimainkan oleh ratusan orang aktris, aktor, 408Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKpenari, musisi, bahkan binatang seperti gajah, burung, unta, kambing, bebek, ikan, macan, dan sebagainya. Mendengar berita para pemainnya saja sudah sangat menarik, apalagi melihat kenyataannya. Jadi konsep pemilihan pemain akan sangat berpengaruh pada nilai publikasi. Selain konsep pemilihan pemain, pemilihan lakon yang akan digelar juga berpengaruh pada perhatian calon penonton. Apakah lakon yang akan disajikan bertemakan kekinian seperti yang kita rasakan, kita pikirkan, kita bicarakan hari ini? Ataukah mau mengambil cerita masa lampau yang pada umumnya masyarakat tidak tahu sehingga penasaran untuk tahu. Peristiwa masa lampau yang menjadi misteri masyarakat memiliki nilai publikasi ketika disajikan dalam pertunjukan teater. Konsep penyutradaraan menentukan juga bahwa pergelaran yang akan dilaksanakan mendapat perhatian masyarakat penonton atau tidak. Apakah mau mengusung nama besar? Memilih sutradara terkenal untuk garapan yang kita rencanakan, atau dapat saja pejabat tinggi. Misalnya masyarakat penonton akan penuh perhatian manakala ada sebuah garapan teater yang akan digelar dan disutradarai oleh presiden. Pada lingkup kecil oleh gubernur, walikota, atau bahkan oleh kepala sekolah. Untuk karya-karya yang sensasional, para pejabat tinggi dapat saja ditunjuk sebagai sutradara, namun siswa harus diyakinkan untuk bersikukuh pada kompetensi seseorang. Penunjukan sutradara haruslah berdarkan kemampuannya yang profesional di bidangnya. Konsep pemilihan pemain sama dengan konsep pemilihan sutradara, dapat orang terkenal, atau dapat professional. Tinggal pilih mana yang paling sesuai dengan latar belakang penciptaan karya pergelaran teater. Setelah menentukan lakon, pemain, dan sutradara, kemudian dimana karya teater itu akan digelar? Apakah di gedung teater yang besar dan mewah, di lapangan sepak bola, di atas air, di tepi pantai, di mall, atau di tempat yang sangat sederhana. Penentuan tempat harus sesuai dengan konsep-konsep lainnya dan membuat masyarakat penonton mendapat kemudahan akses untuk menyaksikannya. Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya. 409Seni Budaya“Siang itu matahari sangat terik membakar semangat peserta lomba demi mendapatkan tiga gadis kembar nan cantik rupawan. Bhisma sebagai peserta terakhir karena peserta yang lainnya semua tumbang tak ada yang mampu mengalahkan dua raksasa gagah perkasa jelmaan dari tali ari-ari dan air ketuban ketiga gadis kembar itu (Amba, Ambika, dan Ambalika). Mereka terlahir untuk mencarikan jodoh ketiga gadis kembar itu melalui sayembara. Sudah kehendak cerita, Bhisma memenangkan syaembara itu dan memboyong hadiah berupa tiga gadis kembar yang cerdas itu. Namun ternyata perjuangan Bhisma untuk mendapatkan hadiah itu bukan untuk dirinya. Melainkan untuk adik sepupunya yang merupakan putra mahkota dari kerajaan Hastina sekaligus pewaris tahta. Mereka adalah Citranggada dan Wicitrawirya. Bhisma memboyong ketiga gadis kembar itu untuk kemudian dipersembahkan kepada ibu suri (Setyawati). Tiba di keraton Hastina disambut oleh Setyawati dan kedua anaknya yang menunggu kedatangan Bhisma serta gadis hadiah lomba untuk dijadikan isterinya. Ambika dijodohkan dengan Citranggada, Ambalika dijodohkan dengan Wicitrawirya, sedangkan Amba...!Sebenarnya Amba sangat tertarik pada Bhisma sejak pandangan pertamanya di arena lomba, namun sayang Bhisma telah bersumpah untuk tidak beristeri demi kelangsungan keturunan darah Kuru. Amba sadar, tetapi hatinya juga telah bersumpah untuk mengabdi pada lelaki yang memenangkan lomba. Kegagahan, ketampanan, kewibawaan Bhisma membuat seluruh wanita luluh di depannya tidak terkecuali Amba. Hasrat cinta Amba pada Bhisma adalah hal yang manusiawi, namun asmara itu hanya menjadi ceritera indah. Hanya menjadi bunga-bunga yang segar di taman tak pernah menjadi buah. Amba selalu ingin bersama Bhisma karena sumpahnya dan asmaranya yang menggebu. Sebaliknya Bhisma merasa terganggu dengan kehadirannya dan takut disangka tidak setia pada sumpah. Bagaimana orang lain berpendapat tentang Bhisma kesatria yang gagah perkasa dan sangat disegani seluruh rakyat Hastina jika ketahuan selalu dekat dengan Amba. Harga diri dan kemuliaan hidup bagi Bhisma adalah harga mati. Begitupun Amba, kesejatian cinta yang telah tercurahkan seluruhnya kepada Bhisma 410Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKC. Simbol dalam TeaterApa yang terungkap dalam pergelaran teater adalah seperangkat simbol yang dikomunikasin kepada penonton. Komunikasi terjadi manakala penonton memahami makna yang terkandung dibalik sarana simbol. Penonton dituntut berpikir untuk menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi tentang pergelaran teater. Para penggarap teater berusaha keras untuk menghadirkan media ungkap simbolik yang sesuai dengan kesepakatan budaya. Jika sarana simbol yang digunakan di luar konsensus masyarakat penonton, maka penonton akan sulit mencerna makna gagasan yang dimaksudkan seniman. Sungguhpun sebenarnya karya teater atau karya seni lainnya dihadirkan di depan penonton bukan untuk dimengerti, melainkan untuk dinikmati. Walaupun penonton tidak mengerti, tetapi dia menikmati, maka tujuan penciptaan seni sudah tercapai. Namun penonton pada tingkatan yang lebih tinggi, disamping menikmati juga diharapkan mengerti akan maksud yang digagas para seniman sehingga penonton dapat menanggapi dan mengkritisi untuk kemajuan di masa datang.Simbol-simbol yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam teater meliputi: simbol visual berupa benda-benda, bentuk-bentuk, warna- warna dari barang-barang perkakas pendukung pementasan serta perilaku para pemain. Simbol verbal berupa kata-kata yang diucapkan dalam dialog dan monolog para pemain. Kata-kata itu berasal dari teks naskah yang diciptakan pengarang. Simbol auditif adalah simbol yang ditimbulkan dari bunyi-bunyi yang didengar oleh penonton. Bunyi-bunyi itu dapat dibuat oleh para pemain untuk menghasilkan kesan tertentu, atau bunyi yang dihasilkan dan dibuat sengaja sebagai tataan musik ilustrasi, karena musik pada dasarnya adalah simbol. Tugaskan siswa untuk mengidentifikasi perangkat-perangkat adalah pilihan hidupnya. Dua konsep hidup yang maha ideal dari kedua makhluk ini membuat susah untuk dipikirkan termasuk bagi penafsir cerita. Dengan demikian mari kita biarkan ceritera itu mengalir sesuai dengan kehendaknya”. (Kiki Sukanta, April 2012).Tema lakon : cintaIde/gagasan : dua konsep hidup yang maha ideal dari dua manusiaNilai-nilai : kesetiaan, setia pada sumpah, setia pada negara, setia pada cintaTokoh utama : bhismaTokoh lawan : dewi amba411Seni Budayasimbolik yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam karya teater yang ditontonnya, kemudian tafsirkan maknanya.D. Nilai EstetisNilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton. Nilai-nilai itu antara lain: 1. Nilai Emosional. Banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang dibangun oleh struktur emosi. Suasana itu dapat sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang, mencekam, dan sebagainya. 2. Nilai Intelektual. Penonton teater seringkali merasa mengalami pencerahan setelah menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak memberikan nilai-nilai informasi tentang kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya. 3. Nilai Visual. Penonton teater kerap merasa takjub melihat peristiwa pentas dengan segala perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif para pekerja teater. 4. Nilai Verbal. Banyak penonton yang kagum pada ungkapan kata-kata dari para pemain dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis.E. Kritik TeaterTeater tanpa kritik akan tetap ada, namun disangsikan pengembangannya. Kritik macam apakah yang dapat mengembangkan kualitas dan kuantitas produk karya teater? Ada dua model kritik, yakni kritik subjektif dan kritik objektifKritik subjektif adalah cara orang (kritikus) membuat ulasan berdasarkan selera pribadinya. Ketika dia membuat pernyataan bahwa pergelaran teater itu jelek, alasannya bahwa dia tidak suka. Sesuatu yang bagus menurut dia adalah sesuatu yang dia sukai, bahkan membandingkan dengan karyanya. Sebaliknya ketikan dia mengatakan bahwa pergelaran teater itu bagus, karena memang dia suka garapan seperti itu atau mungkin ada hubungan personal dengan penggarap, karena penggarap itu temannya, saudaranya, atau keluarganya. Pandangan yang subjektif selalu tidak dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena ketika dia mengatakan jelek, dia tidak mampu menunjukan di mana letak kelemahannya. Begitu juga sebaliknya ketika mengatakan bagus terlanjur memiliki perasaan kagum sehingga tak mampu berkata-kata. Kritikus yang subjektif kadang-kadang punya kecenderungan berpihak pada seseorang, 412Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAKbukan pada karya yang ditontonnya. Tidak heran jika kritikus semacam itu akan menutup diri di luar yang dia sukai. Dalam kehidupan zaman sekarang, kritikus semacam itu diperlukan untuk mempopulerkan atau menjatuhkan seseorang dengan cara menggencarkan publikasi di mass media untuk mempengaruhi opini masyarakat tentunya dengan imbalan.Kritik objektif adalah kritik yang selalu mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan menyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus, harus mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam ini sangat dirindukan oleh kalangan seniman terutama seniman muda yang baru mulai terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.Tugas untuk siswaSekarang silahkan siswa mencoba membuat karya kritik pergelaran teater yang siswa saksikan. Ada dua prinsip yang harus ditangkap ketika kita mengapresiasi pergelaran teater yaitu konsep dan teknik. Konsep bagus tanpa didukung oleh kemampuan teknis yang memadai, tidak akan tercapai. Sebaliknya, jika konsepnya biasa-biasa saja, tetapi didukung oleh kemampuan teknis yang memadai, karya teater masih dapat dinikmati oleh penonton, paling tidak sebagai hiburan semata.Apa yang harus siswa kritisi ketika mengapresiasi pergelaran teater? Jawabannya adalah: (1) Konsep cerita dan teknis penggarapan cerita, (2) Konsep dan teknis pementasan, (3) Konsep dan teknik penyutradaraan. (4) Konsep dan teknik permainan. (5) Konsep dan teknik penggunaan properti. Karya kritik yang Anda buat harus memuat paling tidak lima poin penting perihal unsur-unsur teater. Teknik pemaparan kritik harus secara arif, dengan bahasa yang sopan,dan bertanggung jawab atas segala pernyataan yang siswa buat. Mengkritik bukan berarti menggurui bagaimana seharusnya karya itu dibuat. Akan tetapi kritik harus mampu mengilhami penggarap atau seniman untuk membuat karya yang lebih baik. Selamat mencoba.413Seni BudayaNama : ………………….Kelas : ………………….Semester : …………………. Waktu penilaian : ………………….NoPernyataan Uji Kompetensi1Saya berusaha belajar mengevaluasi tentang konsep, tenik, dan prosedur berkarya teater YaTidak2. Saya berusaha belajar memahami karya seni teater melalui apresiasi dan diskusi YaTidak3Saya mengikuti pembelajaran cara mengevaluasi konsep, teknis, dan prosedur dalam berkarya teaterYaTidak4Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktuYaTidak5Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahamiYaTidak6Saya aktif dalam mencari informasi tentang simbol, jenis, dan fungsi dalam karya teaterYaTidak7Saya menghargai keunikan berbagai jenis karya seni teaterYaTidak8Saya menghargai keunikan karya pergelaran teater yang dibuat oleh teman sayaYaTidak Penilaian Pribadi414Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK9Saya penuh percaya diri untuk mempresentasikan kreasi nas-kah yang saya buat melalui pergelaran teater YaTidak10Saya menerima masukan dan kritik teman tentang naskah yang saya kreasikanYaTidakNama teman yang dinilai : ………………….Nama penilai : ………………….Kelas : ………………….Semester : …………………. Waktu penilaian : ………………….NoPernyataan Uji Kompetensi1Berusaha belajar dengan sungguh-sungguhYaTidak2. Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatianYaTidak3Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktuYaTidak4Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahamiYaTidak5Berperan aktif dalam kelompokYaTidak6Menyerahkan tugas tepat waktuYaTidakPenilaian Antarteman415Seni Budaya7Menghargai keunikan ragam seni rupa dua dimensiYaTidak8Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baikYaTidak9Menghormati dan menghargai temanYaTidak10Menghormati dan menghargai guruYaTidak1. Jelaskan apa yang dimaksud sengan • Konsep• Teknik• Simbol• Jenis• FungsiJawaban dilengkapi dengan contoh-contohnya 2. Tuliskan hasil evaluasi siswa tentang pergelaran teater yang dibuat den-gan teman-temanmu secara runtut Menonton pergelaran teater kemudian membuat evaluasi pergelaran terutama menyangkut konsep, teknik, dan prosedur untuk bahan diskusi kelasMembuat karya kritik teater Tes TulisPenugasanTes PraktikNext >