< Previous94 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKArti Kata/KalimatKataArtiKataArtiDan Kami telah menurunkandarimukepadamu (Muhammad)aturan Kitab (al-Qur'ān)dan jalan yang terangdengan membawa kebenarandan kalau Allah menghendakiyang membenarkanniscaya kamu jadikanterhadap apa (kitab-kitab)satu umat sajadi antaranyaakan tetapi dari kitab-kitabAllah hendak mengujimudan menjaganyaterhadap apa kepadanyayang diberikan kepadamumaka putuskanlah maka berlomba-lombalah dalam kebaikan(perkara) di antara merekakepada Allahmenurut apa yang diturunkan Allahtempat kamu kembalidan janganlah engkau mengikutisemuanyakeinginan merekalalu diberitahukan- nya kepadamu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 95 tentang apa yang telah datang kepadamuterhadap apa yang kamudari kebenaran dahulubagi tiap-tiap umatkamu perselisihkanKami jadikanArtinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Māidah/5: 48)Pada Q.S. al-Māidah/5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Sumber: Dok. KemdikbudGambar 6.10 Seorang bapak memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan96 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKPerhatikan gambar di samping:1. Bagaimana ayat pada Q.S. al-Māidah/5: 48 memahami kelompok-kelompok manusia?2. Apa yang harus dilakukan oleh setiap kelompok tersebut sesuai dengan pesan ayat Q.S. al-Māidah/5: 48?3. Apakah kamu temukan perilaku tersebut di tengah-tengah masyarakat? Bagaimana kamu menyikapinya?Sumber: Dok. KemdikbudGambar 6.11 Kelompok orang sedang berdiskusiAllah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk memberi petunjuk kepada manusia agar berjalan pada rel yang benar dan lurus. Sayangnya, sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajaran para nabi, manusia membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan takhayul. Ayat ini membicarakan bahwa al-Qur’ān memiliki kedudukan yang sangat tinggi; al-Qur’ān sebagai pembenar kitab-kitab sebelumnya; juga sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi terdahulu, al-Qur’ān juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan menyempurnakannya.Akhir ayat ini juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya perbedaan manusia dalam penciptaannya, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Semua perbedaan itu adalah rahmat dan untuk ajang saling mengenal. Ayat ini juga mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi.Mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan? Paling tidak ada beberapa alasan, antara lain sebagai berikut.Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, melainkan harus segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan. Kematian bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 97 datang secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya. Oleh karena itu, begitu ada kesempatan untuk berbuat baik, jangan ditunda-tunda lagi, tetapi segera dikerjakan. Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolang, di sinilah perlunya kolaborasi atau kerja sama. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang membuat kita terdorong untuk berbuat baik. Tidak sedikit seorang yang tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan. Lingkungan yang saling mendukung kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiqāmah (konsisten).Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan. Allah Swt. bersabda: Artinya: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...” (Q.S. al-Māidah/5: 2)Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah dengan memulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Mengapa? Sebab inilah jalan terbaik dan praktis untuk memperbaiki sebuah bangsa. Kita harus memulai dari diri sendiri dan keluarga. Sebuah bangsa, apa pun hebatnya secara teknologi, tidak akan pernah bisa tegak dengan kokoh jika pribadi dan keluarga yang ada di dalamnya sangat rapuh.1. Apa yang kamu simpulkan dari gambar di samping?2. Apa akibatnya kalau melakukan pekerjaan seorang diri meskipun dalam keadaan berkom-petisi?3. Apa akibatnya kalau pekerjaan dilakukan se-cara berkolaborasi?Tugas:1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan kompetisi dalam kebaikan!2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu!3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui!Sumber: Dok. KemdikbudGambar 6.11 Kiri: Orang bekerja sendiri. Kanan: Berkolaborasi dalam bekerjaUntuk berkompetisi diperlukan KOLABORSI 98 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKC. Etos KerjaSudah menjadi kewajiban manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk berusaha memenuhinya. Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidaklah semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan harus memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja.Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual, intelektual, fisik biologis, maupun kehidupan individual dan sosial dalam berbagai bidang. Seseorang layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis, produktif atau profesional, semata-mata karena prestasi kerjanya. Karena itu, agar manusia benar-benar “hidup”, dalam kehidupan ini, ia memerlukan ruh (spirit). Untuk ini, al-Qur’ān diturunkan sebagai spirit hidup, sekaligus sebagai nur (cahaya) yang tak kunjung padam agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat.Dalam al-Qur’ān maupun hadis, banyak ditemukan literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawi. Salah satu perintah Allah kepada umat-Nya untuk bekerja termaktub dalam Q.S. at-Taubah/9:105 berikut ini. Penerapan Hukum TajwidKalimatHukum BacaanAlasantafh³mlafal Jalalah didahului tanda baca fathahalif lam qamariyyahalif lam bertemu huruf mim dan tidak bertasydidalif lam syamsiyyahalif lam bertemu huruf syin dan bertasydidikhfa syafāwimim mati bertemu huruf bamad arid lisukūnbacaan mad di akhir kalimat Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 99 Arti Kata/KalimatKataArtiKataArtidan katakanlahkepada (Allah)bekerjalah kamuyang maha mengetahui yang gaibmaka Allah akan melihatdan yang nyatapekerjaanmulalu diberitakan-Nya kepadamudan begitu juga rasul-Nyaapa yang telah kamudan orang-orang mukminkerjakandan kamu akan dikembalikanArtinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105)Q.S. at-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Aktivitas Siswa:Pada ayat tesebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum bacaan tajwid. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajwid selain yang ada di kotak tersebut di atas, minimal lima hukum bacaan tajwid!100 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKSebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Imbalan dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Namun, penekanan kepada akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam hal ini materi).Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan “tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat, membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan ṡalat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti menyaksikan itu.Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan pula kepada rasul dan kaum muslimin lainnya kelak di hari kiamat. Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah sering kita saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat jahat seperti pencuri, penipu, pemerkosa, koruptor, dan lain sebagainya. Banyaknya berita tentang korupsi, bagaimana koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi.Bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan maksimal. Bekerjalah sesuai dengan aturan Allah Swt. dan rasul-Nya. Kalau pekerjaan itu tidak baik dan tidak benar, jauhilah!Jangan sampai di kemudian hari baru menyesal. Sungguh tidak ada artinya.Sumber: Dok. KemdikbudGambar 6.13 Orang sedang memberikan santunan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 101 Artinya: “Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil usahanya.” (HR. Bukhari)1. Apa yang kamu simpulkan dari gambar di samping?2. Mengapa ada sebagian pemerintah daerah melarang warganya untuk memberi sumbangan kepada pengemis di jalan?3. Bagaimana tanggapan kamu ketika ada orang yang menikmati kemewahan tanpa ada kerja keras?Tugas:1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan etos kerja!2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu!3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui!Sumber: Dok. KemdikbudGambar 6.14 Kiri: Orang sedang meminta-minta. Kanan: Orang sedang berkhayal dan berpangku tangan.102 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKMenerapkan Perilaku Mulia Perilaku mulia (ketaatan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan.Perilaku mulia (kompetisi dalam kebaikan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya maksimal.3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap riḍa Allah Swt.4. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari titik persamaan.5. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. (tawakkal).Perilaku mulia (etos kerja) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan (“man jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat).2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang.”3. Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 103 A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat!1. Perhatikan pernyataan berikut ini!1. Berusaha dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-citanya2. Suka mengikuti kompetisi yang dilakukan sekolah-sekolah lain 3. Selalu taat kepada Allah, rasul, dan pemimpin4. Berlomba dalam mewujudkan kebersihan dan keindahan5. Disiplin dan selalu berseragam dengan lengkap setiap hariDari pernyataan di atas, yang termasuk perilaku mulia terkait ketaatan adalah ....a. 1 dan 2b. 2 dan 3c. 3 dan 4d. 2 dan 5e. 3 dan 5EvaluasiRangkuman1. Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya.2. Kandungan Q.S. an-Nisā/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’ān dan hadis.3. Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik.4. Kandungan Q.S. al-Māidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.5. Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja keras.6. Kandungan Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintah-kan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Next >