< Previous282 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Semester 2f. CacingTanahCacing tanah yaitu jenis Helodrilus caliginasus, Helodrilus foetidus, Lumbricus terrestris, dan Lumbricus rubellus berkadar protein tinggi, 64-76%. Ekstrak jenis-jenis cacing ini dapat digunakan untuk mengobati tifus. Cacing tanah dapat mengobati penyakit karena mengadung enzim khusus yang dapat melarutkan semua tanah dengan sempurna. Cacing tanah juga mengandung lumbrifebrine, lumbritine, testrolumbrolysyin, dan hypoxanthine, asam amino, xanthine, adenine, guanidine, chlogrogin, dan choline. 2. Bahan Nabati untuk Produk Kesehatan Produk kesehatan yang terbuat dari bahan nabati khas di Indonesia, sangat banyak jumlahnya. Hampir di setiap daerah produk kesehatan yang berbahan baku nabati. Di Indonesia ada sekitar 7000 tanaman obat yang sudah diidentifikasi dan digunakan untuk medis. Produk kesehatan dapat memanfaatkan berbagai bagian dari tumbuhan seperti rimpang, kulit kayu, daun, dan bunga. a. Rimpang JaheJahe atau Zingiber officinale, memiliki beberapa nama berbeda di beberapa daerah yaitu halia, bahing, beeuing, sipodeh, jahi, dan jae. Rimpang jahe dimanfaatkan diantaranya untuk anti-inflamasi, mengatasi batuk dan menghilangkan nyeri otot.Sumber: http://1.bp.blogspot.comGambar 8.9 Cacing TanahPrakarya 283b. Kulit Kayu SecangSecang atau Caesalpinia sappan, dimanfaatkan kulit kayunya dalam pengobatan tradisional. Ekstrak kulit kayu secang digunakan sebagai obat diabetes, disentri, luka dalam, malaria, tetanus, dan banyak lagi. Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.10 Rimpang JaheSumber: http://1.bp.blogspot.comGambar 8.11 Pohon dan Kayu Secang284 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Semester 2c. Daun Sirih HijauSirih hijau atau Piper betle L. banyak dimanfaatkan daunnya dalam pengobatan tradisional. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri, mengandung anti jamur, dan antioksidan. Daun sirih digunakan untuk mengobati perdarahan pada hidung, sebagai obat batuk, obat sariawan, obat jerawat, dan masih banyak lagi. Selain sirih hijau, ada juga sirih hitam atau Piper betel var nigra dan sirih merah atau Piper crocatum Ruiz yang digunakan dalam pengobatan tradisional. d. Bunga CegukCeguk atau Quisgualis indica, memiliki beberapa nama berbeda di beberapa daerah yaitu dani, udani, wudani, bidani, kacekluk, kaceklik, ceguk, cekluk, wedani, rabet dani, dan tikao. Ekstrak bunga Quisqualis indica merupakan antibakteri. Selain bunganya, biji, dan buah Cenguk juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.13 CegukSumber: http://2.bp.blogspot.comGambar 8.12 Daun SirihPrakarya 285e. Buah Belimbing WuluhBelimbing wuluh atau Averrahoa blimbi L., memiliki beberapa nama yang berbeda di beberapa daerah yaitu limeng, selimeng, thlimeng, selemeng, asom, balimbingan, bhalingbhing bulu, libi, dan belerang. Saringan 10 buah belimbing wuluh yang ditumbuk halus, dicampurkan dengan 2 (dua) sendok makan air garam, dan diminum 2 kali sehari dapat mengobati batuk rejan. Selain buahnya, daun, bunga, dan ranting belimbing wuluh dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.14 Belimbing WuluhTugas 3 Bahan Baku Khas Daerah• Di daerah tempat tinggalmu tentu ada bahan baku atau bahan produk kesehatan khas daerah. Bahan tersebut dapat berupa bahan hewani atau nabati. Carilah informasi melalui pengamatan, wawancara maupun dari literatur tentang bahan baku tersebut. • Tuliskan bahan-bahan menjadi sebuah daftar seperti contoh tabel di bawah ini.286 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Semester 2E. Teknik Pengolahan Produk Kesehatan Khas DaerahTeknik pengolahan produk bergantung dari bahan baku dan produk akhir yang akan dibuat. Pada dasarnya teknik yang digunakan untuk pengolahan produk kesehatan terdiri atas pengeringan (pembuatan simplisia), penyulingan, dan peracikan. Pengeringan digunakan untuk menurunkan kandungan air pada bahan, baik nabati maupun hewani. Pengeringan bertujuan untuk membuat bahan menjadi awet dan praktis dalam penggunaannya. Proses pengawetan harus tepat agar tidak merusak atau menghilangkan kandungan bahan pentingnya.Berikut ini adalah beberapa teknik pengolahan produk kesehatan yang umum digunakan, dengan contoh penerapannya untuk pengolahan rimpang jahe dan teripang.1. Pembuatan Simplisia Simplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan. Pengeringan dapat memanfaatkan pengeringan alami atau menggunakan mesin pengering (dryer). Pengeringan alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari langsung atau diangin-angin tanpa terpapar matahari langsung.Bahan-bahan Khas Daerah Nama Daerah: No. Nama Bahan (Tripang/ buah/kacang dll) Peluang Produk Kesehatan 1 2 3 4 5 6 dst. Silahkan memodifikasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu, sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimengerti Prakarya 287Pada pembuatan simplisia jahe, pencucian dilakukan dengan semprotan air bertekanan atau direndam di air, dan disikat secara hati-hati. Rimpang jahe kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 7-8 mm. Potongan tersebut dijemur di atas alas anyaman bambu, tikar atau lantai. Pada waktu pengeringan, potongan-potongan rimpang jahe disebar di atas alas (jangan dalam keadaan menupuk) dan dibalik secara berkala, agar proses pengeringannya merata. Setelah pengeringan, ketebalan potongan rimpang akan menyusut menjadi 5-6 mm.2. Pembuatan TepungTepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya filtrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian, pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan, dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk jahe. Serbuk jahe merupakan untuk bahan minyak atsiri atau campuran jamu. Pembuatan tepung dengan memanfaatkan filtrat bahan dilakukan pada pembuatan tepung jahe instan untuk minuman kesehatan.Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.15 Potongan Rimpang Jahe untuk Simplisia288 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betul-betul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung teripang.Isi perut teripangPenepunganTepung teripang Pemisahan daging dengan isi perut Pengeringan Daging teripang Isi perut teripang Pengecilan ukuran daging teripang Penepungan Tepung teripang Teripang Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.16 Bagan Pembuatan Tepung TripangPrakarya 289Rimpang jahe dapat diolah menjadi tepung jahe yang dapat dikembangkan menjadi aneka minuman jahe instan, seperti jahe susu, bandrek, bajigur, dan lainnya. Pembuatan tepung jahe untuk jahe instan dilakukan dengan membersihkan rimpang jahe dari kulit bagian yang membusuk, dengan menggunakan air dan pisau. Jahe lalu diparut dan ditambahkan sedikit air untuk memudahkan penyaringan. Parutan jahe disaring hingga terpisah antara filtrat (cairan) dengan endapannya. Filtrat yang diperoleh dari penyaringan diendapkan minimal 1 jam. Filtrat kemudian dipisahkan dengan endapannya. Filtrat direbus dengan api sedang hingga mendidih. Gula pasir dimasukan pada filtrat mendidih dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga gula melarut dengan sempurna. Api dikecilkan setelah filtrat mendidih dan timbul busa. Filtrat akan berubah menjadi tepung setelah busa turun, saat itulah api dimatikan dan tepung diaduk dengan cepat secara terus menerus. Pengayakan dilakukan setelah tepung terbentuk dan dalam kondisi masih panas. Tepung yang sudah diayak didiamkan hingga mencapai suhu ruang dan dimasukan ke dalam kemasan botol atau plastik. 3. PenyulinganPenyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan.Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.17 Tepung Jahe untuk Minuman Jahe Insan290 Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Semester 2Pada metode perebusan, bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri dari bahan tersebut akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling perebus. Pada metode pengukusan, bahan dikukus. Serupa dengan metode perebusan, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling pengukus. Pada metode uap langsung, bahan dialiri dengan uap yang berasal dari sebuah ketel uap. Serupa dengan metode lainnya, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling uap langsung.Sumber: Dokumen KemdikbudGambar 8.18 Proses Penyulingan dengan Alat Suling PengukusMetode Penyulingan Rimpang JaheRimpang jahe mengandung minyak atsiri 1-3%. BAHAN- Rimpang jahe.- Air.- Kertas saring berlapis magnesium karbonat.Prakarya 291PERALATAN- Alat suling pengukus, yang terdiri atas ketel suling, pengembun uap (kondensor) dan penampung hasil pengembunan.- Botol kaca berwarna gelap atau jerigen plastik kualitas tinggi.CARA PEMBUATAN1. Penyiapan BahanRimpang jahe dicuci sampai bersih kemudian dipotong kecil-kecil (dirajang) dengan ketebalan berkisar antara 2 sampai 4 mm. Rimpang dapat juga digeprak (dipukul sampai memar dan pecah, tapi tidak sampai hancur). Jahe yang akan disuling tidak perlu dikuliti karena pengulitan akan menurunkan rendeman minyak atsiri jahe. Ukuran potongan (rimpang) harus diusahakan seseragam mungkin. Ukuran yang tidak seragam akan menyulitkan penyusunan bahan di dalam ketel secara baik.2. Penyiapan Alat SulingBagian dalam ketel dibersihkan, setelah itu ketel diisi dengan air bersih. Permukaan air berada 3-5 cm di bawah plat berpori yang menjadi alas irisan jahe. Air yang paling baik diisikan adalah air hujan, karena air ini tidak akan menimbulkan endapan atau kerak pada dinding dalam ketel.3. Pengisian Bahan ke dalam Ketel- Bahan disusun dalam ketel di atas plat berpori dengan formasi seragam dan mempunyai cukup rongga untuk penetrasi uap secara merata ke dalam tumpukan bahan. Tumpukan bahan yang terlalu padat dapat menyebabkan terbentuknya rat holes yaitu suatu jalur uap yang tidak banyak kontak dengan bahan yang disuling. Tentu saja hal ini menyebabkan rendemen dan mutu minyak akan rendah.- Setelah bahan diisikan ke dalam ketel, penutup ketel ditutup secara rapat sehingga tidak ada celah sekecil apapun yang memungkinkan uap lolos dari celah tersebut.4. Penyulingan- Kondensor dialiri dengan air pendingin. Pada saat itu alat pemisah air-minyak sudah terpasang pada saluran keluar kondensat.Next >