< Previous62 Kelas VIII SMPBerdoa/Menyanyi A. PengantarPada Bab 6 kita sudah belajar tentang para martir yang mau setia kepada Tuhan sampai akhirnya mereka meninggal karena mempertahankan kesetiaan itu. Kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti; sebaliknya, mereka begitu mencintai Yesus yang sudah terlebih dulu mengasihi sehingga kehilangan nyawa menjadi harga yang harus dibayar. Pada saat ini, mungkin kamu tidak terpikir untuk menjadi seorang martir. Namun, dari pengalaman belajar tentang Allah dan cinta kasih-Nya yang terwujud melalui pengorbanan, harusnya kamu mulai berpikir tentang Kristus yang begitu berharganya. Apakah kamu merasa bangga menjadi pengikut Kristus? Bila kamu tidak merasa begitu, mudah-mudahan melalui pelajaran kali ini, kamu menjadi lebih mengerti dan karena itu menjadi bangga bahwa kamu adalah pengikut Kristus. B. Kristus sebagai Pemimpin yang Layak DiikutiApa artinya menjadi pengikut seorang pemimpin? Artinya, apa yang dikatakan pemimpin menjadi suatu pegangan yang harus diikuti. Mengapa demikian? Karena pemimpin memiliki pengetahuan lebih dari pengikutnya tentang apa yang mau dicapai dan bagaimana mencapainya. Bila seseorang tahu apa yang ia ingin capai dan bagaimana mencapainya, mungkin ia tidak lagi memerlukan pemimpin. Jadi, seorang pemimpin diperlukan dalam situasi dimana orang tidak tahu apa yang ia perlu peroleh dan bagaimana ia memperoleh hal itu. Semasa hidupnya di dunia, Tuhan Yesus adalah seorang pemimpin. Kemana pun ia pergi, banyak orang mengikuti-Nya. Pertama-tama, banyak orang sakit yang ingin disembuhkan oleh kuasa ajaib-Nya. “Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.” (Matius 4: 24-25). Selain itu, Tuhan Yesus juga mengajarkan bagaimana seharusnya menjalani hidup agar mendapatkan makna terbaik. Bila kita membaca Matius 5-7, seluruh pasal ini penuh berisi petunjuk dan pesan yang Tuhan Yesus sampaikan melalui khotbah kepada para pendengar-Nya. Perlu kita pahami bahwa pada zaman itu, Hidup Berkelimpahan Bacaan Alkitab: Mazmur 37: 23; 1 Korintus 15: 54 – 58 Bab IXPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 63bangsa Israel belum memiliki kitab Taurat dan kitab para nabi dalam bentuk yang mudah dibaca apalagi dipahami. Jadi, apa yang Tuhan Yesus sampaikan dalam khotbah-Nya itu merupakan penjelasan yang membuka mata mereka tentang apa yang sebetulnya Allah ingin agar mereka lakukan dalam hidup sehari-hari. Contohnya? Coba perhatikan Matius 6: 6 - 8 tentang bagaimana seharusnya sikap kita dalam berdoa. “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Dari pesan Tuhan Yesus ini, kita pelajari sedikitnya tiga hal.1. Menaikkan doa bukanlah tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, melainkan untuk membina hubungan pribadi dengan Allah. 2. Isi doa kita adalah percakapan yang keluar dari hati kita, apa adanya, tidak perlu panjang lebar. 3. Walau pun Allah Bapa mengetahui apa isi hati kita sebelum kita mengucapkan-nya, namun Ia tetap menunggu sampai kita memintanya, yang berarti bahwa kita menunjukkan kebergantungan kita kepada Allah Sang Pemurah. Bagi mereka yang ingin sungguh-sungguh hidup sesuai dengan apa yang Allah perintahkan, mendengarkan khotbah Tuhan Yesus ini sungguh merupakan suatu kesempatan indah untuk mendapatkan pegangan, apa yang harus dilakukan. Tidak heran bila Tuhan Yesus memiliki banyak pengikut; kemana pun Ia pergi, selalu ada kumpulan orang yang mengikuti-Nya, yang menunjukkan keingintahuan mereka terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai umat Allah. Namun, Barna (2001) menegaskan bahwa menjadi pengikut Kristus bukanlah sekadar mengikuti Kristus kemana pun Ia pergi, melainkan mengikuti melalui sikap hidup dan gaya hidup kita. Artinya, melalui apa yang kita ucapkan atau tidak ucapkan, apa yang kita lakukan, atau tidak lakukan, orang lain akan tahu bahwa kita adalah pengikut Kristus yang setia, yang sejati. Ini didasari oleh komitmen seumur hidup untuk memuliakan Tuhan dalam apa pun yang kita kerjakan. Contohnya, ketika teman-teman sekelas menyontek saat ujian, kita memilih untuk tidak menyontek, karena kita memilih untuk bersikap jujur dan bukan menipu. Bagaimana kita bisa menjadi pengikut Kristus yang sungguh-sungguh? Kita bisa temukan ini di Lukas 14: 25 - 27. “Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudarasaudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa 64 Kelas VIII SMP 64ada syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti Yesus atau Kristus. Ketaatan kita kepada Yesus haruslah mengatasi segala ketaatan lainnya yang kita miliki. Berapa harga yang harus dibayar untuk menjadi pengikut Kristus? Ketika dihadapkan pada pilihan, pilihan yang selalu harus kita ambil adalah ketaatan kepada-Nya. Hukum yang kita terima dari ajaran Tuhan Yesus adalah tentang mengasihi. Hukum yang pertama harus kita lakukan adalah mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi. (Matius 22: 37). Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi-Nya? Di atas segalanya yang ditawarkan dunia? Setelah itu, kita harus mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. (Matius 22: 39). Kecenderungan manusia adalah mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Tetapi hukum yang diajarkan Tuhan Yesus ini justru mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bila ini dipraktikkan oleh semua orang di dunia ini, tentu kita akan mengalami hidup dalam damai sejahtera-Nya, tidak ada lagi perkelahian, pertikaian, atau perang. Sayangnya, tidak semua umat manusia memahami apa yang diinginkan oleh Tuhan yang menginginkan kebaikan umat yang dikasihi-Nya. Apa yang kita peroleh dengan mengikut Kristus? Pertama, bahwa di dalam Kristus ada jaminan keselamatan. Yohanes 3: 17 menyatakan “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Keselamatan ini kita peroleh bila kita mau mengakui bahwa Kristus lah Juru Selamat kita. Di dalam Kristus, kita mendapatkan jaminan keselamatan bahwa hidup kita setelah berakhir di dunia ternyata berlanjut di surga, dan bukan di api penghukuman. Darimana kita tahu tentang hal ini? Di Yohanes 14: 2-3 Yesus mengatakan begini: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Indah sekali, bukan, janji Tuhan Yesus ini? Coba bandingkan dengan mereka yang tidak mengenal Yesus. Mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai apa yang akan terjadi saat mereka mengalami kematian. Kedua, dengan percaya kepada Kristus, kita juga menerima hidup yang berkelimpahan. Yohanes 10: 10 menyatakan ucapan Tuhan Yesus: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Sungguh benar, hidup di dalam Tuhan adalah hidup yang penuh kelimpahan. Mengapa demikian? Karena Tuhan sudah memberikan petunjuk melalui firman-Nya seperti yang kita baca di dalam Alkitab, apa yang harus kita lakukan. Melalui hubungan yang akrab dengan Tuhan, melalui pembacaan Alkitab dan persekutuan dengan sesama, kita akan mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidup ini dengan kelimpahan yang sudah dikaruniakan-Nya. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 65Yeremia 2: 13 menyatakan “Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.” Apakah kamu jeli memperhatikan perbedaan antara sumber air dengan kolam buatan manusia, yang bisa bocor sehingga tidak dapat menahan air? Mana yang mau kamu pilih? Sumber air yang tiada hentinya menghasilkan air atau membuat sendiri kolam yang menampung air? Pernyataan ini ditujukan kepada bangsa Israel dan merupakan pernyataan yang sangat tepat tentang bagaimana hidup di luar Kristus. Ketika kita menggali dari janji dan kuasa Tuhan, yang adalah sumber air yang tiada putusnya mengalirkan berkat bagi kehidupan, kita menemukan kekuatan yang tiada habisnya. Namun, ketika kita menggali dari sumber kita sendiri, tentu ada batasnya. Inilah rahasia hidup berkelimpahan. Banyak orang hanya mencari Tuhan karena ingin mendapatkan berkat jasmani saja. Tapi, janji Tuhan tidak terbatas untuk hal-hal jasmani, melainkan untuk hal-hal yang menjadikan kualitas kehidupan kita sungguh baik. Tidak perlu kuatir karena Tuhan selalu beserta kita melewati berbagai peristiwa yang paling mengerikan sekali pun. Satu hal lain yang juga penting kita perhatikan adalah, suatu sumber air akan menjadi berkat bila tidak disumbat alirannya. Sebaliknya, bila aliran air itu disumbat, semakin lama air akan semakin keruh. Karena itu, jadilah saluran berkat bagi orang lain agar berkat Tuhan terus mengalir dalam hidup kita. Harus diakui bahwa tawaran yang diberikan dunia ini menarik. Coba kamu perhatikan iklan-iklan yang ada di media massa atau yang dipasang di pinggir-pinggir jalan. “Kenikmatan kopi yang asli hanya diperoleh dari ....” . “Kini saatnya Anda berlibur bersama keluarga ke ......” Iklan ini mengarahkan kita untuk melakukan hal yang belum tentu sungguh-sungguh kita perlukan. Ketika kita memikirkan hal-hal yang ditawarkan dunia, yang tiada habisnya, prioritas hidup kita beralih, kepada hal-hal duniawi yang tidak kekal artinya, yang akan binasa, padahal bukan ini yang Tuhan inginkan. Tentu Iblis bisa menggunakan banyak cara untuk membuat perhatian dan hati serta pikiran kita beralih dari Tuhan. Karena itu, hendaknya kita bijak dalam mewaspadai apa saja hal-hal yang membuat perhatian kita beralih dari Tuhan. Nabi Hosea pernah menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6) Ayat ini mengingatkan kita, yaitu umat Tuhan pada masa kini, bahwa hidup tanpa pengetahuan akan Allah malah membuat kita kehilangan arah, sampai akhirnya Tuhan sendiri yang melupakan kita. 66 Kelas VIII SMP 66Jadi, rahasia hidup berkelimpahan adalah bila kita mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, menjalankan perintah-perintah-Nya, tahu apa yang Tuhan ingin kita lakukan dan janji-janji-Nya, dan kita mendapatkan kekuatan bahkan kuasa-Nya. Bila kita meluangkan waktu untuk membaca firman Tuhan mulai dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu, kita akan menemukan banyak sekali ayat yang menjelaskan siapa Tuhan, apa saja sifat-sifat Allah dan mengapa Allah begitu mengasihi umat-Nya, apa janji-janji yang Allah miliki untuk kita selaku anak-Nya. Alkitab bukan hanya menjelaskan tentang hubungan kita dengan Allah, melainkan juga tentang hubungan kita dengan sesama manusia. Selain hukum kedua yang disampaikan Yesus di dalam Matius 22: 39 seperti yang kita baca di atas, kita juga dapat membaca penjelasan lebih rinci tentang bagaimana mengatur hubungan dengan sesama kita. Kini, setelah kita mengetahui bagaimana hidup berkelimpahan di dalam Tuhan dapat kita peroleh, apakah kita masih memilih untuk hidup di luar Dia? Semoga tidak demikian. C. Menyanyi dari Kidung Jemaat Nomor 263 Yang T’lah MenangYang t’lah menang disambut di Firdaus dan makan buah pohon AlhayatTak lagi ingat duka atau maut; Kristus yang hidup Tuhannya tetapIa alami nikmat sorgawi dan merasai kasih kekal, dan merasai kasih kekal.Yang t’lah menang kelak mendapat juga roti sorgawi, jadi pangannya;Kesaksiannya tak pernah terlupa dan nama baru diterimanya, Yang diukirkan di atas intan tanda jaminan Sang Penebus tanda jaminan Sang Penebus.Yang t’lah menang tak akan mengalami maut kedua di gelap ngeri,Tapi melihat Bapa Mahakasih, ikut berhaleluya tak henti.Habis bertahan di perjuangan ia bawakan korban syukur, ia bawakan korban syukur.Yang t’lah menang, namanya ‘kan tertulis di kitab kehidupan yang baka;Ia pun tampil dalam jubah putih mengaku:”Kau Tuhanku s’lamanya!”Dan dari Dia ia terima tajuk mulia s’lamat kudus, tajuk mulia s’lamat kudus. Pelajarilah lagu ini. Apa yang ingin disampaikan melalui kata-kata dalam lagu ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 67D. Mengamati sikap hidup orang lainTanyakan kepada dua orang temanmu, apa yang terutama dalam hidup ini: memuliakan Tuhan atau mendapatkan nilai baik? Tanya juga alasan mengapa mereka memilih hal tersebut. Menurutmu, apakah pilihan temanmu itu tepat? Mengapa demikian?Apa saja kesulitan yang remaja seusiamu miliki untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh? Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu boleh minta pendapat dari teman-temanmu, baik yang ada di lingkungan gereja, rumah, maupun sekolah. Tuliskan hasil temuanmu itu di bawah ini. E. Memeriksa diri sendiriPikirkan tentang suatu kebiasaan atau hobi yang mungkin kamu senang lakukan, tapi ternyata setelah kamu pikirkan ulang, belum tentu melakukan hal itu menyenangkan hati Tuhan. Apakah kamu rela meninggalkan kebiasaan atau hobi itu sebagai syarat untuk mengikut Kristus dengan sungguh-sungguh?F. Mengenali janji AllahBacalah Mazmur 31 – 40, dan temukan sedikitnya tiga janji yang Allah berikan kepada orang yang mau taat kepada-Nya. 68 Kelas VIII SMP 68G. Rangkuman Di dalam Tuhan, kita dapat mengalami hidup berkelimpahan. Hidup berkelimpahan bukan hanya dari aspek material, tapi juga spiritual. Kunci dari hidup berkelimpahan adalah mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan segenap akal budi, percaya pada janji-janji-Nya, dan mengalami kuasa-Nya. Doa penutup:Allah Bapa kami, kami datang untuk mengakui keterbatasan kami dalam melihat dan mengenali kuasa-Mu yang begitu ajaib. Ternyata Putra Tunggal-Mu sungguh menjadi Juru Selamat kami yang memelihara kami, menyelamatkan kami, bahkan menyediakan tempat bagi kami di surga baka. Ajarkanlah kami, Bapa, untuk selalu setia pada-Mu, dan sungguh-sungguh taat pada apa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kami sehingga hidup kami menjadi hidup yang berkelimpahan di dalam-Mu. Dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus kami naikkan doa ini. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 69Berdoa/MenyanyiA. Pengantar Bersyukur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berterima kasih; mengucapkan syukur kepada Allah. Bersyukur adalah salah satu hal yang harus terus dilakukan selaku anak-anak-Nya. Namun demikian, ternyata tidak mudah untuk bersyukur. Sebagian orang merasakan sulit untuk bersyukur, terutama ketika menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan, hal-hal yang membawa kepedihan atau amarah. Dalam pelajaran ini dan pelajaran 11, 12, serta 13, kita akan mengupas lebih dalam, mengapa kita harus bersyukur. Bila kita sudah memahami alasan mengapa harus bersyukur, diharapkan kita juga lebih sering mengucap syukur bahkan menjadikan bersyukur sebagai sikap hidup kita yang diwujudkan dalam keseharian. B. Belajar Bersyukur Ada seorang ibu bernama Liu Ximei. Ia tinggal di Desa Xinhu, Guangdong, China. Pekerjaan sehari-hari Ibu Ximei adalah melakukan tugas rumah tangga, sesekali ia bekerja di sawah atau di lahan pertanian keluarganya. Ibu ini juga terbiasa mencuci pakaiannya sendiri dan aktif melakukan kegiatan harian. Sesuatu yang membuat Ibu Liu Ximei istimewa adalah ia melakukan semua aktivitasnya itu dalam usianya yang telah mencapai 102 tahun. Resep umur panjangnya sederhana. Seperti yang diakuinya, ia tidak minum alkohol, selalu menjaga kebersihan diri, dan yang terpenting, katanya, ia tidak mau terlalu dipusingkan oleh keadaan sekitarnya. Ia sudah merasa bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Di Indonesia, angka harapan hidup tertinggi tercatat dimiliki oleh daerah Yogyakarta, yaitu 73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk Yogyakarta hidup hingga usia 73 tahun. Beberapa ahli mencoba mencari tahu apa penyebab angka harapan hidup tertinggi ada di Yogyakarta. Ternyata, karena selain rendahnya tingkat stress dan tingginya konsumsi serat melalui buah dan sayuran, juga karena budaya hidup orang Yogyakarta yang memegang falsafah “nrimo ing pandum”. Artinya, menerima apa yang menjadi haknya, jangan sampai mengambil hak orang lain, apalagi menjadi serakah. Selalu bersyukur dengan apa pun yang menjadi bagian mereka. Mengapa BersyukurBacaan Alkitab: Amsal 17: 22; Filipi 4: 4-7; I Tesalonika 5: 18Bab X70 Kelas VIII SMP 70Hidup bersyukur itu banyak manfaatnya; bukan hanya buat diri sendiri, tetapi juga buat orang lain di sekitar kita. Buat diri sendiri, hidup bersyukur akan membuat kita lebih merasa nyaman dan bersemangat menjalani hari-hari kita. Kemampuan kita juga akan lebih berkembang kalau kita membiasakan diri hidup bersyukur. Seorang pemain sepakbola, misalnya, bisa bermain bagus di sebuah klub, tetapi sayangnya begitu ia pindah ke klub lain, kemampuannya menurun drastis. Ternyata ia merasa tidak nyaman di klub barunya itu; iri hati dengan rekan seklubnya, kecewa dengan pelatihnya, tidak puas dengan keadaannya. Intinya ia tidak dapat bersyukur. Akibatnya, ia berlatih asal-asalan, tidak dengan sepenuh hati, dan ketika bermain pun jadinya tidak bersemangat. Tidak heran kalau kemudian ia tidak dapat bermain baik sesuai kemampuannya. Sama halnya dengan seorang gadis remaja yang selalu merasa kurang dengan dirinya; kurang cantik, kurang pintar, badannya kurang tinggi, keluarganya kurang kaya, sehingga ia pun tidak dapat menjalani hari-harinya dengan gembira; selalu murung. Akibatnya, prestasinya di sekolah terus menurun, kemampuannya di bidang lain juga tidak berkembang.Begitulah kalau seseorang tidak bisa mensyukuri hidupnya. Mari kita lakukan sedikit ”percobaan” ini. Begitu bangun pagi, ungkapkan syukur dalam doamu; bersyukur atas udara yang dihirup, atas kicau burung yang kita dengar, atas tubuh yang sehat, atas keluarga, teman, kesempatan bersekolah, dan banyak lagi hal-hal lainnya. Bersyukur boleh juga dilakukan ketika membereskan tempat tidur sambil bernyanyi atau bersiul-siul kecil, begitu juga ketika mandi dan ketika membereskan tas sekolah. Dengan begitu suasana hatimu akan terbawa gembira dan hidup akan terasa cerah. Akan sangat berbeda bila begitu bangun tidur kita malah terus mengeluh dan mengomel tentang banyak hal, suasana hati kita juga akan terpengaruh menjadi negatif.Manfaat lain hidup bersyukur adalah membuat hidup kita lebih sehat. Sudah sejak lama para ahli kedokteran menyetujui, bahwa ada kaitan erat antara hidup sehat dengan hati yang gembira. Ada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap orang usia lanjut. Menurut hasil penelitian itu, kakek dan nenek yang membiasakan dirinya hidup bersyukur, senang tertawa, dapat menerima keadaannya dengan sukacita, tidak suka ngomel-ngomel dan mengeluh, biasanya tubuhnya lebih sehat, jarang sakit atau pun stres. Mereka memiliki semangat hidup yang lebih. Hal itu sama seperti yang diungkapkan dalam Amsal 17:22: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Hati yang gembira adalah salah satu akibat dari hidup bersyukur. Sedang semangat yang patah biasanya terwujud dalam keluhan, lawan kata dari hidup bersyukur. Jadi, artinya, keluhan keputusasaan, justru akan membuat hidup kita tambah berat. Hidup bersyukur juga akan membuat kita lebih mudah bergaul dengan orang lain. Bayangkan begini, kamu mempunyai teman yang suka mengeluh Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 71dan mengomel, selalu marah-marah dan cemberut, tentunya kamu tidak merasa nyaman berteman dengan orang seperti itu, bukan? Akan berbeda, kalau temanmu itu selalu berwajah ceria, kata-kata yang diucapkannya selalu dengan nada gembira. Senyum dan tawa selalu menghiasi wajahnya. Kamu pasti akan merasa senang dan nyaman berteman dengannya. Begitu juga orang lain terhadapmu. Hati yang bersyukur akan membawa kegembiraan dalam hidup kita dan kegembiraan itu akan menarik orang-orang untuk senang berteman dengan kita.Rasul Paulus sedang mendekam di penjara di kota Roma ketika menulis surat Filipi. Akan tetapi, jauh dari mengeluh dan mengomel, ia tetap bersukacita. Tidak ada satu pun kata-kata keluhan dalam suratnya, sebaliknya penuh dengan nasihat untuk bersyukur dan bersukacita. ”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” begitu Paulus menulis (Filipi 4: 4). Lalu, ”...nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4: 6). Dengan demikian maka kita akan mengalami damai sejahtera Allah (Filipi 4: 7). Damai sejahtera, dalam bahasa Ibrani: syalom, bukan berarti hidup bebas dari kesulitan, tetapi ketika kita dapat merasakan ketenangan, kententraman, dan sukacita, sekalipun tengah dalam kesulitan dan masalah. Jadi, damai sejahtera itu terletak di dalam hati kita, bukan di luar diri kita, yaitu ketika kita bisa bersyukur untuk segala apa yang terjadi dan kita hadapi dalam hidup ini.Mari kita lihat pada kehidupan Rasul Paulus. Sekalipun ia dipenjara, artinya secara fisik ia juga mungkin sedang menderita, tetapi ia tetap tegar, tidak putus asa, dan terpenting ia tidak kehilangan sukacita dan rasa syukur. Bahkan lebih dari itu, ia juga tetap bisa menjadi berkat bagi jemaat di Filipi, Efesus dan Tesalonika melalui suratnya yang menghibur dan menguatkan jemaat itu dalam menghadapi masalah hidup mereka. Bahkan Rasul Paulus menulis “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5: 18) Artinya, mengucap syukur tidaklah tergantung dari apa yang kita miliki, melainkan harus dilakukan dalam setiap keadaan, suka mau pun duka, senang mau pun sedih. C.S. Lewis, seorang penulis dari Inggris, menyatakan bahwa seharusnya kita bersyukur untuk apa pun yang kita alami; bila memang itu adalah yang “baik”, kita bersyukur untuk itu; namun bila itu adalah yang “tidak baik”, kita pun harus bersyukur karena dengan demikian, kita dilatih untuk menjadi sabar, rendah hati, dan tidak menaruh harapan pada dunia melainkan pada kehidupan surgawi. Jadi, dapat kita simpulkan, betapa besarnya manfaat yang dapat kita peroleh dari hidup bersyukur. Sangat baik kalau mulai dari sekarang kita membiasakan diri untuk selalu bersyukur. Tidak gampang memang, tetapi pasti bisa. Ingat, bersyukur itu adalah sikap hidup yang harus ditumbuhkan dan dipelihara, tidak tergantung pada kondisi atau keadaan di luar diri kita. Kuncinya adalah kita mau, lalu kita berupaya untuk itu. Next >