< Previous72 Kelas VIII SMP 72C. Mengamati sikap orang lainLakukanlah percakapan dengan tiga orang (boleh dengan kerabatmu, atau teman bermainmu di lingkungan rumah, gereja, dan sebagainya). Topik percakapan adalah tentang bersyukur. Minta mereka menceritakan, apa sikap hidup yang mereka pilih, bersyukur pada segala situasi, atau hanya pada situasi tertentu saja. Buatlah kesimpulan dari percakapan ini. Laporkan hasilnya di kelas. D. Menggali Makna Bersyukur1. Menurutmu, mengapa kita diminta untuk bersyukur dan menjadikan bersyukur sebagai sikap hidup kita selaku anak-anak Tuhan?2. Sebutkan lima hal dalam hidupmu sekarang yang paling kamu syukuri. Tuliskan secara berurutan di bawah ini:a. b. c. d. e. 3. Sebutkan lima hal yang sering membuatmu sulit sekali untuk bersyukur. Berikan alasannya.a. b. c. d. e. 4. Buatlah sebuah cerita pendek atau puisi atau gambar yang mencerminkan hidup yang bersyukur. Jika ada kesempatan, ceritakanlah karyamu tersebut pada teman-teman di kelas.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 735. Menyanyikan Nyanyikan Kidung Baru nomor 133 “Syukur Pada-Mu ya Allah.” Syukur pada-Mu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu; Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh. Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban; Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman. Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri. Syukur atas awan hitam dan mentari berseri. Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat; Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat. Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra; Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera. Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah; Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya! 6. Tambahkan bait berikutnya dengan kata-katamu sendiri yang berisi hal-hal apa saja yang kamu syukuri. 7. Sebutkan manfaat apa saja yang dapat kamu rasakan dengan membiasakan untuk hidup bersyukur.8. Sebutkan kerugian apa saja yang dapat kamu alami bila kamu terus mengeluh dan mengomel.74 Kelas VIII SMP 749. Berdasarkan materi pelajaran hari ini dan pengalaman pribadimu, bagaimana caranya supaya kita dapat memiliki sikap hidup bersyukur? 10. Apa yang harus kita lakukan supaya kita tidak menjadi orang yang suka mengeluh dan mengomel?E. RangkumanBersyukur adalah permintaan Tuhan untuk anak-anak-Nya. Bersyukur harus dilakukan dalam segala keadaan. Permintaan Tuhan itu bukannya tanpa alasan. Ternyata, banyak manfaat dari bersyukur, baik buat diri sendiri maupun buat orang-orang di sekitar kita. Salah satunya, dengan hidup bersyukur badan kita menjadi lebih sehat dan kita pun menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Para ahli kesehatan umumnya menyetujui, bahwa ada kaitan erat antara hati yang gembira dengan hidup sehat. Dengan hidup bersyukur kita juga akan lebih mudah berteman. Sebaliknya, seseorang yang sukanya mengeluh dan mengomel biasanya akan mengalami kesulitan dalam pergaulan.Doa: Terima kasih Tuhan karena kasih-Mu tidak pernah meninggalkan kami.meskipun ada banyak kesulitan yang kami hadapi dalam hidup kami, Engkau tetap menemani kami dan menguatkan kamikami bersyukur karena kesetiaan-Mu mengasihi kamibiarlah dengan keyakinan itu kami dapat menjadi orang-orang yang menyenangkan bagi sesama kami. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 75Berdoa/Menyanyi A. Pengantar Kalau pada pelajaran sebelumnya kita sudah membahas mengapa perlu bersyukur, kini kita membahas mengenai apa yang diperlukan untuk bisa bersyukur. Secara lebih khusus, kita akan mengupas bahwa bersyukur bukanlah sekadar bersikap pasif, pasrah menerima apa adanya, tidak bisa menyikapi secara berbeda. Bersyukur adalah tindakan aktif, harus diupayakan sehingga diperlukan semangat untuk melakukannya. B. Makna Bersyukur Bukan Sekadar Pasrah Kalau kamu diminta untuk menyebutkan satu hal yang kamu syukuri pada saat ini, tentu bisa, kan? Mungkin bukan cuma satu, tapi ada beberapa hal yang dapat kamu syukuri. Bila demikian halnya, apakah kamu sungguh-sungguh sudah mengerti mengapa kita harus bersyukur dan hal-hal apa saja yang dapat kita syukuri? Coba kita kaji, apa yang mendorong kita untuk bersyukur.1. Kita mengingat apa yang Allah sudah lakukan untuk kita: memberikan orang tua, kesempatan bersekolah, kesehatan, tempat tinggal, teman-teman, dan kesempatan untuk hidup di negara Indonesia yang sangat indah dan subur.2. Kita bersyukur untuk karunia Allah yang paling penting, yaitu pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib yang menghapuskan dosa kita dan malah memberikan jaminan keselamatan untuk kehidupan di akhirat nanti. 3. Kita harus pahami bahwa bagi Tuhan, tidak ada hal yang dilewatkan sia-sia untuk kebaikan kita. Misalnya begini, suatu hari kita mengalami kecelakaan yakni kaki terkilir saat menuruni tangga, kita tidak hati-hati sehingga tergelincir. Bisa saja kita memilih untuk marah-marah, bahkan memaki-maki yang membuat tangga. Namun, bila kita mau jujur, yang salah sebetulnya diri kita sendiri, yaitu tidak hati-hati menapaki tangga turun. Kejadian kaki terkilir ini sudah sepatutnya kita syukuri karena membuat kita bertindak lebih hati-hati di kemudian hari agar tidak mengulangi kecelakaan yang sama. Contoh lainnya begini, Ani lebih suka bermain-main daripada belajar. Walau pun berkali-kali ibunya menyuruh Ani belajar, namun Ani selalu membantah ibunya dengan mengatakan:” Gampanglah, bu, nanti di kelas juga masih keburu mengerjakan Bersyukur Bukan Sekedar Pasrah Bacaan Alkitab: 2 Korintus 4: 15 – 18 Bab XI76 Kelas VIII SMP 76soal-soal mudah itu.” Suatu pagi, Ani terlambat bangun dan ia tiba terlambat di sekolah. Ternyata, ibu guru sudah masuk ke dalam kelas, sedang memeriksa pekerjaan yang ditugaskan sebelumnya kepada para siswa. Saat tiba giliran Ani, bu guru tidak menemukan satu coretan pun karena memang Ani tidak mengerjakannya. Menurutmu, apa yang akan Ani lakukan? Mengakui bahwa ia tidak membuat tugasnya? Atau ia akan berbohong dengan mengatakan bahwa ia membantu ibunya sehingga tidak sempat mengerjakan tugas? Apa pun juga yang dilakukan Ani, apakah menurutmu Ani akan mengulangi lagi perbuatan tidak mengerjakan tugas? Tentu tidak, bukan? Jadi, kejadian ini akan membuat Ani belajar bahwa tidak baik untuk membantah apa yang diperintahkan oleh orang tua dan guru. Sudah sepatutnya Ani bersyukur bahwa melalui hal ini ia diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang salah yang malah membawa kerugian. Sebaliknya, ia dapat mengubah sikap malasnya menjadi sikap rajin. Jadi, walaupun kita melakukan kesalahan atau kelalaian, hal itu dapat diubah oleh Tuhan menjadi suatu pembelajaran berharga untuk kita dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk berpikir dan belajar dari kesalahan sehingga tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama. 4. Dengan bersyukur, kita diminta untuk menyikapi hidup ini dengan sukacita, bukan dengan duka dan paksa. Allah menginginkan kita memiliki sikap optimis dalam menjalani hidup yang dikaruniakan-Nya. Allah membiarkan kita menjalani suka duka, pahit manis karena Allah membentuk kita untuk menjadi pribadi yang tangguh, bukan anak yang cengeng, yang mudah menyerah bila menghadapi kesulitan sekecil apa pun. 5. Kita juga bersyukur untuk misi Allah bagi umat manusia, termasuk kita, di dunia ini. Pengalaman yang kaya, yang menghasilkan kesan yang beraneka ragam ternyata membuat kita lebih menghargai hidup yang dikaruniakan-Nya. Hidup tidaklah membosankan, karena ada hal-hal baru yang membuat kita senantiasa mengagumi betapa Allah bekerja dalam segala hal untuk membawa kebaikan bagi umat yang dikasihi-Nya. Manusia dengan segala keterbatasannya, hanya mampu berbuat kebaikan untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun, Allah tidaklah berpikiran sempit seperti itu. Ketika Allah berbuat kebaikan, Ia berpikir untuk semua yang ada di dunia ini, bukan hanya mereka yang berada di Israel, bukan hanya orang Yahudi, tapi semua umat manusia. Luar biasa, bukan? Ketika Allah menurunkan hujan, hujan itu dialami oleh mereka yang menjadi anak-anak-Nya maupun mereka yang menolak kehadiran-Nya.Ada cerita menarik tentang kumpulan burung yang biasa mondar mandir mencari tempat yang cukup nyaman untuk ditinggali. Namun, pada saat udara mulai dingin dan salju mulai turun di sekitar kutub Utara, kumpulan burung ini akan pindah ke arah kutub Selatan karena berlawanan dengan kutub Utara, di Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 77kutub Selatan justru sedang mengalami musim panas. Demikian pula sebaliknya, ketika di kutub Selatan udara mulai dingin, kumpulan burung ini akan kembali ke arah kutub Utara yang sedang mengalami musim panas. Pada suatu perjalanan menuju ke arah kutub Selatan, kumpulan burung ini ternyata mengalami kelelahan sehingga pimpinan dari kumpulan burung memutuskan agar mereka beristirahat sejenak di area yang memiliki danau dengan ikan-ikan yang segar. Setelah beberapa hari, pimpinan mengajak kumpulannya untuk melanjutkan perjalanan ke kutub Selatan. Salah satu burung, karena merasa nyaman dengan suasana yang ada, memutuskan untuk menunda keberangkatan. “Biarlah kita istirahat dulu sampai betul-betul kelelahan kita hilang, baru kita lanjutkan perjalanan panjang ini.” Usul ini diterima, dan kumpulan burung itu bertahan selama beberapa hari. Ketika pimpinan mengajak kumpulan untuk melanjutkan perjalanan karena udara semakin terasa dingin, kembali si burung mengusulkan agar bertahan dulu beberapa hari. Tetapi, pimpinan tetap menyatakan mau melanjutkan perjalanan karena dari pengalamannya, ia tahu, bahwa beberapa hari lagi udara dingin akan disertai salju yang membuat perjalanan menjadi semakin sulit ditempuh. Namun si burung tetap memilih bertahan tinggal di sekitar danau dengan alasan, ingin memulihkan kelelahannya. Akhirnya mereka berpisah, kumpulan burung melanjutkan perjalanan meninggalkan si burung. Si burung sangat menikmati berada di tempat yang nyaman dimana ikan sangat mudah diperoleh. Tanpa ia sadari, tubuhnya semakin gemuk karena sudah berminggu-minggu ia tidak terbang sedangkan ia makan begitu banyak ikan. Apa yang kemudian terjadi? Udara semakin dingin dan air di danau pun semakin terasa dingin. Ikan-ikan menyelam jauh ke dasar danau menghindari air di permukaan yang dingin. Si burung kini sulit mendapatkan ikan dan ia pun merasakan dinginnya udara. Kini ia memutuskan untuk terbang menuju ke arah kutub Selatan. Tapi apa daya, ketika ia mencoba terbang, ternyata ia tidak sanggup untuk terbang tinggi. Tubuhnya yang menjadi gemuk sulit diajak kompromi untuk terbang tinggi. Ia mencoba lagi, tapi tetap tidak berhasil. Setelah beberapa hari, tubuhnya mulai kurus karena tidak ada makanan yang bisa ia santap. Walaupun begitu, ia tetap tidak bisa terbang karena ternyata kini ia menjadi lemah. Akhirnya bisa diduga: ia mati merana. Cerita ini mengajarkan bahwa kehidupan nyaman belum tentu memberikan akhir yang membahagiakan. Sayangnya, sangat besar kemungkinan bahwa kita mengucapkan syukur secara otomatis, artinya, apa pun situasi yang sedang dihadapi, secara spontan kita langsung mengatakan “Syukur, Tuhan. ” Di satu sisi, memang inilah yang diinginkan, namun di sisi lain, ternyata dengan bersikap spontan seperti itu, kita tidak lagi memaknai ucapan syukur yang kita naikkan. Apakah kita bersyukur karena itu diwajibkan? Apakah sungguh-sungguh kita bersyukur bila berada dalam situasi yang sangat sulit? Selain itu, cukup banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan makna bersyukur. Apa kesalahan mereka? Kesalahan mereka 78 Kelas VIII SMP 78adalah karena menganggap bahwa bersyukur dilakukan dengan pasrah, tanpa dimaknai dengan sungguh-sungguh. Apa bedanya? Sikap pasrah atau disamakan juga dengan sikap fatalistik, adalah sikap menerima apa adanya. Bahaya dari sikap ini adalah tanpa melakukan apa-apa, karena merasa tidak punya kekuatan. Kita tetap berharap pertolongan akan tiba dengan sendirinya. Tuhan tidak ingin kita bersikap pasif seperti ini; Tuhan ingin supaya dalam keadaan sesulit apa pun, kita tetap memiliki harapan terhadap pembebasan dari Tuhan. Padahal, dari pelajaran sebelumnya, kita tahu bahwa apa yang kita perlu kita sampaikan kepada Allah yang Maha Tahu. Allah tidak menulikan telinga dan membutakan mata melihat kesusahan yang kita alami. Allah menyiapkan pertolongan tepat pada waktunya, namun, Allah menunggu apakah kita sungguh-sungguh meminta pertolongan-Nya, dan bersandar pada kuasa-Nya.Pada saat kita tetap menunjukkan sikap bergantung kita pada Allah dalam situasi sulit, orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa sumber kekuatan kita adalah dari Tuhan sendiri. Rasa syukur yang kita naikkan pada situasi sulit ini bukanlah karena kita bertindak emosional, melainkan karena menyadari bahwa Allah tetap bekerja dalam situasi sesulit apa pun, karena bagi Allah, tidak ada yang mustahil (Lukas 1: 37). C. Menyanyikan Kidung Jemaat Nomor 457 Ya Tuhan, Tiap JamYa Tuhan tiap jam ‘ku memerlukan-Mu Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh. Ref: Setiap jam ya Tuhan Dikau kuperlukan; ‘Ku datang, Jurus’lamat, berkatilah!Ya Tuhan, tiap jam dampingi hambaMu;jikalau Kamu dekat, enyah penggodaku. (ke Ref)Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku,jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku. (ke Ref)Ya Tuhan, tiap jam ajarkan maksudMu;b’ri janjiMu genap di dalam hidupku. (ke Ref)Ya Tuhan, tiap jam kupuji namaMu;Tuhanku yang kudus, kekal ‘ku milikMu! (ke Ref)Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 79D. Belajar dari Pengalaman Orang tuaMintalah orang tuamu menceritakan pengalaman mereka yang menunjukkan bahwa Allah adalah Maha Pengasih. Apa kesimpulanmu setelah mendengar cerita mereka? Ceritakan kembali tentang hal ini di depan kelas. E. Belajar dari Pengalaman TemanTanyakan kepada tiga orang temanmu dari luar lingkungan sekolah, tentang alasan mereka untuk bersyukur kepada Tuhan senantiasa. Apa saja kesulitan mereka untuk mempraktikkan hal ini dalam hidup sehari-hari? Tuliskanlah hasil percakapanmu di bawah ini. F. Memberikan Makna Bersyukur Bagi Diri SendiriIsilah tabel di bawah ini dengan lima hal yang dapat kamu syukuri di kolom . Tuliskan juga lima hal yang sulit untuk disyukuri dalam kolom : 80 Kelas VIII SMP 80G. Rangkuman Bersyukur haruslah merupakan hal yang kita lakukan setiap saat. Namun, sikap bersyukur ini perlu kita maknai secara tepat, bukan dilakukan begitu saja secara otomatis atau rutin. Jadi, bersyukur adalah tindakan aktif, bukan sekedar pasif, tanpa daya menerima apa adanya. Doa PenutupTerima kasih, Tuhan, untuk semua yang Tuhan sudah berikan sehingga kami bersyukur. Hindarkan kami dari rasa syukur karena terpaksa. Ajarkan kami untuk memiliki sikap bersyukur yang dilandasi oleh kasih-Mu yang begitu mendalam bagi kami. Demi nama Tuhan Yesus kami naikkan ungkapan syukur kami. Amin.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 81Berdoa/Menyanyi A. Pengantar Dalam pelajaran sebelumnya, kita sudah memahami bahwa bersyukur bukanlah sekadar bersikap pasrah, melainkan suatu tindakan aktif. Pada pelajaran kali ini, kita akan terus memahami bersyukur sebagai tindakan aktif karena dikaitkan dengan pilihan untuk bersyukur, dan bukan malah mengeluh. B. Kisah Ibu Pengeluh Apakah kamu pernah mengeluh? Tentang apa? Kepada siapa keluhanmu ditujukan dan disampaikan? Apa reaksi dari orang tersebut ketika mendengar keluhanmu? Mari kita simak cerita berikut: Ada seorang ibu yang setiap hari terus mengeluh bahwa rumahnya terlalu kecil. Ia memiliki tiga orang anak yang tidak mempunyai kamar sendiri-sendiri. Tidur harus bertumpukan, belajar juga harus bergantian. Lalu ia menemui pendetanya untuk mengeluhkan keadaannya.“Tuhan kok tidak peduli dengan keluarga kami, pak pendeta. Padahal kurang apa saya dan suami ini; bekerja keras sudah, berdoa dan berpuasa juga sudah, tapi hidup kami ya begini-begini saja. Kami mesti bagaimana lagi?” tanyanya.“Saya punya cara untuk mengatasinya. Asal ibu mau mengikuti semua kata-kata saya,” kata pak pendeta.“Saya janji, pak pendeta. Pokoknya asal kami bisa menarik napas lega.”“Ajaklah para keponakan dan sepupu ibu mengingap di rumah ibu. Minggu depan ibu datang lagi ke mari.”Walau heran, ibu itu mengikuti kata-kata pak pendeta. Ia pulang, lalu mengajak para keponakan dan saudara sepupunya menginap di rumahnya. Seminggu kemudian ia datang kembali menemui pendetanya.“Waduh, pak pendeta, rumah kami tambah sumpek dan sempit. Tobat, saya tobat. Bagaimana ini?” keluhnya pula.“Ibu masih mau mengikuti kata-kata saya?” tanya Pak Pendeta.Memilih Untuk Bersyukur Bacaan Alkitab: Ratapan 3:17-26; Habakuk 3:17-19; Efesus 5: 1 – 4 Bab XIINext >