< Previous Kelas IX SMP74Kemudian Sang Buddha menjelaskan:“Ananda, bila Putri Mahapajapati Gotami mau menerima 8 (delapan) garudhamma, maka berarti ia telah upasampada sebagai pabbajita (bhikkhuni). Apakah garudhamma itu, Ananda?1. Bhikkhuni, walau telah upasampada selama seratus tahun, harus menghormat, bangun menyambut dengan hormat pada seorang bhikkhu walau baru upasampada pada hari itu. Bhikkhuni harus menghormati peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.2. Bhikkhuni, tidak boleh bervassa di suatu tempat yang tidak ada bhikkhunya. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.3. Bhikkhuni, harus menanyakan hari uposatha dan mendengar ajaran Dhamma dari Sangha bhikkhu setiap tengah bulan. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.4. Bhikkhuni, setelah melaksanakan vassa, harus melakukan pavarana dalam Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.5. Bhikkhuni, yang melakukan pelanggaran berat harus melakukan pembersihan diri pada Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. Harus menghormati peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.6. Bhikkhuni, harus diupasampada dalam Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni, setelah dua tahun sebagai sikkhamana. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.7. Bhikkhuni, tidak boleh berkata kasar pada seorang bhikkhu. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.8. Bhikkhuni, tidak boleh mengajar bhikkhu. Tapi, bhikkhu boleh mengajar bhikkhuni. Harus menghormat peraturan ini dan tidak melanggarnya seumur hidup.“Ananda, delapan garudhamma itulah yang merupakan syarat upasampada bagi Putri Mahapajapati Gotami.”Setelah mendengar itu semua, Y.M. Bhikkhu Ananda pergi menemui Mahapajapati Gotami untuk mengajukan syarat-syarat upasampada. Akhirnya, ternyata Mahapajapati Gotami menerima delapan syarat berat tersebut.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti75“Ayasma Ananda, saya menerima delapan garudhamma yang diajukan Tathagata. Tidak akan melanggarnya seumur hidup. Ibarat seorang remaja putri yang senang bersolek. Setelah mandi bersih-bersih, menerima Bunga Padma dan untaian melati yang harum dengan kedua belah tangan terbuka, dijunjung di atas kepala dengan perasaan hormat dan terima kasih.”Setelah itu, Y.M. Bhikkhu Ananda masuk kembali menghadap Sang Buddha dan mengatakan bahwa Mahapajapati Gotami telah upasampada karena telah menerima delapan garudhamma. Selanjutnya, Sang Buddha menanggapinya:“Ananda, bila wanita tidak meninggalkan kehidupan berumah tangga untuk upasampada sebagai bhikkhuni, Dharma akan berlangsung lama di dunia ini. Tapi, kini wanita telah upasampada sebagai bhikkhuni, maka Sasana tak akan bertahan lama di dunia ini. Ibarat suatu keluarga yang mempunyai banyak anggota perempuan, sedikit laki-laki, amat sulit untuk mempertahankan diri dari serangan perampok ganas. Untuk itu, ibarat seorang laki-laki membuat tanggul di sekitar kolam air sebagai penghalang agar air tak mengalir keluar, begitupun Tathagata mengharuskan delapan garudhamma tak boleh dilanggar seumur hidup oleh bhikkhuni.”Saat itu, Bhikkhuni Mahapajapati Gotami menghadap Sang Buddha. Setelah menghormat dan mengambil tempat yang layak, ia bertanya:“Bhante, selanjutnya apa yang harus saya perbuat terhadap para wanita yang mengikuti saya?” Sang Buddha menjawab dengan penjelasan Dhamma. Kemudian, memerintahkan para bhikkhu untuk meng-upasampada para wanita itu menjadi bhikkhuni, setelah Bhikkhuni Mahapajapati Gotami berpamitan pergi. Maka, para bhikkhu pun melaksanakan upasampada para wanita pengikut Mahapajapati Gotami atas perintah Sang Buddha. Setelah itu para bhikkhuni baru itu berkata:“Kami telah diupasampada oleh para bhikkhu. Tapi, Ibu Gotami belum di upasampada oleh para bhikkhu.” Kelas IX SMP76Mendengar itu Bhikkhuni Mahapajapati Gotami menjadi ragu dan bertanya pada Ayasma Ananda. Bhikkhu Ananda pun menghadap Sang Buddha, menanyakan hal itu. Berkaitan dengan hal ini Sang Buddha menegaskan kembali:“Wahai Ananda, Putri Mahapajapati Gotami telah menerima delapan garudhamma. Saat itulah ia telah upasampada menjadi seorang bhikkhuni.”Bila kita cermati sejarah munculnya Sangha bhikkhuni, maka bisa diambil kesimpulan, ada beberapa tahap perubahan cara upasampada bhikkhuni.Pertama, dilakukan sendiri oleh Sang Buddha dengan memberikan garudhamma kepada Putri Mahapajapati Gotami. Upasampada ini dilakukan secara khusus hanya pada Putri Mahapajapati Gotami. Sang Buddha tidak pernah lagi melakukannya pada wanita lain. Kedua, dilakukan oleh para bhikkhu atas perintah Sang Buddha. Upasampada ini dilakukan hanya pada para wanita pengikut Putri Mahapajapati Gotami. Tidak dilakukan pada wanita lain sesudahnya.Ketiga, setelah Sangha bhikkhuni terbentuk (dipimpin oleh Bhikkhuni Mahapajapati Gotami), upasampada yang dinamakan Atthavacika-upasampada dilakukan pada dua Sangha yaitu, Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni, sesuai dengan garudhamma yang harus dipatuhi oleh bhikkhuni seumur hidup. Upasampada ini dilakukan semasa Sang Buddha masih hidup hingga Parinibbana dan sesudahnya. Sang Buddha tidak pernah mengizinkan upasampada dengan cara lain.Bila terjadi upasampada dengan cara lain, itu berarti telah melanggar ketentuan yang telah Sang Buddha tetapkan. Telah melanggar vinaya. Hasilnya, tentu saja bukanlah sebagai bhikkhuni seperti yang diterangkan dalam Tipitaka (Pali) bagian Vinaya Pitaka, Culavagga.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti77 Ayo Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang materi yang kalian amati pada gambar 4.1, 4.2 dan 4.3 serta hasil membaca dan mencermati materi di atas sebagai berikut:1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Ayo Mencari Informasi!Ayo olah informasi yang telah kalian dapatkan dan buatlah kesimpulan dari informasi tersebut! Ayo Mengolah Informasi!Ayo olah informasi yang telah kalian dapatkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian rumuskan sebelumnya!1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Kelas IX SMP78 Ayo Mengomunikasikan!Komunikasikan hasil jawaban kalian dengan cara mempresentasikan atau menyampaikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang Prajapati Pejuang Sangha Bhikkhuni di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan! Kemudian buatlah kesimpulan dari hasil presentasi.1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________B. Kisah Ratu Khema Ayo Membaca!Proses mengamati gambar dapat kalian lanjutkan dengan membaca teks tentang Ratu Khema untuk menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan.Sumber: http://images.palungjit.orgGambar 4.4Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti79Khema berasal dari keluarga yang berkuasa di desa Sagala Magadha. Ia sangat cantik, kulitnya berwarna kuning keemasan. Kecantikan Khema tersebut membuat Raja Bimbisara untuk meminangnya dan menjadikan sebagai permaisuri. Ratu Khema amat memuja kecantikannya. Namun ia pernah mendengar bahwa Sang Buddha mengatakan bahwa kecantikan bukan hal yang utama. Oleh karena itu, Ratu Khema menghindar untuk berjumpa dengan Sang Buddha. Raja Bimbisara mengerti sikap Ratu Khema terhadap Sang Buddha. Raja Bimbisara meminta pengarang lagu untuk menciptakan sebuah lagu yang isinya memuji keindahan hutan Veluvana. Lagu itu kemudian dinyanyikan oleh para penyanyi terkenal. Ratu Khema menjadi penasaran ketika mendengarnya. Hutan Veluvana yang digambarkan sebagai suatu tempat yang indah itu belum pernah ia dengar dan lihat sendiri. “Kalian bernyanyi tentang hutan yang mana?”, tanya Ratu Khema kepada para penyanyi. “Paduka Ratu, kami bernyanyi tentang tentang hutan Veluvana”, jawab mereka. Setelah mendengar lagu dari penyanyi tersebut Ratu Khema lalu menjadi ingin sekali mengunjungi hutan Veluvana. Sang Buddha yang pada saat itu sedang berkumpul membabarkan Dhamma kepada murid-murid-Nya, mengetahui kedatangan Ratu Khema, lalu Sang Buddha menciptakan bayangan seorang wanita muda yang amat cantik, berdiri di samping-Nya. Ketika Ratu Khema mendekat, ia melihat bayangan wanita muda yang amat cantik, ia berpikir, “Yang saya ketahui Sang Buddha selalu berkata bahwa kecantikan bukanlah hal yang paling utama. Tetapi di sisi Sang Buddha sekarang berdiri seorang wanita yang kecantikannya luar biasa. Saya belum pernah melihat wanita secantik ini”, ucap ratu Khema dengan kagum. Ratu Khema tidak mendengarkan kata-kata yang diucapkan Sang Buddha. Pandangannya hanya tertuju kepada bayangan wanita cantik di sisi Sang Buddha.Sang Buddha mengetahui bahwa Ratu Khema amat serius memperhatikan bayangan wanita cantik itu, lalu Sang Buddha mengubah bayangan wanita muda yang amat cantik itu perlahan-lahan menjadi wanita tua, berubah terus sampai akhirnya yang tersisa hanyalah setumpuk tulang-belulang. Ratu Khema yang memperhatikan semua itu lalu berkesimpulan;“Pada suatu saat nanti, wajah yang muda dan cantik itu akan berubah menjadi tua, rapuh lalu mati. Ah, semua itu bukan kenyataan!” Kelas IX SMP80Sang Buddha mengetahui apa yang ada dalam pikirannya, lalu berkata;“Khema, inilah kenyataan perubahan dari kecantikan wajah. Sekarang lihatlah semua kenyataan ini.” Sang Buddha lalu mengucapkan syair, “Khema, lihatlah paduan unsur-unsur ini, berpenyakit, penuh kekotoran dan akhirnya membusuk. Tipu daya dan kemelekatan adalah keinginan orang bodoh”.Ketika Sang Buddha selesai mengucapkan syair ini, Ratu Khema mencapai Tingkat kesucian Pertama (Sotapana). Kemudian Sang Buddha berkata kepadanya, “Khema, semua makhluk di dunia ini, hanyut dalam nafsu indria, dipenuhi oleh rasa kebencian, diperdaya oleh khayalan, mereka tidak dapat mencapai pantai bahagia, tetapi hanya hilir mudik di tepi sebelah sini saja”. Sang Buddha lalu mengucapkan syair;“Mereka yang bergembira dengan nafsu indria, akan jatuh ke dalam arus (kehidupan), seperti laba-laba yang jatuh ke dalam jaring yang dibuatnya sendiri. Tetapi para bijaksana dapat memutuskan belenggu itu, mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan serta melepas kesenangan-kesenangan indria”. (Dhammapada, Tanha Vagga)Selanjautnya, setelah Sang Buddha selesai mengucapkan syairnya, Khema langsung mencapai Tingkat Kesucian Arahat. Sang Buddha lalu berkata kepada Raja Bimbimsara, “Baginda, Khema lebih baik meninggalkan keduniawian ataukah mencapai Nibbana?” Raja Bimbisara menjawab, “Yang Mulia, izinkanlah ia memasuki Sangha bhikkuni, jangan dulu mencapai Nibbana!” Akirnya, Khema meninggalkan keduniawian dan menjadi salah satu siswa Sang Buddha yang terkemuka. (sumber : www.samaggi-phala.or.id, diakses: 6 Agustus 2014, 20.57)Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti81RenunganSang Buddha mengatakan bahwa kecantikan bukan hal yang utama.Pada suatu saat nanti, wajah yang muda dan cantik itu akan berubah menjadi tua, rapuh kemudian mati. Ayo Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang gambar 4.4 serta hasil membaca dan mencermati materi di atas sebagai berikut:1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Ayo Mencari Informasi!Carilah informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku/artikel dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah kalian rumuskan! Kelas IX SMP82 Ayo Mengolah Informasi!Ayo olah informasi yang telah kalian dapatkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian rumuskan sebelumnya!1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Ayo Mengomunikasikan!Komunikasikan hasil jawaban kalian dengan cara mempresentasikan atau menyampaikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang Ratu Khema di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan! Kemudian buatlah kesimpulan dari hasil presentasi. 1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti83C. Kisah Upalavana Ayo Membaca!Proses mengamati gambar dapat kalian lanjutkan dengan membaca teks tentang Kisah Upalavana untuk menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan. Uppalavanna adalah seorang gadis yang amat cantik dari keluarga bangsawan. Karena banyak pemuda kaya raya yang meminangnya untuk menjadi isteri, ayahnya berpikir untuk meminta anak gadisnya menjadi bhikkhuni untuk menghindar dari pinangan para pemuda tersebut. Ia menyetujui ide ayahnya ini dan memasuki Sangha Bhukkhuni. Ia menjadi Arahat setelah merenungkan tentang sifat dari sumbu sebuah lampu. Ia mempunyai kesaktian dan menawarkan diri untuk menunjukkan kesaktiannya dan dia dibebaskan Sang Buddha untuk menunjukkan kesaktian kembarnya di hadapan para pertapa.Bhadda Kapilani, isteri dari Piphali, yang kemudian menjadi Yang Mulia Mahakassapa, meninggalkan rumah beserta suaminya. Karena tidak ada Sangha Bhikkhuni pada waktu itu, maka ia menghabiskan waktunya menjadi pertapa wanita. Segera setelah Maha Pajapati Gotami menjadi bhikkhuni, Baddha Kapilani lalu memasuki Sangha Bhikkhuni. Banyak wanita terkemuka lainnya memasuki Sangha Bhikkhuni, seperti Patacara, Dhammadinna, Sona, Sakula, Kundala Kesa, Sigalamata dan Kisa Gotami.Sumber: http://chandawimala.blogspot.comGambar 4.5Next >