< Previous92 Kelas IX SMP Adakah perbedaan pendapat di antara mereka? Apa sebabnya demikian? Menurut kamu sendiri, apakah pembaruan itu diperlukan? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………….…………………………………………………………………….................………..………4. Banyak gereja sekarang merasa ditantang untuk memikirkan kembali bagaimana hubungannya dengan umat beragama lain. Apa yang diajarkan gerejamu tentang orang-orang yang beragama lain? Apakah gerejamu mengajarkan kamu untuk hidup bertoleransi dan membangun hubungan yang damai dan ramah-tamah dengan umat beragama lain? Kalau ya, coba berikan contoh-contohnya! Kalau tidak, apa sebabnya? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………….……………………………………………………………………………..….................……5. Setiap orang Kristen perlu berusaha melakukan perubahan di dalam kehidupan pribadinya. Menurut kamu, perubahan apakah yang perlu terjadi di dalam dirimu sendiri? …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………….………………………………………………………………………….................…..………F. Rangkuman Pembaruan adalah kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup, termasuk gereja. Tanpa pembaruan pasti akan terjadi kemusnahan, seperti yang dialami oleh dinosaurus yang gagal menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan alam di sekitarnya. Dalam sejarahnya, gereja telah berulang kali diperhadapkan dengan tantangan-tantangan yang berat. Gereja yang berhasil berubah dan mengubah dirinya, mengoreksi kesalahan-kesalahannya, memperbaiki sikapnya terhadap perubahan dan lingkungan sekitarnya, akan mampu bertahan. Namun perubahan harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan prinsip yang jelas, supaya perubahan itu tidak terjadi hanya sekadar ikut-ikutan saja. Perubahan yang sama juga perlu terjadi di dalam kehidupan kita semua sebagai pribadi-pribadi Kristen, agar kita dapat ikut berjuang melestarikan kehidupan kita bersama di muka bumi ini.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 93G. Nyanyian Penutup:KJ 405 “Kaulah, Ya Tuhan, Surya Hidupku”do = es; 3 ketukKaulah, ya Tuhan, Surya hidupku;asal Kau ada, yang lain tak perlu.Siang dan malam Engkau kukenang;di hadirat-Mu jiwaku tenang!Kaulah Hikmatku, Firman hidupku;Kau besertaku dan ‘ku serta-Mu.Engkau Bapaku, aku anak-Mu;Dengan-Mu, Tuhan, ‘ku satu penuh.Kaulah bagiku tempat berteduh;Kaulah perisai dan benteng teguh.Sukacitaku kekal dalam-Mu;Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku!Tak kuhiraukan pujian fana;hanya Engkaulah pusaka baka!Raja di sorga, Engkau bagikuharta abadi, bahagia penuh!Bila saatnya kelak ‘ku menang,t’rimalah daku di sorga cerlang!Apa pun kini hendak kutemu,Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku!Syair: Be Thou My Vision, Eleanor H. Hull, 1912, berdasarkan nyanyian Irlandia abad ke-8,Penerjemah: Yamuger, 1980,Lagu: Tradisional Irlandia94 Kelas IX SMP H. Doa Aku meminta makananku sehari-hari kepada Tuhan, bukan kekayaan, supaya aku tidak melupakan yang miskin. Aku memohon kekuatan, bukan kuasa, agar aku tidak meremehkan orang kecil dan lemah. Aku memohon hikmat, bukan untuk menjadi pandai, agar aku tidak mengutuk mereka yang sederhana. Aku memohon nama yang bersih, bukan kemasyhuran, agar aku tidak mengutuk rakyat jelata. Aku memohon kedamaian hati, bukan jam-jam yang kosong, agar aku tidak gagal mendengar panggilan tugas. (Doa oleh Inazo Nitobe, seorang diplomat dan pendidik Kristen Jepang) Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 95Indahnya Lingkungan yang MajemukBahan Alkitab: Yakobus 3:16, Roma 15:1-2A. PendahuluanBerdoaDoa dipimpin oleh seorang siswaYa Tuhan Yang Maha KasihKami bersyukur untuk karunia-Mu dalam kehidupan kamiKami memohon hikmat-Mu dalam hati dan pikiran kamiAgar kami dipenuhi Roh Kudus, memahami kemajemukan kami Sehingga kami mampu memahami maksud Tuhan dalam kehidupan iniDalam nama Tuhan Yesus penebus kami. Amin. BernyanyiNyanyikanlah lagu dalam Kidung CeriaBermacam-macam AnakBermacam-macam anak di s’luruh dunia.Ada yang sawo matang, dan putih kulitnya.Yang hitam atau kuning, rambutnya pun beda.Tapi dalam hatinya sama semuanya.Ada yang makan nasi atau makan ubi,ada yang suka sagu atau suka roti,berbagai macam sayur dan ikan lauknya,tapi dalam hatinya sama semuanya.PengantarPerbedaan dan kepelbagaian adalah bagian dari kehidupan kita, sejak dunia dijadikan, dan akan terus berlanjut. Namun kemajemukan seringkali justru dirasakan sebagai ancaman, benih perpecahan, bahkan menjadi alasan untuk melakukan tindak kekerasan. Kita menjadi intoleran kepada orang atau kelompok yang berbeda dengan diri dan kelompok kita. Hidup bersama dalam kemajemukan ternyata seringkali tidak membawa kita untuk menjadi bijaksana tetapi menjadi pesaing, bahkan musuh bagi sesama. BabVIII96 Kelas IX SMP Hidup bersama dengan orang lain memang memiliki tantangan tersendiri bagi setiap individu, karena pada dasarnya manusia berbeda satu dengan yang lain. Tuhan Yesus memberikan teladan bagi anak-anak-Nya untuk dapat hidup dalam lingkungan yang majemuk, mensyukuri dan mengembangkan kemajemukan tersebut sebagai realitas warna-warni kehidupan yang indah.Kegiatan 1 : Belajar dari LaguNyanyikanlah sekali lagi, lagu dalam Kidung Ceria 184 bait 1 dan 2. Apa makna atau pesan yang kamu dapatkan dari lirik lagu yang kamu nyanyikan? Tuliskan pendapatmu!B. Kemajemukan: Dilema yang Harus DihadapiSebagai makhluk sosial kita tidak dapat menolak realitas kenyataan untuk hidup bersama dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan yang ada justru menolong kita untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya karena kita masing-masing pasti memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan. Dalam konteks ini kita perlu memahami bagaimana kehidupan remaja dalam lingkungan yang terdekat, yakni keluarga, sekolah, maupun gereja. Selanjutnya kita akan melihat lingkungan remaja dalam konteks yang lebih luas, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.Pertama-tama dalam lingkungan yang terdekat, yakni keluarga, sekolah, dan gereja. Lingkungan tersebut menunjukkan berbagai perbedaan yang berada dalam satu kesatuan. Ayah, ibu, dan anak-anak memiliki sifat, perilaku, pekerjaan, hobi, jenis kelamin yang berbeda. Di sekolah, siswa dan guru mungkin datang dari berbagai latar belakang suku, budaya, agama yang berbeda. Semuanya hidup bersama dalam dunia pendidikan. Di gereja, anggota jemaat dengan status sosial, jenis pekerjaan, usia yang berbeda, berada bersama dalam persekutuan sebagai umat Tuhan. Selanjutnya dalam lingkungan yang lebih luas yakni konteks bangsa dan negara. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai tingkat kemajemukan yang sangat tinggi di dunia. Hal ini dapat dilihat dari OLQJNXQJDQVRVLRNXOWXUDOPDXSXQDVSHNJHRJUD¿V\DQJVDQJDWEHUDJDPGDQluas. Negara Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau besar maupun kecil. Makna atau pesan yang saya dapatkan dari lagu yang saya nyanyikan adalah :Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 97Populasi penduduknya juga sangat besar yaitu yang keempat terbesar di dunia. Jumlahnya sekitar 240 juta jiwa, yang terdiri dari 300 suku, menggunakan hampir 200 bahasa daerah. Di samping itu bangsa Indonesia juga menganut agama maupun kepercayaan yang berbeda-beda, yakni agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan berbagai macam aliran kepercayaan. Kemajemukan ini, diakui atau tidak, dapat menyebabkan timbulnya bermacam SHUVRDODQVHSHUWL\DQJVDDWLQLGLKDGDSLROHKEDQJVDNLWD%HUEDJDLNRQÀLNseringkali terjadi karena ada pihak-pihak yang mengeksploitasi perbedaan-perbedaan antarsuku, agama, ras dan golongan (SARA). Belum lagi berbagai perilaku kekerasan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak asasi orang lain.Kemajemukan bangsa seringkali membuat kita berada dalam suatu dilema. Kemajemukan seperti sebuah pisau yang bermata dua: dapat menguntungkan tetapi juga dapat membahayakan. Mengapa demikian? Karena apabila kita menyadari kekayaan serta kepelbagaian yang perlu dirawat dan diberdayakan secara maksimal, kita akan menemukan warna dan dinamika positif, bahkan membanggakan. Dalam hal ini misalnya agama, kelompok etnik, budaya merupakan suatu kekayaan dan menjadi modal yang besar bagi pembangunan bangsa. Namun sebaliknya, semua itu dapat merugikan apabila kepelbagaian tersebut menjadi alat untuk mendiskriminasi, merendahkan dan usaha untuk menghilangkan pihak lain. Pada gilirannya hal itu akan menimbulkan adanya NRQÀLNKRULVRQWDO0LVDOQ\DWLPEXOQ\DNRQÀLNKRULVRQWDO\DQJWHUMDGLGLAmbon, Poso, Sampit, Lampung, dan berbagai tempat lain di Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu memahami kemajemukan yang ada di sekitar kita dan mengembangkan toleransi agar kemajemukan justru menjadi sesuatu yang positif bagi bangsa kita.Untuk tujuan itu, kita membutuhkan pendidikan yang menghormati realitas kemajemukan dalam konteks Indonesia. Baik guru maupun siswa bahkan para pengambil kebijakan di bidang pendidikan perlu memahami pentingnya pendidikan dengan wawasan kemajemukan. Mereka diharapkan menjadi agen yang dapat mengubah lingkungannya (keluarga, sekolah, lembaga agama dan masyarakat), atau dengan kata lain sebagai transformator di lingkungannya. Pada gilirannya nanti, mereka akan memberdayakan orang lain supaya memiliki wawasan dan karakter yang demokratis, menghargai kemajemukan, toleran dan manusiawi.98 Kelas IX SMP Kegiatan 2 : Pengamatan dan Curah PendapatAmatilah lingkungan di sekitarmu, baik dalam keluarga, sekolah, gereja maupun masyarakat luas! Apa yang kamu temukan? Apakah setiap orang PHPLOLNLFLUL¿VLN\DQJVDPD"$SDNDKKDQ\DDGDVDWXDJDPDDWDXEXGD\Dsaja? Apakah setiap orang memiliki pekerjaan yang sama? Apakah kamu hanya menemukan perempuan saja atau laki-laki saja? Tentu tidak, bukan? Hal inilah yang disebut majemuk.C. Kemajemukan sebagai Karunia AllahKata “majemuk” atau plural berarti lebih dari satu. Kedua kata tersebut seringkali dipakai secara bergantian, dengan arti yang sama. Pluralisme juga merupakan cara pandang dan pendekatan yang menghargai kepelbagaian suatu masyarakat yang beraneka ragam. Kita mengakui kehadiran berbagai kelompok etnik, ras, agama, dan sosial. Kita berusaha terbuka untuk menerima, menghargai, mendorong partisipasi, dan pengembangan budaya tradisional VHUWDNHSHQWLQJDQVSHVL¿NPHUHNDGDODPNHKLGXSDQEHUVDPD3OXUDOLVPHWLGDNmungkin kita hindari karena itu ada di setiap aspek kehidupan kita.Perbedaan atau kemajemukan itu adalah karunia Allah. Dalam perspektif teologis, Alkitab memberi kesaksian bahwa sejak penciptaan dunia dan manusia, Tuhan sudah mempunyai rencana yang indah bagi ciptaan-Nya. Taman Firdaus merupakan tempat tinggal manusia yang indah dan nyaman. Adam dan Hawa diberi fasilitas untuk saling mengasihi, sekaligus bertanggung jawab atas keutuhan ciptaan Tuhan. Dalam kitab Kejadian 1:26-28, diungkapkan bahwa manusia diciptakan Tuhan segambar dan serupa dengan Allah sang pencipta (imago Dei). Oleh karena itu, pada hakikatnya semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama dan setara. Tidak ada yang dapat mengklaim bahwa ia lebih berharga di hadapan Tuhan. Juga tidak Sumber : www.kidscanpress.comGambar 8.1 Kemajemukan dalam lingkungan masyarakatPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 99boleh memandang sesamanya sebagai ciptaan yang hina atau lebih rendah. Pada hakikatnya semua manusia adalah mitra dan kawan sekerja Allah, apapun agama, suku, dan golongannya.Selanjutnya Alkitab mengungkapkan bahwa Kain membunuh Habel. Lewat kisah ini Alkitab menjelaskan bahwa manusia telah gagal mewujudkan kehendak Allah untuk saling mengasihi dan memperlakukan sesamanya secara manusiawi. Secara khusus umat Tuhan diberikan dasar hukum yang menjadi standar moral untuk mengatur kehidupan yang harmonis baik hubungan vertikal dengan Tuhan, maupun hubungan horisontal dengan sesamanya. Hal ini tercantum di dalam “sepuluh hukum Tuhan” atau “Dasa Titah” (Kel. 20:1-17). Keluaran 20:1-11 menjadi petunjuk bagi kita tentang bagaimana seharusnya kita menghormati dan memelihara hubungan dengan Tuhan. Selanjutnya ayat 12-17 memberikan petunjuk bagaimana kita dapat saling menghormati dalam komunitas yang kecil (orang tua kita), dan juga dalam lingkup yang lebih besar dengan lingkungan sosial yang beragam dan latar belakang yang berbeda-beda. Dalam konteks kemajemukan tentu saja semua petunjuk dan nasihat tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi umat Tuhan atau secara eksklusif/khusus umat Israel, namun dimensi kemajemukan tersebut seharusnya juga menjadi pedoman bagi kita, khususnya dalam relasi dengan sesama yang berbeda latar belakang (suku, agama, golongan) dalam konteks kemajemukan di Indonesia.'DODP3HUMDQMLDQ%DUX¿UPDQ7XKDQ\DQJWHUNHQDODGDODK³8FDSDQBerbahagia” Tuhan Yesus yang diungkapkan dalam Khotbah di Bukit. Dalam Injil Matius Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Firman tersebut menegaskan bahwa kita semua, siapa pun juga, apapun juga agamanya dan latar belakang suku bangsanya, dipanggil untuk menghadirkan damai di dunia, Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa dalam iman serta ketaatan kepada Sang Juruselamat, kita dipanggil untuk mengasihi sesama kita. Hal itu diungkapkan Tuhan Yesus ketika Ia memberikan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:25-37). Bagian ini menjelaskan kepada murid-murid Kristus dan kita semua, bahwa kehidupan yang kudus dan beriman kepada Tuhan, ternyata tidak ditentukan seberapa jauh kita memahami hukum Tuhan (taurat Tuhan), melainkan sejauh mana kita bersedia menyatakannya kepada sesama manusia, apa pun agama, status sosial, maupun suku/rasnya. Kita terpanggil untuk memiliki dan mengembangkan kepekaan untuk menaruh belas kasihan dan bersedia membela sesama kita. 100 Kelas IX SMP Selanjutnya Tuhan Yesus memberikan perintah baru, yang tercatat di dalam Yohanes 13:34-35, yakni supaya kita saling mengasihi. Dengan demikian orang lain akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Saling mengasihi merupakan tindakan dan cara hidup untuk mewujudkan kemuliaan Tuhan kepada siapapun, apapun kelompok maupun golongannya. Kasih yang merupakan ciri khas bagi pengikut Kristus pada dasarnya adalah kasih yang memberi diri dan mau berkorban demi kebaikan orang lain. Kehidupan pengikut atau murid Kristus ditandai oleh kemauan untuk mengikuti cara hidup Kristus yang peduli dan bersedia berkorban demi kebahagiaan tertinggi manusia. Inilah yang juga diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam pemahamannya mengenai “manusia baru” (Kol. 3:9-14). Manusia baru, yaitu manusia yang telah ditebus oleh Kristus, menurut Rasul Paulus adalah manusia yang cara hidupnya tidak membeda-bedakan latar belakang, status sosial, suku maupun budayanya. Itulah yang dinyatakannya dalam Kolose 3:11Pada hakikatnya kemajemukan dapat kita temukan sejak awal kejadian alam dan segala isinya. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya. Allah kemudian memisahkan terang dari gelap dan menamai sebagai siang dan malam. Ini adalah perbedaan pertama yang nyata dalam proses Sumber : Dok. KemdikbudGambar 8.2 Tuhan Yesus Sang Guru Agung berkhotbah di atas bukit. “Berbahagialah orang yang membawa damai , karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9)Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 101penciptaan. Allah juga memisahkan air yang berada di atas dan yang berada di bawah, darat dan lautan dipisahkan dalam wilayahnya masing-masing, berbagai benda penerang dengan peranannya masing-masing, serta manusia. Apa yang akan terjadi jika di bumi ini hanya ada daratan atau lautan saja, matahari atau bulan saja di bumi, hanya ada satu jenis pohon dan binatang saja, maupun hanya ada laki-laki saja atau perempuan saja? Makhluk hidup pasti akan punah karena tidak terjadi proses regenerasi.Adam dan Hawa kemudian memiliki anak-anak yang memiliki pekerjaan yang berbeda. Kain bekerja sebagai petani, sedangkan Habel sebagai gembala kambing domba (Kej. 4:2). Hal ini menunjukkan berbagai kemajemukan yang terus berkembang seiring dengan bertambahnya umat manusia. Manusia kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, sehingga kehidupan semakin berkembang sesuai dengan lingkungan hidup masing-masing. Sejak semula Allah melihat bahwa semua yang diciptakan-Nya adalah “baik” dan “sungguh amat baik.” Kalimat ini dapat ditemukan dalam Kejadian 1:10b, 12b, 18b, 21b, 25b, 31. Kata “baik” dalam bahasa Ibrani juga berarti kesejahteraan, keselamatan, kebaikan, manfaat, keuntungan, menyenangkan. Artinya bahwa keberagaman ciptaan Allah akan mendatangkan kebaikan, manfaat, keuntungan, kesejahteraan, keselamatan. Hal ini patut disyukuri karena maksud Allah menciptakan berbagai perbedaan adalah untuk kebaikan umat manusia.Kegiatan 3: Mengamati Lingkungan SekitarSetelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitarmu, tuliskan berbagai kemajemukan yang kamu temukan dalam tabel di bawah ini!LingkunganKeluargaSekolahGerejaMasyarakat 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.Next >