< Previous152 Kelas IX SMP Salah satu tindakan nyata dari mengasihi Allah adalah mengasihi sesama. Penulis Injil Yohanes mencatat bahwa seseorang tidak dapat berkata ia mengasihi Allah jika ia tidak mengasihi saudaranya (1 Yoh. 4:12-21). Tuhan Yesus menempatkan pentingnya kasih terhadap sesama manusia langsung setelah hukum untuk mengasihi Allah. Kasih Allah memampukan orang Kristen untuk saling mengasihi dan mengasihi sesama, bahkan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Mengapa demikian? Karena kasih itu bukan berasal dari diri sendiri, melainkan karena Allah sendiri yang memampukan kita untuk melakukannya. Inilah janji yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya dan mengasihi-Nya (1 Yoh. 4:16-17). Tuhan Yesus Kristus telah memberikan makna hidup bagi kita manusia. Ia menebus dosa kita dan menyelamatkan kita. Melalui penderitaan dan kematian-Nya, manusia diperdamaikan kembali dengan Allah dan sesamanya. Kegiatan 3: Doa Penuntun Hidup BermaknaTulislah sebuah doa yang berisikan permohonanmu untuk memiliki hidup yang bermakna bagi diri sendiri dan sesama! Tulislah dengan penuh kesungguhan hati.Permohonanku........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................D. Hidup Bermakna di Lingkungan Sekolah Ketika kamu mendengar kata “sekolah”, apa yang pertama kali tebersit dalam pikiranmu? Apakah sekolah berarti bangunan dengan arsitektur tertentu ataukah para siswa dengan seragam dan perlengkapan yang dimiliki?Sekolah adalah unit sosial yang dibentuk untuk menolong kita bertumbuh dan memperoleh pengetahuan. Sebagai suatu organisasi, sekolah mempunyai suatu sistem yang terkait dengan sistem lainnya di luar sekolah. Misalnya, orang tua siswa, masyarakat di sekitar sekolah, berbagai dinas yang ada di masyarakat. Hubungan antara sekolah dengan sistem lain bersifat hubungan timbal balik dan saling mengisi. Suasana kelas di sekolah bisa hidup dan mati. Suasana yang hidup ditandai dengan para siswa yang aktif dan responsif, sedangkan suasana kelas yang mati ditandai dengan siswa yang pasif. Suasana kelas harus diusahakan hidup, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 153sehingga baik guru maupun siswa dapat menikmati kebersamaan dan menjadi berkat bagi sesamanya. Guru menjadi berkat bagi siswanya, sebaliknya siswa menjadi berkat bagi guru dan sesama siswa. Dalam lingkungan sekolah tentunya kamu juga ingin menemukan makna hidup. Banyak usaha yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekolah untuk dapat menemukan makna hidup. Dengan menemukan makna hidupnya, manusia memang menjadi bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Dalam usaha menemukan makna hidup, manusia melakukan berbagai cara. Misalnya, ada sebagian orang dalam mencari makna hidup memusatkan perhatian pada pemenuhan kebutuhan jasmani melalui harta kekayaan. Dalam lingkup sekolah, sebagian orang menganggap makna hidup dapat ditemukan dengan memiliki kepandaian dan ilmu sebanyak-banyaknya, karier dan jabatan setinggi-tingginya, gelar yang tinggi, atau pun popularitas. Semua itu tidak salah. Namun makna hidup dapat ditemukan bukan hanya dalam semua yang disebutkan tadi. Sebaliknya dalam keadaan yang menderita, maupun tertekan kita manusia juga dapat menemukan makna hidup. Penghayatan akan penderitaan dan tanggapan apa yang kamu berikan saat mengalami kesulitan akan memotivasi kamu untuk menemukan makna hidup. Di dalam iman Kristen, penemuan makna hidup dapat ditemukan pada pribadi Yesus sebagai pemberi makna hidup manusia. Tuhan Yesus, Sang Guru Agung yang selalu mengasihi dan mengajarkan kasih kepada sesama manusia, mengajarkan kepada kita bagaimana menemukan makna hidup. Yesus mengatakan, “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:25-26). Yesus rela kehilangan nyawa-Nya dalam menjalankan tugas Bapa-Nya yang di surga. Karena itulah maka hidup-Nya menjadi bermakna. Ketika kita juga menerapkan kasih di dalam kehidupan kita, maka tujuan hidup kita pun akan tercapai.Ada beberapa hal penting yang dapat membantu kamu sebagai remaja untuk memaknai hidupmu di lingkungan sekolah. Beberapa aspek tersebut antara lain:1. Makna ditentukan oleh lingkup situasi yang merupakan pengalaman dasar dalam kebermaknaan di sekolah, terutama dalam proses pengajaran dan pembelajaran. 2. Makna bagi remaja di sekolah dapat diwujudkan melalui berbagai hal yang berbeda. Hal tersebut dapat diungkapkan melalui berbagai kecerdasan (kecerdasan majemuk) yang sekaligus sebagai talenta karunia Tuhan untuk dikembangkan. Jadi, ungkapan atau aktualisasi diri tersebut tidak harus diseragamkan. 154 Kelas IX SMP 3. Motivasi belajar siswa ternyata merupakan faktor utama yang cukup bermakna dalam menentukan keberhasilan studinya. Kadar motivasi tersebut ditentukan oleh sejauh mana kebermaknaan bahan pelajaran maupun kegiatan pembelajaran dari siswa yang bersangkutan. Maka, kebermaknaan bahan pelajaran maupun proses belajar siswa memiliki SHUDQ\DQJVDQJDWVLJQL¿NDQGDODPNHEHUKDVLODQEHODMDUSDUDVLVZD4. Bahan pelajaran maupun kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi para siswa, apabila hal tersebut dihubungkan dengan pengalaman, perhatian, minat siswa dan masa depannya. 5. Siswa merupakan subjek yang utama. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar di sekolah, siswa tidak boleh menjadi objek belaka. Kamu sendiri harus menentukan kebermaknaan proses belajar-mengajar kamu di sekolah.Jadi, dapat disimpulkan bagaimana kamu memahami dan menghayati lingkungan sekolah, sangat tergantung dari tujuan dan pilihan yang kamu ambil. Apakah sekolah hanya menjadi tempat untuk mengisi waktu dalam kehidupan ini, atau untuk mengikuti keinginan orang tua, ataukah menjadi wahana yang bermakna bagi pengembangan kehidupan pribadimu, juga bagi Tuhan dan sesama. Semuanya ikut ditentukan oleh sikap kamu sendiri terhadap sekolah dan masa depan kamu. Kegiatan 4: Merangkai Kata1. Bacalah rangkaian kata-kata indah tentang arti hidup karya Andar Ismail. Kemudian pilihlah beberapa arti hidup yang kamu sukai dari tulisan tersebut dan berikan alasan mengenai hal tersebut. 2. Tulislah dengan indah Motto Hidupmu! Berikan sedikit penjelasan!Apa Arti Hidup ?Hidup adalah tantangan – hadapilahHidup adalah keindahan – kagumilahHidup adalah tragedi – tangisilahHidup adalah tugas – tekunilahHidup adalah misteri – takjubilahHidup adalah impian – wujudkanlahHidup adalah janji – penuhilahHidup adalah perlombaan – menangkanlahHidup adalah teka-teki – jawablahHidup adalah perjalanan – tempuhlahHidup adalah anugerah – syukurilahHidup adalah kenyataan – telanlahPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 155E. Kaitan Hidup Bermakna dengan Iman KristenDalam kehidupan kristiani, iman Kristen memiliki tempat yang sentral, sekaligus menjadi identitasmu, terutama di tengah orang lain yang memiliki iman yang berbeda dengan kamu. Iman juga berperan sangat penting dalam memaknai hidupmu. Lalu apa artinya iman Kristen? Mengapa kamu perlu belajar mengembangkan iman Kristen? Sejak komunitas Kristen mulai hadir dan bertumbuh, tujuan komunitas adalah untuk membantu menumbuhkan konteks agar iman dapat bertumbuh, dihayati, dan ditopang. Bukan berarti apabila kita belajar agama Kristen, maka kita akan memiliki iman. Dalam perspektif kristiani, kita menerima bahwa pada dasarnya iman berasal, dan ditumbuhkan serta dianugerahkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan Yesus mengungkapkan mengenai hal ini dalam Yohanes 15:16, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih Hidup adalah kegembiraan – bagilahHidup adalah petualangan – lakonilahHidup adalah kesempatan – manfaatkanlahHidup adalah pemberian – hargailahHidup adalah cinta – terimalah dan berilahHidup adalah perjuangan – tuntaskanlahHidup adalah penderitaan – tanggunglahHidup adalah dambaan – raihlahHidup adalah .........Motto Hidupku........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Penjelasan:........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................156 Kelas IX SMP kamu.” Selanjutnya sesuai dengan hal itu, Rasul Paulus mengungkapkan keyakinannya tentang iman Kristen dalam Efesus 2:8, “Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”. Jelas bahwa iman adalah karunia dan digerakkan oleh Tuhan, bukan karena usaha maupun kepandaian para pengajar.Memang proses belajar-mengajar tidak otomatis dan tidak berarti dapat secara langsung menyebabkan tumbuhnya iman seperti analogi orang makan obat yang dapat langsung sembuh. Iman adalah pemberian Allah. Iman EHUWXPEXKNDUHQDDGDQ\DUHVSRQVDWDXWDQJJDSDQWHUKDGDS¿UPDQNDUXQLDTuhan. Iman menjadi nyata dan efektif karena karya Roh Kudus dalam hati dan kehidupan manusia.Meskipun iman itu berasal dari Allah, Tuhan berkenan menggunakan aktivitas belajar mengajar menjadi suatu wahana dinamika di mana iman dapat berkembang dan semakin nyata, dirasakan serta hidup. Thomas Groome (1990) mengungkapkan bahwa iman memiliki tiga ranah penting yaitu sebagai suatu keyakinan, sebagai tindakan mempercayai dan sebagai tindakan atau perbuatan.1. Iman sebagai keyakinan. Di sini iman berada dalam ranah kognitif atau pemikiran. Meskipun demikian, iman tidak boleh direduksi atau dipersempit hanya pada ranah kognitif, seperti penekanan yang terjadi selama ini dalam proses belajar mengajar.2. Iman sebagai suatu tindakan mempercayai. Di sini iman berada dalam ranah afektif (menekankan perasaan) yang mempercayakan dan mempertaruhkan diri kepada Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Ungkapan ini dapat terwujud pada adanya sikap hormat, menyerahkan diri, berbakti, setia, mengasihi, dan memuliakan Allah.3. Iman sebagai suatu perbuatan. Di sini iman berada dalam ranah psikomotorik atau tingkah laku. Iman dilihat sebagai suatu tanggapan terhadap kasih Allah. Yakobus mengungkapkan bahwa “iman tanpa perbuatan adalah mati”. Perbuatan merupakan aktivitas ranah psikomotorik. Sesungguhnya kehendak Allah tidak hanya cukup dimengerti dan dirasakan, namun harus dilakukan (Mat. 7:21). Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mengintegrasikan apa yang kita percayai dengan tindakan nyata kita. Misalnya dalam memberlakukan nilai-nilai kasih, keadilan, persekutuan, kejujuran, menghargai orang lain. Dari ungkapan di atas, maka jelas bahwa ketiga aspek tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipisah-pisahkan ataupun dipersempit dengan menekankan satu aspek tertentu saja. Apabila iman seperti ini diberlakukan di kehidupan sekolah, maka hidupmu menjadi lebih bermakna.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 157F. Hidup Bermakna dengan Mengembangkan Kecerdasan MajemukRemaja sering merasa bosan dan jenuh dengan tugas-tugas dan pelajaran mereka. Ada yang merasa terlalu bodoh dalam mempelajari bahasa asing. Sedangkan yang lainnya merasa tidak mampu mengolah pelajaran-pelajaran eksakta yang dianggap terlalu ruwet dan membuat sakit kepala, yang ODLQQ\DODJLPHUDVDSHODMDUDQLOPXLOPXVRVLDOVHSHUWLVHMDUDKGDQJHRJUD¿membosankan. Kata-kata “Kamu memang bodoh!” sering membuat dirinya patah semangat. Benakah saya bodoh? Howard Gardner dari Universitas Harvard (1993), dalam Multiple Intelligences mengemukakan teori tentang kecerdasan yang meninggalkan pemahaman yang tradisional. Selama ini orang beranggapan bahwa (1) kognisi manusia bersifat satu kesatuan dan (2) setiap pribadi adalah makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat dinilai dan diukur secara tunggal. Karena itulah, umumnya program pendidikan hanya dibatasi dalam dua aspek saja, yaitu kecerdasan bahasa atau linguistik dan kecerdasan matematik. Akibatnya, bentuk-bentuk kecerdasan yang lain kurang dihargai. Siswa pun dianggap gagal apabila tidak menunjukkan “kecerdasan akademik tradisional”. Mereka kurang mendapat penghargaan, sehingga mereka sulit mewujudkan potensi-potensi mereka dan akibatnya mereka tidak percaya diri. Akhirnya, mereka larut di sekolah maupun di lingkungannya.Howard Gardner menemukan bahwa ternyata ada berbagai macam kecerdasan yang dapat diukur dengan kriteria tertentu. Menurut Gardner kapasitas manusia jauh lebih luas dan tidak hanya bertumpu kepada “teori kecerdasan tunggal”. Teori Gardner ini menolong kita untuk menghasilkan sistem pendidikan yang lebih bermakna dan terbuka terhadap berbagai kemungkinan bagi pikiran, kemampuan, dan masa depan manusia. Dalam bukunya, Frames of Mind, Gardner mengungkapkan teorinya WHQWDQJNHFHUGDVDQPDMHPXN.LQLNHFHUGDVDQPDMHPXNGDSDWGLLGHQWL¿NDVLmenjadi delapan macam yaitu: (1) bahasa, (2) logis matematis, (3) ruang, (4) tubuh kinestik, (5) musik, (6) antarpribadi, (7) intrapribadi, dan (8) naturalis. Kecerdasan majemuk tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:a. Kecerdasan bahasa. Penekanan cara berpikir biasa menggunakan kata-kata. Hal-hal yang disenangi dan berguna untuk proses belajar antara lain membaca, menulis, bercerita, permainan kata.b. Kecerdasan logis matematis. Penekanan cara berpikir memberikan alasan. Hal yang disenangi dan berguna untuk proses belajar, yaitu bereksperimen, bertanya, membuat kalkulasi, menganalisis, mendalami dan mengembangkan ilmu yang bersifat matematis.158 Kelas IX SMP c. Kecerdasan ruang. Cara berpikir menggunakan gambar dan imajinasi. Hal yang disenangi dan berguna untuk proses belajar antara lain yaitu membuat desain, menggambar, membuat visualisasi, hal-hal yang berkaitan dengan kesenian.d. Kecerdasan tubuh kinestik. Cara berpikir melalui pancaindera. Hal-hal yang disenangi dan berguna untuk proses belajar antara lain menari, EHUODULGDQPHORPSDWPHPEDQJXQVHVXDWXRODKUDJDSHUPDLQDQ¿VLNpekerjaan tangan/prakarya, hal-hal yang berkaitan dengan gerakan tubuh.e. Kecerdasan musik. Penekanan cara berpikir melalui ritme dan melodi. Hal yang disenangi antara lain menyanyi, bersiul, mengetuk dengan tangan dan kaki, mendengarkan, memainkan alat musik.f. Kecerdasan antarpribadi. Penekanan cara berpikir melalui ide-ide pribadi maupun ide dari orang lain. Hal-hal yang disenangi antara lain membuat koordinasi, memimpin, pertemuan sosial, dinamika kelompok dan lain-lain.g. Kecerdasan intrapribadi. Penekanan cara berpikir pendalaman melalui pemikiran mandiri. Hal yang disenangi antara lain membuat tujuan secara mandiri, berimajinasi, meditasi, menyenangi ketenangan, membuat proyek secara pribadi.h. Kecerdasan naturalis. Penekanan cara berpikir: melalui lingkungan. Hal-hal yang disenangi antara lain hal-hal yang berkaitan dengan alam, tumbuh-tumbuhan, hewan, lingkungan sekitar, alam terbuka, penghormatan kepada hal-hal alamiah.Ketika kita mampu mengembangkan kemampuannya yang khusus, yang tidak hanya dibatasi pada kemampuan-kemampuan tradisional seperti matematika, bahasa dan linguistik, maka kita akan mampu menemukan hidupnya lebih bermakna. Kita akan mampu lebih berperan dengan baik di tengah lingkungan sekolah dan keluarganya. Masalahnya, kecerdasan yang ODLQODLQLWXSHUOXGLWHPXNDQGLLGHQWL¿NDVLGDQGLNHPEDQJNDQ%HUGDVDUNDQkecerdasan yang dimiliki, maka dapat dikembangkan gaya belajar yang sesuai, sehingga kita akan lebih percaya diri dari pada yang lain. Kita akan menemukan bahwa ternyata hidup kita sungguh bermakna dan lebih menyenangkan, sehingga lebh besar pula kemungkinan mereka untuk mencapai sukses. Pengembangan kecerdasan majemuk juga dapat dikembangkan dalam liturgi kebaktian, khususnya untuk kebaktian di sekolah atau kebaktian remaja yang kreatif. Kebaktian seperti ini dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan Injil dalam masyarakat modern, agar kebaktian menjadi lebih menarik, relevan dan bermakna.Kegiatan 5: Penilaian DiriKenalilah kecerdasan pribadi yang kamu miliki!Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 159No Kecerdasan kuat yang kumilikiCara menggunakan kecerdasan untuk pelayanan bagi Tuhan dan sesama123Kecerdasan lemah yang kumilikiCara mengembangkan supaya hidup lebih bermakna123G. Penilaian 1. Ryan, seorang laki-laki berusia 48 tahun, minta izin kepada Mahkamah Konstitusi untuk bunuh diri (Harian Terbit, 5 Agustus 2014). Ia merasa hidupnya sia-sia, padahal ia memiliki gelar S-2. Pernahkah kamu merasakan hal yang sama? Kalau ya, apa sebabnya? Bahaslah pertanyaan ini dengan temanmu sebangku!2. Orang yang merasa hidupnya sia-sia mungkin tidak melihat apa yang dapat ia sumbangkan bagi lingkungannya. Menurut kamu, sumbangan apa yang dapat kamu berikan bagi lingkungan kamu? Bagi sekolah? Masyarakat sekitar? Gereja kamu? 3. Di sekolah, siswa yang kurang pandai dalam matematika dan sains seringkali dianggap bodoh. Apakah ada anggapan seperti itu juga di kelas kamu? Mengingat hasil penelitian Howard Gardner tentang “kecerdasan majemuk”, apakah kamu setuju dengan pendapat itu? Mengapa? 4. Lihat hasil penelitian Gardner, lalu coba sebutkan kecerdasan apa lagi yang kamu miliki! Bagaimana kamu dapat mengembangkan kecerdasan-kecerdasan tersebut? 5. Alexander Chalmers (1759-1834), seorang dokter Skotlandia yang beralih profesi menjadi wartawan, mengatakan, “The three grand essentials of happiness are: something to do, someone to love, and something to hope for.” Artinya, “Tiga hal paling mendasar untuk mencapai kebahagiaan adalah: memiliki sesuatu untuk dilakukan, seseorang untuk dicintai, dan sesuatu untuk diharapkan.” Setujukah kamu dengan pendapat Chalmers di atas? Coba jelaskan pendapat kamu! H. RangkumanSetiap orang memiliki makna hidup yang dialami dalam setiap situasi. Makna hidup harus dicari dan ditemukan sendiri oleh orang yang bersangkutan. Apabila hasrat hidup bermakna tersebut terpenuhi, orang 160 Kelas IX SMP yang bersangkutan akan merasakan kehidupannya bermakna.Kehidupan pribadi orang Kristen dapat bermakna ketika hidupnya EHUMDODQGDODP¿UPDQ$OODKKLGXSEHUSHQJKDUDSDQKLGXSEHULPDQkepada Tuhan serta menjalani hidup dalam kasih. Ketika kamu dapat menjalani hal-hal tersebut, maka kehidupanmu menjadi bermakna bagi diri sendiri, sesama, dan Tuhan.Hidup akan menjadi lebih bermakna apabila remaja dapat mengenali kecerdasan diri, bakat dan kemampuan, serta mampu mengembangkannya, untuk proses belajar.I. Nyanyian PenutupBernyanyiAku Mengasihi Engkau Yesus G Bm C GAku mengasihi Engkau YesusC D G DDengan segenap hatikuG Bm C GAku mengasihi Engkau YesusC D G D7Dengan segenap jiwaku...[reff] : G Bm.XUHQXQJNDQ¿UPDQ0XVLDQJGDQPDODPAm DKupegang printahMu, dan kulakukanG BmEngkau tahu ya Tuhan, tujuan hidupku Am D GHanyalah untuk menyenangkan hatiMuJ. BerdoaDoa LitaniLaki-laki : Terima kasih Bapa, untuk setiap rancangan-Mu bagi hidup kami.Perempuan : Pengharapan untuk hidup yang bermakna, sudah Kau beri.Laki-laki : Tuntunlah kami, agar berjalan dalam rancangan jalan-Mu,Perempuan : Bermakna bagi diri sendiri, sesama dan bagi Tuhan.Laki-laki : Bersama-Mu kami ingin mengembangkan semua kecerdasan kamiPerempuan : Talenta pemberian-Mu selalu kami syukuriLaki-laki : Dalam nama Tuhan Yesus guru kami, Amin.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 161Peranku Dalam Pengembangan MasyarakatBahan Alkitab: Matius 25:31-46 ; Yeremia 29:7A. PendahuluanBerdoaDoa LitaniGuru : Bersama Engkau, Bapa, kami dapat melalui hari-hari hidup kami.Siswa : Berkat-Mu selalu kami rasakan sampai saat ini.Guru : Hari ini kami akan belajar tentang pelayanan masyarakat kami.Siswa : Roh Kudus kiranya bekerja di tengah-tengah kelas iniGuru : Kami percaya, Tuhan akan menyertai kami dalam proses belajar - mengajar saat ini.Siswa : Hikmat yang berasal dari-Mu, memampukan kami untuk memahami pelajaran saat iniSemua : Kami bersyukur dan bermohon kepada yang Ilahi. Amin.BernyanyiKidung Jemaat No. 356:1 “Tinggallah dalam Yesus”Tinggallah dalam Yesus, jadilah murid-Nya,B’lajarlah Firman Tuhan, taat kepada-NyaTinggallah dalam Yesus, andalkan kuasa-NyaDialah pokok yang benar, kitalah ranting-Nya.Kegiatan 1: Bermain PeranBacalah Matius 25:31-46, kemudian buatlah skenario/alur cerita singkat dengan menggunakan bahasamu sendiri yang sesuai, namun kreatif berdasarkan bacaan Alkitab tersebut. Perankan di depan kelas! Tahapan:- Membuat Skenario - Latihan - Penampilan - Diskusi Dengan pimpinan gurumu, tanggapilah penampilan kelompok tentang skenario yang ditentukan!BabXIIINext >