< Previous22 Kelas IX SMP H. Nyanyian Penutup: KJ 252:1-4, ”Batu Penjuru Gereja”Do = d; 4 ketuk1. Batu penjuru G’reja dan Dasar yang esa,Yaitu Yesus Kristus, Pendiri umat-Nya.Dengan kurban darah-Nya Gereja ditebus;EDSWLVDQGDQ¿UPDQ1\DPHPEXDW1\DNXGXV2. Terpanggil dari bangsa seluruh dunia,manunggallah Gereja ber-Tuhan Yang Esa.Aneka kurnianya, esa baptisannya,esa perjamuannya, esa harapannya.3. Dilanda perpecahan dan faham yang sesat.Jemaat diresahkan tekanan yang berat.Kaum kudus menyerukan, “Berapa lamakah?”Akhirnya malam duka diganti t’rang cerah.4.Gereja takkan punah selama-lamanya,dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya.Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya,dan bertahanlah jemaat dan jaya mulia.Teks: Samuel John Stone 1839-1900Lagu:Samuel Sebastian Wesley 1810-1876Terjemahan YamugerI. Doa Penutup Tuhan, kami bersyukur atas gereja kami yang telah Engkau ciptakan di dunia. Engkau telah memanggil kami, orang-orang berdosa yang Engkau ingin pakai untuk menjadi penyalur berkat-berkat-Mu di dunia. Tolonglah kami, anak-anak-Mu, agar kami tidak menjadi orang-orang yang egois, yang hanya memikirkan dan mementingkan diri kami sendiri. Tolonglah kami agar gereja kami benar-benar dapat menjadi garam dan terang di dalam dunia. Dalam nama Tuhan kami, Yesus Kristus, kami berdoa. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 23 Gereja yang Hidup di Dunia Bahan Alkitab : Matius 28:16-20;Kisah 6:1-6; Kisah 2:44-47; 1 Korintus 11:20-34A. Pendahuluan Kegiatan 1Menyanyikan lagu NKB 200: 1-3 ”Di Jalan Hidup yang Lebar, Sempit”. Di jalan hidup yang lebar, sempit,orang sedih mengerang.Tolong mereka yang dalam gelap;bawalah sinar terang!Pakailah aku, jalan berkat-Mu,memancarkan cahaya-Mu!Buatlah aku, saluran berkatbagi siapa yang risau penat.Wartakan Kristus dengan kasih-Nya;Pengampunan-Nya penuh.Orang ‘kan datang ‘pabila engkaumenjadi saksi teguh.Seperti Tuhan memb’ri padamudan mengasihi dikau,b’ri bantuanmu di mana perlu,Yesus mengutus engkau!Syair: ”Out in the Highways and Byways of Life” / ”Make Me a Blessing”Oleh Ira B. WilsonTerjemahan: E. L. PohanLagu: George S. SchulerSebutkan apa saja kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu pada hari Minggu hingga Sabtu! Kebaktian Minggu, sudah tentu! Apa lagi? Pada hari-hari yang lain kemungkinan di gerejamu ada persekutuan rumah tangga atau persekutuan wilayah dan sejenisnya. Ada pula persekutuan remaja dan pemuda, di luar kebaktian remaja dan pemuda yang mungkin biasa diadakan setiap hari Minggu di gereja. Mungkin ada persekutuan anak sekolah Minggu. BabIII24 Kelas IX SMP Adakah persekutuan warga lanjut usia di gerejamu? Apakah semua ini juga dilakukan oleh gereja perdana saat pertama kali terbentuk? Sebutkanlah kegiatan-kegiatan apa lagi yang dilakukan oleh gerejamu, di luar semua kegiatan yang disebutkan di atas! Tuliskan jawabannya di bawah ini.………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………B. Gereja yang Memberitakan Dalam Kisah Para Rasul pasal 2 digambarkan bahwa pada hari Pentakosta yang pertama, tiga ribu orang mengaku percaya dan dibaptiskan. Semua ini dimulai ketika Petrus memberitakan tentang Yesus yang bangkit kepada orang banyak yang ada diYerusalem. Dalam Kisah 2:14 dikatakan, “Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: ‘Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.” Di kemudian hari kita sering sekali menemukan pemberitaan seperti ini. Malah kehidupan persekutuan orang Kristen selalu ditandai oleh pemberitaan atau khotbah yang disampaikan oleh orang-orang yang diberikan wewenang khusus untuk melakukannya, seperti pendeta, guru Injil, penginjil, penatua, dan lain-lain. Tugas yang mereka laksanakan disebut dalam bahasa Yunani sebagai kerugma atau “pemberitaan”. Sumber: Dok. KemdikbudLukisan oleh Benjamin West.Gambar 3.1 Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta.Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 25Kerugma sendiri sebetulnya berarti “pengumuman”, seperti yang biasanya disampaikan oleh petugas kerajaan yang menyampaikan berita-berita penting pada masa itu, karena saat itu belum ada surat kabar atau media massa lainnya.Pemberitaan apa yang disampaikan oleh gereja? Dalam contoh Kisah 2:14 kita melihat bahwa Petrus memberitakan tentang siapa Yesus itu dan apa makna kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Di dalam kebaktian-kebaktian sekarang mungkin kita mendengar berbagai pemberitaan yang lain. Misalnya khotbah yang berisi penghiburan untuk jemaat yang sedang berduka cita, atau pengajaran tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai orang Kristen, atau tentang tanggung jawab orang Kristen dalam kehidupan di masyarakat dan bagaimana menjalin hubungan dengan orang-orang lain yang berbeda keyakinan, dan lain-lain. Kegiatan 2Topik-topik apa lagi yang biasanya kamu dengar dalam kerugma di dalam kebaktian-kebaktian di gereja kamu? Coba daftarkan topik-topik yang kamu ingat di bawah ini: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………C. Gereja yang BersekutuDi atas sudah dijelaskan bahwa pemberitaan atau kerugma disampaikan dalam konteks ibadah. Itulah yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen perdana dan yang biasa kita sebut sebagai “khotbah” sekarang. Dalam Alkitab Perjanjian Baru, kita dapat menemukan 106 kata “memberitakan”. Hal ini menunjukkan bahwa kata kerja ini menempati posisi yang sentral dalam kehidupan orang Kristen. Dalam 1Korintus 1:23 kita menemukan ucapan Rasul Paulus tentang apa atau siapa yang ia beritakan, yaitu, “tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan…”Tahukah kamu bagaimana bentuk ibadah yang dilakukan orang-orang Kristen perdana? Apakah ibadah mereka sama dengan ibadah gereja kita sekarang? Tidak! Ibadah mereka sangat berbeda dengan ibadah yang kita kenal sekarang. Ibadah yang umumnya terdapat di gereja-gereja sekarang sudah berkembang jauh sehingga berbeda dengan ibadah gereja-gereja perdana.26 Kelas IX SMP Ibadah orang-orang Kristen perdana pada awalnya sangat mirip dengan ibadah orang-orang Yahudi, karena pada saat itu, orang Kristen perdana masih menganggap diri mereka tidak berbeda dengan orang Yahudi lainnya. Dalam Kisah 3:1 dilaporkan bahwa menjelang waktu sembahyang, “…yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.” Namun sejak pertama sekali, orang-orang Kristen berkumpul pada hari Minggu untuk memperingati hari kebangkitan Yesus Kristus. Bila pada awalnya mereka merayakan Sabat, lama-kelamaan pertemuan hari Minggu ini menjadi acara yang paling utama dan penting. Hari Minggu kemudian disebut sebagai “Hari Tuhan”. Itulah sebabnya dalam bahasa Portugis, hari ini disebut “Domingo” (baca: “Dominggu”), yang kemudian dialihkan menjadi bahasa Indonesia, “Hari Minggu”.Jemaat Kristen mula-mula menata peribadahan mereka sesuai dengan tata ibadah orang Yahudi. Tata ibadah ini disebut “liturgi”, yang dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani leitourgia. Kata leitourgia dalam bahasa aslinya mengandung banyak arti, antara lain “pelayanan”, “pelayanan militer”, pelayanan imam berupa “kurban dan doa kepada Tuhan”, dan “persembahan untuk menolong orang-orang miskin”. Selain itu, Kisah Para Rasul melukiskan bahwa mereka hidup dalam sebuah persekutuan yang saling berbagi. Dikatakan: 44Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. (Kis. 2 : 44-47)Sumber : www.chinaaid.org.Gambar 3.2 Gereja rumahan di TiongkokPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 27Kehidupan yang saling berbagi ini dilakukan oleh orang-orang Kristen untuk mengenang kematian Tuhan Yesus, sebab di dalam kematian-Nya itu Yesus membagikan kehidupan-Nya dengan kita manusia. Hal ini dilambangkan oleh Tuhan lewat peristiwa perjamuan makan malamnya yang terakhir bersama murid-murid-Nya. Perjamuan inilah yang hingga kini dilakukan oleh orang-orang Kristen, yang membuat ibadahnya berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi, yaitu Perjamuan Kudus. Inilah yang digambarkan oleh Kisah Para Rasul ketika di situ dilaporkan bahwa orang-orang Kristen perdana ini “memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran”. Perjamuan ini mengingatkan mereka akan persekutuan yang erat antara Tuhan dengan para murid. Melalui perjamuan itu, mereka pun terlibat di dalam persekutuan dengan Tuhan yang telah bangkit. Inilah yang disebut sebagai persekutuan atau koinonia di dalam bahasa Yunani. Kata koinonia sendiri mengandung arti yang jauh lebih mendalam daripada sekadar “persekutuan”, sebab dalam kata ini terkandung makna persekutuan, berbagi, dan hubungan yang sangat erat. Karena itu, koinonia juga dapat berarti pemberian yang dilakukan bersama-sama kepada satu sama lain, seperti yang digambarkan oleh kehidupan jemaat perdana yang membagi-bagikan kepunyaan mereka.Persekutuan ini menjadi semakin jelas ketika kita melihat bahwa selain Perjamuan Kudus, jemaat Kristen perdana ini juga mengadakan Perjamuan Kasih seperti yang dilaporkan dalam 1 Korintus 11:20-34. Dalam Perjamuan Kasih ini masing-masing anggota membawa suatu makanan tertentu yang kemudian dimakan bersama-sama dengan warga jemaat yang lainnya.Kegiatan 3: Berbagi Pengalaman Apakah di gereja kamu juga ada “Perjamuan Kasih”? Kalau tidak ada, coba bicarakan dengan teman-temanmu dan pendetamu di gereja agar gerejamu juga mengadakannya. Kalau ada, coba ceritakan pengalaman kamu dalam mengikuti acara tersebut. Dalam rangka apa acara “Perjamuan Kasih” itu diadakan? Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti acara tersebut? Tuliskan jawabanmu di bagian di bawah ini: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….....………………………………....………………………..….28 Kelas IX SMP Kegiatan 4: Mengadakan Perjamuan Kasih Perjamuan Kasih dapat diadakan sebagai bagian dari suatu kebaktian. Banyak gereja yang menyelenggarakannya sebagai bagian dari kebaktian Jumat Agung, atau kebaktian Kamis Putih, pada malam sebelum Jumat Agung. Seringkali kebaktian dilangsungkan seperti biasa, lalu setelah kebaktian selesai, seluruh jemaat ikut serta dalam Perjamuan Kasih. Setiap anggota gereja diharapkan membawa suatu jenis makanan tertentu yang biasa mereka siapkan di rumah. Jumlahnya tidak perlu banyak-banyak, melainkan cukup untuk dua atau tiga orang saja. Ketika makanan ini dikumpulkan, maka jumlahnya menjadi banyak sekali, dan semua orang dapat makan dengan cukup, bahkan juga termasuk mereka yang mungkin tidak mampu membawa apa-apa untuk dibagikan dalam Perjamuan Kasih. Perjamuan Kasih dapat diadakan dengan sederhana, sebagai sebuah makan bersama, dengan diawali dengan doa pengucapan syukur. Setelah itu setiap orang mengambil makanan untuk dimakannya, sesuai dengan kebutuhannya, sambil mengingat orang lain yang juga akan ikut serta makan. D. Gereja yang Tidak Membeda-BedakanKisah Para Rasul melukiskan kehidupan umat Kristen perdana yang indah. Mereka tidak egois melainkan membagi-bagikan harta mereka kepada semua orang dan hidup dengan secukupnya, sehingga setiap orang dapat hidup dengan kecukupan. Tidak mengherankan apabila dalam ay. 47 dikatakan bahwa “… mereka disukai semua orang”. Orang-orang yang bukan Kristen, yang ada di sekitar mereka dan melihat kehidupan kelompok baru ini, tampak senang dengan mereka. Tidak mengherankan apabila setiap hari semakin banyak orang yang bergabung dengan kelompok ini. Dalam Perjamuan Kasih ini tergambar persekutuan yang sangat erat dan mendalam antara orang-orang Kristen perdana. Tidak ada pembeda-bedaan di antara mereka. Orang-orang dari kelas atas bergabung dengan mereka yang dari kelas bawah. Orang seperti Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari rumah tuannya, disapa sebagai anak dan buah hati oleh Rasul Paulus (Surat Filemon). Dalam Galatia 3:28, Paulus mengatakan, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” Sekat-sekat yang memisahkan manusia berdasarkan ras (Yahudi dan Yunani), kelas (hamba dan orang merdeka), maupun jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), kini dihapuskan oleh kasih Yesus Kristus yang mendamaikan kita semua. Ini sebuah pernyataan yang luar biasa! Pada abad-abad pertama – bahkan sampai abad ke-20 sekalipun, kita masih sering menemukan pembeda-bedaan ini di dalam masyarakat. Orang seringkali menghina dan melecehkan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 29sesamanya berdasarkan perbedaan-perbedaan ras dan kelompok etnis. Padahal kita semua adalah manusia ciptaan Tuhan yang sama. Di dalam masyarakat, kita masih sering menemukan orang-orang yang menjauhkan diri dari orang lain yang dianggap tidak setara atau sederajat dengannya. Coba saksikan bagaimana pembagian kelas itu tampak dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang dari kelas bawah mungkin hanya dapat berbelanja di pasar-pasar yang tradisional, yang seringkali kotor dan becek, sementara mereka yang dari kelas atas lebih suka berbelanja di pasar swalayan karena lebih bersih, kering, dan terang-benderang. Pembagian ini tercipta bukan hanya karena para pembeli yang berbeda kekuatan daya belinya, melainkan juga karena tempat-tempat seperti pasar swalayan, mal-mal yang besar di kota-kota besar di negara kita seolah-olah memang dibuat untuk mereka yang dari kelas atas.Kita juga menyaksikan bagaimana masyarakat kita membeda-bedakan laki-laki dan perempuan. Di berbagai perusahaan dan kantor, misalnya, perempuan mendapatkan hanya setengah atau dua-pertiga gaji daripada yang diterima laki-laki, meskipun tugas dan pekerjaan mereka sama. Di banyak keluarga, anak-anak perempuan belum dapat menikmati kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan saudara-saudara laki-laki mereka. Dengan demikian, ketika Paulus mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi atau Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki ataupun perempuan, maka persekutuan gereja, mestinya menjadi sebuah komunitas yang ideal, cerminan manusia yang dibebaskan, dipersatukan, dan diperdamaikan oleh Yesus Kristus.Kegiatan 5Bagaimana dengan pengalaman kamu sendiri dengan gerejamu? Apakah kamu merasakan bahwa gereja kamu mencerminkan persekutuan yang digambarkan oleh Paulus, yang telah meruntuhkan sekat-sekat pemisah antara orang-orang yang ada di dalamnya? Tidak ada lagi sekat-sekat antara orang Yahudi dan Yunani (dalam konteks sekarang mungkin antara orang Kristen lama dan Kristen baru), antara hamba dan orang merdeka (antara yang miskin dan yang kaya), antara laki-laki dan perempuan? Coba tuliskan pengamatan kamu terhadap gerejamu! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………30 Kelas IX SMP Pada kenyataannya kita harus mengakui bahwa seringkali gereja gagal mewujudkan dirinya komunitas seperti yang dicita-citakan oleh Tuhan Yesus. Kita dapat menemukan banyak sekali contoh dari kehidupan sehari-hari tentang gereja yang tidak mempraktikkan apa yang diberitakannya tentang Yesus yang mendamaikan seluruh umat manusia. Sebaliknya, gereja justru terlibat dalam pembangunan sekat-sekat yang menimbulkan kecurigaan dan permusuhan satu sama lain. E. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. dan PerjuangannyaPdt. Dr. Martin Luther King, Jr. (1929-1968), seorang pendeta Gereja Baptis, adalah seorang tokoh pejuang hak asasi manusia dari Amerika Serikat. Ia berjuang untuk hak-hak orang-orang kulit hitam yang tidak dianggap sebagai manusia yang setara dengan orang-orang kulit putih, karena mereka adalah keturunan budak. Seseorang yang dilahirkan dari pasangan campuran, akan melahirkan keturunan yang selamanya dianggap “cacat”, karena darah pasangan yang berkulit hitam. Ini disebut sebagai “Aturan Setetes Darah”. Artinya, bila ada setetes saja darah orang kulit hitam pada diri seseorang, maka hal itu akan membuatnya tidak layak digolongkan sebagai orang kulit putih.Pada masa itu, orang-orang kulit hitam dilarang masuk ke tempat-tempat umum, restoran-restoran yang disediakan khusus untuk orang-orang kulit putih. Gereja mereka pun dipisahkan oleh warna kulit mereka. Ada gereja-gereja yang dikhususkan untuk orang kulit putih yang tidak boleh dimasuki oleh orang kulit hitam. Bila mereka naik bus, mereka harus duduk di belakang. Apabila ada orang kulit putih yang naik ke dalam bus itu, mereka harus berdiri dan memberikan tempat duduk mereka kepada orang itu, meskipun misalnya yang naik itu seorang laki-laki muda yang sehat dan kuat, dan orang kulit hitam itu seorang perempuan tua renta dan sakit. Padahal sebagian besar orang Amerika Serikat beragama Kristen. Mengapa terjadi pemisahan dan diskriminasi seperti itu, yang mestinya sudah dihapuskan oleh gereja perdana? Pada suatu malam yang dingin di kota Montgomery, Alabama, Amerika Serikat, pada bulan Desember 1955, seorang perempuan kulit hitam yang bernama Rosa Parks menolak untuk menyerahkan kursinya di bus kepada orang kulit putih 6XPEHUZZÀLFNUFRPGambar 3.3 Rosa Parks di bus yang tersegregasi di MontgomeryPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 31yang baru naik. Hari itu ia sangat lelah setelah bekerja seharian di sebuah toko. Karena itu ia menolak untuk berdiri. “Kamu tidak mau berdiri?” tanya sang sopir. Rosa Parks menatap lurus pada wajahnya dan berkata, “Tidak.” “Kalau begitu,” kata Blake, sopir itu, “saya akan lapor ke polisi dan kamu akan ditahan.” Dan Parks menjawab perlahan, “Silakan.” Parks ditahan dan didenda $10. Hal ini kemudian memicu gerakan antidiskriminasi besar-besaran di seluruh AS. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr., mengorganisasikan sebuah boikot bus yang kemudian menyebar di seluruh wilayah selatan AS. Selain itu, Pdt. King juga menggerakkan gereja dan orang-orang kulit hitam untuk melawan undang-undang yang menjadikan mereka bukan warga negara. Pada 28 Agustus 1963, ia mengadakan “Mars di Washington”, sebuah unjuk rasa untuk menuntut hak-hak orang kulit hitam untuk pekerjaan dan kemerdekaan. Unjuk rasa ini diikuti antara 200.000 hingga 250.000 orang, kebanyakan orang kulit hitam, tetapi juga ada beberapa ribu orang kulit putih yang bersimpati dengan perjuangan mereka. Pdt. King berulang kali menerima ancaman akan dibunuh. Rumahnya beberapa kali dibom orang yang membenci dia. Namun King tetap berpegang pada prinsipnya untuk berjuang tanpa menggunakan kekerasan. Ia bertekad untuk menggunakan cara-cara damai agar orang-orang kulit hitam memperoleh hak-hak mereka yang setara. Bagaimana Pdt. King dapat memperoleh kekuatan yang begitu hebat? Ternyata dalam hidupnya Pdt. King sangat tekun berdoa. Beberapa doanya dapat dicantumkan di sini: “Tuhan, karuniailah kami kekuatan tubuh untuk terus berjuang demi kemerdekaan. Tuhan, berikan kami kekuatan untuk tetap tidak menggunakan kekerasan, meskipun kami mungkin menghadapi maut.” Dalam sebuah doanya yang lain, Pdt. King mengatakan, “Tuhan, singkirkanlah segala kepahitan dari hatiku, dan berikan aku kekuatan dan keberanian untuk menghadapi bencana apapun yang mungkin menimpa aku.” Prinsip antikekerasan yang diberlakukan Pdt. King didasarkan pada ajaran Tuhan Yesus yang mengatakan, “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Mat. 5:39). Tentu tidak mudah memberlakukan ajaran ini di dalam kehidupan kita. Pdt. King dibunuh pada 4 April 1968 oleh orang yang membencinya. Namun menjelang ajalnya, King berkata, “Saya memaafkan orang itu.” Perjuangan Pdt. King pada tahun 1950-an hingga 1960-an itu baru terlihat buahnya ketika Barrack Obama, seorang berdarah campuran kulit putih (ibunya) dan Afrika (ayahnya), terpilih menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat terpilih pada tahun 2008. Semua ini rasanya tidak mungkin terjadi apabila Pdt. King tidak berjuang untuk hak-hak asasi orang-orang kulit hitam. Ini pun tidak mungkin terjadi, apabila Pdt. King tidak terinspirasi oleh ajaran Tuhan Yesus. Next >