< Previous42 Kelas IX SMP Dalam Kis. 6:9-7:60 kita menemukan kisah tentang kematian Stefanus sebagai martir. Sungguh menarik bila kita melihat bahwa kisah ini muncul langsung setelah kisah pengangkatan Stefanus sebagai diaken atau pelayan gereja untuk tugas-tugas sosialnya. Tampaknya ada kaitan yang sangat erat antara diakonia dengan marturia, antara pelayanan dan kesaksian. Mengapa demikian? Brian Stone, seorang teolog Amerika, mengatakan,“Kesaksian kepada syalom Allah (yang kelak disebut orang Kristen sebagai ‘penginjilan’) … dilahirkan dari persilangan kenabian antara pengharapan dan ketidakpuasan, undangan dan konfrontasi, daya tarik dan subversi. Sungguh suatu kerugian besar bagi penginjilan di zaman kita, ketika kesaksian itu kehilangan jangkarnya dalam imajinasi sosial kenabian Yahudi ini dan di dalam visi penuh pengharapan yang sepenuhnya berisifat sosial, mengarah kepada dunia ini, yang historis, terarah kepada materi, dan merujuk kepada kedamaian.”Dengan penjelasan di atas, Stone ingin menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang dilakukan oleh gereja perdana tidak dapat dilepaskan dari visi kenabian di masa Perjanjian Lama tentang masyarakat yang adil yang Allah kehendaki. Itulah sebabnya para diaken melayani orang-orang miskin dan para janda yang terlupakan. Di satu pihak mereka memberikan pengharapan kepada banyak orang yang selama ini tertindas. Namun yang menjadi masalah ialah bahwa hal ini dapat dianggap mengganggu tatanan masyarakat yang sudah terbentuk selama ini. Pertama-tama, semakin banyak orang-orang yang bergabung dengan gereja perdana. Bukan hanya itu, sebab di antara mereka yang ikut bergabung juga terdapat “sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya” (Kis 6:7). Hal ini tentu mencemaskan orang-orang Yahudi yang menolak Yesus. Selain itu, tampaknya kehadiran orang-orang helenis juga membangkitkan pertanyaan, apakah mereka harus menjadi Yahudi terlebih dahulu ataukah mereka dapat langsung menjadi Kristen? Saat itu, orang-orang Kristen masih dianggap sebagai bagian dari umat Yahudi. Karena itu, ketika semakin banyak orang-orang helenis bergabung dan tidak dituntut untuk menjadi Yahudi terlebih dahulu, muncullah kegelisahan di kalangan para pemuka Yahudi bahwa para pemimpin Kristen ini merusakkan kaidah-kaidah keagamaan umat Yahudi. Hal ini akan dibahas lebih jauh di Kelas X, namun untuk sementara ini, kita perlu mencatat bahwa para pemimpin Yahudi merasa risau dengan perkembangan kelompok yang baru ini, para pengikut Yesus. Dalam Kisah 6:11 dikatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Tuduhan para pemimpin Yahudi ini tampaknya merujuk kepada ajaran yang berkembang di kalangan orang-orang helenis, bahwa mereka dapat langsung menjadi Kristen tanpa harus menjadi Yahudi terlebih dahulu. Hal inilah yang dianggap sebagai hujat terhadap Musa Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 43dan Allah. Ajaran Stefanus dianggap telah melecehkan ajaran Taurat yang selama ini menduduki tempat yang utama dalam kehidupan seorang Yahudi. Itulah sebabnya, “mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama” (Kis. 6:12). Akibatnya, Stefanus ditangkap, diadili, dan dirajam sampai mati. Stefanus pun menjadi martir Kristen pertama. E. Pelayanan Sosial Gereja dan Tantangannya Pelayanan sosial gereja yang memberdayakan tampaknya akan selalu menimbulkan kontroversi dan tantangan. Tidak selamanya orang bersuka cita apabila melihat orang lain diberdayakan. Ada pihak-pihak tertentu yang selama ini memetik keuntungan dari ketidakberdayaan orang lain yang merasa sangat terganggu. Itulah yang kita lihat dalam Bab 3 yang lalu, ketika Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. berjuang demi kesetaraan kedudukan dan status orang-orang kulit hitam dengan orang kulit putih. Dia pun menghadapi banyak musuh, bahkan sampai akhirnya ia ditembak mati karena perjuangannya untuk memperjuangkan hak-hak asasi orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat. Mengapa demikian? Selama orang-orang kulit hitam dianggap lebih rendah daripada orang kulit putih, orang-orang kulit putih dapat memperlakukan mereka dengan semau-mau mereka. Mereka dapat diberi upah yang sangat rendah sementara pada saat yang sama mereka tidak memperoleh jaminan-jaminan sosial yang menjadi hak-hak mereka. Apa yang terjadi di Amerika Serikat pada masa-masa tahun 1960-an dan sebelumnya, dapat pula kita saksikan terjadi di masa kini. Ketika orang-orang miskin tidak berdaya, mereka dapat dijadikan pekerja kasar dengan gaji yang sangat rendah. Mereka pun tidak mendapatkan jaminan-jaminan kehidupan yang paling mendasar, seperti bantuan kesehatan, tunjangan hari tua, dan lain-lain. Mereka hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh di pabrik, petani penggarap yang bekerja untuk para pemilik sawah, TKI/TKW di luar negeri, dan lain-lain.Sekarang, bacalah berita di bawah ini: Melalui Biro Pelayanan Buruh Lembaga Daya Dharma (BPB-LDD), Keuskupan Agung Jakarta membantu buruh yang bekerja dengan sistem kontrak dan outsourcing di sejumlah perusahaan manufaktur.Biro ini telah membuat Forum Buruh Bangkit untuk buruh kontrak dan outsourcing di kawasan Tangerang. Lewat forum ini, mereka diajak mempersiapkan UU Ketenagakerjaan yang baru, karena UU yang sekarang amat melemahkan buruh.44 Kelas IX SMP Kelompok-kelompok buruh kontrak dan outsourcing pun mulai terbentuk di daerah Tigaraksa, Tangerang. Aktivitas ini dimulai tahun ini. BPB-LDD juga sedang merintis pembentukan kelompok buruh di kawasan Jatake, Tangerang.Melalui kelompok-kelompok ini, BPB-LDD mendampingi buruh kontrak dan outsourcing dengan memberikan beragam pelatihan seperti pengelolaan ekonomi rumah tangga (ERT). “Konkretnya, bagaimana mereka dapat mengatur pendapatan yang relatif kecil itu,” urai Lukas Gathot Widyanata, aktivis perburuhan dan pekerja di BPB-LDD saat ditemui di Kantor LDD, Jakarta Pusat.Dengan dukungan dari berbagai pihak, biro ini juga memberikan pelatihan usaha kecil atau wirausaha, koperasi, dan keterampilan lainnya. “Tujuannya, mereka dapat memperoleh tambahan penghasilan,” imbuh Gathot. Di Tigaraksa ini, BPB-LDD mendampingi buruh kontrak dan outsourcing yang tersebar di beberapa pabrik, seperti pabrik makanan, sepatu, kaleng, bolpoin, kosmetik, sabun, dan garmen.Pendampingan yang dilakukan tidak melulu pada buruhnya saja, tetapi meluas sampai pendampingan keluarga. “Mimpi kami adalah membentuk serikat buruh berbasis buruh kontrak dan outsourcing. Tapi tak hanya mendampingi advokasi hak-hak buruh saja, juga mendampingi ekonomi rumah tangga para buruh,” papar Gathot.Nah, selain apa yang sudah dilakukan oleh Keuskupan Agung Gereja Katolik Roma di Jakarta, apakah ada lagi orang-orang yang bersedia menolong dan memberdayakan orang-orang seperti ini? Tahukah kamu, gereja-gereja mana lagi yang sudah melakukannya? Coba tanyakan kepada orangtuamu atau pendetamu di gereja, sejauh mana gerejamu sudah bekerja keras untuk memberdayakan orang-orang yang terpinggirkan, lalu tuliskan jawaban kamu di bawah ini: …………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….…Dalam Yoh. 15:18-19 dikatakan bahwa pengikut Kristus akan banyak menghadapi tantangan dalam hidupnya. Antara lain mereka akan dibenci dan dimusuhi dunia. Menurut kamu, mengapa hal ini dapat terjadi? Hal-hal apa lagi yang dapat membuat pengikut Kristus menghadapi tantangan berat di dunia? Apakah kamu siap menghadapi tantangan seperti itu? Diskusikan pertanyaan ini dengan teman-temanmu dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Lalu tuliskan jawaban kalian di bawah ini: Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 45…………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….…Kegiatan 3: Menyanyikan lagu Kidung Jemaat 434 “Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih”Ref.:Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi Firman-Nya.Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi Firman-Nya.1. Kamu dalam dunia, bukan dari dunia,Kamu dalam dunia, bukan dari dunia,Akulah yang memikul sengsaramu2. “Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya.Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya:Aku yang mendamaikan sengketamu.”3. “Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya.Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya:demikian kasih-Ku di dalammu.”4. “Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu.Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu:Aku ‘kan besertamu selamanya.”Bait pertama lagu ini mengingatkan kita siapakah kita sebagai orang Kristen yang hidup di dunia. “Kamu dalam dunia, bukan dari dunia” dalam bait ini mengingatkan kata-kata Yohanes dalam Injilnya, “Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu” (15:19).Bagaimana pendapat kamu tentang hal ini? Kesaksian Kristen apakah yang mungkin akan melahirkan tantangan yang berat, bahkan permusuhan yang datang dari dunia? Ada kalanya orang Kristen dimusuhi dan tidak disukai orang lain ketika ia mengisahkan pengalaman imannya dan menganggapnya sebagai satu-satunya pengalaman iman yang sahih. Atau ia menceritakan tentang agama dan keyakinannya sebagai satu-satunya agama yang terbaik, sementara semua agama yang lain sesat dan sia-sia. Bagaimana sikap kamu dalam menghadapi keadaan seperti ini? Apakah kamu akan ikut saja dengan dunia, supaya dunia menyukai kamu? Coba diskusikan hal ini dengan temanmu sebangku dan tuliskan jawaban kamu di bawah: 46 Kelas IX SMP ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………F. Penilaian1. Pelayanan yang dilakukan oleh Fransiskus Xaverius boleh dibilang “aman”, karena tidak menimbulkan tantangan apapun. Menurut kamu, mengapa hal itu dibilang “aman”? 2. Pelayanan gereja ternyata dapat membangkitkan masalah dari orang-orang yang sebelumnya merasa diuntungkan oleh keadaan yang lama. Menurut kamu, apa yang harus dilakukan gereja supaya pelayanannya tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat? 3. Bait ketiga dari lagu di atas mengatakan, “Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya”. Coba bandingkan dengan Yoh. 12:24 yang berbunyi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Menurut kamu, apa maksud kata-kata ini?4. Susunlah sebuah program pelayanan bagi masyarakat yang dapat dilaksanakan oleh orang muda atau remaja di gerejamu dengan tujuan untuk memberdayakan mereka. Misalnya, membuat sebuah taman bacaan masyarakat, melakukan penyuluhan tentang menjaga kebersihan lingkungan dan pelestarian alam, dan lain-lain.G. RangkumanTugas diakonia (pelayanan) dan marturia (kesaksian) gereja adalah dua tugas yang tidak dapat diabaikan. Kedua-duanya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan seorang Kristen sebagai murid Kristus. Dengan kata lain, menjadi murid Kristus selalu menuntut seseorang untuk melayani dan memberikan kesaksian kepada dunia tentang apa yang telah dilakukan Yesus Kristus bagi umat manusia dan seluruh alam semesta. Bersaksi ternyata tidak cukup hanya dengan berkata-kata atau menceritakan kepada orang lain apa arti keselamatan yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus kepada kita. Bersaksi ternyata harus diwujudkan lewat tindakan dan perbuatan, antara lain dengan menolong sesama agar mereka pun merasakan arti kemerdekaan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Kemerdekaan itu harus dipahami bukan hanya dalam arti rohani seperti kebebasan dari dosa, melainkan juga kebebasan dari belenggu-belenggu Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 47yang menyebabkan orang menjadi lemah, bodoh, tidak berdaya, dan dieksploitasi. Seperti yang dikatakan oleh nabi Yesaya,….supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! (Yes. 58:6-7).Inilah kabar sukacita yang diberitakan Tuhan Yesus lewat pemberitaan Injil dan pelayanan-Nya. Ia menyembuhkan orang yang sakit, memberikan makan kepada yang lapar, menjadi sahabat bagi mereka yang tersingkirkan, dan lain-lain. Kabar sukacita yang ini benar-benar merupakan kabar yang memerdekakan, yang nyata dan langsung dirasakan oleh orang-orang di sekitar-Nya.H. Lagu Penutup: Mari menyanyikan lagu NKB 210 “‘Ku Utus ‘Kau”1. ‘Ku utus ‘kau mengabdi tanpa pamrih,berkarya t’rus dengan hati teguh,meski dihina dan menanggung duka;‘Ku utus ‘kau mengabdi bagi-Ku.2. ‘Ku utus ‘kau membalut yang terluka,menolong jiwa sarat berkeluh,menanggung susah dan derita dunia.‘Ku utus ‘kau berkurban bagi-Ku.3. ‘Ku utus ‘kau kepada yang tersisih,yang hatinya diliputi sendu,sebatang kara, tanpa handai taulan.‘Ku utus ‘kau membagi kasih-Ku.4. ‘Ku utus ‘kau, tinggalkan ambisimu,padamkanlah segala nafsumu,namun berkaryalah dengan sesama.‘Ku utus ‘kau bersatulah teguh.48 Kelas IX SMP 5. ‘Ku utus ‘kau mencari sesamamuyang hatinya tegar terbelenggu,‘tuk menyelami karya di Kalvari.‘Ku utus ‘kau mengiring langkah-Ku.Coda:Kar’na Bapa mengutus-Ku, ‘Ku utus ‘kauSyair: “So Send I You”Oleh E. Margaret ClarksonPenerjemah: Tim Nyanyian GKILagu: John W. PetersonI. Doa Penutup Kami sadar ya Tuhan, bahwa Engkau tinggal bersama orang-orang yang paling hina di muka bumi ini, bahwa Engkau duduk di tumpukan debu di antara mereka yang tinggal di permukiman-permukiman kumuh dan di penjara, bahwa Engkau hadir bersama remaja-remaja bermasalah dan para tuna wisma, bahwa Engkau berkerumun bersama para pengemis yang mengais makanannya, bahwa Engkau menderita bersama mereka yang sakit, dan bahwa Engkau berdiri antre bersama mereka yang menganggur. Kiranya kami disadarkan bahwa ketika kami melupakan para pengangguran, maka kami pun telah melupakan Engkau. Amin. (Doa oleh Toyohiko Kagawa, teolog Jepang yang melayaniorang-orang miskin, para buruh, pelacur, dan lain-lain.) Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 49Gereja yang Bergumul di DuniaBahan Alkitab: Matius 5:3-12; 5:46-48; 21:28-31; Filipi 3:17-21; 1 Petrus 2:9-12A. Pendahuluan Kegiatan 1Menyanyikan KJ 260 “Dalam Dunia Penuh Kerusuhan”OD ¿VNHWXN1. Dalam dunia penuh kerusuhan, di tengah kemelut permusuhan datanglah Kerajaan-Mu; di Gereja yang harus bersatu, agar nyata manusia baru, datanglah Kerajaan-Mu! Datanglah, datanglah, datanglah Kerajaan-Mu!2. Memerangi gelap kemiskinan, menyinarkan terang keadilan datanglah Kerajaan-Mu; di lautan, di gunung, di ladang dan di badai, di pasar, di jalan datanglah Kerajaan-Mu! Datanglah, datanglah, datanglah Kerajaan-Mu!3. Dalam hati dan mulut dan tangan dengan kasih, dengan kebenaran datanglah Kerajaan-Mu; kar’na Kaulah empunya semua, demi Kristus umat-Mu berdoa: datanglah Kerajaan-Mu! Datanglah, datanglah, datanglah Kerajaan-Mu!Syair dan lagu: H.A. Pandopo, 198Adakah di antara teman-temanmu di kelas ini yang bukan warga negara Indonesia? Bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kewarganegaraan kamu? Menurut kamu, apakah artinya menjadi warga negara Indonesia? Apakah tanggung jawab yang kamu miliki sebagai warga negara Indonesia? Tuliskan jawaban kamu di bawah ini: ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................BabV50 Kelas IX SMP Kalau kamu seorang Kristen, seharusnya kamu mempunyai sebuah kewarganegaraan lain, yaitu warga negara Kerajaan Sorga. Pernahkah kamu mendengar ungkapan tersebut? Apakah artinya itu? Diskusikanlah pertanyaan ini dengan teman kamu sebangku, dan tuliskan jawaban kamu di bawah ini: ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................B. Kerajaan Sorga dalam Pemberitaan Yesus “Kerajaan Sorga”, yang sering pula disebut sebagai “Kerajaan Allah”, adalah inti pemberitaan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya di muka bumi. Dalam Matius 9:35 dikatakan, “ Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” Istilah “Kerajaan Sorga” sebetulnya sama saja dengan istilah “Kerajaan Allah” yang lebih banyak digunakan oleh Markus dan Lukas dalam Injil mereka dibandingkan dengan Matius. Nah, apakah arti “Kerajaan Sorga” atau “Kerajaan Allah” itu sebenarnya? Apakah ini suatu tempat di sorga kelak yang disediakan untuk para pengikut Yesus? Apakah ini sama dengan suatu pemerintahan tertentu di dunia? Atau dengan gereja tertentu? Dalam Lukas 17:21, Tuhan Yesus mengatakan bahwa “… sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Apakah maksudnya ini? Graeme Goldsworthy, seorang teolog Australia, secara sederhana PHQGH¿QLVLNDQ.HUDMDDQ6RUJDVHEDJDL³XPDW$OODK\DQJDGDGLWHPSDW$OODKdan dipimpin oleh pemerintahan Allah.” Dengan kata lain, Kerajaan Sorga itu bukan suatu tempat yang ada di sorga. Bukan pula suatu wilayah tertentu di muka bumi, melainkan suatu keadaan ketika sekelompok orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah dan bertindak sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Hal ini menjadi jelas ketika kita membaca dalam Mat. 7:21 yang memuat kata-kata Tuhan Yesus, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Jadi, sekelompok orang Kristen dalam sebuah gereja dapat saja tidak mencerminkan hidupnya sebagai warga Kerajaan Sorga apabila mereka tidak menjalankan kehendak Bapa yang di sorga. Misalnya, mereka bertengkar PHOXOXVDOLQJPHPEHQFLVDOLQJPHORQWDUNDQ¿WQDKEDKNDQGDSDWMDGLSXODsaling berkelahi dan membunuh. Jelas semua ini bertentangan dengan kehendak Bapa di sorga. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan, “Jika hidup keagamaanmu Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 51tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat. 5:20) Sebaliknya, mungkin pula ada orang yang kata-katanya menolak apa yang diinginkan oleh Tuhan, namun dalam hidupnya ternyata mencerminkan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus menceritakan sebuah perumpamaan demikian: 28“Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 29Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 30Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 31Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat. 21:28-31).Perumpamaan ini menceritakan kepada kita kisah dua orang kakak-beradik. Yang pertama menyatakan bersedia membantu ayahnya di ladang, namun ternyata ia tidak pergi. Anak yang kedua menolak pergi, namun kemudian ia menyesal dan pergi juga. Anak yang sulung seringkali diartikan sebagai orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka mengaku mau melaksanakan kehendak Allah di sorga, namun pada praktik hidup mereka sehari-hari malah mereka tidak melakukannya. Anak yang kedua, seperti dalam kisah perumpamaan “Anak yang Hilang” (Luk. 15:11-32), adalah orang-orang bukan Yahudi yang menolak melaksanakan kehendak Allah di sorga, namun kemudian menyesal dan bertobat serta melaksanakannya di dalam hidupnya. Dari perumpaaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa sekadar berkata “ya” kepada Tuhan, namun tidak menjalankan kehendak-Nya tidaklah cukup. Sekadar mengaku percaya namun tidak melaksanakan perintah-perintah Tuhan, tidaklah cukup. Kegiatan 2:1. Bagaimana pemahaman kamu tentang “Kerajaan Sorga” sebelum pelajaran ini? Apakah sama dengan apa yang dibahas di sini? Kalau berbeda, coba jelaskan bagaimana! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………2. Pernahkah kamu menemukan orang-orang yang berkata “ya” kepada Tuhan, tetapi tidak menjalankan apa yang Ia kehendaki, dan sebaliknya Next >