< Previous148 Kelas IX SMP/MTs a. Telaah Teks TantanganGuru meminta siswa membaca teks tantangan berikut dengan cermat! Dilema Kenaikan Tarif Dasar Listrik IndustriSumber: www.antaranews.comGambar 3.8: Perusahaan Listrik Negara (PLN)Mulai 1 Mei 2014 pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melakukan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) bagi kalangan industri besar. Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No.9 Tahun 2014 yang mengatur kenaikan tarif listrik industri besar secara bertahap. Permen ESDM itu menyebutkan penyesuaian tarif listrik telah mendapat persetujuan Komisi VII DPR pada saat rapat dengan Menteri ESDM pada 21 Januari 2014. Kemudian, aturan tersebut ditandatangani Menteri ESDM, Jero Wacik pada 1 April 2014.Dalam lampiran Permen ESDM disebutkan kenaikan tarif industri besar dilakukan dalam empat kali, yakni 1 Mei, 1 Juli, 1 September, dan 1 November 2014. Kenaikan tarif berlaku untuk industri skala besar yang memakai listrik bertegangan menengah dengan daya di atas 200 kVA atau golongan I-3 khusus perusahaan berstatus terbuka, dan pemakai tegangan tinggi dengan daya di atas 30.000 kVA atau golongan I-4.Sejak wacana ini merebak, dunia usaha menyatakan keberatan dengan kebijakan ini. Gagasan kenaikan TDL itu pun langsung menuai protes dari kalangan pengusaha dan industri, Bahasa Indonesia 149salah satunya dari industri tekstil. Kalangan industri tekstil resah menanggapi keputusan pemerintah menaikkan TDL industri. Pengusaha pun telah berancang-ancang menaikkan harga jual produknya untuk mengimbangi melambungnya biaya produksi.Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat, memperkirakan harga produk tekstil akan naik sekitar 15 persen untuk mengimbangi naiknya biaya produksi akibat kenaikan TDL.“Kenaikan harga produk itu justru menguntungkan importir tekstil yang tidak mengalami kenaikan harga di negara asal. Maka, produksi tekstil impor akan lebih membanjiri pasar dalam negeri,” kata Ade. Oleh karena itu, ia memandang kenaikan tarif listrik industri ini bersifat kontraproduktif dengan keinginan pemerintah menggalakkan investasi di Indonesia. Ade membandingkan kebijakan listrik di Indonesia dengan di Korea Selatan, yang justru memberi tarif lebih murah kepada industri ketimbang pelanggan rumah tangga.Reaksi serupa pun disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang menilai kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik industri bagi pelanggan I-3 dan I-4 berdampak pada melemahnya daya saing industri dalam negeri.“Kami sudah mengajukan keberatan dan usulan penundaan kenaikan tarif listrik itu. Karena kenaikan TDL itu berakibat pada biaya produksi yang akan menjadi tinggi, dan hal itu tentu nantinya akan berakibat pada menurunnya daya saing industri nasional,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulistyo.Terkait langkah untuk menghadapi kenaikan tarif listrik industri yang sudah terlanjur ditetapkan itu, Suryo Bambang Sulistyo mengatakan para pengusaha industri mungkin akan menempuh berbagai cara, antara lain dengan memotong biaya operasional atau menaikkan harga jual produk.Namun, ibarat makan buah simalakama, cara apa pun yang ditempuh sepertinya selalu ada dampak negatifnya. “Investor kan memerlukan keuntungan yang layak, kalau biaya operasional semakin tinggi, mau tidak mau kami harus menaikkan harga jual produk,” ujar Suryo. 150 Kelas IX SMP/MTs “Tetapi kan tidak semua industri bisa melakukan cara itu. Bila produknya terlalu mahal, yang ada konsumen tidak ada yang mau membeli. Jadi, ini memang serba susah bagi kalangan industri,” lanjutnya. Ia menambahkan, bila situasinya sudah terlalu sulit, kalangan industri akhirnya harus menempuh cara yang realistis, yakni mulai dari menutup usahanya, melakukan relokasi, hingga melakukan PHK untuk menekan biaya.Ketika ditanya mengenai kemungkinan upaya relokasi oleh beberapa pengusaha dan investor, Suryo memperkirakan hal itu mungkin saja terjadi.“Kalau sudah terlalu memberatkan untuk berusaha di Indonesia, bisa saja para pengusaha dan investor itu memindahkan usahanya ke negara lain. Inilah yang harus kita cegah, jangan sampai ini terjadi karena dampaknya juga tidak baik bagi perekonomian nasional,” ungkapnya.Walaupun demikian, Ketum Kadin itu memaklumi kebijakan kenaikan tarif listrik industri yang dikeluarkan pemerintah, tetapi ia mendesak pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk dapat PHQLQJNDWNDQH¿VLHQVL“Kami sangat prihatin dengan kenaikan TDL untuk industri ini, tetapi kami juga bisa memahami mungkin pemerintah melihat subsidi listrik dan BBM itu cukup berat. Namun, kami ingin PLN OHELKEHUXSD\DPHQLQJNDWNDQH¿VLHQVLQ\D´XFDS6XU\R“Jangan kalau ada apa-apa cuma pengusaha yang disuruh menanggung. Padahal, di PLN sendiri masih banyak yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya dengan meningkatkan H¿VLHQVL´WHJDVQ\D0HQXUXWGLDH¿VLHQVLLWXGDSDWGLODNXNDQVDODKVDWXQ\Ddengan mengonversi penggunaan bahan bakar diesel ke gas. Untuk kenaikan tarif listrik industri secara bertahap sampai akhir 2014, Suryo mengatakan pihaknya akan mengajukan agar pemerintah dapat menangguhkan hal itu untuk sementara.Terkait kompensasi yang diharapkan dari pemerintah bagi kalangan industri besar untuk menghadapi kenaikan TDL itu, ia mengaku pihaknya belum memikirkan kompensasi yang paling tepat. Bahasa Indonesia 151“Kami belum memikirkan sejauh itu, tetapi seyogyanya pemerintah memikirkan juga kompensasi yang bisa diberikan, baik berupa penurunan pajak atau kebijakan khusus yang lebih PHULQJDQNDQVHSHUWLLQVHQWLI¿VNDODWDXLQVHQWLIPRQHWHU´katanya.“Bagaimanapun, pemerintah punya tanggung jawab untuk membuat iklim usaha yang sekondusif mungkin demi pembangunan ekonomi nasional,” ujar Suryo. Editor: Fitri Supratiwi(Diolah dari Sumber: http://www.antaranews.com/berita/432105/dilema-kenaikan-tarif-dasar-listrik-industri)1) Telaah Struktur Teks Tantangan6HEHOXPPHQJLGHQWL¿NDVLGDQPHQHODDKWHNVWDQWDQJDQ³'LOHPDKenaikan Tarif Dasar Listrik Industri”, siswa diminta membaca teks tersebut secara berkelompok dengan cermat. Tiap kelompok terdiri atas 3—5 siswa. .HPXGLDQVLVZDGLPLQWDPHQJLGHQWL¿NDVLVWUXNWXUWHNVWHUVHEXWa) Struktur TeksSetelah membaca teks tantangan “Dilema Kenaikan Tarif Dasar Listrik Industri”, tentukan bagian isu; argumen menentang; dan simpulan. Kamu cukup mengisi tabel berikut ini.Struktur Teks Tantangan “Dilema Kenaikan Tarif Dasar Listrik Industri”Struktur TeksTeksIsu (masalah)……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………152 Kelas IX SMP/MTs Argumen Menentang…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Simpulan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………b) Fungsi Sosial Teks TantanganPada bagian ini siswa harus bisa menjawab apa fungsi sosial teks tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diminta mengemukakan pendapatnya di depan kelas atau dalam forum diskusi di kelas. Guru memberi tahu siswa bahwa fungsi sosial teks tantangan “Dilema Kenaikan Tarif Dasar Listrik Industri”, antara lain, adalah cara menyanggah dampak kenaikan tarif dasar listrik bagi industri secara bijak dengan memaparkan argumen-argumen yang meyakinkan. Menurut saya, fungsi sosial teks tantangan “Dilema Kenaikan Tarif Dasar Listrik Industri” adalah sebagai berikut.…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Bahasa Indonesia 153…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………c) Telaah Unsur KebahasaanPerlu siswa ketahui bahwa teks tantangan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas. Ciri-ciri kebahasaan itu, antara lain, penggunaan kalimat sanggahan dan kalimat penolakan. Pilihan kata yang akan digunakan juga menggambarkan unsur sanggahan dan penolakan. Pilihan kata sanggahan, antara lain, kurang sependapat, perlu ditinjau kembali, belum sesuai; sedangkan pilihan kata penolakan, antara lain, adalah tidak setuju, kurang setuju, tidak sependapat, menolak, membantah. 6HODQMXWQ\DVHFDUDEHUNHORPSRNVLVZDGLPLQWDPHQJLGHQWL¿NDVLGDQmenulis kembali kalimat sanggahan dan kalimat penolakan yang ada di dalam teks tersebut.1) Kalimat Sanggahan1. ………………………………………………………………………………2. ………………………………………………………………………………3. ………………………………………………………………………………4. ………………………………………………………………………………5. ………………………………………………………………………………6. ………………………………………………………………………………7. ………………………………………………………………………………8. ………………………………………………………………………………9. ………………………………………………………………………………10. ………………………………………………………………………………154 Kelas IX SMP/MTs 2) Kalimat Penolakan1. ………………………………………………………………………………2. ………………………………………………………………………………3. ………………………………………………………………………………4. ………………………………………………………………………………5. ………………………………………………………………………………6. ………………………………………………………………………………7. ………………………………………………………………………………8. ………………………………………………………………………………9. ………………………………………………………………………………10. ……………………………………………………………………………… b. Merevisi TeksPada bagian ini siswa diminta untuk merevisi sebuah teks tantangan. Revisi dapat berupa kesalahan ejaan, pilihan kata, atau kalimat. Di samping itu, siswa harus bisa merevisi sebuah teks yang struktur teksnya tidak sesuai dengan struktur teks tantangan. Teks yang akan siswa revisi adalah sebagai berikut.Pembatasan Solar Bersubsidi Dinilai Repotkan WargaSumber: SPBU/MI_Atet Dwi PramadiaGambar 3.9: Mesin pengisi bahan bakar minyakP.T. Pertamina mulai memberlakukan penghapusan penjualan solar bersubsidi disetiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jakarta pusat. Sementara itu, diwilayah Jakarta lainnya Bahasa Indonesia 155di lakukan pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi. Hal ini menuai kecaman sejumlah masyarakat. Seorang warga di Jakarta Timur mengatakan bahwa pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi ini sangat merepotkan.Warga Jati Bening, Jakarta Timur, itu mengaku kerepotan dengan adanya penghapusan penjualan solar bersubsidi disejumlah tempat. Ia terpaksa berputar-putar untuk mencari SPBU yang menjual solar ber subsudi.Hal yang sama juga di sesalkan pengemudi angkutan umum 26 Jakarta Timur. Dia dan rekannya mengaku kesulitan menyari SPBU yang menjual solar bersubsidi. Menurutnya, sejumlah tempat SPBU 33 13401 Kalimalang di ketahui telah memberlakukan pembatasan penjualan solar sejak pukul 00.00 tadi malam. Biasanya, SPBU itu melayani pembelian solar bersubsidi untuk truk, mikrolet, atau angkutan umum lainnya.Penjaga SPBU, Yuliana mengaku sosialisasi pembatasan penjualan solar ber subsidi telah di lakukan sejak lama dengan menempelkan pengumuman berupa poster dan pemberitahuan langsung. Namun masih banyak masyarakat yang tidak tahu.(Sumber: http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/08/04/273178/pembatasan-solar-bersubsidi-dinilai-repot-kan-wargaSupaya dapat merevisi teks tantangan dengan baik, siswa diminta membaca teks tersebut dengan cermat. Siswa diminta memperhatikan kata-kata yang dicetak miring. Guru memberi tahu siswa bahwa di dalam teks itu banyak dijumpai kesalahan, terutama ejaan dan bentuk kata. Struktur teksnya pun belum menggambarkan struktur teks tantangan. Untuk itu, pada bagian ini, secara berkelompok, siswa diminta merevisi teks tersebut sehingga menjadi teks tantangan yang benar dan penggunaan unsur kebahasaan pun juga benar.Tugas 4 Meringkas Teks TantanganPada Tugas 4 ini siswa diminta meringkas teks “Pembatasan Solar Pengaruhi Kesejahteraan Buruh” dalam beberapa paragraf. Setiap paragraf terdiri atas lima atau enam kalimat. Cara meringkas dapat dilakukan siswa dengan mencatat ide-ide pokok yang ada di dalam teks itu, kemudian siswa diminta membuat ide-ide pokok itu menjadi kalimat. Kalimat yang dibuat 156 Kelas IX SMP/MTs harus kalimat siswa sendiri, tidak diambil secara utuh dari kalimat di dalam teks. Siswa perlu mengetahui bahwa dalam membuat ringkasan siswa harus memulai dengan pengantar, isu; argumen menentang; dan simpulan. Teks yang akan diringkas siswa adalah sebagai berikut.Pembatasan Solar Pengaruhi Kesejahteraan Buruh Sumber:http://beritafotojakarta.wordpress.com/2013/07/21/buruh-perempuan-desak-pemerintah-turunkan-harga-pangan/Gambar 3.10 Buruh sedang berdemonstrasiPembatasan pembelian solar bersubsidi diyakini tidak hanya mempersulit teknis operasional awak angkutan saat membeli komoditas tersebut. Lambat laun, hal itu juga akan mempengaruhi berbagai komponen harga. Ujung-ujungnya, hal itu juga akan merembet ke kesejahteraan buruh.Pernyataan tersebut disampaikan Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Kabupaten Kudus, Slamet Machmudi, kepada suaramerdeka.com, Jumat (8/8). Bahasa Indonesia 157Ditambahkannya, persoalan itu diharapkan dapat disikapi secara serius. “Kendala yang dihadapi di sektor pengangkutan akan memberi dampak berantai pada berbagai sendi kehidupan lainnya,” katanya.Dia menambahkan, pembatasan waktu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar akan mempengaruhi harga barang dan jasa. Mengingat barang kebutuhan masyarakat yang diangkut oleh alat transportasi berbahan bakar solar terutama truk lebih nyaman beroperasi pada malam hari. Termasuk alat transportasi massal seperti bus antarprovinsi juga lebih banyak bekerja pada saat pembatasan solar bersubsidi diberlakukan.Situasi yang sering terjadi bahwa kebijakan terkait harga BBM selalu direspons oleh pasar. BBM dipandang menjadi salah satu penentu harga barang yang ada di pasaran. Pembatasan subsidi solar akan mempengaruhi psikologi pasar untuk segera menentukan harga atau tarif baru bagi kebutuhan barang maupun jasa. “Yang terjadi selama ini seperti itu,” ungkapnya.Pemerintah hendaknya mengantisipasi kondisi pasar yang sensitif terhadap kebijakan pembatasan subsidi BBM. Minimal dengan memperlancar arus barang yang selama ini terhambat oleh kepadatan lalu lintas dan memperbaiki kondisi infrastruktur jalan. Padahal pembatasan waktu penyaluran BBM bersubsidi jenis solar berpotensi menghambat arus barang dan jasa di tanah air.Lagi-lagi, kebijakan pemerintah yang mengurangi subsidi BBM jenis solar diyakini akan berdampak pada menurunnya NHVHMDKWHUDDQNDXPPDUJLQDOVHSHUWLEXUXK,QÀDVLDNLEDWkebijakan pembatasan BBM tidak diperhitungan dalam skema penentuan upah 2014. Sementara dalih pengurangan subsidi BBM yang akan dialihkan untuk program yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu mengubah kemiskinan yang dialami oleh buruh.( Anton WH / CN38 / SMNetwork ) Sumber: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_muria/2014/08/09/212369/Pembatasan-Solar-Pengaruhi-Kesejahteraan-BuruhNext >