< PreviousKelas X SMA/MA/SMK/MAK20membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah adalah upaya mengembangkan kualitas warga negara secara utuh dalam berbagai aspek sebagai berikut.1.Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahamanpeserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negaradalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikanperilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu.2.Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yaknikemauan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara untukmelibatkan diri dalam komunikasi sosial-kultural sesuai dengan hak dankewajibannya.3.Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill andparticipation), yakni kemauan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan/atau turut serta dalam pemecahan masalah sosial-kultural kewarganegaraan di lingkungannya.4.Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), yakni kemampuan pesertadidik sebagai warga negara untuk berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide, instrumentasi, dan praksis demokrasi konstitusionalIndonesia.5.Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participationand civic responsibility), yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagaiwarga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalamberkehidupan demokrasi konstitusional. (Dokumen SKGK Depdiknas,2004).3.Tujuan Mata Pelajaran PPKnSesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 Penjelasan Pasal 77 b Ayat (1)Huruf ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untukmembentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangatBhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.Secara umum tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan (PPKn) pada jenjang pendidikan dasar dan menengahadalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensikewarganegaraan, yaknia.Sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggungjawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civicresponsibility).Buku Guru PPKn 21b.Pengetahuan kewarganegaraan.c.Keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasikewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebutdimaksudkan agar peserta didikpeserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.a.Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman,dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial.b.Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positifdan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.c.Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangatkebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangatBhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.d.Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggotamasyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat danmartabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidupbersama dalam berbagai tatanan sosial Budaya.Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalahterwujudnya warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuhkembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai, dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik. Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan sosial (socio participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.4.Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKnMata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebutdilakukan atas dasar pertimbangan (1) Pancasila sebagai dasar negara danpandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas intiyang menjadi sumber rujukan dan Kriteria keberhasilan pencapaian tingkatkompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup matapelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwaKelas X SMA/MA/SMK/MAK22Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.Dengan perubahan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), maka ruang lingkup PPKn adalah sebagai berikut.a.Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa.b.UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasankonstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.c.Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentukNegara Republik Indonesia.d.Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofikesatuan yang melandasidan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara.Dengan demikian PPKn lebih memiliki kedudukan dan fungsi sebagaiberikut. a.PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraankhas Indonesia yang tidak sama sebangun dengan civic education di USA,citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara TimurTengah, education civicas di Amerika Latin.b.PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila danpengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangatkoheren (runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak danperadaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yangdemokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3UU No.20 Tahun 2003.Tabel 7Ruang Lingkup Materi PPKn Kelas X SMA/MA/SMK/MAKKelas X1.Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara.2.Ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yangmengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,serta pertahanan dan keamanan.3.Kewenangan lembaga-lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.4.Hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Buku Guru PPKn 235.Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.6.Indikator ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidangIpoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.7.Arti pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks negara Kesatuan RepublikIndonesia.E.Strategi Pembelajaran Pendidian Pancasila danKewarganegaraan (PPKn) Kelas X1.Konsep dan Strategi Pembelajaran dalam Pembelajaran PPKnKonsep dan strategi pembelajaran merupakan salah satu elemen perubahanpada Kurikulum 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar danmenengah menguraikan secara jelas konsep dan strategi pembelajaran sebagaiimplementasi Kurikulum 2013. Berikut disampaikan isi konsep dan stategipembelajaran tersebut yang juga menjadi dasar strategi dan model umumpembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yangmemberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalamsikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidupdan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraanhidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untukmemberdayakan semua potensi peserta didik agar memiliki kompetensi yangdiharapkan.Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasipencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agarsetiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Padagilirannya mereka diharapkan menjadi komponen penting untuk mewujudkanmasyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harusterealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian,kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hiduppeserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban danmartabat bangsa.Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang (1) berpusat padapeserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakankondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika,logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yangberagam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yangmenyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK24Dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman, tempat, dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam Kurikulum 2013 semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah maupun dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Buku Guru PPKn 25Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya (KI-3 dan KI-4) dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.2.Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKnPendekatan pembelajaran dalam Kurkulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific approach), tematikterpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu matapelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didikmenghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok, makasangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).Berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang PedomanPelaksanaan Pembelajaran, maka mata pelajaran PPKn menggunakanmodus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung(indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yangmengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilanmenggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsungdengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalampembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, danmengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuandan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran(instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yangterjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkandampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaandengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2.Dalam pembelajaran PPKn, pembelajaran langsung dapat dilakukanmelalui 2 (dua) cara yaitu di dalam kelas dan di luar kelas. Jika pembelajaranlangsung yang disampaikan di dalam kelas maka pembuatan desainpembelajaran harus memerhatikan keterkaitan antara KD dengan KI-3.Tujuannya agar peserta didik dapat memperoleh pemahaman pengetahuansecara faktual, konseptual, dan prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dankejadian tampak mata. Dalam hal ini, peserta didik akan memiliki wawasanpengetahuan yang luas melalui paparan materi yang difasilitasi oleh guru didalam kelas.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK26Peserta didik juga diharapkan memiliki kemampuan dan wawasan pengetahuan yang lebih luas dengan mengalaminya secara langsung di lingkungan masyarakat. Untuk itu peserta didik difasilitasi untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran secara langsung di luar kelas. Untuk mendukung kegiatan tersebut, guru perlu mengembangkan desain pembelajaran yang mengkaitkan antara KD dan KI-4. Tujuannya agar peserta didik dapat mengalami proses belajar melalui kegiatan: mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret. Dalam hal ini, peserta didik memperoleh pengetahuan secara langsung dari narasumber yang ada di masyarakat.Pengembangan desain pembelajaran bertujuan juga untuk memfasilitasi pembelajaran secara tidak langsung, sehingga kerangka pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa. Proses belajar yang tercipta dari keterkaitan KI-3 dan KI-4 dapat memberikan dampak pengiring (nurturant effect) tumbuhnya sikap spiritual yang dimaksud dalam KI-1 dan sikap sosial dalam KI-2. Penguasaan kompetensi KI-3 dan KI-4 serta dampak pengiring sebagaimana dimaksud dalam KI-1 dan KI-2, maka akan tercapai secara utuh kompetensi integrasi KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 (utuh menyeluruh). Oleh karena PPKn merupakan mata pelajaran yang bermuatan nilai dan moral, dimana kandungan KI-3 dan KI-4 sudah bermuatan nilai dan moral dalam dimensi pengetahuan dan keterampilan, maka pembelajaran langsung KI-3 dan KI-4 secara otomatis akan menjadi dampak pengiring terhadap KI-1 dan KI-2. Pendekatan pembelajaran PPKn memusatkan perhatian pada proses pembangunan pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual dan sikap sosial melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual terhadap sumber nilai, instrumentasi dan fraksis nilai dan moral yang bersumber dari empat pilar kebangsaan. Untuk itu perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hal-hal sebagai berikut. 1)Meningkatkan rasa keingintahuan (foster a sense of wonder) terkait hal-halbaik yang bersifat empirik maupun konseptual.2)Meningkatkan keterampilan mengamati (encourage observation) dalamkonteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat mata tetapi jugayang syarat makna.3)Melakukan analisis (push for analysis) untuk mendapatkan keyakinan nilaidan moral yang berujung pada pemilikan karakter tertentu.4)Berkomunikasi (require communication), baik yang bersifat intrapersonal(berkomunikasi dalam dirinya)/kontemplasi maupun interpersonalmengenai hal yang terpikirkan maupun yang bersifat metakognitif.Buku Guru PPKn 27Karakteristik belajar dan pembelajaran tersebut di atas diwujudkan dalam pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (saintific approach). Penjelasan kelima langkah pembelajaran scientific approach tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.-Mengamati1.Setiap awal pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan mengamati.Kegiatan mengamati dapat berupa membaca, melihat, mendengar, danmenyimak. Pada kegiatan mengamati, misalnya mengamati film/gambar/foto/ilustrasi yang terdapat dalam buku PPKn Kelas X. Kegiatan membaca, misalnya membaca teks yang ada di dalam Buku Teks Pelajaran PPKn.2.Peserta didik dapat diberikan petunjuk penting yang perlu mendapatperhatian seperti istilah, konsep, atau kejadian penting yang pengaruhnyasangat kuat yang terdapat dalam Buku Teks Pelajaran PPKn.3.Guru dapat menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur yangberkaitan dengan materi yang disampaikan. Peserta didik dapat diberikancontoh-contoh yang terkait dengan materi yang ada di buku teks. Gurudapat memperkaya materi dengan membandingkan Buku Teks PelajaranPPKn dengan literatur lain yang relevan.4.Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, gurudapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta,dan dokumentasiaudiovisual (film) dan lain sebagainya yang relevan.-Menanya1.Peserta didik dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan apa yangsudah mereka baca atau amati, mengajukan pertanyaan kepada guruataupun kepada sesama temannya ataupun mengidentifikasi pertanyaanyang berkaitan dengan materi yang disampaikan.Sumber: dokumen kemdikbudGambar 1.1 Peserta didik membaca informasi dari media elektronik/internet.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK282.Peserta didik dapat saling bertanya jawab berkaitan dengan apa yangsudah mereka baca atau amati.3.Peserta didik dapat dilatih dalam bertanya dari pertanyaan yang faktualsampai pertanyaan yang hipotetikal (bersifat kausalitas). Diupayakandalam membuat pertanyaan antara peserta didik satu dengan lainnya(khususnya teman sebangku) tidak memiliki kesamaan.-Mengumpulkan informasi1.Guru merancang kegiatan untuk mencari informasi lanjutan melaluibacaan dari sumber lain yang relevan, melakukan observasi atauwawancara kepada suatu instansi/lembaga atau tokoh-tokoh yang terkaitdengan tugas terstruktur atau Praktik Belajar Kewarganegaraan.2.Peserta didik menentukan jenis data yang akan dikumpulkan (kualitatifatau kuantitatif) dan menentukan sumber data (dari buku, majalah,internet, dan sumber lainnya.3.Guru merancang kegiatan untuk melakukan wawancara kepada tokohmasyarakat/instansi/lembaga pemerintahan yang dianggap memahamisuatu permasalahan yang sedang dikaji.Sumber: dokumen kemdikbudGambar 1.2 Peserta didik sedang mengajukan pertanyaan saat diskusi.Sumber: dokumen kemdikbudGambar 1.3 Peserta didik sedang mengumpulkan informasi dari berbagai media.Buku Guru PPKn 29-Mengasosiasikan1.Peserta didik dapat membandingkan, mengelompokkan, menentukanhubungan data, menyimpulkan, dan menganalisis informasi mengenaisituasi yang terjadi saat ini melalui sumber bacaan yang terakhir diperoleh dengan sumber yang diperoleh dari buku untuk menemukan hal yanglebih mendalam.2.Peserta didik menarik kesimpulan atau membuat generalisasi dariinformasi yang dibaca di buku dan dari informasi yang diperoleh darisumber lain.3.Dalam kegiatan mengasosiasikan, peserta didik diharapkan dapatmelakukan analisis terhadap suatu permasalahan, baik secara mandiri/individual maupun secara kelompok.-Mengkomunikasikan1.Peserta didik dapat melaporkan, menyajikan, dan mempresentasikankesimpulan atau generalisasi dalam bentuk lisan, tertulis, atau produklainnya.2.Peserta didik dapat menerapkan perilaku yang diharapkan sesuai dengantuntutan KI-4.Sumber: dokumen kemdikbudGambar 1.4 Peserta didik sedang menganalisis permasalahan dalam kelompok.Sumber: dokumen kemdikbudGambar 1.5 Peserta didik sedang mempresentasikan tugas kelompok.Next >