< PreviousKelas X SMA/MA/SMK/MAK303.Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan dalam bentuk presentasi/penyajian materi/penyampaian hasil temuan, baik secara kelompokmaupun mandiri.4.Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan menyerahkanhasil kerja (unjuk kerja) secara tertulis.5.Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan menyerahkanhasil wawancara (laporan observasi).6.Jika kegiatan dilakukan dalam bentuk bermain peran, peserta didik dapatmembuat skenario cerita yang kemudian diperankan oleh peserta didik.7.Dalam setiap pembuatan laporan hasil observasi/wawancara/PraktikBelajar Kewarganegaraan harus disertai dengan tanda tangan orang tua(komunikasi peserta didik dengan orang tua).Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.Tabel 7Keterkaitan Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar LANGKAH PEMBELAJARANKEGIATAN BELAJARKOMPETENSI YANG DIKEMBANGKANMengamatiMembaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Melatih kesungguhan dan ketelitian, mencari informasi. MenanyaMengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengumpulkan Informasi-Melakukan eksperimen-Membaca sumber lain selain BukuTeks Pelajaran PPKn Kelas X-Mengamati objek/ kejadian/-Aktivitas-Wawancara dengan nara sumberMengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Buku Guru PPKn 31Mengasosiasikan/mengolah Informasi-Mengolah informasi yang sudahdikumpulkan baik terbatas darihasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil darikegiatan mengamati dan kegiatanmengumpulkan informasi.-Mengolah informasi yangdikumpulkan dari yang bersifatmenambah keluasan dankedalaman sampai kepadapengolahan informasi yang bersifatmencari solusi dari berbagaisumber yang memiliki pendapatyang berbeda sampai kepada yangbertentangan.Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengkomunikasi-kanMenyampaikan hasil pengamatan, dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan atau tertulis.Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 3.Model Pembelajaran PPKnSebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran PPKn pada Kurikulum 2013menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan,dengan strategi pembelajaran kontekstual. Pendekatan saintifik dapatmenggunakan beberapa model pembelajaran yang merupakan suatu bentukpembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintaks, pengaturan, dan budaya.Model pembelajaran yang dikembangkan dalam PPKn yaitu discovery learning,inquiry learning, problem-based learning, dan project-based learning.Discovery learning dan inquiry learning berorientasi pada penemuan,peserta didik dituntut untuk menemukan sesuatu. Biasanya sesuatu yangditemukan itu adalah konsep. Artinya dengan belajar penemuan, anak-anaktidak diberi tahu terlebih dahulu konsepnya, dan setelah mereka mengamati,menanya, menalar, dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukankonsep itu. Problem-based Learning adalah pembelajaran yang menyajikanpemecahan masalah kontekstual, sehingga merangsang peserta didik untukbelajar memecahkan masalah dunia nyata (real world). Sedangkan Project-based Learning menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didikKelas X SMA/MA/SMK/MAK32untuk belajar dari kegiatan melakukan suatu proyek yang menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Model Pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran berbasis discovery (penemuan) dan inquiry (pencarian) antara lain pembiasaan, keteladanan, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, dan kajian dokumen historis.Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning/PBL) diterapkan melalui meneliti isu publik, klarifikasi nilai, pembelajaran berbasis budaya, kajian konstitusional, refleksi nilai-nilai luhur, dan debat pro-kontra.Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran berbasis proyek (Project-based Learning/PjBL) antara lain penciptaan suasana lingkungan, partisipasi dalam asosiasi, mengelola konflik, pengabdian kepada masyarakat, melaksanakan pemilihan, projek belajar kewarganegaraan, partisipasi dalam asosiasi, bermain/simulasi, kajian karakter ketokohan, mengajukan usul dan petisi, dan berlatih demonstrasi damai.Merujuk pada desain pembelajaran yang sudah dikemukakan, berikut ini disajikan berbagai model pembelajaran yang menjadi ciri khas mata pelajaran PPKn.Tabel 9Contoh Model-Model Pembelajaran Khas PPKnNONAMA MODELDESKRIPSI MODEL1.PembiasaanPenugasan dan pemantauan pelaksanaan sikap dan/atau perilaku kewargaan (sekolah/masyarakat/negara) yang baik oleh peserta didik.2.KeteladananPenampilan sikap dan/atau perilaku kewarganegaraan (sekolah/masyarakat/warga negara) yang baik dari seluruh unsur managemen sekolah dan guru.Buku Guru PPKn 333.Penciptaan Suasana LingkunganPenataan lingkungan kelas/sekolah dengan kelengkapan simbol-simbol kemasyarakatan/kenegaraan, antara lain Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Foto Presiden dan Wakil Presiden.4.Meneliti Isu Publik Peserta didik secara berkelompok ditugasi untuk melacak berita yang berisi masalah pelik dalam masyarakat dengan cara menghimpun kliping beberapa koran lokal dan/atau nasional, internet, dan sebagainya. Selanjutnya dipilih isu publik untuk dikaji secara kelompok tentang latar belakang dan kejelasan isu itu, serta memberikan klarifikasi yang cukup dapat dipahami orang lain.5.Debat Pro-KontraDipilih suatu kebijakan publik (riil atau fiktif) yang mengundang pandangan pro dan kontra. Setiap kelompok siswa (2-3 orang) diprogram untuk masing-masing berperan sebagai kelompok yang pro atau yang kontra terhadap kebijakan tersebut. Seting debat dipimpin oleh guru atau peserta didik sebagai moderator. Dengan cara itu diharapkan terbiasa berargumentasi secara rasional dan elegan.6.Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Peserta didik difasilitasi/ ditugasi untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu dari jaringan internet.7.Melaksanakan PemilihanPeserta didik difasilitasi untuk merencanakan dan melaksanakan pemilihan panitia karyawisata kelas atau pemilihan ketua kelas/ketua OSIS sekolah.8.Partisipasi dalam AsosiasiPeserta didik difasilitasi untuk membentuk dan bekerja sama dalam klub-klub di sekolahnya dan masyarakat, misalnya klub pencinta alam, penyayang binatang, penjaga kelestarian lingkungan, dll9.Mengelola KonflikPerta didik berlatih menengahi suatu konflik antar siswa di sekolahnya melalui bermain peran sebagai pihak yang terlibat konflik dan yang menjadi mediator konflik secara bergantian, dengan menerapkan mediasi konflik yang cocok.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK3410.Mengajukan Usul/PetisiDiadakan simulasi menyusun usulan/petisi dari masyarakat adat yang merasa dirugikan oleh pemerintah setempat yang akan membuat jalan melewati tanah miliknya tanpa ganti rugi yang memadai. Petisi disampaikan secara damai.11.Bermain Peran/SimulasiGuru menentukan tema/bentuk permainan/ simulasi yang menyentuh satu atau lebih dari satu nilai dan/atau moral Pancasila. Peserta didik difasilitasi untuk bermain/ bersimulasi terkait nilai dan/atau moral Pancasila, yang diakhiri dengan refleksi penguatan nilai dan/atau moral tersebut.12.Pembelajaran Berba-sis BudayaGuru menggunakan unsur kebudayaan, di antaranya lagu daerah, benda cagar budaya, dll untuk mengantarkan nilai dan/ atau moral; atau guru melibatkan peserta didik untuk melakukan peristiwa budaya seperti lomba baca puisi perjuangan, pentas seni Bhinneka Tunggal Ika.13.Kajian Karakter Ketokohan (Biografi)Peserta didik difasilitasi mencari dan memilih satu tokoh dalam masyarakat pada bidang apa saja; menemukan karakter dari tokoh tersebut; menjelaskan mengapa tokoh tersebut itu menjadi idolanya dan menyusun biografinya. 14.Berlatih Demonstrasi DamaiGuru menskenariokan adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak, misalnya penguasaan aset negara oleh orang asing, Kemudian peserta didik difasilitasi secara kelompok untuk melakukan demonstrasi damai kepada pihak pemerintah pusat.15.Kajian KonstitusionalitasPeserta didik difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI 1945 dan peraturan perundangan dibawahnya mengenai materi pokok, suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada, misalnya pejabat setempat yang menerima uang suap. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menguji konstitusionalitas (kesesuaiannya dengan ketentuan yang ada) berdasarkan diskusi mendalam dengan penuh argumentasi.Buku Guru PPKn 3516. Kajian Dokumen HistorisPeserta didik difasilitasi untuk mencari/ menggunakan dokumen historis keindonesiaan sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya suatu gagasan/ ketentuan/peristiwa sejarah, dll dan menumbuhkan kesadaran akan masa lalu terkait masa kini.17.Klarifikasi NilaiPeserta didik difasilitasi secara dialogis untuk mengkaji suatu isu nilai, mengambil posisi terkait nilai itu, dan menjelaskan mengapa ia memilih posisi nilai itu.18.Refleksi Nilai-Nilai Luhur PancasilaSecara selektif guru membuat daftar nilai-nilai luhur Pancasila yang selama ini dilupakan atau dilecehkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara klasikal guru memfasilitasi curah pendapat mengapa hal itu terjadi. Selanjutnya setiap kelompok peserta didik (2-3) orang menggali apa kandungan nilai/moral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.19. Projek Belajar KewarganegaraanSecara klasikal peserta didik difasilitasi untuk merancang dan mengembangkan kegiatan pemecahan masalah terkait kebijakan publik dengan menerapkan langkah-langkah: pemilihan masalah, pemilihan alternatif kebijakan publik, pengumpulan data dan penyusunan portofolio, dan diakhiri dengan simulasi dengar pendapat dengan pejabat terkait.20. Pengabdian kepada Masyarakat (PKM)Secara berkala peserta didik difasilitasi untuk mengadakan kerjabakti membantu masyarakat sekitar dalam menanggulangi masalah sosial terkait kejadian atau bencana tertentu, sebagai kegiatan kemanusiaan.Pemilihan model pembelajaran hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.a)Tujuan pembelajaran dan sifat materi pelajaran apakah materi itu termasukranah sikap, pengetahuan atau keterampilan.b)Karakteristik kemampuan peserta didik misalnya kemampuan membaca,motivasi dalam belajar, kemampuan dalam penggunaan teknologi informasidan komunikasi ( TIK).c)Alokasi waktu yang tersedia.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK36d)Sumber belajar dan media pembelajaran yang tersedia.e) Ketersediaan fasilitas/ sarana dan prasarana seperti kondisi ruang kelas, fasilitasperpustakaan, akses internet.Pemilihan model pembelajaran ditentukan oleh guru mata pelajaran yangbersangkutan. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya memperhatikan identifikasi materi yaitu tingkat kedalaman dan keluasan materi dalam Kompetensi Dasar, misalnya tingkatan pengetahuan “memahami” berbeda dengan tingkatan pengetahuan “menganalisa” dalam pemilihan model pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan materi sesuai dengan ranah sikap, pengetahuan atau keterampilan. Contoh model pembelajaran “memahami nilai-nilai Pancasila” berbeda dengan model pembelajaran untuk” menganalisis nilai-nilai Pancasila”.Tabel 10Contoh Keterkaitan Materi dengan Model Pembelajaran PPKn Kelas XKompetensi DasarMateriModel Pembelajaran1.5 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.2.5 Mengamalkan nilai-nilai yang membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 3.5 Menganalisis faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika4.5 Menyaji hasil analisis tentang faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 1.Konsep integrasinasional2.Faktor-faktorpembentuk integrasinasional.3.Kebhinnekaan BangsaIndonesia4.Tantangan dalammenjaga keutuhannegara KesatuanRepublik Indonesia5.Peran serta warganegara dalam menjagaPersatuan dan KesatuanBangsa1.Memanfaatkan teknologiInformasi dan komunikasi (TIK).2.Debat pro-kontraContoh: Peserta didik secara berkelompok ditugasi untuk mencari informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tentang faktor-faktor pembentuk integrasi nasional, kemudian mempresentasikan hasilnya di depan kelas.Peserta didik melakukan debat pro-kontra tentang tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI.Buku Guru PPKn 374.Penilaian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)a.Pengertian PenilaianPenilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasiuntuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkanpada Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar danmenengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasilbelajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.Berdasarkan pada PP. Nomor 32 tahun 2013 dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantauproses, kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaikiproses pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan padaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah disebutkan bahwa “Penilaianhasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/datatentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspekpengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dansistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, danperbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar, adalah sebagai berikut.1)Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.2)Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.3)Meningkatkan motivasi belajar siswa.4)Evaluasi diri terhadap kinerja peserta didik.Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaianmenegaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.b.Pendekatan Penilaian1)Penilaian AutentikPenilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secarakomprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.Kelas X SMA/MA/SMK/MAK38Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Beberapa karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut.a)Penilaian merupakan bagian dari pembelajaran, bukan terpisah daripembelajaran.b)Penilaian mencerminkan hasil pembelajaran pada kehidupan nyata,tidak berdasarkan pada kondisi yang ada di sekolah.c)Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran dan metodeyang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.d)Penilaian bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semuaranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.e)Penilaian mencakup penilaian pembelajaran dan hasil belajar.2)Penilaian Acuan Kriteria (PAK)PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkanpada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteriaketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikandengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yangakan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Sejalandengan ini maka guru didorong untuk menerapkan prinsip-prinsippembelajaran tuntas (mastery learning) serta tidak berorientasi padapencapaian target kurikulum semata.c.Penilaian Acuan Kriteria (PAK)Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar danmenengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagaimana mengacu kepadaPermendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Pasal 4 sebagai berikut.a.Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkankemampuan yang diukur.b.Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yangjelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.c.Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan pesertadidik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.e.Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasarpengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.Buku Guru PPKn 39f.Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidikmencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuanpeserta didik.g.Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahapdengan mengikuti langkah-langkah baku.h.Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaiankompetensi yang ditetapkan.i.Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segiteknik, prosedur, maupun hasilnya.d.Bentuk dan Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan1)Penilaian SikapKurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikapspiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berimandan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab.Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh pesertadidik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaiandiri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skalapenilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnalberupa catatan pendidik.a)Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secaraberkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsungmaupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasiyang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Instrumen yangdigunakan berupa pedoman observasi menggunakan daftar cek atauskala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalamkonteks pencapaian kompetensi sikap. Instrumen yang digunakanberupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skalapenilaian (rating scale) yang disertai rubrik.c)Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan carameminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaiankompetensi sikap tertentu. Instrumen yang digunakan berupa lembarpenilaian antarpeserta didik menggunakan daftar cek atau skala penilaian(rating scale) yang disertai rubrik. Instrumen teknik ini pada dasarnyasama dengan teknik penilaian diri, namun diisi oleh teman. Oleh karenaitu, lembar penilaian antarpeserta didik dapat menggunakan lembarpenilaian penilaian diri.Next >