< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 116 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 sehingga dalam melakukan pekerjaan terlihat rapi dan aman. PEMBAKAR LAS Pembakar las adalah alat untuk mencampur asetilen dan zat asam serta mengatur pengeluaran gas campuran tersebut kemulut pembakar. Zat asam dan asetilen dapat tercampur secara homogen didalam pipa pencampur setelah injektor. Gas campuran kemudian akan keluar melalui mulut pembakar dan dapat dinyalakan untuk keperluan pengelasan. Nyala api zat asam dengan asetilen mempunyai temperatur paling tinggi dibandingkan dengan nyala api zat asam dengan bahan bakar gas yang lain. Katup gas asetilen Injektor Saluran gas campur Pembakar Nozzle Pemegang pembakar Mur penghubung Injektor tekan Mur penghubung Katup oksigen Injektor gas campur Oksigen Asetilen Pencampur gas oksigen dan asetilen ( Injektor ) Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 117 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Memasang peralatan las. a. Silinder zat asam dan asetilen terikat pada dinding atau ditempatkan pada kereta dorong ditemkan yang aman. b. Sebelum regulator dipasangkan katup selinder (oksigen) dibuka sebentar, dan tutup kembali dengan maksud untuk membersihkan debu atau kotoran dari ulir. c. Masing-masing regulator dipasang pada selinder dan kencangkan dengan menggunakan kunci pas, baut pengaturan tekanan pada regulator dikendorkan. d. Selang dihubungkan pada pipa/ nipel regulator dandikencangkan ikatannya dengan kunci pas, selang gas bagian dalam dibersihkan dengan cara menghembuskan sesaat e. Pemasangan tiap-tiap ujung selang las pada pembakar harus dengan pasangan nya, kemudian kencangkan ikatannya. f. Setelah selesai terpasang, untuk mencegah kebocoran-kebocoran. Setiap sambungan harus diperiksa dengan menggunakan air sabun. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 118 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Tempat Kerja. Tempat untuk las gas terdiri dari meja yang permukaannya sebagian dari batu tahan api dan bagian lain dari besi siku posisi tengkurap. Di sebelah depan terletak tempat air untuk pendingin ujung pembakar, sebelah kiri terletak tempat bahan tambah, tiang untuk menjepit benda kerja dan disebelah kanan terletak tempat untuk meletakkan/ menggantung pembakar. Peralatan. Peralatan untuk las gas sebaiknya mempunyai perlengkapan antara lain : Pembakar komplit no : 1 – 5 Palu pen dengan berat ≈ 500 – 600 gram Tang panas dengan panjang ≈ 300 mm Besi siku atau kanal U Korek api las Balok kayu yang keras Sikat pembersih Klem Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 119 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Peralatan Kerja c. Rangkuman Peralatan las oksi asetilin dikelompokan menjadi tiga kelompok, yitu: peralatan utama, peralatan pendukung/kerja dan peralatan K3. Peralatan utama : tabung oksigen, tabung asetilin, regulator, selang, brander las. Peralatan pendukung/kerja :korek api las, palu, sikat baja, kikir, mistar dan lain-lain. Peralatan K3 : kacamata las, apron, topi/helm, dfan lain-lain d. Tugas 1. Bentuk kelompok kecil. 2. Masing – masing kelompok bagi tugan untuk mengamati peralatan-peralatan las oksi-asetilin. 3. Diskusikan dalam kelompok fungsi, bentuk, cara memperlakukan, cara merawat, cara memasang, menyetel dan melepas. 4. Presentasikan hasilnya didepan kelas bergantian. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 120 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 e. Tes Formatif Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar 1. Mengapa dalam las gas diperlukan regulator gas ? 2. Regulator dikategorikan menjadi 3 macam, sebutkan ! 3. Bagaimana prinsip kerja regulator ? Jelaskan dengan singkat ! 4. Mengapa pada saluran gas harus dipasang pengaman api balik ? 5. Sebutkan 3 perbedaan antara sistem saluran oksigen dan asetilen ? f. Lembar Jawaban tes Formatif 1.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 2.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... .............................................................................................................. 3................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 4.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... .............................................................................................................. 5........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 121 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 g. lembar kerja peserta didik No. Peralatan las oksi-asetilin Uraian Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 122 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 2) Kegiatan Belajar 2 : Bahan Consumable las Oksi-Asetilin a. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, peserta harus dapat : Menjelaskan macam-macam gas dalam pengelasan Menjelaskan sifat-sifat gas dalam pengelasan Menerangkan cara memproduksi gas Menerangkan cara menyimpan gas Menyebutkan tanda warna gas Menerangkan cara kerja generator asetilen Mengindentifikasikan bahaya-bahaya yang ditimbulkan gas b. Uraian Materi Untuk mengoperasionalkan las gas, diperlukan beberapa gas yang selanjutnya disebut gas pengelasan yang dapat diuraikan sebagai berikut : Gas bakar : - Asetilen (C2H2) - Propan (C3H8) - Gas bumi Oksigen a. Gas bakar Gas bakar adalah gas yang mudah terbakar bila bersenyawa dengan gas oksigen ( 02 ). Gas bakar yang dapat digunakan dalam teknik las gas antara lain : Asetilen ( C2 H2 ) , Propan (C3 H8 ) dan gas bumi. Sifat gas bakar dalam senyawa dengan Oksigen Dalam menentukan pilihan gas bakar untuk pengelasan, berdasarkan pada nilai bakar dan suhu api. dalam hal ini asetilen sebagai gas bakar memiliki nilai bakar dan suhu api paling tinggi diantara gas bakar yang lainya Gas-gas untuk pengelasan Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 123 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Lihat grafik berikut ini : Kesesuaian gas bakar untuk pengelasan. Jenis perkerjaan Asetelin Propan Gas bumi Gas Kota Hidarogen Pengelasan + - - (x) (x) Patri lunak (solder) + + + + + Patri Keras ( Brazing) + + + (x) (x) Pemanasan + + + + (x) Pemotongan + + + + + + = Sesuai (x) = Pengunaan Bersyarat - = Tidak sesuai 01020304050Nilai bakar dalam Kw/cm2 AsetilenPropanGas Bumi0200400600800Suhu nyala terendah 0C AsetilenPropanGas Bumi Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 124 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Asetilen ( C2 H2 ) Gas asetilen adalah dihasilkan dari reaksi antara batu karbit yaitu kalsium -karbida ( Ca C2 ) dan air ( 2H 20 ) dengan perbandingan persenyawaan seperti berikut ini : Ini adalah nilai teoritis . Nilai paktisnya terletak antara 230 dan 300 liter. Asetilen tiap kg kalsium kasbida , tergantung dari kualitas dan ukuran kristal karbit. Sedangkan karbit dihasilkan dari kapur dan arang yang diolah pada tungku listrik Sifat-sifat asetilem adalah : tidak berwarna , tidak beracun, mudah terbakar dan berbau . masa jenis : 1,17 kg / m3. Cara memproduksi asetilen : Dimuka telah dijelaskan bahwa asitilen diperoleh dengan cara mereaksikan kalsium karbid dengan air secara konkrit, memproduksi asetilen yang sudah umum , dilaksanakan dengan dua cara yaitu diproduksi secara pabrik dan diproduksi secara konvensional ( dengan generator asetilen ). Cara pabrik : 1kg karbid (Ca C2) + 0,56 kg air =374 L (0,41kg) asetilem + 1,15kg Lumpur kapur + 1700 Kj panas. Reaktor Pembersih & pengering KompresoBotol gas Pengering Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 125 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 ~ Pertama-tama karbit dan air direaksikan dalam tangki reaktor , terjadilah gas asetilen dan gas lainnya . Selanjutnya dialirkan melalui alat pembersih dan pengering sekaligus memisahkan asetilen dari gas lainnya. Asetilen yang sudah murni ditekan dengan konpressor melalui pengering tingkat kedua kemudian dimasukkan kde dalam tangki penampung atau ke botol-botol gas siap dikirimkan ke konsumen. Botol Asetilen Botol asetilen bukan merupakan ruang silinder yang normal, tetapi merupakan botol yang dipersiapkan secara khusus. Karena penyimpanan asetilen bertekanan diatas 1,5 bar jika tanpa daya upaya pengamanan secara khusus, dapat menimbulkan bahaya penguraian dan dapat menimbulkan ledakan. Daya upaya pengamanan tesebut dapat dicapai hanya dengan (tingkat porositasnya 92 % ) dan diisi dengan Aceton (CH3 ) 2Co. Aceton pada massa berpori-pori mampu menyimpan (melarutkan) asetilen didalam botol dengan tekanan sampai dengan 18 bar tanpa bahaya penguraian dan ledakan. Sebagai gambaran dapat dicontohkan sebagai berikut: Didalam botol bervolume ruangan 40 liter bermasa pori-pori, diisi aceton 13 l pada temperatur 150C , dapat menyimpan asetilen seberat 6,3 kg paada tekanan 18 bar atau 5,75 m3 asetilen pada tekanan normal. Next >