< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 126 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Secara homogen seluruh isi di dalam botol dapat dibagi sbb: 8% subtansi padat dari massa berpori. 40% berisi aceton. 38% larutan asetilen – aceton. 14% ruangan pengaman terhadap pemuaian karena peningkatan temperatur. Warna pengenal (normalisasi) asetilen = kuning atau orange atau merah. Generator Asetilen Ditinjau dari cara mereaksikan air dan karbid, maka ada beberapa macam generator asetilen a.l : generator asetilen sistem tetes generator asetilen sistem celup generator asetilen sistem lempar Dengan tekanan kerja : rendah ~ 0,2 bar; - menengah 0,2 ~1,5 bar Generator asetilen sistem tetes Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 127 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Cara pemakaian ( prosedur operasional ) Isi tangki ( bodi pesawat generator) dengan air setinggi batas air . Isi kunci air dengan kran pengukur air dalam keadaan terbuka , bila air sudah keluar berarti pengisian sudah cukup. Tutup kran pengukur air (untuk kunci air). Isikan karbid kedalam laci karbid sesuai kebutuhan dan tutup kembali lagi karbid rapat-rapat. Buka kran air ( secukupnya ). Bila air dalam bodi pesawat generator naik , buka kran gas. Gas dalam pesawat siap dipakai tekanan, yang mana tekananya biasanya masuk dalam kategori generator asetilen tekanan rendah ( maks 0,2 las). Cara kerja pesawat Bila kran air dibuka , air keluar dan menyiram karbit , maka terjadi reaksi air dengan karbit dan terjadilah gas asetilen. Asitilen selanjutnnya mengalir melalui saluran gas keruang gas. Bila produksi gas berjalan terus maka tekanan gas didalam ruang gas menekan permukaan air yang berada didalam ruang gas bagian bawah sehingga terjadi ekspansi pada ruang gas bagian bawah dan permukaan air disini turun, air yang terdesak mengalir Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 128 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 melalui pipa ekspansi keatas sehinga permukan air dibadan pesawat menjadi naik. Bila tekanan gas terus meningkat maka ekspansi gas akan mencapai ujung pipa pengaman ruang gas , sehingga kelebihan tekanan terbuang dengan keluarnnya gas dan air yang menyembur diujung pipa pengamanan bagian atas , dan dengan demikian diruang gas tidak akan terjadi “ over pressure.” Bila kran gas dibuka , gas mengalir keruang gas kekunci air selanjutnya terkumpul pada ruang gas dikunci air langsung keluar melalui slang ke pembakar, gas siap digunakan. Bila terjadi tekanan lebih pada kunci air maka air keluar melalui pipa pengaman dan segera tutup kran gas supaya tekanan kembali normal. Bila terjadi api balik ( Flash back ) akan terjadi hal serupa dan untuk itu periksa air pada kunci air , bila perlu isikan lagi air pendugannya. Generator Asetilen sistem celup Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 129 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 KETERANGAN : A. Ruang penampung gas B. Ruang pembuatan gas (reaktor) C. Tabung karbid D. Keranjang karbid E. Keran pengatur reaksi F. Manometer G. Pipa penghubung H. Keran gas I. Pipa penghubung ke pembakar J. Kunci air (tabung Gas pakai) K. Ruang pembersih gas L. Saluran air pembersih M. Katup pengaman tekanan balik N. Saluran pembersih endapan air O. Roda tangan penutup P. Katup pengaman Q. Penyetel batas tekanan R. Keran gas (tampungan) S. Keran pengatur Mengunakan Generator Asetilen Sistem Celup (Prosedur Operasional) Setelah tabung B berisi air sesuai dengan ketentuan maka keranjang D diisi karbit dan dimasukan ke tabung karbid C selanjutnya tabung karbit dimasukan ke tabung reaksi B dan harus ditutup dengan rapat-rapat dengan roda tangan P. Dengan membuka kran U maka tekanan didalam tabung C menjadi berkurang sehingga permukaan air diujung bawah tabung C naik menyentuh karbid paling bawah. Reaksi air dan karbid menimbulkan asetilem yang bertekanan dan mengalir melalui saluran dibawah kran U dan pipa G menuju ruang penampung gas A. Supaya tidak terjadi tekanan berlebihan ( Over pressure ) , buka katup U secukupnya dan atur tekanan kerja (maks. 1,5 bar ) melalui penyetel S. Sebelum menggunakan gas , kunci air K perlu diisi air sebatas kran / saluran air yang ada. Dengan membuka kran gas H maka gas mengalir dari ruang A melalui pembersih L menuju ke kunci air K selanjutnya gas siap digunakan untuk pengelasan. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 130 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Untuk efisiensi maka penggunakan reaktor B cukup satu - persatu secara bergantian. Generator asetilen sistem lempar Mengunakan Generator Asetilen Sistem Lempar Yang pertama pengisian air pada badan generator sesuai ketentuan. Dengan sistem handel “ karbid dapat diisikan diruang karbid. Dengan cara membuka handel bawah maka karbid akan jatuh ke perangkat pelempar karbid. Selanjutnya dengan memutar roda pelempar maka karbid secara teratur terlempar ke air dan terjadilah asetilen. Asetilen yang sudah dihasilkan selanjutnya dialirkan ke kunci air (seperti G sistem celup) dan siap dipakai. Propan ( C3 H8 ) Propan dihasilkan melalui destilasi dan kondensasi minyak bumi . Untuk pengelasan ( teknik otogen ) propan yang digunakan memiliki Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 131 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 kemurnian minimal 95% dimana tuntutan mutu telah termormalisasikan. Sifat-sifat propan adalah : tidak beracun, mudah terbakar dan kira kira masa jenisnya ½ kali lebih berat dan pada udara untuk propan cair dianjurkan menggunakan slang gas khusus propan dapat disimpan pada botol -botol atau tangki gas dari baja Gas Bumi ( Methan ) Gas bumi terjadi pada hasil pembusukan bahan -bahan terjadi didalam bumi Dapat ditemukan secara langsung tanpa minyak bumi, didalam kantong-kantong bumi secara alami. Sifat-sifat gas bumi tergantung dari perbedaan persenyawaannya. Bagian utama adalah Methan ( CH4 ) sampai kira-kira 90%. Methan adalah tidak berwarna, mudah terbakar dan lebih ringan dari pada udara. Gas bumi dapat disimpan dibawah tekanan atau cair di dalam botol gas. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 132 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 b. Oksigen ( O2 Oksigen selalu diperlukan pada setiap pembakaran bahan bakar dapat diisi antara lain : Padat : - kerta cair : - Bensin gas : -asetilem - kayu - solar - propan - arang - Minyak tanah - dsb. Bahan bakar dan oksigen bersenyawa pada temperatur fungsi dan menjadi panas bebas . Bahan bakar oksigen Oksida Panas Proses tersebut disebut pembakaran, senyawa kimia yang terjadi disebut oksida. Panas bebas dapat digunakan untuk memanaskan benda lain. Oksigen dapat diperoleh dari udara bebas. Dimana didalam udara terkandung : 21% Oksigen 78% Nitrogen 1% Gas yang lainnya Jika pembakaran dilaksanakan dengan oksigen murni, maka bahan bakar akan terbakar lebih intensif dan api menjadi lebih panas. Oleh karena itu untuk memperoleh api las yang panas , maka menggunakan oksigen murni . Sifat-sifat : oksigen tidak berwarna , tidak beracun , tidak terasa , tidak berbau dan tidak dapat terbakar masa jenis oksigen 1,43. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 133 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Skema Pembuatan Oksigen Keterangan : 1. Tabung pembersih gas -gas 2. Kompresor 3. Tabung pemisah gas 4. Tabung botol oksigen 5. Pengantar Pada suhu 2000 C udara menjadi cair, kemudian pada peningkatan suhu sampai 1810 C Nitrogen dan gas lain kembali mengenap tetapi oksigen tetap cair sehingga dapat dialirkan tersendiri dan ditampung pada tangki/botol/penampung. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 134 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Penyimpanan Oksigen Untuk menyimpan umumnya mengunakan tangki atau botol bertekanan tinggi. Penyimpanan pada botol banyak dilakukan karena mudah untuk keperluan pengiriman. Botol oksigen normal memiliki volume 40, liter tekanan pengiriman oksigen sampai 150 bar Berarti isi botol 40 l x 150 bar = 6000 l pada tekanan 1 bar botol oksigen juga ada yang bervolume 50 liter, dengan tekanan 1 bar. Warma pengenal (nomalisasi) untuk oksigen adalah biru. Bahaya dari gas Bahan/gas bakar dapat menimbulkan bahaya kebakaran maupun ledakan Gasbakar + oksigen + tekanan + panas = Ledakan ! Misal : Minimal 1,5 % Asetilen + 98,5 % udara sudah dapat menimbulkan ledakan. 18% udara + 82% Asetilen dapat menimbulkan ledakan. 7% Oksigen + 92% Asetilen dapat menimbulkan ledakan. c. Rangkuman Gas untuk pengelasan terdiri dari gas bakar(asetilen, propan dan gas bumi) dan gas oksigen. Gas asetilen dapat diproduksi secara fabrik dan dapat diproduksi dengan generator asetilen. Warna botol gas oksigen berwarna biru. Warna botol gas asetilin berwarna merah. Ulir pada botol asetilin menggunakan ulir kiri. Pada tabung oksigen menggunakan ulir kanan. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 135 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 d. Tugas Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar 1. Sebutkan gas bakar yang sudah anda ketahui ! 2. Apa yang dimaksud dengan gas bakar ? Jelaskan ! 3. Bagaimana cara memproduksi Asetilen ? 4. Bagaimana cara memproduksi Oksigen ? 5. Terangkan cara pemakaian (prosedur operasional) generator Asetilen sistem tetes. e. Tes Formatif Pilih Jawaban yang paling benar dengan memberi tanda Silang (x) pada jawaban yang paling benar. 1. Gas bakar yang mana yang lebih berat dari pada udara ? a. Asetilen c. Gas bumi b. Propan d. Oksigen 2. Bagaimana masa jenis Asetilen bila dibandingkan dengan udara ? a. lebih berat c. sama berat b. tidak lebih berat d. lebih ringan 3. Gas bakar yang mana bila bersenyawa dengan oksigen memiliki kecepatan bahan bakar paling tinggi ? a. Asetilen c. Propan b. Gas Bumi d. Zat Limas 4. Berapa derajatkah temperatur penyalaan terendah pada campuran Asetilen – Oksigen ? a. 100o C c. 500o C b. 300o C d. 800o C 5. Pada saat memproduksi Asetilen, dihasilkan pula…. a. Lumpur kapur c. Air Next >