< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 156 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 f) Kontrol kebocoran pada mur pengikat dengan air sabun. g) Sambungan pengaman api balik pada regulator gas kemudian pada pengaman api balik sambungkan slang gas dan pada slang gas sambungkan pembakar las gunakan klem slang yang masih baik. h) Putar slang pengatur pada regulator gas kearah kanan dengan melihat skala pada manometer kerja. Atur tekanan kerja untuk : oksigen ~ 2,5 bar dan asetilen 0,5 bar. i) Buka katup penutup (gas mengalir ke slang dan pembakar las siap dinyalakan ). j) Nyalakan api las dengan cara membuka katup oksigen lebih dahulu kemudian asetilen ( supaya waktu penyalaan tidak timbul jelaga ) arah api harus aman. k) Aturlah api las sesuai dengan keperluan. l) Mematikan api las, tutuplah katup asetilen lebih dahulu kemudian oksigen ( supaya tidak timbul jelaga, lingkungan tetap bersih, pembakar las tetap bersih dan segera dingin kembali ) m) Bila bentuk api las tidak baik, bersihkan ujung pembakar dengan jarum pembersih, sambil membuka katup oksigen. Menyalakan dan Menyetel Busur Api : Mohon diperhatikan urutan yang betul untuk menyalakan api di ujung pembakar : 1. Bukalah katup zat Asam 2. Bukalah katup gas Asetilen setengahnya dari zat Asam 3. Kenakanlah kaca mata las 4. Nyalakanlah ujung pembakar dengan korek api las 5. Aturlah nyala busur api sesuai dengan kebutuhan Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 157 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Mematikan Busur Api. Untuk mematikan busur api pada pembakar, caranya adalah kebalikan dari menyalakan, yaitu : 1. Tutup katup gas Asetilen. 2. Tutup katup zat Asam. Membersihkan Ujung Pembakar Bila ujung dari pembakar tersumbat dan kotor, maka dapat dibersihkan dengan cara : Gosok-gosoklah pembakar yang masih menyala di atas kayu Apabila dengan cara pertama tidak berhasil, maka pergunakanlah pembersih yang terbuat dari kawat baja dan sesuaikanlah besar kecilnya lubang dengan diameter kawat baja pembersih yang ada. c. Rangkuman Nyala api las oksi asetilin terdiri dari netral, nyala oksidasi dan nyala kartburasi. Suhu teretinggi yang dihasilkan oleh pembakar las oksi- asetilin terdapat pada daerah berjarak 2-4 mm dari kerucut api. d. Tugas 1. Lakukan pengesetan peralatan las oksi-asetilin seperti tabung regulator. Pengaman api balik, selang, dan pembakar las. 2. Lakukan pengujian kebocoran pada semua sambungan klem-klem sambungan dengan air sabun. Yakinkan bahwa semuanya tidak ada yang bocor. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 158 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 3. Lakukan latihan penyalaan, penyetelan dan mematikan pembakar las. Sesuai dengan prosedur. 4. Buat laporan hasil praktek. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar. 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan api las netral.! 2. Apa yang dimaksud dengan oksidasi dan karburasi ? 3. Apa tujuan membuka katup botol sebentar, sebelum memasang regulator gas ? 4. Jelaskan cara menyalakan dan mematikan api las! 5. Bagaimana cara memeriksa kebocoran instalasi las gas pada saat anda melaksanakan “set up” ? e. Tes Formatif II. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda (x) pada huruf jawaban yang benar 1. Bagaimana perbandinagn oksidasi dan asetilen pada api las netral a. 1 : 1 b. 1 : 3 c. 2 : 4 d. 5 : 6 2. Berapa temperatur pada daerah kerja api las oksidasi asetilen a. 1200 C b. 2500 C c. 2500 C d. 3800 C 3. Berapa temperatur jarak benda kerja terhadap ujung mekanik api las gas supaya mendapat suhu kerja tertinggi ? a. 1 2 b. 2 4 c. 4 6 d. 6 8 4. Bagaimana pengaruhnya terhadap baja bila api las berlebihan asetilen a. Baja akan menjadi keras b. Baja menjadi lunak Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 159 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 c. Baja terbakar d. Baja keropos 5. Pembukaan katup botol asetilen cukup ½ putaran dimaksud untuk tujuan a. Efisiensi b. Penghematan c. Kecepatan pengamanan d. Kecepatan kerja 6. Walaupun katup botol dibuka manometer kerja tetap menunjukkan pada angka 0 (nol ) jika......... a. Manometer isi juga nol b. Selang pengatur ditegangkan c. Selang pengatur bebas d. Manometer isi berkerja 7. Supaya rapi dan aman maka selang oksigen dan selang asetilen harus digabungkan dengan a. Kawat b. Tali karet c. Tali rafia d. Klem selang 8. Setelah selesai pengelasan yang harus dilakukan adalah a. Menutup katup botol membuang sisa tekanan bebaskan selang pengatur b. Bebaskan selang pengaturbuang sisa tekanantutup katup botol c. Menutup katup botol bebaskan selang pengatur buang sisa tekanan d. Buang sisa tekanan tutup katup botol bebaskan selang 9. Mengencangkan pembakar las pada gangang pembakar dengan a. Tang b. Tangan c. Kunci inggris d. Kunci gas 10. Jika bentuk api las tidak beraturan maka, Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 160 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 a. Pembakar harus di bersihkan dengan kertas gosok b. Pembakar harus debersihkan denganair c. Mulut pembakar harus dibersihkan dengan jarum pembersih d. Mulut pembakar harus di bersihkan dengan sikat baja. f. Lembar Jawaban tes Formatif 1. A B C D 2. A B C D 3. A B C D 4. A B C D 5. A B C D 6. A B C D 7. A B C D 8. A B C D 9. A B C D 10. A B C D g. Lembar Kerja Peserta Didik No. Kegiatan Uraian 1 Pemasangan 2 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 161 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 penyetelan 3 Pengujian kebocoran 4 Penyetelan api las 5 K3 Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 162 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 5) Kegiatan Belajar : Teknik Pengelasan Oksi-astilin Praktek membuat rigi-rigi las Tujuan Pembelajaran Setelah latihan ini, peserta harus dapat : Memberi tanda-tanda garis pengelasan pada benda kerja. Memasang peralatan las oksi asetilen. Menyetel tekanan kerja pada regulator oksigen dan asetilen. Menyalakan api las netral. Mengelas alur las / rigi-rigi las pada posisi datar dibawah tangan (w) dalam metode mengelas ke kiri. Membersihkan hasil lasan. Bahan : Pelat St. 37 200 x 100 x 2 mm. Bahan tambah / kawat las Ø 2,5 mm. Waktu : 16 (enam belas ) jam. Alat-alat : Peralatan las oksi asetilen. Alat menggaris. Palu. Penitik. Kaca mata las. Pembersih mulut pembakar. Pembakar. Tang. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 163 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Gerakan Pembangkar Dan Kawat Las. Gerakan pembangkar maksudnya ialah untuk mengatur pemanasan bahan dasar, agar kedua tepi sambungan mendapat panas yang merata hingga keduanya dapat mencair dalam waktu yang sama. Selain mengatur pemanasan, pembakar juga mengatur bentuk rigi-rigi ialah dengan mengatur cairan kawat las yang terjadi agar betul-betul berpadu dan menembus kedalam celah sambungan hingga menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang baik dan kuat. Gerakan pembakar dan kawat las tidaklah tetap untuk setiap pengelasan, pembakar hanya bergerak maju, tetapi kadang-kadang harus melingkar atau siksak tergantung dari lebar dan bentuk kampuh las. Pada pengelasan bahan-bahan yang titik cairnya rendah seperti almunium atau waktu mengelas patri pembakar biasanya digerakkan turun naik untuk menghindari pemanasan bahan dasar yang berlebihan. Tinggi rendahnya lapisan las tergantung dari cepat atau lambatnya gerakan turun naik kawat las tersebut. Teknik las arah kiri atau maju. Bila pembakar dipegang dengan tangan kanan, maka pengelasan dimulai dari ujung kanan menuju ke kiri. Teknik las arah kiri terutama dipergunakan untuk mengelas baja yang tebalnya sampai 3 mm. Cara ini dipergunakan pula untuk mengelas besi tuang dan bahan-bahan non ferro. Pembakar las sambil maju digerakan melingkar atau setengah lingkaran. Posisi pembakar dan kawat las terhadap permukaan benda kerja untuk masing-masing bahan dapat dilihat pada gambar : Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 164 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Teknik Las Arah Kanan Atau Mundur. Pembangkar bergerak dari kiri ke kanan, bila pembakar dipegang pada tangan kanan. Cara ini dianjurkan mengelas baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas. Posisi pembakar dan kawat las bersudut sama ialah 40 – 50 terhada permbukaan benda kerja. Sudut pembakar lebih kecil atau miring maksudnya untuk menahan cairan yang mengalir mendahului pengelasan. Nyala api ditujukan pada kawat las yang digerakan sambil mengatur kawat las pada sambungan. Pengelasan arah kanan atau mundur biasanya hanya dilakukan pada logam baja. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 165 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Las Catat / las ikat Las catat adalah las kecil atau pendek yang digunakan sebagai pengikat bagian – bagian yang akan disambung atau di las. Las catat sangat penting untuk mempertahankan kedudukan bagian–bagian sambungan, agar pada saat pengelasan tidak atau sedikit saja terjadi perubahan bentuk. Jarak las catat : Jarak las catat yang satu terhadap yang lain harus sama, panjang jarak tersebut adalah : a. untuk bahan yang tebal diatas 3 mm dibuat jaraknya ± 150 mm dengan ketentuan setiap penambahan tebal 1 mm, jaraknya ditambah 25 mm dengan jarak maximum tidak lebih dari 600 mm. b. Untuk pelat yang tebalnya sampai 1,5 mm jaraknya dibuat ± 40 mm. c. Untuk pelat yang tebalnya 1,5 mm – 3 mm jaraknya dibuat ± 50 mm. d. Untuk sambungan las siku ( T ) jaraknya dapat dibuat ketentuan dua kali ketentuan diatas. Langkah kerja : 1. Buatlah garis gambar untuk alur las/rigi-rigi las pada benda kerja. 2. Buatlah titik-titik dengan penitik dalam garis gambar. 3. Pasang pembakar las sesuai dengan nomor pembakar yang dikehendaki. 4. Nyalakan api, dan ingat pada waktu akan menyalakan api, buka lebih dahulu saluran oksigen dan kemudian buka saluran asetilen. 5. Atur nyala api menjadi nyala api netral. 6. Buat rigi-rigi las dalam posisi datar di bawah tangan dengan metode ke kiri. 7. Matikan nyala api, dan juga ingat pada waktu mematikan api, tutup lebih dahulu saluran asetelin dan kemudian tutup saluran oksigen. Next >