< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 36 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Gambar MBS Diamond d. Boron Nitride (BN) Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras. Kristal bahan ini berbentuk kubus. Contoh: baja perkakas dengan kekerasan di atas 65 HRC, karbida. Simbol: CBN. Butiran asahan atau abrasive memiiliki sifat kegetasan. Kegetasan ialah sifat butiran untuk menahan diri dan membentuk runcingan yang baru, sehingga butiran tetap menyayat tidak menggesek. Gambar Boron Nitrit 2. Ukuran Butiran Asah Serbuk abrasive dibuat dalam banyak ukuran dan dikelompokkan berdasarkan ukuran saringan yang digunakan untuk menyaring butiran asah. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 37 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Tabel Klasifikasi ukuran butiran asah Cara pembacaan butiran asah dengan sistem saringan sebagai berikut. Butiran asah dilewatkan pada suatu penyaring yang mempunyai mata jala per inchi linier atau butiran asah akan lewat pada saringan dengan jumlah lubang lebih sedikit dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah mata saringan setingkat lebih rapat. Contoh: Butiran asah 30, berarti butiran akan lolos pada penyaring dengan jumlah mata jala 24 per inchi dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah mata jala 30 per inchi. 3. Tingkat Kekasaran (Grade) Tingkat kekerasan adalah kemampuan perekat untuk mengikat butiran pemotong dalam melawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan pemotongan, bukankekerasan dari butiran asah. Ada dua macam tingkat kekerasan baru gerinda. a. Batu Gerinda Lunak Gambar Butiran asah dengan perekat Jumlah perekat kecil. Batu gerinda jenis ini mempunyai sifat mudah untuk melepaskan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu. Digunakan untuk meggerinda material yang keras, karena butiran asah Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 38 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 akan cepat lepas dan berganti dengan butiran asah yang masih baru dan tajam. b. Batu Gerinda Keras Gambar Batu gerinda dengan perekat keras Jumlah persentase perekat besar. Batu gerinda jenis ini mempunyai sifat sulit untuk melepaskan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu. Digunakan untuk menggerinda material yang lunak, karena material lunak, tidak membutuhkan butiran asah yang selalu tajam Kekerasan batu gerinda diberi kode alfabet, seperti pada tabel di bawah ini. Tabel Tingkat kekerasan batu gerinda 4. Macam – macam perekat batu gerinda a. Perekat Tembikar/Vitrified-bond Perekat ini paling banyak digunakan dalam pembuatan batu gerinda, yakni hampir 80% batu gerinda dibuat dengan perekat ini. Bahan dasar perekat ini adalah keramik tanah liat dan mempunyai sifat tidak mudah berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti, air, oli, atau perubahan suhu udara sehari-hari. Semua Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 39 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 perekat tembikar tidak fleksibel, artinya tidak tahan benturan, maka batu gerinda potong tidak dibuat dengan perekat ini. Keistimewaan batu gerinda ini adalah tahan terhadap air, oli asam, dan panas. a. Perekat Silikat (Silicat-bond) Digunakan untuk membuat batu gerinda yang kegunaannya mengasah bendakerja yang sensitif terhadap panas, misalnya pisau frais, bor, dan pahat HSS. Perekat jenis ini mudah melepaskan butiran. b. Perekat Bakelit (Resinoid-bond) Dipakai untuk pembuatan batu gerinda dengan kecepatan tinggi, sangat cocok untuk penggerindaan baja, tuangan, mengasah gergaji, dan pembuatan gigi gergaji. Oleh karena perekat ini mempunyai sifat fleksibilitas tinggi, maka banyak digunakan untuk pembuatan batu gerinda tipis sampai ketebalan 0.8 mm. Perekat ini diberi kode huruf B. c. Perekat Karet (Rubber-bond) Perekat karet mempunyai elastisitas tinggi dan diberi kode huruf R. Perekat ini dipakai untuk pembuatan batu gerinda yang digunakan untuk pekerjaan presisi ataupun kasar. Contoh untuk penggerinda poros engkol dan pembuangan bekas pengelasan bahan stainless. Perekat ini juga dapat dipakai untuk pembuatan batu gerinda potong, karena daya elastisnya memenuhi syarat untuk batu gerinda tipis. d. Perekat Embelau (Shellac-bond) Diberi kode E, digunakan untuk pekerjaan presisi dan permukaan sangat halus lebih halus dari perekat bakelit, ketahanan terhadap panas rendah, dan dapat dibuat tipis. Contoh untuk penggerinda nok, rol kertas, dan lain-lain. e. Perekat Logam (Metal-bond) Digunakan untuk mengikat butiran pemotong Boron Nitride dan intan. Bronz + butiran = Galvanis. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 40 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 5. Susunan butir batu asah a. Susunan butiran asah adalah jarak antarbutiran asah yang terdapat pada suatu batu gerinda. b. Dengan ukuran butiran yang sama dapat disusun dengan jarak yang berbeda - beda: renggang, sedang, dan rapat. c. Agar tidak keliru dalam penggunaannya, serta untuk memudahkan dalam pengecekan, maka ukuran kerenggangan itu ditunjukkan dengan kode nomor. Nomor berkisar 0 sampai dengan 12, untuk menunjukkan dari tingkat rapat (0) sampai tingkat renggang (12). 6. Bentuk bentuk batu gerinda a. Batu gerinda lurus Bentuk ini biasa digunakan untuk menggerinda bagian luar dan bagian dalam, baik pada mesin gerinda silindris, permukaan ataupun mesin gerinda meja. b. Batu gerinda silindris Fungsinya, untuk menggerinda sisi benda kerja. Batu gerinda ini compatible dengan mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu mendatar. c. Batu mangkuk lurus Fungsinya adalah untuk menggerinda bagian sisi benda kerja baik yang dipakai pada mesin gerinda sumbu tegak ataupun sumbu mendatar. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 41 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 d. Batu mangkuk miring Fungsi utamanya untuk menggerinda/mengasah alat potong, misalnya pisau frais, pahat bubut, pisau-pisau bentuk, dan lain-lain. e. Batu tirus dua sisi. Fungsi utamanya membersihkan percikan las pada benda-benda setelah dilas. f. Batu cekung satu sisi Pada prinsipnya batu gerinda ini digunakan untuk penggerindaan silindris, tetapi banyak juga untuk penggerindaan pahat bubut. g. Batu cekung dua sisi Fungsi utama untuk penggerindaan silindris. Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 42 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 h. Batu gerinda miring Fungsi utamanya untuk menggerinda pisau-pisau frais pada gerinda alat potong. i. Batu gerinda piring sisi radius Fungsi utamanya untuk membentuk gigi gergaji (gumming), bukan mengasah. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 43 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Gambar Bentuk – bentuk gerinda Klasifikasi Batu Gerinda Label batu gerinda yang menempel pada batu gerinda berisi hal-hal berikut. a. Jenis bahan asah. b. Ukuran butiran asah. c. Tingkat kekerasan. d. Susunan butiran asah. e. Jenis bahan perekat. Contoh: Label/identitas RG 38 A 36 L 5 V BE, artinya sebagai berikut. 38 = Kode pabrik A = J enis bahan asah A – Aluminium Oxide C – Silisium Carbida D – Diamon 36 = Ukuran butiran asah L = T ingkat kekerasan 5 = Susunan butiran asah V = Jenis bahan perekat V – Vitrified S – silicate R – Rubber B – Resinoid Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 44 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 E – Shellac Jadi, RG dengan label 38 A 36 L 5 V BE adalah sebuah batu gerinda denganbahan asah oksida alumunium, berukuran 36 butir per inchi, mempunyai susunan sedang, perekat tembikar. Bagan contoh kode batu gerinda pada Gambar di bawah ini. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat – alat keselamatan dan kesehatan kerja proses penggerindaan yang diperlukan adalah: a. Pakaian kerja Pada umumnya pakaian yang digunakan adalah pakaian yang rapih dan baik. Tidak ada bagian pakaian yang robek yang dapat meyebabkan bagian pakaian tersebut tersangkut. Untuk keperluan tertentu dapat menggunakan baju kerja berlengan panjang. Karena dapat terlindung dari percikan tatal panas ataupun percikan bunga api. Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 45 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Saat bekerja tidak disarankan menggunakan perhiasan jari seperti cincin, ataupun arloji karena dapat mengakibatkan kecelakaan. Selain itu selama bekerja diharuskan menggunakan sepatu kerja yang tertutup. Penggunaan pakaian kerja yang baik dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini. b. Kacamata Pengaman Mata merupakan bagaian terpenting pada tubuh manusia, sehingga mata harus dijaga agar tidak terluka. Luka pada mata dapat Next >