< Previous Teknik Kerja Bengkel Teknik Kerja Bengkel KEGIATAN 3 Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan belajar teknik mengikir, peserta didik dapat: Mengidentifikasi perlengkapan peralatan teknik mengikir. Mempergunakan peralatan teknik mengikir dengan benar Merawat peralatan teknik mengikir dengan benar Mengontrol ukuran dari benda kerja. Menandai benda kerja sesuai dengan ukuran. Mengikir pelat pada semua bagian dengan ketelitian 0,1 mm. Memingul pelat dengan sudut 450. Memeriksa hasil kerja. 2.1.11 Teknik Mengikir Peralatan utama dalam kegiatan mengikir adalah kikir.Dimuka telah dijelaskan bahwa kikir terbuat dari baja perkakas berkarbon tinggi.Bentuk kikir dapat dilihat seperti gambar berikut. Gambar 2.1 Kikir Untuk memasang dan melepas gagang atau pegangan kikir harus dengan cara yang benar dan aman. Pertama-tama ukur panjang dan penampang tangkai kikir yang akan diberi gagang. Kemudian siapkan gagang kikir dengan memberi lubang awal dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran tangkai kikir. Perhatikan gambar berikut! Teknik Kerja Bengkel Gambar 2.2 Membuat lubang pada gagang kikir Masukkan tangkai kikir pada lubang tersebut dan beri pukulan ringan, dan terakhir pukulkan gagang kikir pada landasan yang keras.Memasang gagang kikir harus kuat dan lurus terhadap tangkai/puting kikir. Untuk melepas gagang kikir gunakan ragum dengan cara membuka ragum secukupnya asal bilah kikir dapat masuk. Gambar 2.3 Memasang dan melepas Gagang Kikir Teknik Kerja Bengkel Menggunakan kikir haruslah sesuai dengan bentuknya seperti yang dicontohkan dalam gambar berikut ini. Kikir Datar : Gambar 2.4 Fungsi kikir datar Kikir Bujur sangkar: Gambar 2.5 Fungsi kikir bujur sangkar Kikir Segitiga : Gambar 2.6 Fungsi kikir segitiga Kikir Bulat : Gambar 2.7 Fungsi kikir bulat Kikir Setengah bulat: Gambar 2.8 Fungsi kikir setengah bulat Teknik Kerja Bengkel 2.1.11.1 Gigi Kikir: Gigi kikir dibentuk melalui pemahatan pada bilah kikir.Untuk pengikiran kelompok logam ferro umumnya menggunakan kikir dengan pahatan/guratan ganda. Pahatan yang pertama adalah pahatan dalam, bersudut 70 terhadap garis tengah kikir dan yang kedua adalah pahatan dangkal, menyilang terhadap pahatan pertama dan bersudut 45 terhadap garis tengah kikir. Gambar 2.9 Gigi kikir Teknik Kerja Bengkel 2.1.11.2 Posisi kaki Selama kegiatan mengikir peserta harus selalu berdiri disebelah kiri ragum dengan posisi kaki sedemikian rupa dan tetap pada tempatnya, jarak antara kaki kanan dan kiri menyesuaikan dengan panjang kikir yang sedang digunakan. Jika dilihat dari atas, maka posisi telapak kaki kiri terhadap poros ragum sebesar ± 30 dan kaki kanan sebesar ± 75. Perhatikan gambar berikut! Gambar 2.10 Posisi Kaki dalam mengikir Setelah posisi kaki benar, bagaimana gerakan dalam mengikir. Gerakan mengikir yang benar adalah gerakan kedua tangan yang diikuti oleh ayunan badan supaya gerakan kedepan mendapatkan tekanan yang memadai. Gerakan harus maksimal sepanjang kikir dan jumlah gerakan kedepan (pemotongan) kurang lebih 40 – 50 gerakan per menit. Teknik Kerja Bengkel Gambar 2.11 Gerakan Mengikir 2.1.11.3 Pemegangan Kikir Secara normal tangan kanan memegang gagang kikir dengan mantap dan memberikan tekanan pada ujung gagang kikir dengan bagian tengah telapak tangan.Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Sedangkan tangan kiri diletakkan pada ujung kikir dengan cara meletakkan telapak tangan dan ibu jari diatas ujung kikir, sedangkan jari-jari yang lain merapat dilipat kebawah tanpa memegang ujung kikir. Gambar 2.12 Pemegangan kikir Teknik Kerja Bengkel 2.1.11.4 Arah pengikiran Pengikiran dapat dilakukan dalam berbagai arah, yaitu pengikiran menyilang, memanjang, dan melintang.Pengikiran menyilang yaitu dilakukan dalam dua arah pengikiran, arah pertama posisi kikir 45 terhadap benda kerja dan arah kedua posisi kikir 90 terhadap arah kikir yang pertama.Pengikiran memanjang jika arah pengikiran sejajar dengan panjang benda kerja.Pengikiran melintang jika arah pengikiran melintang terhadap panjang benda kerja. Gambar 2.13 Arah Pengikiran 2.1.11.5 Pemeriksaan Kerataan, Kesikuan, dan Kesejajaran Memeriksa kerataan permukaan benda kerja dapat menggunakan mistar baja atau mal kerataan (straight gauge) dengan cara merapatkan sisi mistar/mal pada permukaan benda kerja dari berbagai arah (digonal, membujur, dan melintang). Indikator kerataan yaitu jika diantara mistar/mal dan permukaan benda kerja tidak ada celah cahaya yang tampak. Gambar 2.14 Pemeriksaan Kerataan Arah pemeriksaan Teknik Kerja Bengkel Memeriksa kesikuan antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling berpotongan 90 dapat menggunakan siku-siku yaitu dengan cara merapatkan siku-siku pada dua bidang permukaan yang diperiksa. Indikator kisikuan jika sepanjang sisi siku-siku rapat pada permukaan benda kerja dan tanpa celah cahaya. Gambar 2.15 Pemeriksaan Kesikuan Memeriksa kesejajaran dua permukaan bidang benda kerja yang saling berseberangan dapat menggunakan jangka sorong atau jangka bengkok, yaitu dengan cara merapatkan kedua rahang jangka sorong pada permukaan yang diperiksa. Indikator kesejajarannya jika kedua rahang jangka sorong rapat pada permukaan benda kerja tanpa celah cahaya. Gambar 2.16 Pemeriksaan Kesejajaran Teknik Kerja Bengkel 2.1.11.6 Tinggi Bangku Kerja Tinggi bangku kerja (ragum) yang tidak sesuai (ketinggian atau kerendahan) akan mempengaruhi ketahanan kerja maupun mutu hasil kerja. Oleh karena itu perlu dipilih yang sesuai dengan tinggi badan penggunanya.Syarat ketinggian ragum yaitu jika kita mengayunkan siku tangan kita maka tidak sampai menyentuh bagian atas dari ragum.Jika ragum terlalu tinggi maka perlu disiapkan balok pijakan yang sesuai. Gambar 2.17 Mengukur Tinggi Ragum Next >