< Previous TEKNOLOGI MEKANIK 106 Bahan meteran terbuat dari baja, aluminium, plastik, formika atau kayu. Sistem ukuran biasanya dipakai ke duanya (metrik dan imperial) tetapi tidak menutup kemungkinan hanya mencantumkan salah satu sistem ukuran. Gambar 4.4. Mistar gulung Mistar gulung Dalam perkembangannya, meteran dibuat lebih panjang dari satu meter, bahkan ada yang sampai 100 m. Meteran semacam ini terbuat dari bahan serat nylon, kain, kulit atau lembaran plat baja tipis sehingga dapat digulung pada sebuah selubung, oleh karena itu dinamakan mistar/meteran gulung. Panjang meteran gulung yang terbuat dari plat baja antara 2 s.d. 10 m, meteran ini mempunyai konstruksi khusus yang dapat menggulung kembali secara otomatis, sedangkan meteran gulung kain/kulit panjangnya bisa mencapai 100 m tetapi tidak dapat menggulung secara otomatis. Cara menggunakan mistar baja dan mistar lipat: 1. Peletakan mistar diletakkan pada posisi tegak lurus dengan benda kerja atau sejajar dengan benda kerja. 2. Titik nol (0) mulai dari tepi pinggir mistar baja atau mulai angka 10. 3. Batas akhir benda kerja yang akan diukur 4. Tanda hasil pengukuran dengan penggores atau alat tulis lainnya. 5. Mistar diambil, terbacalah hasil pengukuran TEKNOLOGI MEKANIK 107 Cara menggunakan mistar gulung: 1. Peletakan mistar gulung posisinya sejajar dengan benda kerja (pelat) 2. Titik nol (0) mistar gulung terletak pada pelat magnet pada ujung mistar. 3. Untuk mengukur ukuran luar pada benda kerja panjang, maka plat magnet (ditarik keluar) dikaitkan ke tepi benda kerja kemudian keluar mistar gulungnya. 4. Untuk mengukur ukuran dalam suatu benda kerja lebar, maka plat magnet (ditekan masuk) ditempelkan ke tepi benda kerja kemudia mistar gulung ditarik keluar. 5. Tandai hasil pengukuran dengan penggores atau alat tulis lainnya. 1.1.3 MENANDAI BENDA KERJA DENGAN PENGGORES penggoresan ialah penggambaran atau lukisan garis-garis pola penggarapan pada benda kerja yang akan digarap. Sebelum melakukan proses penggunting atau penggergajian benda kerja ditandai terlebih dahulu dengan penggores. Penggores umumnya berbentuk batang silindris yang bagian ujungnya diruncingkan. Penggores dibuat dari bahan baja perkakas dengan syarat harus lebih keras dari benda kerja yang dikerjakan supaya dapat meninggalkan bekas goresan pada permukaan benda kerja. Model penggores bermacam-macam antara lain model ujung tunggal dan model ujung ganda, ada yang berujung tetap dan ada yang ujungnya dapat diganti. Gambar 4.5. Penggores 1 ujung lancip Gambar 4.6. Penggores 2 ujung lancip Ada dua macam jenis penggores yang biasa dipakai untuk pengerjaan perkakas tangan kerja bangku: c. Penggores dengan 1 ujung lancip d. Penggores dengan 2 ujung lancip TEKNOLOGI MEKANIK 108 Petunjuk pengerjaan: Perhatikan kemiringan yang betul waktu menggores Waktu menggores mistar baja ditekan kearah benda kerja Ujung penggores harus lancip Gambar 4.7. Menggores dengan alat bantu Gambar 4.8. Cara arah menggores benda kerja Menggores diatas benda kerja dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti mistar ukur atau siku pelat penggores. Sudut keluar antara benda kerja dengan jarum penggores sebesar 15 °. Jika arah jarum penggores masuk kedalam, maka akan ada jarak tepi benda kerja dengan ujung penggores. Hal ini akan berakibat ukuran yang sudah ditandai tidak tepat garisnya. Untuk menggores sebuah lingkaran dan pengalihan ukuran yang panjang, dapat dipakai jangka lurus runcing dengan pucuk baja yang dikeraskan. Sebelum pelukisan lingkaran, terlebih dahulu lembaran pelat di tandai garis silang, setelah itu dilakukan penitikan pada titik pusat pertemuan garis silang tersebut supaya jangka tidak terpeleset. Gambar 4.9 cara menggores lingkaran dan garis tepi lurus TEKNOLOGI MEKANIK 109 1.1.4 MENANDAI BENDA KERJA DENGAN PENITIK Penitikan adalah proses pembuatan lubang atau titik pada benda kerja untuk keperluan titik pusat lingkaran setelah dilakukan penandaan garisnya selesai. Gambar 4.6. Penitik Cara menggunakan penitik: 5. Permukaan benda kerja digores dengan penandaan garis silang (1). Untuk kelurusan penarikan garis pergunakanlah siku pelurus atau mistar baja dengan menggunakan tepi sebagai patokan. Titik pusat lingkaran adalah titik temu kedua garis yang saling bersilang. 6. Pergunakan penitik yang bersudut 60° (2), dipegang dengan tangan kiri berdiri tegak lurus dengan bidang permukaan benda kerja dan tepat pada titik pertemuan garis silang. 7. Jika ujung penitik sudah tepat pada titik pertemuan garis silang (3), maka barulah pangkal penitik di pukul ringan memakai palu konde (4). 8. Setelah dilakukan penitikan, periksalah hasil lubang yang terbentuk (5). TEKNOLOGI MEKANIK 110 1.9. MENGGUNTING Menggunting adalah proses pemisahan benda kerja menjadi 2 bagian dengan cara penyayatan dimana beban geser (tekanan sayatan) melebihi kemampuan geser benda kerja. Gambar 4.7 Gunting tangan lurus dan gunting tangan kiri 4.2.1 GAYA GESER (TEKANAN SAYAT) Besar gaya geser bergantung pada kekuatan geser dan bidang penampang bahan yang akan disayat. Kekuatan geser aB dalam daN/cm2 agak lebih kecil dari kekuatan tarik aB dalam daN/cm2, yakni aB= 0,8….0,85. aB Sudut kemiringan tepi penyayat satu sama lain (sudut gunting). Untuk mengurangi gaya geser yang biasa muncul pada penyayat bawah, proses penyayatan dapat berlangsung secara berlahan-lahan dan gaya geser yang diperkecil. Semakin besar sudut kemiringan, semakin kecil gaya gesernya dan semakin banyak bagian bahan yang tergeliat. Sudut kemiringan pada gunting tuas dan mesin bernilai paling kecil 3,5 ° hingga 14°. Pada mesin gunting lebar ruang sayatan antara pisau gunting atas dan pisau gunting bawah sebaiknya disesuaikan dengan tebal pelat yang akan dipotong. Gambar 4.8 Efek lebar ruang sayatan antara pisau gunting atas pisau gunting dan bawah TEKNOLOGI MEKANIK 111 Gambar 4.9. Sudut kemiringan gunting tangan Gunting Tangan Pada gunting tangan, sudut kemiringan/buka gunting (α) bergantung pada lebar pisau penyayat atas dan bawah. Selain itu gunting tangan juga memanfaatkan efek tuas untuk penyaluran gaya geser (tekanan sayat) terhadap pelat yang dipotong. Semakin panjang lengan tuas, maka semakin dekat benda kerja pada titik pusat putaran gunting dan semakin berkurang gaya tuas dalam melakukan penyayatan. Gambar 4.10 Gaya geser pada penyayat Sudut diantara penyayatan berubah selaras dengan besar bukaan daun gunting (sudut gunting). Kedua gaya F yang bekerja tegak lurus terhadap penyayatan menghasilkan gaya resultan R yang mendorong benda kerja. Jika sudut gunting terlalu besar menjauh keluar hingga gesekan antara penyayat dan benda kerja lebih besar gaya R, maka gunting tidak menjepit melainkan menggeser benda kerja. Gunting akan melakukan penyayatan apabila sudut kemiringan gunting lebih kecil dari 20°. Jarak bebas potong pada gunting tangan adalah jarak antara kedua mata potong gunting. Jarak ini menghindarkan gesekan kedua mata potong. TEKNOLOGI MEKANIK 112 4.2.2 MACAM-MACAM GUNTING PELAT Gunting Tangan lurus Gunting lurus merupakan gunting yang biasa dipakai untuk penyayatan lurus pendek dan lengkungan ringan. Pada pengguntingan lurus, gunting harus selalu dipegang sedemikian rupa sehingga garis goresan senantiasa dapat diamati. Gunting Lembaran Gunting lembaran atau gunting langsung digunakan untuk penyayatan panjang pada lembaran. Tuas tangan yang tertekuk keatas mencegah sentuhan lembaran pelat. Gunting kanan Gunting kanan digunakan untuk menggunting pola lingkaran/radius dengan arah dari kiri ke kanan. Gunting kiri Gunting kiri digunakan untuk menggunting pola lingkaran/radius dengan arah dari kanan ke kiri. TEKNOLOGI MEKANIK 113 Gunting sudut Gunting sudut digunakan untuk penyayatan pertemuan sudut supaya tidak terjadi kelebihan penyayatan. Gunting Pola Gunting pola model daun guntingnya runcing biasanya digunakan untuk penyayatan liku, pola dan sablon. Gunting Universal Gunting universal model daun guntingnya runcing biasanya digunakan untuk penyayatan liku, pola dan sablon. TEKNOLOGI MEKANIK 114 4.2.3 CARA MENGGUNAKAN GUNTING TANGAN Pegang gunting pada kedua tuasnya, dengan begitu akan menghemat tenaga. Tekan kedua tuas untuk mendapatkan tenaga potongan. Tempatkan jari kelingking pada posisi atas untuk membuka gunting. Sudut kemiringan gunting/buka gunting harus lebih kecil dari 20°. Jika sudut lebih besar dari 20°, kemungkinan pisau gunting akan tergelincir pada tepi benda kerja Posisi pelat harus tegak lurus terhadap bidang potong gunting. Dengan adanya jarak bebas potong, benda kerja cenderung mengarah pada bidang potong maka tahanlah posisi pelat dengan tangan. Pada pemotongan sudut, gunakan ujung gunting agar tidak terjadi salah potong diluar benda kerja. Gunakan gunting lengkung untuk benda kerja yang beradius. TEKNOLOGI MEKANIK 115 Jarak bebas potong adalah jarak antara kedua mata potong gunting. Jarak ini menghindarkan gesekan kedua mata potong gunting, dengan begitu mata potong gunting tidak cepat aus (majal). Aturan kerja menggunakan gunting tangan 1. Pilih gunting tangan yang cocok untuk setiap pekerjaan pengguntingan pelat. 2. Gunting tangan jangan dibebani berlebihan dengan pemotongan . pelat yang terlalu tebal. 3. Tuas gunting tidak boleh dioperasikan dengan pukulan palu atau pipa perpanjangan. 4. Pelat tebal harus dipotong dengan gunting besar. 5. Jangan menggunting kawat dengan gunting tangan untuk pelat. 6. Guntingan pelat selalu didalam bagian belakang moncong gunting dan majukan gunting tangan sesuai sayatan pendek. 7. Tangan kiri memegang pelat dan mencegah penggulungan pelat sambil mengamati garis goresan. 8. Pada pengguntingan pojok akan lebih mudah dan mengguntungkan jika dilubangi bor dahulu. 9. Pada pengguntingan bundar dan lengkung, gunakan gunting tangan kiri atau gunting tangan kanan supaya garis goresan mudah diamati. 10. Periksa selalu ketajaman pisau guntingnya. 11. Jika menggunakan gunting tangan tumpul, maka akan mengakibatkan gunting mengunyah. Sayatan tidak bersih dan tenaga besar. 12. Pengasahan gunting harus dilakukan oleh seorang tukang. Next >