< Previous TEKNOLOGI MEKANIK 34 Gambar 2.5. Gigi daun gergaji untuk bahan lunak serpih = 0º. Untuk penggergajian bahan yang kekuatannya dan kekerasannya rendah (misalnya logam ringan) lebih cocok bentuk gigi menurut gambar 2.5 GERGAJI TANGAN . Gambar 2.6. Gergaji tangan Sebagai perkakas, gergaji tangan yang digunakan adalah gergaji busur dengan gagang mendatar atau pegangan yang miring, gergaji sisipan. Sedangkan untuk pekerjaan besar digunakan gergaji tangan elektrik. 2.2.4 PENGUNCIAN DAN PEMASANGAN Pada proses penguncian dan pemasangan merupakan kunci utama dalam menggabungkan bagian-bagian komponen menjadi satu bagian utama guna merakit benda kerja menjadi barang jadi yang siap pakai. Gambar 2.7. Satu set perkakas Adapun peralatan perkakas yang dipakai pada proses penguncian dan memasang dapat bedakan menjadi: Kunci pas, Kunci ring, Kunci sock (socket wrench) Kunci Inggris (shifting spanner), Kunci pipa (monkey wrench) Tang (pliers) Obeng (screw driver) Ragum dan klem TEKNOLOGI MEKANIK 35 perlengkapan pengunci KUNCI PAS . Gambar 2.8. Kunci pas Kunci pas berfungsi untuk mengikat atau melepaskan mur atau baut. KUNCI RING . Gambar 2.9. Kunci ring Kunci ring berfungsi untuk mengikat atau melepaskan mur atau baut segi enam. KUNCI SHOCK . Gambar 2.10. Kunci shock tangkai dan kunci shock roda gigi Kunci shock tangkai berfungsi melepaskan dan mengeraskan mur atau baut yang letaknya masuk kedalam. Kunci shock shock roda gigi berfungsi untuk membuka atau mengeraskan mur baut dengan ukuran kecil dan sedang. . Gambar 2.11. Kunci shock tongkat Kunci shock tongkat berfungsi membuka atau mengeraskan mur dan baut dengan ukuran besar dan diperlukan tenaga yang besar. KUNCI INGGRIS TEKNOLOGI MEKANIK 36 . Gambar 2.12. Kunci inggris Kunci inggris berfungsi membuka atau mengeraskan mur baut dengan ukuran besar sedang dan besar. KUNCI PIPA Gambar 2.13 Kunci pipa Kunci pipa berfungsi memegang dan menahan pipa yang diproses. TANG Gambar 2.14. Tang Tang berfungsi untuk menjepit, memotong, menahan, memuntir atau menekuk benda kerja. OBENG Gambar 2.15. Obeng Gambar 2.16. Model kepala obeng Obeng berfungsi untuk membuka atau mengeraskan sekrup atau baut. Kepala pipih tebal untuk pekerjaan berat, kepala bintang untuk baut berkepala silang. RAGUM DAN KLEM TEKNOLOGI MEKANIK 37 Gambar 2.17. Ragum dan klem Ragum dan klem berfungsi untuk untuk menjepit, menahan, dan menekuk benda kerja. 2.2.5 PENGGUNTINGAN Pada pengguntingan, benda kerja diberi beban geser diantara dua penyayat yang satu sama lain saling menggeser sehingga melampaui kekuatan gesernya dan dengan cara demikian benda kerja dapat di pisahkan. Dibawah pengaruh tekanan sayat terjadi proses pengguntingan berturut-turut penakikan, penyayatan dan pemutusan benda kerja. Gambar 2.18. Gunting tangan Gunting tangan berfungsi untuk memisahkan atau memotong serta membentuk pelat-pelat dengan ketebalan yang tipis. 2.2.6 PENGETAPAN DAN SENAI Tap senai adalah alat-alat untuk membuat ulir dalam dan ulir luar dengan tangan. Tap dibuat dari baja karbon tinggi berkualitas baik yang disepuh keras dan dimudakan. Umumnya diperdagangkan dalam tiga perangkat tahapan, yaitu: Tap konis Tap antara Tap rata Kesemua tap perangkat diatas beralur agar dapat mengeluarkan beram pada saat proses pengetapan. Senai dibuat dari bahan baja cepat tinggi berkualitas baik. Senai TEKNOLOGI MEKANIK 38 Gambar 2.19. Tool set senai dan tap diperdagangkan dalm berbagai macam jenis yang berbentuk bulat, bujur sangkar, dapat digeser, belah dan mempunyai tangkai atau batang. Mur senai dapat pula dipergunakan untuk memperbaiki kerusakan uliran baut. Untuk itu dipergunakan kunci. Mur senai dibuat dari baja karbon tinggi disepuh keras dan dimudakan. 1.2. PENGECEKAN PERKAKAS TANGAN Untuk menghindari kecelakaan di tempat kerja akibat dari salah penggunaan peralatan tangan, maka akan penting sekali jika pekerja mengerti benar penggunaan peralatan perkakas tangan tersebut. Ada lima aturan dasar keselamatan yang dapat membantu mencegah bahaya yang terkait dengan menggunakan perkakas tangan, yaitu: 1. emeriksa semua peralatan dalam kondisi baik dengan pemeliharaan rutin. 2. Gunakan alat yang tepat untuk pekerjaan. 3. Memeriksa kerusakan setiap alat sebelum digunakan dan tidak menggunakan alat-alat rusak. 4. operasi dan digunakan sesuai dengan produsen dan petunjuk. 5. Memperhatikan dengan benar dan menaruh secara tepat penempatan setiap peralatan. Seseorang yang bekerja bila menggunakan dan melihat pahat, pisau, atau alat-alat perkakas tangan lain tidak sesuai dengan fungsinya haruslah menegur supaya peralatan tersebut digantikan dengan peralatan yang sesuai. Penempatan perkakas tangan yang bertumpukan atau jatuh, bisa mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengecekan perkakas tangan, yaitu: TEKNOLOGI MEKANIK 39 a. Ketajaman Pemeriksaan ketajaman ditujukan untuk pahat-pahat alur, gergaji, mata bor, gunting. penitik, penggores, tap dan senai. b. Kekencangan Pemeriksaan ini di tujukan pada peralatan seperti, palu dengan gagangnya, obeng dengan gagangnya c. Keausan Pada kunci-kunci pengencang seperti kunci pas, kunci ring, kunci sock tidak boleh ada keausan atau kelonggaran mata mulutnya, hal ini bisa berakibat tumpulnya mur dan baut di dikencangan. d. Gesekan Untuk bagian-bagian peralatan yang bergesek dan berputar perlu adanya pemeriksaan, seperti tang, kunci inggris, kunci pipa, kunci sock roda gigi. e. Karat pengkaratan ini selalu terjadi pada bahan yang terbuat dari logam, untuk itu peralatan perkakas tangan harus dibersihkan dari karat, terutama peralatan yang tajam dam berputar atau bergerak. 1.3. MENGIDENTIFIKASI PERKAKAS TANGAN YANG RUSAK Hand tool atau perkakas tangan adalah perkakas yang didukung secara manual. Tangan termasuk alat yang bisa dipakai apapun mulai dari memukul sampai ke mengunci atau memutar. Tetapi ini adalah berbahaya jika tangan dipakai sebagai alat dalam pemakaian yang berhubungan dengan benda kerja. Ada beberapa langkah praktis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan pada perkakas tangan, baik bentuk kerusakan maupun penyebab kerusakan, yaitu: 1. Kenali kerusakan perkakas tangan dengan ciri fisik kerusakaannya 2. Kenali penyebab kerusakan yang terjadi pada perkakas tangan 3. Analisa cara pemakaian dan penyimpanan perkakas tangan Umumnya perkakas tangan tertentu tidak dapat lagi digunakan akibat dari kerusakan yang terjadi, tetapi ada pula beberapa jenis perkakas tangan yang TEKNOLOGI MEKANIK 40 masih dapat diperbaiki apabila terjadi kerusakan akibat penggunaan yang salah. Demikian juga halnya dalam pemakaian peralatan perkakas tangan. Apabila perkakas tangan dipakai tidak pada fungsi dan penggunaanya akan berakibat kerusakan pada peralatan itu sendiri atau bahkan kerusakan pada benda kerja yang sedang dikerjakan. Dibawah ini beberapa contoh penggunaan peralatan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Jika pahat digunakan sebagai obeng, maka ujung pahat dapat tumpul dan meleset. Akibatnya bisa mengenai jari tangan atau, memukul pengguna lainnya. Jika menangani kayu atau pemahatan pada alat dengan memakai palu, jika kepala palu longgar dengan gagangnya, maka kepala palu bisa terlempar atau meleset mengenai tangan sendiri serta dapat terbang dan menyerang pengguna lainnya. Jika alat seperti pahat, baji, atau alat yang memakai palu sebagai pembantu penggerjaannya dimana kepala pahat sudah melebar, maka kepala pahat yang mungkin dapat berdampak pada pecah kepala tersebut dan serpihannya yang tajam bisa terbang menuju orang lainnya. Berikut ini beberapa kerusakan yang sering terjadi pada peralatan perkakas tangan antara lain: a. Tumpul Kerusakan tumpul sering terjadi pada pahat-pahat, kikir, mata gergaji, pisau potong tangan, mata bor, gunting, tang potong, obeng min (-)(+). Tap dan senai. b. Aus Keausan sering terjadi pada peralatan untuk memutar benda kerja, seperti kunci-kunci pengencang. Kunci pas, kunci ring, kunci sock, kunci T. c. Longgar Longgar ini biasanya pada gagang palu dengan kepala palu, untuk alat penjepit sepeti ragum dan klem terjadi kelonggaran pada ulir pengunci. d. Patah atau retak TEKNOLOGI MEKANIK 41 Patah atau retak sering terjadi pada tap, senai, palu kepala plastik, kikir, obeng, pahat-pahat. 2.3.1 KERUSAKAN PADA ALAT-ALAT PENANDA a. Kerusakan pada penggores Bagian utama yang sering rusak ialah ujungnya menjadi tumpul. Cirinya, bila untuk menggores terasa meluncur lebih ringan pada saat digunakan dan tidak ada bekas goresan pada benda kerja, Untuk menajamkannya kembali, penggores dapat diasah dengan batu gerinda. b. Kerusakan pada penitik, jangka tusuk, dan jangka hati Pada pemakaian alat-alat ini sering juga terjadi tumpul terutama pada bagian ujung penitik dan jangka seperti halnya penggores. Pada jangka hati, tumpul terjadi pada bagian jarumnya, tumpulnya bagian ujung jangka dapat diasah dengan batu gerinda. 2.3.2 KERUSAKAN PADA ALAT-ALAT POTONG a. Kerusakan pada kikir, ciri-ciri kerusakannya antara lain: Gigi pemarut kikir licin bila diraba dengan tangan. Gigi pemarut kikir terlihat banyak yang rontok. Bagian sisi kikir rusak. Pada bagian sela gigi kikir terlihat banyak geram/tatal. Apabila digunakan untuk mengikir terasa licin atau tidak memarut bahan yang dikikir. Penyebab kerusakan: Umur penggunaan kikir sudah terlalu lama. Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan. Kesalahan pemakaian kikir. Kikir sering digunakan untuk memukul. Penyimpanan kikir diletakkan secara bertumpuk. b. Kerusakan pada gergaji tangan, ciri-ciri gergaji tangan yang rusak antara lain: TEKNOLOGI MEKANIK 42 Daun gergaji sudah tumpul atau permukaan gigi gergaji tidak tajam. Gigi daun gergaji banyak yang potong. Permukaan gergaji terlihat banyak goresan akibat pemotongan. Ketegangan daun gergajinya tidak bisa disetel. Penyebab kerusakan: Umur penggunaan daun gergaji sudah terlalu lama. Kesalahan pemakaian gergaji pada saat melakukan pemotongan. Gergaji digunakan untuk memotong bahan yang keras. Lubang kait pada daun gergaji sudah membesar. Kait pengikat kendor pada bagian mur penarik. c. Kerusakan pada mata bor, ciri-ciri kerusakan pada mata bor: Tumpul pada sisi potongnya Bagian sisi potong matabor terpotong. Bengkok. Tangkainya tidak dapat dijepit dengan baik oleh penjepit mata bor (chuck). Penyebab kerusakan: Umur penggunaan mata bor sudah terlalu lama. Kesalahan pemilihan kecepatan putar mesin bor saat melakukan pengeboran. Mata bor digunakan untuk melubangi bahan yang keras. Pada saat melakukan pengeboran tidak menggunakan cairan pendingin (coolant). Kesalahan pengasahan mata bor. d. Kerusakan pada rimer tangan, ciri-ciri kerusakannya: Aus sisi potongnya sehingga ukuran lubang yang dibuat mengecil, keluar dari toleransi yang diinginkan. Sisi potongnya ada yang terpotong/pecah sehingga kehalusan lubang yang diinginkan tidak tercapai. Penyebab kerusakan: Umur penggunaan rimer sudah terlalu lama. TEKNOLOGI MEKANIK 43 Kesalahan penggunaan rimer. Pada saat digunakan rimer tidak menggunakan cairan pendingin (coolant). e. Kerusakan pada tap dan snei, ciri-ciri kerusakannya: Sisi potong tap dan snei tumpul Sisi potong tap dan snei patah Penyebab kerusakan: Umur penggunaan tap dan snei sudah terlalu lama. Kesalahan penggunaan tap dan snei. Kesalahan persiapan lubang yang akan ditap terlalu kecil atau batang bahan yang akan disnei terlalu besar. Pada saat tap dan snei digunakan tidak menggunakan cairan pendingin (pelumas) 2.3.3 KERUSAKAN PADA ALAT-ALAT PEMERIKSA a. Kerusakan pada siku dan siku kombinasi, ciri-ciri kerusakannya: Sudah tidak 90° lagi bagian sikunya. Bagian bilah ataupun balok cacat sehingga tidak datar. Penyebab kerusakan: Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan. Kesalahan pemakaian siku. Siku sering digunakan untuk memukul. Penyimpanan siku diletakkan secara bertumpuk. b. Kerusakan pada jam ukur, ciri-ciri kerusakannya: Jarum tidak menunjukkan posisinya dengan benar. Perabanya sudah tidak peka. Penyebab kerusakan: Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan. Kesalahan pemakaian. Penyimpanan tidak pada ruangan yang mempunyai suhu kamar c. Kerusakan pada mistar rambut, ciri-ciri kerusakannya: Utama kerusakannya bila bagian bilah yang tajam sudah cacat. Next >