< Previous 89 TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI dibongkar, maka jenis perbaikan ini digolongkan pada perbaikan menengah. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam perbaikan menengah misalnya penggantian beberapa unit, karena memang sudah rusak/aus, penyekrapan permukaan supaya rata, pengecatan pada bagian-bagian yang sudah berkarat. Perbaikan Total (Overhoul) Pada saat tertentu bila suatu mesin telah beroperasi dengan jumlah jam tertentu, maka mesin tersebut perlu dioverhoul. Semua unit dibongkar kemudian diperiksa tentang keausannya, bila tidak dapat diperbaiki lagi maka selanjutnya diganti dengan komponen baru. Disamping itu pondasi mesin pun harus diperiksa. Apabila baut-bautnya longgar maka harus dikeraskan. Bagian-bagian yang berkarat harus dibersihkan dan dicat. Setelah menentukan jenis perbaikanmaka langkah selanjutnya ialah melaksanakan pembongkaran, untuk kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah direncanakan dari pembongkaran sampai perbaikan. 3). Diagnosa Alat Yang Diperbaiki Data yang diperoleh dari laporan perawatan akan memberikan kemudahan kepada Kepala Bengkel atau petugas untuk mendeteksi jenis kerusakan yangterjadi. Kepala Bengkel sebagai penanggung jawab bengkel diharapkan mampu melakukan hal-hal sebagai berikut Mendiagnosa jenis kerusakanyang terjadi. Menentukan langkah-langkah perbaikannya Menentukan penggantian komponen yang rusak. Untuk menemukan kerusakan yang terjadi pada suatu mesin, maka dibawah ini diberikan petunjuk sebagai berikut : a) Kemungkinan kerusakan pada fisik mesin Kerusakan fisik mesin dapat terjadi pada : Komponen-komponen yang tidak tepat pada kedudukannya Komponen ada yang patah atau bengkok TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI 90 Ada kelainan bunyi Temperatur tiba-tiba naik b) Kelistrikan Setelah kita selesai menganalisa fisik mesin dan ternyata semuanya dalam kondisi baik, maka selanjutnya mencoba mencari kesalahan pada kelistrikan, untuk mesin-mesin yang menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada kelistrikan meliputi: Terminal saluran masuk tidak normal Sambungan kabel motor lepas atau longkar Motor terbakar Kabel-kabel kontrol tidak bekerja Pembatas arus putus Limit dan touch switch tersentuh. Bila kerusakan kelistrikan telah ditentukan dan perbaikannya tidak dapat diperbaiki sendiri, maka perbaikan sebaiknya diserahkan kepada jurusan listrik. Pembongkaran setiap mesin tentu berbeda dengan mesin yang lain. Untuk itu pada bagian ini tidak akan diuraikan tentang cara membongkar namun yang perlu dijelaskan adalah tujuan pembongkaran dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membongkar. Adapun tujuan membongkar sebuah mesin adalah : Untuk menemukan sebab tidak berfungsinya suatu komponen Untuk melaksanakan pengetesan pada bagian-bagian tertentu Untuk memperbaiki komponen atau suku cadang bila masih memungkinkan. Untuk mengganti suku cadang yang sudah aus atau patah denganyang baru. 91 TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI Sebelum membongkar sebuah mesin perhatikan dengan cermat hal-hal sebagai berikut : Faktor keselamatan kerja, baik pekerja, alat maupun peralatan yang dibongkar. Siapkan semua alat-alat yang diperlukan untuk membongkar Ikuti urutan pembongkarannya dengan tepat Pusatkan perhatian pada objek yang sedang dikerjakan. Kalau mengerjakan mesin yang digerakkan oleh motor listrik pastikan bahwa sakelar utama sudah dimatikan dan steker sudah dikeluarkan dari kotak kontak (stop kontak). Selama proses pembongkaran perlu pula diingat hal-hal berikut ini: Gunakan alat yang tepat Hindari penggunaan kunci Inggris yang kurang tepat ukurannya Tempatkan komponen-komponen yang dibongkar pada kotak tertentu dalam waktu yang tepat. Tutup bagian-bagian yang berlubang dengan kain bersih Perhatikan tanda-tanda dari komponen-komponen tertentu. Komponen-komponen yang telah dilepas selanjutnya diperiksa, diperbaiki atau diganti. Apabila kegiatan pembongkaran pemeriksaan dan penggantian telah selesai maka aktivitas berikutnya adalah merangkai komponen-komponen atau suku cadang agar membentuk sebuah mesin, pesawat atau alat konstruksi. Pelaksanaan dan urutan pemasangan adalah kebalikan dari urutan pembongkaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan adalah sebagai berikut : Perhatikan gambar-gambar pemasangan jika ada Tanda-tanda atau arah panah setiap komponen TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI 92 Pengerasan baut-baut/mur harus disesuaikan dengan ukuran standar yang sudah ditentukan. Komponen dan alat yang dipakai harus bersih Alat yang dipakai harus tepat, misalnya penggunaan kunci momen, kunci inggris, palu plastik, palu tembaga dan lain-lain. Pemakaian stempet (gemuk) pada bagian-bagian tertentu. FORMAT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN BENGKEL Berikut ini ditunjukkan format isian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan yang ada pada bebebrapa bengkel. FORMAT PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKEL Nama Bengkel : ................................ Unit Kerja : ................................ No Nama Alat / Mesin Keadaan yang dikehendaki Pelaksanaan Pemeliharaan Malang, ..................................... Petugas, ................................................. 93 TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI FORMAT PERBAIKAN PERALATAN BENGKEL Nama Bengkel : ................................ Unit Kerja : ................................ No Nama Alat / Mesin Keadaan yang dikehendaki Pelaksanaan Perbaikan Malang, ..................................... Petugas, ................................................. TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI 94 C. Rangkuman 1) Pemeliharaan Peralatan adalah tangung jawab seluruh warga sekolah. Untuk menangani pemeliharaan peralatan selalu dalam kondisi operasional, sehingga usia pemakaian dapat diperpanjang. 2) Struktur pemeliharaan yang berbasis di Unit Kerja, dapat meningkatkan kemampuan unit kerja dalam melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan yang ada di unit kerja masing-masing. Apabila karena sesuatu dan lain hal Unit Kerja, dapat meminta bantuan unit kerja yang mempunyai keahlian. Saling kerjasama antar Unit Kerja dalam hal pemeliharaan sangat diharapkan. 3) Perawatan dan perbaikan bengkel adalah bagian dari program pengelolaan bengkel atau manajemen bengkel, yang merupakan tanggung jawab pimpinan sekolah agar dapat berfungsi/bekerja sebagaimana mestinya, dengan mempunyai daya guna yang tinggi, serta memiliki umur teknis maupun ekonomis yang panjang. D. Tugas 1) Lakukan survey bengkel anda tentang pemeliharaan peralatan. Hal-hal apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memelihara peralatan secara terencana. 2) Lakukan survey bengkel anda tentang perbaikan peralatan. Hal-hal apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memperbaiki peralatan secara benar. 3) Buatlah rangkuman hasil survey anda di bengkel tersebut. Lakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan bengkel tersebut dalam hal pemeliharaan dan perbaikan peralatan. 4). Bagaimana saran dan tanggapan anda terhadap penerapan pemeliharaan rutin dan perbaikan di bengkel tersebut. 95 TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI E. Tes Formatif 1. Apakah tujuan utama pemeliharaan peralatan? Siapa yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan? 2. Apakah tujuan utama perawatan dan perbaikan bengkel ? F. Lembar Jawaban Tes Formatif 1. Tujuan utama pemeliharaan peralatan untuk menangani pemeliharaan peralatan selalu dalam kondisi operasional, sehingga usia pemakaian dapat diperpanjang. Pemeliharaan Peralatan adalah tangung jawab seluruh warga sekolah. 2. Perawatan dan perbaikan bengkel adalah bagian dari program pengelolaan bengkel atau manajemen bengkel, yang merupakan tanggung jawab pimpinan sekolah agar dapat berfungsi/bekerja sebagaimana mestinya, dengan mempunyai daya guna yang tinggi, serta memiliki umur teknis maupun ekonomis yang panjang. G. Lembar Kerja Peserta didik 1. Alat dan Bahan o Peralatan tulis. o Camera. (untuk mengambil gambar jika diperlukan). 2. Keselamatan Kerja a. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. b. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. 3. Langkah Kerja p. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. q. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur. TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI 96 r. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. s. Lakukan pengambilan gambar dengan camera jika diperlukan sebagai bukti hasil survey anda jika diperlukan. t. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4. Tugas c. Lakukan survey bengkel anda tentang perbaikan peralatan. Hal-hal apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memperbaiki peralatan secara benar ! Buatlah rangkuman hasil survey anda di bengkel tersebut ! d. Lakukan survey bengkel anda tentang pemeliharaan peralatan. Hal-hal apa saja yang dilakukan bengkel tersebut untuk memelihara peralatan secara terencana ! Buatlah rangkuman hasil survey anda di bengkel tersebut ! e. Lakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan bengkel tersebut dalam hal Sistem administrasi pemakaian dan perawatan alat & peralatan bengkel serta bahan. f. Berilah saran dan tanggapan anda terhadap sistem tersebut sesuai dengan pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini. 7. Kegiatan Belajar 7. Pengkodean barcode pada sistem pemakaian dan pemeliharaan alat & peralatan. 97 TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI A. Tujuan Pembelajaran Menjelaskan barcode dan aturan pembacaannya Menjelaskan langkah-langkah implementasi barcode B. Uraian Materi Sistem pengenalan barcode adalah suatu sistem yang mampu mengenali code barcode dimana code ini digunakan untuk menyandikan suatu barang atau buku. Sistem ini banyak digunakan untuk penyandian sistem keamanan, seperti doorlock system dan aplikasi perkembangan sistem barcode ini sering dijumpai yaitu pada supermarket. Barcode dan Aturan Pembacaannya „Barcode‟ adalah garis-garis hitam yang dibuat menurut kode tertentu, umumnya digunakan sebagai identifikasi terhadap suatu objek atau barang. Dalam masyarakat modern, barcode yang banyak digunakan pada sebagian besar komoditas. Barcode konvensional terdiri dari dua bagian yaitu pertama adalah kelompok garis dan yang lain terdiri dari angka-angka di bawah garis-garis tersebut. Ada dua jenis barcode yaitu pertama barcode satu dimensi, barcode ini terdiri dari garis-garis yang berwarna putih dan hitam, warna putih untuk nilai 0 dan warna hitam untuk nilai 1. Yang kedua yaitu barcode dua dimensi, barcode ini sudah tidak berupa garis-garis lagi, akan tetapi seperti gambar sehingga informasi yang tersimpan di dalamnya akan lebih besar. Barcode satu dimensi dengan tipe EAN 13 (Europe Article Number) tipe ini sering kita jumpai untuk kode suatu barang di supermarket. Tipe EAN 13 dipakai untuk pengkodean barang-barang atau produk yang dikomersialkan, tipe ini sendiri terdiri dari 13 digit dan masing-masing digit memiliki arti. Untuk dua digit pertama melambangkan “kode negara”, lima digit berikutnya melambangkan “kode produsen yang memproduksi barang” dan lima digit berikutnya melambangkan “kode barang yang diberikan produsen” serta satu digit terakhir berfungsi sebagai digit pemeriksaan yang artinya digit ini dipergunakan untuk memeriksa kebenaran sistem dalam TEKNIK KERJA BENGKEL TELEKOMUNIKASI 98 pembacaan barcode dengan barang yang memuat kode tersebut (Yuan, 1994). Aturan pembacaan barcode secara manual dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1 Contoh Aturan Pembacaan Barcode Implementasi Barcode (sumber : GS1 Indonesia) Langkah 1 : Kunci Identifikasi System Langkah pertama apabila institusi/perusahaan merencanakan untuk menggunakan barcode pada produknya adalah dengan menentukan nomor identifikasi yang akan dimasukkan kedalam barcode, nomor-nomor tersebut dinamakan kunci identifikasi system. Langkah 2 : Pemberian Nomor Next >