< Previous 50 Catatan : untuk menghemat kertas ampelas dan mempermudah pengampelasan, gunakan ampelas jenis silicon karbid yang bisa mengampelas dengan menggunakan air. Mengaduk cat akhir (cat warna) dengan merta dan menuangkan pada kaleng lain. Encerkan dengan terpentin atau afdunner, dengan perbandingan 1:1 (satu bagian cat dan satu bagian afdunner). Karena cat ini diharuskan encer. Membersihkan permukaan benda dari debu-debu pengampelasan. Mengoleskan cat warna dengan kuas secara merata Catatan: Mengoleskan cat warna bisa dengan proses searah serat kayu secara bolak balik Mengoleskan cat warna bisa juga dengan cara saling silang, artinya pengecatan lapisan pertama dengan melintang serat dan selanjutnya lapisan ke dua dengan sejajar serat kayu. Mengampelas permukaan cat warna yang akan di lapisi ulang dengan ampelas no.400 secara mengambang (tanpa tekanan),dengan maksud agar. Mengoleskan kembali lapisan cat warna bila permukaan lapisan pertama maupun lapisan ke dua telah mongering. Membersihkan dan merapihkan semua peralatan kerja pada tempatnya. 51 c. Kunci Hasil Kerja Kerataan permukaan lapisan plamur akan menentukan tingkat kerataan cat dasar Pengulangan penguasan cat dasar yang berlebihan(terlalu tebal) akan mempengaruhi lamanya kering, timbul gelombang-gelombang dan mengakibatkan awal kerusakan cat berikutnya Kebersihan peralatan terutama kuas cat akan mempengaruhi hasil pengecatan Pengampelasan antar permukaan(antar media) penting serta penggunaan ampelas. Yang tepat akan menghasilkan permukaan cat yang benar-benar rata dan halus Membersihkan kuas secara berkala C. Lembar Penilaian Praktek Nama Siswa : Nomor Induk : Program Keahlian : 52 Jenis Pekerjaan : Pedoman Penilaian No Aspek Penilaian Skor Max Skor Perolehan Keterangan 1 2 3 4 5 I Perencanaan/persiapan 1. Persiapan alat 2. Persiapan bahan 4 4 II Pekerjaan prafinishing 3. meratakan benda kerja 4. melakukan stopping 5. pengamplasan akhir 4 4 4 III Proses pelaksanaan 6. melaksanakan pengecatan meni 7. melaksanakan pekerjaan plamur 8. melakukan pengecatan permukaan 9. melakukan pengamplasans setiap tahapan 10. melakukan top coating 8 8 8 8 10 IV Kualitas Produk Kerja 11. keratan pengecatan 8 53 12. kehalusan permukaan 13. pengkilatan 8 8 V Keselamatan Kerja 6 VI Ketepatan Waktu 4 JUMLAH SKOR PEROLEHAN = ( ) Catatan: Siswa lulus dalam kompetensi ini bila mendapatkan nilai minimal 7 (tujuh) 54 4. Kegiatan belajar 4; Finishing Varnish Kopal (varnis) a. Tujuan Pembelajaran Setelah memperlajari bab Finishing Varnish Kopal (varnis) 1) diharapkan siswa dapat Mendiskripsikan jenis Finishing Varnish Kopal (varnis) 2) Menerapkan Aplikasi prosedur pelaksanaan Finishing Varnish Kopal (varnis) b. Uraian Materi 1) Pembelajaran Banyak masyarakat awam hanya mengetahui finishing kayu yang menggunakan bahan tranparan dengan sebutan vernis, namun tahukah kalian akan bahan varnis yang sesungguhnya, coba kalian uraikan pengetahuanmu tentang vernis sebagai bahan finishing transparan, dan terangkan cara mengerjakannya, bacalah buku bahan ajar ini atau kalian bisa mencari sumber informasi lain seperti buku buku tentang finishing dan internet. Buatlah rangkuman dari hasil diskusimu dan Presentasikan didepan kelas 2) Bahasan materi Diskripsi Varnish Kopal (vernish) 55 Varnis atau pernis di beberapa tempat di Indonesian disebut juga arenas”. Vernis, bahan pelapis akhit yang tak berwarna( clear) dapat memberikan lapisan film melalui penguapan sovent( evaporation), disertai oksidasi dengan udara (polimerisasi oleh sejumlah unsure yang terkandung dalam vernis Pengeringan vernis terjadi karena penguapan pelarut / evaporation dan bukan karena reaksi ikatan rantai silang secara kimia (crosslingking) diantara unsure yang terkadung. Maka lapisan film vernis yang terbentuk dipermukaan kayu atau benda kerja tidak tahan panas, tidak tahan cuaca serta tidak tahan terhadap pengencer/ solvent Oleh karena itu sebagai bahan reka oles varnish hanya digunakan untuk lapisan perabot dan bend-benda kerja uang dibawah atap. Disebut vernis kopal karena memang berasal dari Manila Copal, yaitu resin atau harsa yang ditoreh dari pohon copal. Pada saat ini vernis copal bukan saja dari resin copal namun di lamangan masyarakat kopal identik dengan vernis, tambahan kata kopal dimaksudkan untuk menyatakan vernis yang derasal dari resin getah dan minyak nabati. Umumnya vernis dibuat dari macam- 56 macam resin atau harsa yang berasal dari alam atau buatan manusia, seperti resin sintetik atau alkid Dewasa ini vernis begitu banyak variasi dan jenisnya namun secara garis besar vernis dapat dikelompokan ke dalam 2 golongan utama a) V ernis minyak (Oil Varnish) , dibuat dari bahan resin sintesa kimiawi maupun alam serta minyak nabati yang mampu mongering (drying Oil) dengan penambahan bahan pengering (drier) b) Vernis spiritus (spirit Varnish) hanya terbuata dari resin, tanpa tambahan drying oil, termasuk politur merupakan spirit varnish Resin alam yang dipakai dalam pembuatan vernis berasal dari getah yang ditoreh dari jenis pohon jarum (coniverus), misalnya Agathis Alba, Pinus(Pinus mercusii) serta pohon harsa atau penghasil resin lainnya yang berdaun lebar dari family Depterocarpus Spp yang banyak tumbuh di daerah Asia tenggara. Pohon agatis australis, menghasilkan resin kauri copal. Pohon agatis alba, menghasilkan resin manila copal. 57 Pohon pinus menghasilkan rosin (Gum rosin atau gondorukem) sedangkan kelompok shorema dan Hopea ( balau) serta kelompok Depterocarpaceae menghasilkan resin damarResin copal larut semuanya dalam alkohol murni, sedangkan damar tidak larut. Kopal tidak larut dalam minyak terpentin dan minyak tanah, sedangkan damar dapat larut dalam terpentin, dan dalam minyak tanah hanya larut sebagian saja. Namun, setelah vernis, keduanya dapat diencerkan dalam minyak terpentin. Resin berubah sifatnya karena pemanasan dalam proses pelelehan menjadi vernis. Cara pengenceran dengan terpentin atau afdunner memudahkan pekerja dalam penyemprotan atau penguasan. Beberapa minyak nabati yang kering setelah kontak dengan udara (drying oil) banyak juga di pake dalam pembuatan vernis. Misalnya minyak dari biji buah lin yang berasal dari negara China (linseet oil), minyak kayu tung atau (tung oil), minyak biji jarak yang telah didehidrasi (dehidratid castor oil) dan minyak kedelai (soya bean oil) banyak pengerajin meble dan pengusaha yang hanya mengambil barang mentah dari sentra industri meble, kemudian melakukan reka oles vernis buatan sendiri dan menjualnya ke toko meble di pinggir kota. Dimikian pula bnyak pekerjaan borongan dan tender kursi untuk sekolah dan prabot kuliah yang di reka oles dengan bahan vernis campuran sendiri. 58 Aplikasinya dengan kaos perca atau sama dengan aplikasi politur serlak. Sebagian tukang menyebutnya dengan istilah politur atom beberapa daerah sentra industri meble manamainya dengan politur selo. Bahan baku politur atom atau lebih tepat vernis selo buatan sendiri dari bahan bongkahan resin india timur yang dilarutkan dengan bensin atau premium (petrolium solvent) sampai encer dan mudah di kuaskan atau cukuplicin untuk di kaoskan. Kelompok resin ini mirip dengan resindamar, hanya saja resin damar mudah larut pada berbagai solven, deadangkan resin india timur hanya terbatas larut pada petrolium solven, resin india timur banyak didapat jug di Indonesia dan dijual di toko besi dengan harga yang sangat murah, nama perdagangan yang telah dikenal oleh tukang kayu reka oles yaitu selo atau batu. Juga disebut dengan selak batu, karena memang resinnya mengeras dan menyerupai kulit seperti bongkahan batuakik. Sedangkan selo berasal dari bahasa jawa halus yang berarti batu. Resin batu juga merupakan nama internasional dan dikesnal dalam perdagangan dunia bahan cat, resin batu ini dipungut dari batang pohon yang luka dan tidak tiitoreh seperti pohon damar , oleh masyarakatdi sekitar hutan , bahan tersebut dikumpulkan dan di jual atau disetor ke pengumpuluntuk diekspor sebagai bahan vernis. Sebenarnya resin batu atauterkenal dengan nama Black East India dan Pale East India sangat baik dipakai untuk 59 vernis oleoresin dan spar vernis yang mahal, as al dicampur dengan minak nabati yang bisa kering (Drying Oil) sehingga memperbaiki sifatnyayang keras menjadi lebih fleksibel dan tahan gores. Dengan resin batu ini biasa dibuat vernis untuk lantai kayu (parquet) demikian pula untuk resin cat marca jalan karena tahan gesekan dan tetap awet menempel, serta baik sebagai resin cat yang harus disemprotkan pada substrat alumunium. Untukbeberapa jenis batu gerinda sebagai perekat butiran digunakan reisn selo ini. Sayang sekali, politur hanya dibuat sendiri oleh tukang kayu secara primitif dengan campuran bensin, tanpa pemberian formula drying oil, sehingga hasil piturnya walaupun keras tahan air panas, namun mudah rapuh serta kurang kegilapannya. Untuk mengatasi kekuranggilapannya umumnya tukan reka oles melapisinya dengan politur sellak dengan berpelarut spiritus, sehingga kurang tahan terhadap air panas walaupun mengkilap, permukaanya akan memutih bila tersiram air panas. Bagi anyaman rotan vernis selo dan vernis kopal masih dianggap kurang baik untuk digunakan karena ayaman rotan khususnya dibagian dudukan kursi, tidak statis dan selalu bergerak lentur sehingga lapisan vernisnya mudah rusak/ retak dan disarankan untuk menggunakan vernis yang ternuat dari bahan sintetik alkid. 3) Aplikasi vernis kopal Next >