< Previous148 prekonsentrasi demi kepentingan analisis kimia. Pengabuan merupakan tahapan persiapan contoh yang harus dilakukan dalam anailisis elemen-elemen mineral (individu). Secara umum abu terdiri dari garam material anorganik (misal garam yang mengandung ion Na+, K+, dan lain-lain). Terkadang juga mengandung mineral tertentu misal klorofil dan hemoglobin. Contoh abu: Oksida: Al2O3, CaO, Fe2O3, MgO, MnO, P2O5, K2O, SiO2. Karbonat: Na2CO3 (abu soda), K2CO3 (potash). Bikarbonat: NaHCO3 (baking soda). Kandungan abu dan komposisinya tergantung dari jenis bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu memiliki hubungan dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Contoh mineral yang termasuk dalam garam organik misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat. Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat dan nitrat (Selamet, dkk., 1989: 150). Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawa komplek yang bersifat organis, yaito khlorofil dan hemoglobin. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu. Produk perikanan memiliki kadar abu yang berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI 01-2354.1-2006, ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 – 0,69% menurut 149 SNI 01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak, bakso dan kaki naga. Secara umum, ada dua jenis mineral, yaitu makromineral dan mikromineral. Mineral utama (mayor) atau makromineral adalah mineral yang perlukan oleh tubuh lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral minor (trace elements) atau mikromineral adalah mineral yang perlukan kurang dari 100 mg sehari. Contoh makromineral adalah: kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida, sedangkan mikromineral adalah: kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc. Pembedaan jenis mineral tersebut berdasarkan jumlah yang diperlukan (Samsudin 1992). Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita di atas 100 miligram per harinya. Contoh dari makromineral ini adalah kalsium, kalium, dan klorida. Sedangkan mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh kita di bawah 100 miligram per harinya. Contohnya adalah zat besi, zinc, dan yodium. Komponen mineral suatu bahan sangat bervariasi baik macam dan jumlahnya. Sebagai gambaran dapat dikemukakan beberapa sampel sebagai berikut : Kalsium (Ca) Di antara komponen mineral yang ada, kalsium relatif tinggi pada susu dan hasil olahannya, serealia, kacang-kacangan, ikan, telur dan buah-buahan. Sebaliknya bahan yang kandungan kalsium sedikit adalah gula, pati dan minyak. Kalsium adalah mineral yang terbanyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu lebih daripada 90% bahan keras dalam tulang dan gigi. Ca diperlukan untuk pembentukan tulang yang kuat serta gigi. Ca juga untuk pembekuan darah, penghantaran impuls saraf, dan kontraksi otot. Peranan penting kalsium ialah mencegah penyakit osteoporosis. Sumber : Susu, sayur-sayuran, daun-daunan, ikan kecil yang dimakan seluruhnya. 150 Fosfor (P) Bahan yang mengandung banyak fosfor adalah susu dan olahannya, daging, ikan daging unggas, telur dan kacang-kacangan. Besi (Fe) Besi (Fe) adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar Pengolahannya relatif mudah dan murah Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Bahan yang kaya mineral besi adalah tepung gandum, daging, unggas, ikan, seafood, telur. Sedangkan makanan yang sedikit mengandung besi adalah susu dan olahannya, buah-buahan dan sayur-sayuran. Natrium (Na) Bahan yang banyak mengandung natrium adalah garam yang banyak digunakan sebagai ingredient (bumbu), salted food. Kalium (K) Bahan yang banyak mengandung mineral kalium ialah susu dan hasil olahannya, buah-buahan, serealia, daging, ikan, unggas, telur, dan sayur-sayuran. 151 Magnesium (Mg) Bahan yang banyak mengandung magnesium adalah kacang-kacangan, serealia, sayuran, buah-buahan dan daging. Belerang (S) Belerang banyak terdapat dalam bahan yang kaya akan protein seperti susu, daging, kacang-kacangan, telur. Kobalt (Co) Bahan yang kaya mineral kobalt adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Seng (Zn) Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Zinc merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng 152 merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium. Bahan makanan hasil laut (seafood) merupakan bahan yang banyak mengandung unsur seng. Fosfor (P) Fungsi : bahan pembentuk tulang dan gigi,bagian penting inti sel dalam proses oksidasi, mengatur asam basa cairan dalam darah. Sumber : susu, daging, kacang-kacangan, padi-padian. Tembaga (Cu) Fungsi : Dalam peristiwa oksidasi tertentu, dalam pembentukan hemoglobin. Sumber : daging, hati, kacang-kacangan, padi-padian, sayur-sayuran. Natrium (Na) Fungsi :mengatur tekanan osmosis dalam darah, kenetralan cairan tubuh, pengerutan otot jantung. Sumber : Garam dapur, bahan makanan dari laut, bahan makanan dari hewan. Kalium (K) Fungsi : Diperlukan dalam semua sel, mengatur tekanan osmosis dan kenetralan cairan tubuh. Sumber : Sayur-sayuran,padi-padian, kacang-kacangan. Klor (Cl) Fungsi : berperan dalam Pembentukan asam klorida lambung, keseimbangan elekrolit, mencegah kerusakan gigi. Sumber : Garam dapur, bahan makanan dari laut, bahan makanan dari hewan. 153 Yodium (J) Fungsi : Sebagai Pembentukan hormon trioksin. Sumber : bahan makanan dari laut, tumbuhan disekitar laut, garam dapur. Kegiatan : 1 Carilah contoh jenis mineral lain yang banyak dibutuhkan oleh tubuh, dan lengkapi dengan data-data: nama mineral, sifat, fungsi, sumber, gambar dan keterangan lainnya, melalui informasi dari data referensi, hasil penelitian orang lain dan lain-lain. Diskusikan hasil pengamatan Anda dengan teman sekelompok dan presentasikan hasil diskusi tersebut tiap-tiap kelompok di depan kelas. Buatlah pertanyaan-pertanyaan tentang kandungan abu dan mineral dalam suatu bahan tersebut. Masing-masing kelompok buatlah kesimpulan. b. Peralatan Analisis Kadar Abu dan Mineral Beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan analisis abu dan mineral adalah alat-alat yang digunakan analisis secara gravimetri antara lain: 1. Cawan/Krus Cawan/krusibel digunakan sebagai wadah sampel dalam proses pengabuan. terbuat dari porselen atau logam inert. Krus porselen bentuk dan ukurannya bermacam-macam; digunakan untuk memijarkan zat dan untuk mengabukan bahan. Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan cawan antara lain adalah kuarsa, vycor, porselen, besi, nikel, platina, dan campuran emas-platina. Cawan porselen paling umum digunakan untuk pengabuan karena beratnya relatif konstan setelah pemanasan berulang-154 ulang dan harganya yang murah. Meskipun demikian cawan porselen mudah retak, bahkan pecah jika dipanaskan pada suhu tinggi dengan tiba-tiba (Andarwulan 2010) . Gambar 21. Krus Porselen http://irfhalaboratorium.indonetwork.co.id/ Gambar 22. Krus Platina http://irfhalaboratorium.indonetwork.co.id/ 155 2. Desikator Desikator ada yang terbuat dari gelas dan ada yang terbuat dari logam aluminium. a. Desikator yang terbuat dari gelas (Gambar 23. a), garis tengah permukaannya ±15 cm, mempunyai tutup dan lapisan berlubang-lubang untuk menempatkan cawan porselen. Zat pengering yang ditempatkan dalam desikator gelas adalah silika gel. Disekator ini digunakan untuk menyimpan cawan porselen sewaktu dilakukan pemijaran dan penimbangan. b. Desikator yang terbuat dari logam aluminium (Gambar 23. b.), disebut juga eksikator. Bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Didalamnya terdapat lempeng porselen yang berlubang-lubang untuk menyimpan cawan porselen atau tempat lain yang diisi dengan zat yang akan dikeringkan. Di bawah porselen berlubang ditempatkan zat pengering, misalnya asam sulfat pekat, kalsium oksida atau silika gel. (a) berluang besar (b) berlubang kecil Gambar 23. Penyimpan krus http://irfhalaboratorium.indonetwork.co.id/ 156 3. Penjepit krus (Crusible tangs) Crusible tangs adalah alat yang digunakan untuk menjepit botol timbang dan gelas arloji saat menimbang atau untuk memindahkan botol timbang dan gelas arloji dari oven ke eksikator atau sebaliknya. Gambar 24 Penjepit krus (Crusible tongs) http://irfhalaboratorium.indonetwork.co.id/ 4. Tanur/muffel/furnace Tanur/muffel/furnace adalah alat yang digunakan untuk pemanasan, dengan menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000 oC dan biasa dignakan untuk menganalisis kadar abu. Furnace Berasal dari bahasa latin yaitu fornax yang memiliki arti pemanas. Pertama kali ditemukan di Balakot, peradaban lembah Indus (2500–1900 SM), digunakan untuk pemanasan keramik. Dalam era modern, perkembangan teknologi furnace semakin pesat seiring dengan bertambahnya waktu. Penggunaan furnace sebagai alat untuk pemanas tidak lagi menggunakan sistem konvensional. Saat ini telah ditemukan dan dikembangkan penggunaan furnace dengan 157 menggunakan sistem elektrik dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. Seperti penggunaan temperatur yang tinggi dalam waktu singkat, temperatur dapat diatur sesuai kebutuhan, kerugian akibat penguapan udara panas sangat kecil, serta pengaturan kestabilan temperatur yang lebih baik (Gambar 25). Gambar 25. Tanur/Furnace http://irfhalaboratorium.indonetwork.co.id/ 5. Oven Oven berfungsi untuk mengeringkan peralatan sebelum digunakan, dan untuk mengeringkan bahan pada proses penentuan kadar abu dan mineral. Next >