< Previous48 a) Metode Sampling Sampel primer diambil dan dicampur sehingga diperoleh sampel yang siap untuk dianalisa. Semakin tidak homogen batch atau produk dalam lot yang diambil sampelnya semakin banyak sampel primer yang diambil untuk membuat sampel lebih mewakili keseluruhan populasi. Jumlah sampel pada sampel primer tergantung dari jumlah karung dalam lot. Tabel 4. Standar FAO (FAO Agricultural Services Bulletin 74, Rome 1989) Jumlah karung Cara pengambilan sampel 1-10 karung Semua karug harus diambil sampelnya 10 -100 karung 10 karung diambil secara acak Lebih dari 100 karung jumlah karung total b) Metode pengambilan sampel Pada gudang penyimpanan karung pengambilan sampel tidak dapat dilakukan dengan mesin. Umumnya pengambilan sampel dilakukan mengambil sebagian isi karung menggunakan alat pengambil sampel yang sesuai. Pengambilan sampel menggunakan alat pengambil sampel lebih cepat karena tidak perlu membuka karung. Sampel diambil dari beberapa bagian karung terpilih. Misalnya: Jika sampling plan terpilih 10 karung (10 karung dari 100 karung pengiriman), maka paling sedikit 50 gram produk diambil dari karung 100 kg. Jika sampel yang dipilih sebagai sampel lebih dari 10 karung pengiriman lebih maka yang diambil kurang dari 50 gram tiap 49 karung. Total sampel primer yang dikumpulkan tidak boleh kurang dari 500 gram dan jumlah harus mencukupi untuk bahan analisa atau pemeriksaan produk. Tabel 5. Metode pengambilan sampel Lot (pengiriman) Jumlah sampel Pengambilan sampel 100 karung 10 karung Diambil 50 gram tiap karung sehinga untuk 50 karung didapatkan sampel 500 gram > 100 karung > 10 karung Diambil minimum 500gram dari seluruh karung sampel c) Rancangan Penarikan Sampel Berdasarkan Militery Standard Pada mulanya penarikan sampel militery standard digunakan oleh militer Amerika Serikat untuk melakukan inspeksi peralatan militer. Peralatan militer yang digunakan dilakukan inspseksi sangat ketat agar terjamin kualitasnya. Karena metode inspeksi ini sangat baik maka diterapkan pada produk makanan oleh FAO melalui Codex Alimentarius Comission (CAC). Pengambilan sampel (sampling) standar militer (militery standard) dapat digunakaan untuk pemeriksaan atribut mutu: produk akhir, bahan baku, bahan dalam proses, penyimpanan, dan pemeliharaan. Tipe-tipe sampling plan berdasarkan militery standard meliputi: pengambilan sampel tungal (single sampling) terdiri dari normal, diperketat dan dikurangi, pengambilan sampel ganda (doble sampling) terdiri dari normal, diperketat dan dikurangi dan pengambilan sampel majemuk (multiple sampling) terdiri dari normal, diperketat dan dikurangi. 50 (a) Pengambilan sampel tunggal Pengambilan sampel hanya dilakukan satu kali, untuk memutuskan apakah lot diterima atau ditolak. Terdapat persyaratan minimal sampel rusak untuk dapat menerima atau menolak lot. Jika jumlah kerusakan (defect) ditemukan dalam sampel angka penerimaan maka lot atau batch dapat diterima Jika jumlah kerusakan (defect) ditemukan calam sampel angka penolakan maka lot atau batch dapat ditolak. (b) Pengambilan sampel ganda Pengambilan sampel hanya dilakukan satu atau dua kali, untuk memutuskan apakah lot diterima atau ditolak. Pada sampling pertama dan kedua terdapat persyaratan minimal sampel rusak untuk dapat menerima atau menolak lot. Bila sampling pertama tidak cukup baik diterima dan tidak cukup buruk ditolak, lakukan sampling kedua Hasil sampling 1 dan 2 digunakan untuk penerimaan atau penolakan lot Keuntungan: lot yang baik dan lot yang buruk dideteksi pada sampling pertama dan hanya lot yang mempunyai spesifikasi tertentu yang butuh sampling 2. Single sampling normal digunakan saat awal pemeriksaan dan dapat berubah menjadi diperketat atau dikurangi tergantung mutu produk yang dihasilkan 51 1). Aceptable Quality Level (AQL) Merupakan tingkat mutu yang dapat diterima atau didifinisikan sebagai maksimum persen cacat yang diperbolehkan dalam satu lot yang akan diterima sekitar 95% pada waktu tersebut. Misalnya sampling plan pada AQL 6,5 artinya akan menerima suatu lot atau produksi dengan cacat 6,5% sebanyak 95% melalui inspeksi pada waktu tersebut. 2). Tingkat Pemeriksaan Tingkat Inspeksi umum (General Inspection Levels) Terdapat tiga tingkat pemeriksaan yaitu I, II dan III Tingkat pemeriksaan I adalah setengah jumlah pemeriksaan normal (tingkat pemeriksaan II) Tingkat pemeriksaan II adalah pemeriksaan normal Tingkat pemeriksaan III adalah dua kali pemeriksaan normal 3). Tingkat Inspeksi Khusus (Special Inspection Levels) Terdapat 4 tingkat Inspeksi khusus yaitu S-1, S-2, S-3, S-4 diberikan untuk ukuran sampel relatif kecil dan toleransi terhadap resiko tinggi pada penarikan sampel. Sampelnya pada pengambilan sampel mutiara. 4). Tabel yang Digunakan dan Ketentuan dalam Tabel Sample size code letters (Table 2). Tabel ini digunakan untuk menentukan kode (A-R) berdasarkan jumlah unit dalam satu lot. Penentuan kode ditentukan pula oleh tingkat pemeriksaan yang terbagi menjadi 2 yaitu tingkat 52 inspeksi umum dan tingkat inspeksi khusus. Pemilihan tingkat inspeksi tergantung dari jenis produk yang diinspeksi. Master table for normal inspection – single sampling (table II-A) untuk inspeksi normal Master table for tightened inspection – single sampling (table II-B) untuk inspeksi diperketat Master table for reduced inspection – single sampling (table II-C) untuk inspeksi dikurangi Master table for normal inspection – double sampling (table III-A) untuk inspeksi normal Master table for tightened inspection – double sampling (table III-B) untuk inspeksi diperketat Master table for reduced inspection – double sampling (table III-C) untuk inspeksi dikurangi Berdasarkan kode yang diperoleh pada Tabel I dilakukan penentuan sampel yang diinspeksi, Reject number (Re) dan Acceptance number (Ac) pada Tabel II, III dan IV. Ketentuan dalam tabel: tanda anak panah vertikal maka gunakan sampling plan di atas atau di bawah anak panah. Huruf kode dan ukuran sampel berubah. Misal: untuk sampling plan tunggal diperketat dengan AQL 6,5 dan huruf kode B maka huruf berubah menjadi A jumlah sampel 2, Ac = 0 dan Re = 1. kode N akan berubah menjadi L dengan jumlah sampel 200 dengan Ac= 21 dan Re = 22. 53 (c) Prosedur Militery standard MIL-STD 105E 1. Tentukan ukuran lot 2. Pilih tingkat pemeriksaan 3. Tentukan code 4. Tentukan jenis rancangan penarikan sampel (single, double, multiple) normal, diperketat dan direduksi 5. Gunakan tabel yang sesuai 6. Pilih AQL 7. Tentukan ukuran sampel 8. Tentuka Ac dan Re 9. Buat keterangan (penjelasan) dari rancangan pengambilan sampel (d) Ketentuan perubahan jenis pemeriksaan Pemeriksaan awal menggunakan normal Normal menjadi diperketat jika 2 dari 5 lot yang berurutan telah ditolak pada pemeriksaan awal Diperketat menjadi normal jika pada pemeriksaan diperketat 5 lot atau batch berurutan diterima Normal menjadi dikurangi jika dalam pemeriksaan normal 10 lot tidak ada yang ditolak. Produksi dalam keadaan baik tidak ada masalah mesin, dan bahan baku. Dikurangi menjadi normal jika satu lot atau batch ditolak, pemeriksaan dikurangi menghasilkan kreteria tidak menerima atau tidak menolak lot diterima namun kembali ke pemeriksaan normal dan produksi tertunda atau tidak teratur. 54 Penggunaan single sampling : normal, diperketat, dikurangi, AQL, ukuran lot dan tingkat pemeriksaan Contoh 1 : N=2000, AQL 6,5%, tingkat pemeriksaan III, tentukan sampling plan untuk pengambilan sampel tunggal, pemeriksaan normal, diperketat dan dikurangi Jawab: Normal Huruf pada ukuran sampel dari N=2000, III adalah L (Tabel I) Untuk kode L dan AQL 6,5% normal didapat sampling plan 200, Ac=21 dan Re = 22 Jadi dari N=2000 diambil secara acak 200 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 21 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 22 maka lot ditolak. Diperketat / dipertajam Huruf pada ukuran sampel dari N=2000, III adalah L (Tabel I) Untuk kode L dan AQL 6,5% dioerketat didapat sampling plan 200, Ac=18 dan Re = 19 Jadi dari N=2000 diambil secara acak 200 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 18 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 19 maka lot ditolak. 55 Dikurangi/direduksi Huruf pada ukuran sampel dari N=2000, III adalah L (Tabel I) Untuk kode L dan AQL 6,5% dikurangi didapat sampling plan 80, Ac=10 dan Re = 13 Jadi dari N=2000 diambil secara acak 80 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 10 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 13 maka lot ditolak dan jika diketemukan cacat 11 dan 12 maka pemeriksaan kembali normal. Contoh 2 : Kentang 50.000 buah, syarat pembelian kentang cacat tidak boleh lebih dari 1%. Bagaimana sampling plannya jika menggunakan tingkat pemeriksaan II pengambilan sampel tunggal untuk pemeriksaan normal, diperketat dan dikurangi Jawab: Normal Huruf pada ukuran sampel dari N=50000, II adalah N (Tabel I) Untuk kode N dan AQL 1% normal didapat sampling plan 500, Ac=10 dan Re = 11 Jadi dari N=50000 diambil secara acak 500 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 10 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 11 maka lot ditolak. 56 Diperketat / dipertajam Huruf pada ukuran sampel dari N= 50000, II adalah N (Tabel I) Untuk kode N dan AQL 1% diperketat didapat sampling plan 500, Ac=8 dan Re = 9 Jadi dari N=50000 diambil secara acak 500 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 8 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 9 maka lot ditolak. Dikurangi/direduksi Huruf pada ukuran sampel dari N=50000, II adalah L (Tabel I) Untuk kode L dan AQL 1% dikurangi didapat sampling plan 200, Ac=5 dan Re = 8 Jadi dari N=50000 diambil secara acak 200 sampel diperiksa bila diketemukan sampel cacat ≤ 5 maka lot diterima dan jika ditemukan sampel cacat ≥ 8 maka lot ditolak dan jika diketemukan cacat 6 dan 7 maka pemeriksaan kembali normal. (c) Melaksanakan Sampling Padatan Untuk memperoleh sampel yang benar, harus dipastikan dahulu besarnya lot yang akan disampling, sehingga setiap bagian dari lot memiliki peluang yang sama untuk disampling. Sampel yang diambil sesuai prosedur baku akan mewakili kumpulan besar bahan pangan yang akan dianalisa. Sampel yang mewakili sangat penting, terutama bila akan mendeteksi adanya mikroba patogen atau penyebaran racun pada bahan pangan yang akan diekspor. 57 Dapat dibayangkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila ekspor bahan pangan yang mencapai beberapa kontainer harus dianalisa kandungan bakteri patogennya dari seluruh bahan pangan. Analisa yang dilakukan terhadap seluruh bahan pangan, selain mahal dan lama juga akan menyebabkan kontaminasi dan menghambat proses produksi. Kerugian yang sama juga akan dialami apabila sampel yang akan dianalisa merupakan sampel yang diambil tanpa melalui prosedur pengambilan sampel yang benar sehingga tidak mewakili bahan pangan yang akan diekspor. Pengambilan sampel merupakan bagian dari tahapan analisa mutu untuk mengurangi biaya yang besar, namun masih dapat mewakili kelompok yang lebih besar, sehingga hasil analisa dapat menggambarkan kondisi dari kelompok tersebut. Prosedur pengambilan sampel bahan pangan harus memperhatikan : (a) Peralatan yang digunakan harus steril, terutama yang akan digunakan untuk uji mikrobiologis; (b) Pengambilan sampel dilakukan secara steril sesuai dengan standar operaional prosedur (SOP); (c) Secara fisik, sampel dapat berbentuk segar, beku, atau hasil olahan. Bobot sampel yang digunakan tergantung dari pengujian yang akan dilakukan. Cara pengujian mikrobiologis, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : a) cara swab (ulas); b) cara excision (tusuk), atau c) rinse technique (diiris). a) Cara swab (ulas) Cara ulas digunakan untuk mengambil sampel pada permukaan bahan pangan segar. Kapas (cotton bud) steril diusapkan ke permukaan daging dengan luas 25-50 cm2. Kapas hasil usapan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan pengencer. Sampel siap untuk diuji. Pengambilan sampel dengan cara ditusuk Next >