< Previous68 Frekuensi pengambilan sampel seperti tersebut di atas masih dapat berubah disesuaikan fasilitas yang ada. Untuk meringankan beban pekerjaan, jumlah parameter yang dianalisis dapat dikurangi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1) Penetapan frekuensi pengambilan sampel Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, termasuk data hasil studi pendahuluan, dapat diketahui parameter-parameter yang melebihi batas kriteria yang berlaku serta frekuensi terjadinya. Dengan demikian dapat ditetapkan frekuensi pengambilan sampel yang diperlukan dan pengambilan sampel secara rutin dapat dilaksanakan. Apabila studi pendahuluan belum dilaksanakan atau ditangguhkan maka frekuensi pengambilan sampel (untuk sementara) dapat dilakukan sebagai berikut: untuk sungai, diambil setiap 2 minggu; untuk waduk atau danau, diambil setiap 8 minggu; untuk air tanah, diambil setiap 12 minggu. Dalam penentuan frekuensi pengambilan sampel ini perlu juga dipertimbangkan kemampuan analisis dan ketelitian yang diperlukan. Apabila jumlah sampel yang dapat ditangani terbatas, maka lebih baik mengurangi jumlah lokasi dari pada mengurangi frekuensi pengambilan sampel. 2) Evaluasi frekuensi pengambilan sampel air Pada setiap akhir tahun harus dilakukan evaluasi dan uji statistik terhadap data yang telah ada dan frekuensi pengambilan sampel juga ikut dievaluasi. 69 4) Pengambilan sampel a) Jenis sampel Di daerah hilir yang telah terkena pencemaran oleh penduduk dan industri perubahan tersebut dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh sampel yang mewakili keadaan sesungguhnya dapatlah dipilih tiga jenis sampel: sampel sesaat, sampel gabungan waktu dan sampel gabungan tempat. (1) Sampel sesaat Apabila suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak berubah dalam suatu periode atau dalam batas jarak tertentu maka sampel sesaat cukup mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode pengambilan sampel sesaat ini dapat dipakai untuk sumber alamiah, tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang banyak dipengaruhi bahan buangan. Apabila suatu sumber air atau air buangan diketahui mempunyai karakteristik yang banyak berubah, maka beberapa sampel sesaat diambil berturut-turut untuk jangka waktu tertentu, dan pemeriksaannya dilakukan sendiri-sendiri tidak seperti pada metode sampel gabungan. Jangka waktu pengambilan sampel tersebut berkisar antara 5 menit sampai 1 jam atau lebih. Umumnya periode pekerjaan pengambilan sampel selama 24 jam. Pemeriksaan beberapa parameter tertentu memerlukan metode sampel sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, oksigen terlarut, karbon dioksida, sulfida, sianida dan klorin. (2) Sampel gabungan waktu Hasil pemeriksaan sampel gabungan waktu menunjukkan keadaan rata-rata dari tempat tersebut dalam suatu periode. Umumnya pengambilan sampel dilakukan terus-menerus selama 24 jam, akan tetapi dalam beberapa hal dilakukan secara intensif untuk jangka 70 waktu yang lebih pendek, misalnya hanya selama periode beroperasinya industri atau selama terjadinya proses pembuangan. Metode pengambilan sampel gabungan waktu ini tidak dapat dilakukan untuk pemeriksaan beberapa unsur yang memerlukan pemeriksaan sampel sesaat. Untuk mendapatkan sampel gabungan waktu perlu diperhatikan agar setiap sampel yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari suatu sampel gabungan 2 liter sampai 3 liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode pengambilan sampel 24 jam dibutuhkan volume sampel masing-masing sebanyak 100 sampai dengan 120 mL. (3) Sampel gabungan tempat Hasil pemeriksaan sampel gabungan tempat menunjukkan keadaan rata-rata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode pengambilan sampel gabungan tempat ini berguna apabila diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam atau lebar, atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda. Metode pengambilan sampel gabungan tempat ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau waduk, sebab pada umumnya kualitas air danau/waduk menunjukkan gejala yang berbeda kualitasnya karena kedalaman atau lebarnya. Dalam hal ini selalu digunakan metode pemeriksaan secara terpisah. b) Cara pengambilan sampel Pengambilan sampel dapat dilakukan secara manual atau secara otomatis tergantung dari keperluan dan fasilitas yang ada. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. 71 Prosedur pengambilan sampel (khususnya sampel air) haruslah memastikan: Sampel yang diambil dapat mewakili sumber daya air yang bersangkutan. Terhindar dari kontaminasi sekunder. Sifat kimia dan fisik sampel air dipertahankan sampai pada proses analisa. Cara pengambilan sampel adalah: 1) Cara manual Pengambilan sampel secara manual mudah diatur waktu dan tempatnya, serta dapat menggunakan bermacam-macam alat sesuai dengan keperluannya. Apabila diperlukan volume sampel yang lebih banyak, sampel dapat diambil lagi dengan mudah. Selain itu biaya pemeliharaan alat dengan cara ini tidak besar bila dibandingkan dengan cara otomatis. Akan tetapi keberhasilan pengambilan sampel secara manual sangat tergantung pada keterampilan petugas yang melaksanakannya. Pengambilan sampel secara manual yang berulang-ulang dapat menyebabkan perbedaan perlakuan yang dapat mengakibatkan perbedaan hasil pemeriksaan kualitas air. Pengambilan sampel secara manual sesuai untuk diterapkan pada pengambilan sampel sesaat pada titik tertentu dan untuk jumlah sampel yang sedikit. Sedangkan untuk pengambilan sampel yang rutin dan berulang-ulang dalam periode waktu yang lama cara manual memerlukan biaya dan tenaga kerja yang besar. Seperti terlihat dalam gambar 10 cara pengambilan sampel air. 72 Gambar 13. Cara pengambilan sampel air 2) Cara otomatis Pengambilan sampel cara otomatis sesuai untuk pengambilan sampel gabungan waktu dan sampel yang diambil rutin secara berulang-ulang. Sampel dapat diambil pada interval waktu yang tepat secara terus-menerus dan secara otomatis dapat dimasukkan ke dalam beberapa botol sampel secara terpisah atau ke dalam satu botol untuk mendapatkan sampel campuran. Pemeriksaan sampel komposit merupakan hasil rata-rata selama periode pengukuran. Dari hasil air komposit yang dicampur tidak dapat diperiksa parameter-parameter seperti: oksigen terlarut, pH, suhu, logam-logam terlarut dan bakteri. Hal ini disebabkan karena parameter-parameter tersebut dapat berubah oleh waktu atau dihasilkan suatu reaksi kimia antara zat-zat tersebut dari sampel-sampel yang berlainan. Dewasa ini telah banyak peralatan mekanis yang dapat digunakan untuk mengambil sampel cara otomatis yang dirancang sesuai dengan keperluan pemakainya. Beberapa alat pengambil sampel 73 otomatis dirancang khusus yang dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan karakteristik sumber air dan air limbah setiap waktu, debit air setiap waktu, berat jenis cairan dan kadar zat tersuspensi, serta terdapatnya bahan-bahan yang mengapung. Akan tetapi pengambilan sampel secara otomatis memerlukan biaya yang lebih mahal untuk konstruksi alat dan pemeliharaannya, serta memerlukan tenaga operator yang terlatih. Kegiatan : 5. Bagilah dalam 3-4 kelompok , lakukan praktikum Pelaksanaan sampling berdasarkan SNI 03-7016-2004. Siapkan alat dan bahan sesuai yang diperlukan. Ikuti langkah kerjanya sesuai prosedur. Catat data hasil pengamtannya, dan diskusikan dengan teman sekelompok. Kemudian presentasikan di depan kelas setiap kelompok dan simpulkan hasilnya. Buatlah laporannya dan dikumpulkan. Metode : SNI 03-7016-2004 tentang tata cara pengambilan sampel dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai Prinsip: Mengambil sampel pada aliran sungai untuk tujuan pemantauan kualitas air yang meliputi pemilihan lokasi pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel dan teknik pengambilan sampel, 74 Alat: Meteran Stopwatch Termometer Kertas pH Ice Box Gelas ukur Tali plastik / rafia Bahan: - Wadah sampel tertutup 100 ml 7 buah - Drigen 5 L 1 buah - Es batu 3 kg - H2 SO4 0,5 N 100 ml - Asam nitrat 0,5 N 100 ml - Kertas Label besar - Lem aibon - Alat tulis Cara kerja 1. Siapkan peralatan dan bahan untuk penambilan sampel air sungai 2. Tentukan debit air sungai dalam m 3 / detik 3. Tentukan lokasi pengambilan sampel misal : Sumber air alamiah lokasi yang belum terjadi atau sedikit terjadi pencemaran Lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan di hilir sumber pencemar Sumber air yang dimanfaatkan (lokasi pemanfaatan sumber air) 4. Tentukan titik pengambilan sampel, gunakan pendekatan debit air sungai No Debit air sungai Titik pengambilan sampel 1 < 5 m 3 / detik Satu titik di tengah pada 0.5 kedalaman 2 5-150 m 3 / detik Dua titik masing masing pada jarak 1/3, 2/3 lebar sungai pada 0.5 kedalaman 3 > 150 m 3 / detik Titi-titik masing-masing pada ¼, ½, ¾ lebar sungai pada 0.2 x dan 0.8 x kedalaman dari permukaan. 75 5. Lakukan pembilasan alat yang akan digunakan untuk pengambilan sampel sebanyak 3 kali 6. Lakukan pengambilan sampel untuk tujuan pemeriksaan sifat kimia air sekitar 2 L : COD, kalsium, karbon organik total, logam total, amonia-N, Nitrat-N. Interfal waktu pengambilan : Sungai atau saluran yang tercemar berat setiap dua minggu sekali selama setahun Tercemar ringan sampai sedang setiap sebulan sekali selama setahun Belum tercemar setiap tiga bulan sekali selama setahun. Apabila sampel diambil beberapa titik maka volume sampel yang diambil dari satu titik harus sama. e. Mengelola Sampel Di Laboratorium Mengelola sampel dan menyiapkan sampel untuk analisis menurut SNI 03-7016-2004 1) Pemeriksaan kualitas air di lapangan Parameter yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan, maka pemeriksaannya harus dikerjakan di lapangan. Parameter tersebut antara lain adalah suhu, pH, alkaliniti, asiditi, oksigen terlarut dan penetapan gas lainnya. Penetapan gas tersebut seperti oksigen dan karbon dioksida, pemeriksaannya dapat ditangguhkan dalam waktu beberapa jam apabila sampel disimpan dalam botol yang terisi penuh. Pemeriksaan parameter lapangan biasanya dilakukan dengan peralatan lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Perlu diperhatikan agar peralatan yang dipergunakan di lapangan terlebih dahulu dikalibrasi dan ketelitian 76 alat cukup memenuhi keperluannya. Selain itu juga diperlukan persiapan pereaksi, larutan standar dan alat-alat gelas secukupnya. 2) Perlakuan pendahuluan sampel Perlakuan pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel antara lain adalah penyaringan dan ekstraksi. a. Penyaringan Penyaringan sampel diperlukan untuk pemeriksaan logam terlarut, silika dan fosfor terlarut. Penyaringan dilakukan dengan melewatkan sampel melalui kertas saring yang ukuran porinya 0,45 μm. Untuk mempercepat proses penyaringan dapat digunakan pompa isap. b. Ekstraksi Ekstraksi sampel diperlukan untuk pemeriksaan pestisida serta minyak dan lemak. Ekstraksi dilakukan dengan cara memasukkan sampel yang telah diukur volumenya kedalam labu pemisah. Kemudian ditambahkan larutan pengekstrak dengan volume tertentu. Kocok labu pemisah beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan yang terlihat nyata. Pisahkan zat yang terekstrak ke dalam tempat khusus dan ditutup rapat untuk pemeriksaan selanjutnya. 3) Pengawetan sampel Pemeriksaan kualitas air sebaiknya dilakukan segera setelah pengambilan sampel. Hal ini disebabkan karena dalam waktu yang relatif singkat selama penyimpanan mulai berlangsung perubahan-perubahan yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Reaksi-reaksi berikut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kadar suatu zat selama penyimpanan. 77 Terjadinya perubahan sampel dapat disebabkan oleh : a. Reaksi secara biologi Aktifitas metabolisme dari mikroorganisme antara lain dapat mengubah kadar nitrat, nitrit, ammonia, N-organik, fosfat organik dan menurunkan kadar fenol serta indikator zat organic dan nilai permanganat. Selain dari pada itu aktifitas mikroorganisme dapat mereduksi sulfat menjadi sulfida. b. Reaksi secara kimia Terjadinya reaksi kimia dalam air dapat menyebabkan bahan-bahan polimer menjadi depolimer dan sebaliknya, serta terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi. Selain itu perubahan kadar gas terlarut dalam air dapat pula merubah pH dan alkaliniti, sulfida, sulfit, ferro, sianida, dan iodida dapat hilang karena oksidasi. Kromium valensi 6 dapat direduksi menjadi valensi 3. c. Reaksi secara fisika Terjadinya reaksi fisika dapat menyebabkan penyerapan koloid, zat-zat terlarut, atau zat-zat tersuspensi oleh permukaan tempat wadah sampel. Penyimpanan air di dalam botol gelas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terjadinya penggerusan natrium, silica dan boron. Selain itu dapat pula terjadi penggumpalan zat-zat koloid yang diserap oleh sedimen. 4) Cara pengawetan sampel Apabila pemeriksaan air tidak dapat dilakukan segera setelah pengambilan sampel dan akan ditangguhkan maka cara yang terbaik adalah dengan mendinginkan sampel pada suhu 4oC. Apabila hal ini Next >