< PreviousPemeliharaan Mesin Sepeda Motor 41 d). Kondensator Pada saat kontak pemutus membuka arus dalam sirkuit primer diputus maka terjadi perubahan medan magnet pada inti koil ( medan magnet jatuh ) Akibatnya terjadi induksi pada : · Kumparan primer · Kumparan sekunder Petunjuk Gambar 2.15: induksi diri pada arus AC (1). Sifat-sifat induksi diri Tegangannya bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem pengapian tegangannya » 300 - 400 Volt Arus induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada kontak pemutus Arah tegangan induksi diri selalu menghambat perubahan arus primer kontak pemutus tutup, induksi diri memperlambat arus primer men-capai maksimum kontak pemutus buka, induksi diri memperlambat pemutusan arus primer, akibat adanya loncatan bunga api pada kontak pemutus Induksi pada sirkuit primer disebut “ induksi diri “ Bunga api yang terjadi pada saat memutuskan suatu sirkuit arus selalu disebabkan karena induksi diri. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 42 Gambar 2.16: grafik sifat induksi diri (2). Prinsip kerja kondensator Kondensator terdiri dari dua plat penghantar yang terpisah oleh foli isolator, waktu kedua plat bersinggungan dengan tegangan listrik, plat negatif akan terisi elektron-elektron Gambar 2.17: plat negatif terisi elektron Arus Kontak pemutus tutup Kontak pemutus I maks Waktu Isolator Plat penghantar Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 43 Jika sumber tegangan dilepas, elektron-elektron masih tetap tersimpan pada plat kondensator * ada penyimpanan muatan listrik Gambar 2.18: elektron tersimpan pada kondensator Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan, maka akan terjadi penyeimbangan arus, lampu menyala lalu padam. Gambar 2.19: pengosongan elektron pada kondensator (3). Kondensator pada sistem pengapian Pada sistem pengapian konvensional pada mobil umumnya menggunakan kondensator model gulung. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 44 Bagian-bagian : 1.Dua foli aluminium 2.Dua foli isolator 3.Rumah sambungan massa 4.Kabel sambungan positif Gambar 2.20: kondensator gulung Data : Kapasitas 0,1 – 0,3 mf kemapuan isulator » 500 volt 2 4 3 1 Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 45 e). Busi Bagian-bagian 1.Terminal 2.Rumah busi 3.Isolator 4.Elektrode ( paduan nikel ) 5.Perintang rambatan arus 6.Rongga pemanas 7.Elektrode massa ( paduan nikel ) 8.Cincin perapat 9.Celah elektrode 10.Baut sambungan 11.Cincin perapat 12.Penghantar Gambar 2.21: busi (1). Beban dan tuntutan pada Busi 1 15 3 2 8 4 119 7 6 Beban Hal – hal yang dituntut Panas Temperatur gas didalam ruang bakar berubah, temperatur pada pembakaran 2000 - 30000C dan waktu pengisian 0 – 1200C Elektode pusat dan isolator harus tahan terhadap temperatur tinggi 8000C Cepat memindahkan panas sehingga temperatur tidak lebih Mekanis Tekanan pembakaran 30 – 50 bar Bahan harus kuat Konstruksi harus rapat Kimia Erosi bunga api Erosi pembakaran Kotoran Bahan Elektroda harus tahan temperatur tinggi ( nikel, platinum ) Bahan kaki isolator yang cepat mencapai temperatur pembersih diri ( ± 4000C ) Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 46 (2). Nilai Panas Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator / luas permukaan isolator Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin Elektris Tegangan pengapian mencapai 25000 Volt Bentuk kaki isolator yang cocok sehingga jarak elektroda pusat ke masa jauh Konstruksi perintang arus yang cocok Gambar 2.22: tipe busi panas & dingin Busi panas Luas permukaan kaki isolator besar Banyak menyerap panas Lintasan pemindahan panas panjang, Akibatnya pemindahan panas sedikit Busi dingin Luas permukaan kaki isolator kecil Sedikit menyerap panas Lintasan pemindahan panas pendek,cepat menimbulkan panas Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 47 (3). Permukaan muka busi Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi Gambar 2.23: busi normal Normal Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu – abu , Kondisi kerja mesin baik Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat Gambar 2.24: busi terbakar Terbakar Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilat yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : Nilai oktan bensin terlalu rendah Campuran terlalu kurus Knoking ( detonasi ) Saat pengapian terlalu awal Tipe busi yang terlalu panas Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 48 Gambar 2.25: busi berkerak oli Berkerak karena oli Kaki isolator dan elektroda sangat kotor. Warna kotoran coklat Penyebab : Cincin torak aus Penghantar katup aus Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter Gambar 2.26: busi berkerak karbon Berkerak karbon / jelaga Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga Penyebab : Campuran terlalu kaya Tipe busi yang terlalu dingin Gambar 2.27: busi retak Isolator retak Penyebab : Jatuh Kelemahan bahan Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 49 (4). Celah elektroda busi dan tegangan pengapian Celah elektroda busi mempengaruhi kebutuhan tegangan pengapian Celah elektroda besar tegangan pengapian besar Celah elektroda kecil tegangan pengapian kecil Gambar 2.28: hubungan tegangan pengapian dengan celah busi Contoh: Pada tekanan campuran 1000 kpa ( 10 bar ) Celah elektrode 0,6 mm tegangan pengapian 12,5 kv Celah elektrode 0,8 mm tegangan pengapian 15 kv Celah elektrode 1 mm tegangan pengapian 17,5 kv Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 50 f). Saat Pengapian Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran, saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol ( 0pe ) sebelum atau sesudah TMA. Gambar 2.29: saat pengapian sebelum dan sesudah TMA (1). Persyaratan saat pengapian Mulai saat pengapian sampai proses pembakaran selesai diperlukan waktu tertentu. Waktu rata – rata yang diperlukan selama pembakaran » 2 ms ( mili detik ). Pengapian terjadi sebelum torak Mencapai TMA ( pengapian awal ) Pengapian terjadi setelah torak melewati TMA (pengapian lambat ) Next >