< PreviousPemeliharaan Mesin Sepeda Motor 61 i). Rangkaian sistem pengapian CDI – DC Gambar 2.40: rangkaian sistem pengapian CDI - DC Cara kerja: Arus dari baterai masuk transformer → diputus – putus oleh switch circuit → untuk memperbesar tegangan dari baterai. Tegangan tinggi dari transformer → disearahkan oleh diode → masuk ke SCR → SCR aktifkan ( on ) dan juga simpan dalam capasitor (C). Arus dari capasitor juga mengalir ke primer koil → ke massa → timbul medan magnet pada inti koil. Ketika pick-up melewati pulser → pulser mengeluarkan tegangan → masuk ke Ignition Timing Control Circuit → menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa ( arus ) ke SCR. Gate SCR membuka → membuang muatan ke massa. Terjadi perubahan medan magnet pada koil → kumparan sekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 62 j). Sistem pengapian CDI – AC Gambar 2.41: rangkaian sistem pengapian CDI – AC Cara kerja: Magnet berputar → exciter coil ( spoil ) mengeluarkan arus AC 100 s/d 400 volt. Arus AC dirubah menjadi arus searah oleh diode → disimpan dalam capasitor → juga ke primer koil → ke massa → timbul medan magnet pada inti koil. Arus searah dari diode juga masuk ke SCR → SCR menjadi aktif. Pulser membangkitkan tegangan → masuk ke trigger → menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa ( arus ) ke SCR. Gate SCR terbuka → capasitor membuang muatannya ke massa. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 63 Terjadi perubahan medan magnet pada koil → pada kumparan sekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 64 k). Sistem Pengapian CDI – AC ( tanpa pulser ) Magnet berputar → kumparan menghasilkan tegangan AC. Gambar 2.42: rangkaian sistem pengapian CDI – AC (tanpa pulser) Cara kerja: Arus AC mengalir searah dengan A ( + ) diubah menjadi arus searah oleh diode → disimpan dalam capasitor. Juga mengalir ke primer koil → massa → timbul medan magnet pada inti koil. Magnet berputar terus → arus mengalir searah B ( - ) melalui massa → ke Ignition Timing Control Circuit → menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa ke SCR. Gate SCR membuka → capasitor membuang muatannya ke massa. Terjadi perubahan medan magnet pada koil → pada kumparan sekunder terjadi tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 65 2). Perawatan Berkala Sistem Pengapian a). Pemeriksaan dan Penggantian Busi Keselamatan kerja: Pergunakan sarung tangan pada saat melepas busi kondisi panas Langkah kerja: Lepaskan stecker busi. Jangan ditarik pada kabelnya ! Hubungan inti arang kabel mudah terlepas dari stecker, kalau kabel ditarik. Gambar 2.43: cara melepas kabel busi yang benar (kanan) Bersihkan sekeliling dengan udara tekan atau kuas, untuk mencegah kotoran masuk ke dalam silinder sewaktu busi dilepas Gambar 2.44: membersihkan busi Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 66 Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang tepat. Perhatikan bahwa kunci yang kurang tepat bisa mengakibatkan isolator busi pecah. Gambar 2.45: isolator busi pecah (tanda panah) Periksa kondisi ulir dari lubang busi. Ulir lubang busi yang rusak seperti pada gambar harus diperbaiki. Lihat petunjuk. Gambar 2.46: kondisi ulir rusak (tanda panah) Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 67 Periksa muka busi ! ( bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan muka busi dapat menunjukkan kondisi motor Bandingkan busi yang diperiksa dengan gambar-gambar dan keterangan-keterangan berikut Gambar 2.47: kaca pembesar (1). Permukaan busi Muka busi biasa: isolator berwarna kuning sampai coklat muda, puncak isolator bersih. Permukaan isolator kotor berwarna coklat muda sampai abu-abu. Hal ini berarti kondisi dan penyetelan motor baik . Gambar 2.48: busi normal Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 68 Elektroda-elektroda terbakar: pada permukaan isolator menempel partikel-partikel yang mengkilat, isolator berwarna putih dan kuning itu berarti busi menjadi terlalu panas karena : Campuran bahan bakar ter lalu kurus Kualitas bensin terlalu ren dah Saat pengapian terlalu awal Jenis busi terlalu panas Gambar 2.49: elektroda terbakar Isolator dan elektroda - elektroda berjelaga karena : Campuran bahan bakar terlalu kaya Jenis busi terlalu dingin Gambar 2.50: isolator dan elektroda - elektroda berjelaga Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 69 Isolator dan elektroda sangat kotor serta berwarna coklat : Kotoran ini berasal dari oli motor yang masuk keruang bakar karena : Sil pengantar katup aus Cincin torak aus Gambar 2.51: isolator dan elektroda sangat kotor Isolator busi pecah Busi seperti ini harus diganti, karena bunga api bisa mel-oncat melalui isolator yang pecah. Gambar 2.52: isolator busi pecah Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 70 Isolator busi berwarna kuning Isolator dan elektroda berwarna kuning atau coklat tua. Penyebab bensin dengan kandungan timah hitam tinggi. Gantilah busi dengan yang baru perhatikan spesifikasi pada buku manual / katalog busi Gambar 2.53: isolator warna kuning (2). Pemasangan busi Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah tidak sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa Gambar 2.54: mengukur celah busi Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian keraskan dengan kunci momen. Jangan terlalu keras! Next >