< Previous PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 65 - PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN Konstruksi advand centrifugal Konstruksi Advand Centrifugal dibuat sampai dengan 1970. Pada sistem pengapian konvensional yang masih menggunakan kontak pemutus terdapat komponen yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian pada saat putaran berubah. Mengapa saat pengapian perlu dimajukan seiring dengan kenaikan putaran mesin ? ini disebabkan karena waktu bakar mulai dari busi meloncatkan bunga api (beberapa derajad sebelum TMA) sampai dengan bahan bakar terbakar sempurna (beberapa derajad sesudah TMA) diperlukan waktu 1 ms (milli detik) sehingga jika putaran semakin tinggi maka waktu tempuh tetap maka jarak pengapian harus dirubah menjadi lebih maju sehingga didapatkan tekanan dan temperatur pembakaran maksimal tetap berada beberapa derajat sesudah TMA. Pada saat putaran masih rendah saat pengapian masih berada disekitar 10 sampai dengan 15o poros engkol sebelum piston mencapai TMA.,agar tekananan dan temperatur maksimal berada dekat sesudah TMA.sehingga 66 PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR bahan bakar terbakar sempurna.Kondisi advand Centrifugal masih belum pada posisi memajukan (gambar a) Pada saat putaran motor ditambah sampai dengan putaran tertentu maka pegas advand centrifugan mampu tertarik oleh bobotnya (gambar b) yang akan mengakibatkan poros Kam pengapian bergeser beberapa derajad melawan arah putaran magnet.dan terjadilah pengajuan saat pengapian. Bila putaran motor bertambah sedangkan saat pengapian tidak dimajukan maka yang terjadi adalah kelambatan waktu pembakaran (karena waktu yang tersedia tetap sedangkan putaran makin cepat ) yang akan mengakibatkan sebagian bahan bakar tidak terbakar sempurna dan tenaga mesin berkurang ruang bakar menjadi panas berlebihan,Jadi dapat disimpulkan bahwa saat pengapian perlu dimajukan berdasarkan perubahan putaran mesin dengan tujuan agar tekanan dan temperatur maksimal tetap berada dekat sesudah TMA (lihat gambar 1 ) Gambar 1.Grafik Saat pengapian dan tekanan ruang bakar Pada sistim CDI, pengajuan waktu pengapian tidak dilakukan oleh mekanis advancer seperti halnya pada sistim platina, tetapi oleh proses pengaturan secara elektronik. PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 67 Diagram dibawah ini memperlihatkan prinsip kerja dari pemajuan waktu pengapian. Rangkaian (sirkuit) triger terdiri dari sirkuit pembangkit WAVE (gelombang) – A dan WAVE (gelombang) – B, yang merubah output dari pulse generator menjadi WAVE – A dan WAVE-B, serta sebuah rangkaian /sirkuit penentu waktu pengapian. Gelombang B merupakan gelombang yng dihasilkan dari ketika generator pulsa membangkitkan tegangan positif pada massanya (ingat pembangkit arus bolak balik). Paduan dari pembentukan gelombang tersebut diterjemahkan oleh rangkaian tegangan komparator A dan B dan jadilah perubahan waktu pengaktifan SCR atau terjadi pengajuan saat pengapian bila putaran naik, karena bentuk gelombang A selalu tetap bila putaran berubah sedangkan gelombang B berubah jika putaran berubah. 68 PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 69 Konstruksi komponen-komponen sistem pengapian. Dari kumparan sekunder pengapian dihasilkan tegangan tinggi yanga dialirkan ke busi melalui kabel tegangan tinggi, steker busi. Komponen sistem pengapian tersebut terdiri dari : - Busi - Kabel busi - Koil pengapian 70 PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR - Steker busi. BUSI. Busi mempunyai tugas meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi didalam ruang bakar dan membakar campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan .Bunga api listrik meloncat diantara elektrode tengah yang diisolasi dengan keramik ke sebuah atau lebih elektrode massa . Busi memiliki tuntutan sebagai berikut : - Mampu menerima beban sampai dengan tegangan 40.000 volt - Daya isolasi sampai dengan 1000 oC. - Cepat mencapai temperatur pembersihan diri. - perapat ruang bakar. - Konstruksi mekanis yang kuat. - Tahan terhadap proses kimia yang terjadi di ruang bakar. - Tahan terhadap perubahan temperatur :gas panas/campuran bahan bakar yang dingin. - Mampu mengalirkan panas pada isolator dan elektrode. Catatan : Busi dikonstruksi untuk motor tertentu.Busi memiliki ulir dan panjang yang sesuai dengan tempatnya, nilai thermal tertentu. Bagian bagian utama busi (gambar 1). - Batang penghantar - Rumah busi - Perapat (model rata atau tirus) - Elektrode PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 71 - Isolator. Konstruksi Busi. Gambar 1.Konstruksi busi Batang penghantar terbuat dari baja dan pada ujungnya dibuat ulir untuk mur pengunci yang dihubungkan ke kabel pengapian atau langsung ke batang penghubung koil .Isolator harus tahan terhadap loncatan listrik tegangan tinggi.sehingga tegangan tinggi tidak meloncat ke samping. Busi yang telah dipasang dan tidak sesuai dengan peruntukannya sebaiknya tidak digunakan lagi.atau setelah pemakaian terjadi kerusakan kecil yang diakibatkan retak meskipun secara penglihatan tidak tampak ini akan mengakibatkan gangguan loncatan bunga api yang dapat menembus melalui 72 PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR retakan tersebut.akibatnya loncatan bunga api tidak lagi terjadi pada celah elektrode tetapi keluar dan meloncat ke massa. Bermacam Konstruksi elektrode massa Ada 4 macam bentuk elektroda massa busi : a.Elektroda massa datar b.Elektroda Samping (ujung elektroda terbuat dari platina) c.Elektroda lebih dari satu.. d.Elektroda segitiga (hanya untuk mobil) Elektroda massa biasanya terbuat dari paduan logam Nickel –Chrom juga biasanya terbuat dari baja.agar ketika bekerja elektroda tersebut tidak menjadi panas dan dapat menghatar panas ke massa dengan baik serta awet. Pada elektrode tengah sampai dengan ujung elekrode biasanya digunakan perak yang dapat memperbaiki perambatan panas. Busi yang sekarang dikonstruksi elktrode bagian tengah yang berhubungan langsung dengan ruang bakar agar dapat terlindungi dari korosi akibat pembakaran, temperatur yang tinggi ,tekanan pembakaran,dan kotoran akibat dari pembakaran dikonstruksi sbb: - Elektrode pusat yang terbungkus - Ellektrode pusat terbuat dari perak - Elektrode pusat terbuat dari platina PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 73 - Elektrode pusat terbuat dari Indium Elektrode pusat yang terbungkus (Gambar 1).logam murni lebih baik dibandingkan dengan logam tuang dalam menghatar panas tetapi lebih peka dan mudah dipengaruhi oleh proses kimia gas-gas dari hasil pembakaran.Karena alasan yang mendasar ini maka elektrode pusat dibungkus dengan paduan logam Nickel dan inti terbuat dari perak. Elektrode pusat yang terbuat dari perak memiliki sifat menghantar arus dan temperatur yang baik oleh sebab itu elektrode perak dibuat dengan diameter yang kecil saja. Elektrode platina . Platina dan paduan platina memiliki ketahanan yang tinggi terhadap korosi,-oksidasi dan terbakar .Elektrode platin dibangdingkan dengan elektrode berbasis Nickel bisa dibuat lebih kecil yaitu dapat dibuat sampai dengan diameter 0,8 mm.Dengan diameter elektrode yang lebih kecil maka kebutuhan tegangan pengapian menjadi lebih kecil, ini terjadi karena jumlah molekul udara yang ada diujung elektrode yang harus di ionisasi. Elektrode Iridium.Diameter elektrode pusat dapat lebih diperkecil sampai dengan 0,4 mm menjadikan tegangan tinggi lebih terpusat dan hal ini meyebabkan pembakaran menjadi lebih baik pada segala perilaku mengemudi.(lihat gambar pembakaran ) 74 PEMELIHARAAN KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Teknologi tinggi logam pada elekrode busi baik yang terbuat dari Iridium maupun platina celah elektrode tidak boleh diuukur dengan logam fuller tetapi diuukur dengan kawat (lihat gambar diatas). Tempat loncatan bunga api, (gambar dibawah),Loncatan bunga api yang normal adalah dari elektrode tengah /pusat menuju elektrode massa seperti gambar a.bisa terjadi keadaan loncatan bunga api tidak melompat ke elektrode massa tetapi meloncat kearah dalam seperti ditunjukkan gambar b. ini disebabkan karena permukaan isolator dan ada kerak basah.Akibatnya campuran bahan bakar terbakar tidak sempurna dan emisi gas buang kotor. Next >